Jalan Lingkar Selatan, Bantul, Yogyakarta 55183 Indonesia, Phone: +62 274 387656
E-mail korespondensi: maya.andita@gmail.com
rapa upayanya mereka telah meningkatkan masih lemahnya layanan, pemberian obat yang
pendapatan. Oleh karena itu pemerintah dirasa belum maksimal, minimnya sarana kesehatan,
perlu melakukan beberapa kebijakan dalam rendahnya kapitasi, kurangnya tenaga medis,
mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan dan menurunnya keuntungan yang diterima
kualitas kesehatan. Salah satu cara yang dilaku- oleh Rumah Sakit menjadikan dilema tersendiri
kan pemerintah salah satunya adalah mencipta- bagi masyarakat sebagai peserta BPJS Kesehatan.
kan program jaminan kesehatan bagi masya- Dengan diadakannya program BPJS Kesehatan
rakat pada umumnya, dan pada masyarakat ini, para pesertanya berhak mendapatkan man-
miskin pada khususnya. faat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
Pada pasal 60 ayat (1) UU BPJS yang kesehatan perorangan sesuai dengan kebutuhan
menentukan BPJS Kesehatan akan mulai ber- medis yang diperlukan. Manfaat ini terdiri atas
operasi pada tanggal 1 Januari 2014, dan manfaat medis dan nonmedis (Kementrian
kemudian pasal 62 ayat (1) UU BPJS menen- Kesehatan Republik Indonesia). Pelayanan kese-
tukan PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS hatan menggunakan sistem operasi semacam
Ketenagakerjaan dan mulai beroperasi paling asuransi ini terbilang ringan bagi kantong
lambat tanggal 1 Juli 2015. Kelompok Jaminan masyarakat dengan kebutuhan akan pemeliha-
kesehatan ini kemudian dibagi menjadi dua, raan kesehatan yang tinggi dan pendapatan
yaitu kelompok penerima bantuan iuran (PBI) menengah hingga yang rendah.
dan bukan PBI dengan sistem semacam asuransi Namun, rendahnya tarif paket BPJS Kese-
yang dianutnya. Peserta JKN dihimbau untuk hatan ke rumah sakit berdampak serius bagi
membayar iuran sesuai dengan kelompoknya sejumlah rumah sakit. Menurut Perhimpunan
dengan pilihan kelas pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), tidak
mulai kelas 1, 2, dan 3 namun khusus untuk sedikit rumah sakit yang memilih-milih pasien
kelompok peserta JKN penerima bantuan iuran agar dapat mendapatkan profit (Liputan6.com,
akan ditetapkan dengan pelayanan kelas 3. Jakarta). Pelayanan kesehatan yang semula
Dalam UU no 40 tahun 2004 pasal 4 menjadi tujuan dari diciptakannya program BPJS
tentang SJSN, berisi tentang sifat dari keper- Kesehatan ini pada akhirnya tidak terlaksana
sertaan jaminan sosial ini bersifat wajib. Hal ini dengan maksimal, sehingga perlu dilakukan
ditentukan oleh Perpres 111 tahun 2013 pasal 6 penyesuaian kembali pada iuran setiap peserta-
ayat 1 juga yang menetapkan bahwa keperser- nya demi memberikan keseimbangan antara
taan jaminan kesehatan bersifat wajib menca- pelayanan dan profit yang akan diterima baik
kup seluruh penduduk Indonesia. Hal ini oleh rumah sakit maupun BPJS tersendiri.
menimbulkan pro dan kontra tersendiri bagi Ketentuan iuran BPJS Kesehatan ini dapat
warga Indonesia yang sejatinya tidak ingin dilihat melalui tabel 2.
mengikuti program semacam ini dengan berba- Jaminan kesehatan bagi peserta bantuan
gai pertimbangan masing-masing. Namun iuran (PBI) yang berasal dari kalangan tidak
dengan dikeluarkannya beberapa peraturan mampu ditanggung oleh pemerintah dengan
pemerintah semacam ini, sebagian kelompok subsidi sebesar Rp19.225,- per orang. Dengan
masyarakat terpaksa mengikuti program BPJS diterapkannya besaran iuran baru, maka subsidi
Kesehatan demi meningkatkan kualitas kese- tersebut akan ditambah besarannya (Nila F
hatan di Indonesia. Ditambah lagi dengan Moeloek, BPJS.info).
Peserta BPJS Kesehatan merupakan pemilik teknik paling tepat untuk mengestimasi nilai
kepentingan utama atas fasilitas dan segala ekonomis suatu barang publik (Michell dan
proses yang berlaku pada BPJS Kesehatan. Carson; Tapvong dan Kruavan dalam Saptuty-
Maka tiap-tiap peserta juga perlu memahami ningsih, 2007). Rosita Manurung (2008), peneli-
bagaimana proses pendanaan dalam program tiannya menggunakan CVM (contingent valuation
BPJS Kesehatan agar tidak ada keragu-raguan method) yang merupakan metode teknik survey
dalam keikutsertaan program tersebut. Dewasa untuk mencari tahu nilai atau harga ekonomi
ini, banyak perbincangan mengenai ketidak- maksimum yang dikeluarkan untuk mendapat-
syariahan proses pendanaan BPJS Kesehatan di kan barang dan jasa. CVM bertujuan untuk
mana BPJS Kesehatan saat ini diduga kuat mengetahui willingness to pay (WTP) yaitu
mengandung gharar pada kedudukan akad, keinginan untuk membayar dengan tujuan
status iuran yang disetorkan, serta dalam inves- memperoleh peningkatan kualitas lingkungan,
tasi iuran yang dikelola oleh BPJS. Sehingga dan willingness to accept (WTA) yaitu kesediaan
sistem pendanaan BPJS Kesehatan ini perlu untuk menerima kompensasi atas dampak
dikaji ulang secara syariah atau setidaknya negatif yang dihasilkan oleh lingkungan. Dalam
diberikan kejelasan atas status dana tersebut. penelitian ini menjelaskan bahwa variabel yang
Penelitian ini mengukur nilai tempat orang mempengaruhi WTP adalah variabel jenis kela-
dengan menggunakan contingent valuation method min, keterlibatan organisasi, prestasi akademis,
(CVM). Pada umumnya, CVM merupakan jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluar-
teknik untuk mengukur nilai barang publik ga. Sementara dalam penelitiannya Bhisma Murti
dengan secara langsung menanyai oran-orang (2005), menggunakan willingness to pay dan
tentang nilai tempat yang mereka tinggali. Jika willingness to buy sebagai variabel dependent,
digunakan secara tepat, metode ini merupakan serta rata-rata pendapatan setiap bulan, tingkat
46 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
pendidikan, usia, jenis kelamin, dan tawaran kan pasien per kelas rawat inap.
harga sebagai variabel independent. Penelitian ini Dalam penelitian Petty Primatury A. P. dan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada Nia Budi P, Choosing Health plans All Together
pembuat kebijakan mengenai permintaan harga (CHAT) yang digunakan untuk membantu
untuk asuransi kesehatan. Penelitian ini juga responden memutuskan jenis manfaat seperti
berguna untuk mengestimasi tingkat subsidi rawat inap, konsultasi, tes medis, dan obat-
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan obatan yang ingin dimasukan sebagai paket
antara anggota yang dapat membayar premi manfaat asuransi kesehatan serta tingkat pela-
secara maksimal agar dapat membantu anggota yanan apa yang mereka prioritaskan untuk
asuransi kesehatan dengan premi yang lebih memperoleh manfaat tersebut. Willingness to
rendah dan murah. pay (WTP) dihitung berdasarkan kemampuan
Penelitian Asri Maharani dan Viera setiap individu atau masyarakat secara agregat
Wardhani (2011), menunjukkan hasil tingkat untuk membayar atau mengeluarkan uang
kemauan responden dalam semua jenis peme- dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan
riksaan laboratorium yang rendah. Di antara 76 agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
persen responden yang tidak memiliki asuransi WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari
kesehatan, sekitar 50 persen responden bersedia sumberdaya alam dan jasa lingkungan. Conti-
membayar pemeriksaan laboratorium. Jumlah ngent valuation method (CVM) adalah cara
15 dari 24 (lebih dari 50 persen) responden yang perhitungan secara langsung untuk menanya-
memiliki asuransi kesehatan bersedia membayar kan kesediaan membayar (WTP). Untuk men-
pelayanan laboratorium. Kemauan respoden dapatkan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam
untuk membayar produk pemeriksaan labora- WTP, dapat dilakukan dengan cara bidding
torium tidak secara signifikan dipengaruhi oleh game, close-ended referendum, open ended question,
status kepemilikan asuransi kesehatan. Alasan- dan payment card.
nya adalah karena masyarakat Banyuwangi Pada tahun 2008 Curt Lofgren dkk mela-
belum mengenal dengan baik dan masih sedikit kukan penelitian mengenai willingness to pay
yang memiliki asuransi kesehatan, sehingga (WTP) untuk asuransi kesehatan di daerah
sebagian besar pembayaran dari out of pocket. pedesaan Vietnam. Variabel yang digunakan
Penelitian kemauan membayar menggunakan dalam penelitiannya meliputi usia, jenis peker-
pendekatan contingent valuation method yang jaan, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota
merupakan metode untuk mengukur kemauan dalam satu keluarga. Dalam penelitiannya, Curt
membayar sebenarnya dan bertujuan untuk Lofgren dkk menggunakan open-ended perta-
mengukur keuntungan dari pelayanan publik nyaan WTP di mana responden melalui wawan-
yang tidak diperjualbelikan melalui pasar di cara langsung diberikan pertanyaan terbuka
ekonomi bebas. Variabel yang digunakan pada mengenai WTP maksimal yang akan diberikan
penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendi- untuk membayar asuransi kesehatan.
dikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan, Zulkahfi (2013) melakukan penelitian yang
dan sosio-ekonomi. berisi mengenai Asuransi Syariah yang berhu-
Adapun Putu Linda Astrini Wati dan dr. bungan dengan pengelolaan dana Jaminan
Ketut Suarjana, MPH (2013), penelitiannya Sosial BPJS. Dalam penelitiannya menyebutkan
menggambarkan kemampuan membayar (ability bahwa sistem BPJS saat ini masih menggunakan
to pay) dan kemauan membayar (willingness to sistem asuransi konvensional bukan asuransi
pay) pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum syariah dalam pengelolaan dananya sehingga
Daerah Kapal Bandung. Data mengenai WTP prakteknya masih mengandung unsur maisir
menggunakan pendekatan contingent valuation dan gharar.
method (CVM) dengan metode permainan pena- Adapun tujuan dalam penelitian ini sebagai
waran (bidding game method) yaitu dengan mem- berikut, Mengukur besarnya willingness to pay
berikan pilihan daftar harga yang sanggup peserta pengguna BPJS Kesehatan D.I. Yogya-
dibayar oleh responden. WTA pasien dihitung karta untuk perbaikan kualitas pelayanan serta
per kelas rawat inap, sedangkan WTP dianalisis mengetahui pengaruh tingkat penghasilan,
dengan menghitung rata-rata tarif yang diingin- usia, jumlah anggota keluarga, pendidikan
48 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
Tabel 4. Nilai Tolerance dan VIF
Collinearity Statistics
Variabel Definisi
Tolerance VIF
Usia Usia 0,620 1,614
JAK Jumlah Anggota Keluarga 0,632 1,582
Edu Pendidikan terakhir yang ditempuh 0,785 1,275
Income Tingkat Penghasilan 0,774 1,280
Syariah Pentingnya penerapan sistem syariah 0,927 1,067
pada penelitian ini adalah sebesar 0,4 sehingga titik menyebar secara acak dan tersebar, baik di
dapat dikatakan bahwa instrumen yang digu- bawah angka 0 pada sumbu Y maupun di
nakan adalah reliabel. bawahnya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas dan layak
Pengujian Asumsi Klasik untuk digunakan.
Keterangan: WTP adalah Willingness to Pay pelayanan BPJS Kesehatan, dapat diketahui
(Rp); β0 adalah Intersep; β1,…,β5 adalah Koe- deskripsi statistik variabel-variabel penelitian
fisien regresi; Income adalah Tingkat pengha- seperti tampak pada tabel 6.
silan (Rp per bulan); usia adalah Usia (tahun); Berdasarkan tabel 6, di antara 144 orang
JAK adalah Jumlah anggota keluarga (orang); responden willingness to pay tertinggi adalah
Edu adalah Pendidikan terakhir yang ditempuh sebesar Rp28.500,00 dan terendah Rp26.500,00.
(tahun); Syariah adalah seberapa penting sistem Rata-rata willingness to pay sebesar Rp26.875,00
syariah diperlukan (Dummy); e adalah Error dengan standar deviasi 553,12 dengan nilai
term standar deviasi yang lebih rendah daripada
nilai rata-rata maka dinyatakan bahwa sebaran
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 5
data jawaban responden terhadap variabel
pada kolom fit model dapat dilihat bahwa tidak
WTP terindikasi baik.
ada variabel yang dikeluarkan dari model. Oleh
Rata-rata dari variabel tingkat penghasilan
karena itu, variabel-variabel yang dianggap
144 orang responden berjumlah Rp1.316.458,33
mempengaruhi willingness to pay (WTP) yaitu
dengan penghasilan tertinggi Rp3.500.000,00
tingkat penghasilan, usia, jumlah anggota ke-
dan penghasilan terendah Rp500.000. Standar
luarga (JAK), pendidikan terakhir yang ditem-
deviasi sebesar 630555,83 lebih rendah dari
puh (edu), dan seberapa penting sistem syariah
rata-rata tingkat penghasilan yang menunjukan
diperlukan (syariah) mempengaruhi besarnya
sebaran data terhadap variabel tingkat pengha-
willingness to pay.
silan adalah baik.
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Tabel 6 menunjukkan variabel usia tertua
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah 63 tahun dan termuda 18 tahun dengan
tentang willingness to pay (WTP) peserta BPJS standar deviasi variabel 10,937 lebih kecil dari
Kesehatan Kelas III untuk peningkatan kualitas rata-rata sebesar 36,048 tahun. Hal ini menun-
50 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
jukkan sebaran data akan jawaban terhadap sebesar -6,624 yang dapat diartikan bahwa usia
variabel usia baik. Variabel jumlah anggota dan WTP memiliki korelasi negatif. Apabila
keluarga dari 144 responden menunjukan rata- usia semakin tua satu tahun, maka WTP akan
rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang. turun sebesar Rp6,624 dengan asumsi faktor lain
Jumlah anggota keluarga terbanyak sebanyak 6 danggap konstan. Hipotesis nol (H0) menyebut-
orang dan yang paling sedikit diwakili oleh kan bahwa jumlah anggota keluarga berpenga-
responden yang belum menikah beranggota ruh terhadap willingness to pay peserta BPJS
keluarga 1 orang. Standar deviasi variabel ini Kesehatan kelas III untuk perbaikan kualitas
sebesar 1,2558 lebih kecil dari rata-rata sebesar pelayanan kesehatan. Hipotesis alternative (Ha)
3,437 sehingga menunjukan bahwa sebaran data menyebutkan bahwa jumlah anggota keluarga
jumlah anggota keluarga adalah baik. tidak berpengaruh terhadap willingness to pay
Berdasarkan tabel 6, dari 144 orang respon- peserta BPJS Kesehatan kelas III untuk perbaikan
den yang menunjukkan pendidikan terakhir kualitas pelayanan kesehatan.
yang ditempuh, dihitung berdasarkan tahun Berdasarkan tabel 5 nilai t-stat atau thitung
tempuh pendidikan. Rata-rata lama belajar sela- variabel jumlah anggota keluarga (jak) sebesar -
ma 11,229 tahun dengan standar deviasi 2,51, 3,426 lebih kecil dari ttabel sebesar -2,6 maka
dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah dapat dikatakan bahwa hipotesis nol (H0) dito-
daripada nilai rata-rata maka dinyatakan bah- lak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Berarti
wa sebaran data jawaban responden terhadap variabel jumlah anggota keluarga tidak mempe-
variabel edukasi terindikasi baik. ngaruhi besarnya WTP. Nilai koefisien yang
Dengan jumlah 135 orang responden yang bertanda negatif menunjukkan bahwa usia dan
terlihat pada tabel, merasakan pentingnya pene- WTP memiliki korelasi negatif. Namun nilai t-
rapan sistem syariah menunjukkan skor terbesar statistik pada variabel jumlah anggota keluarga
1 dan terendah 0 serta rata-rata 0,7361. Standar menunjukan bahwa jumlah anggota keluarga
deviasi variabel ini sebesar 0,44 hal ini menun- tidak berpengaruh terhadap WTP. Jika satu
jukkan standar deviasi lebih besar dari rata-rata dalam keluarga bertambah satu orang, maka
sehingga dinyatakan bahwa sebaran data terha- tidak akan mempengaruhi kenaikan atau
dap variabel syariah adalah baik. penurunan WTP.
Pada tabel 5, nilai konstanta menunjukkan Hipotesis nol (H0) menyebutkan bahwa
angka 26.637,336 yang dapat diartikan bahwa pendidikan terakhir yang ditempuh (edu) ber-
jika semua variabel bebas yaitu usia, jumlah pengaruh terhadap willingness to pay peserta
anggota keluarga (jak), pendidikan terakhir yang BPJS Kesehatan kelas III untuk perbaikan kua-
ditempuh (edu), tingkat penghasilan (income) litas pelayanan kesehatan. Hipotesis alternative
dianggap konstan, maka willingness to pay (Ha) menyebutkan bahwa pendidikan terakhir
(WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas III dalam yang ditempuh (edu) tidak berpengaruh terha-
upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dap willingness to pay peserta BPJS Kesehatan
akan sebesar Rp26.5486,155. kelas III untuk perbaikan kualitas pelayanan
Hipotesis nol (H0) menyebutkan bahwa usia kesehatan. Berdasarkan tabel 5 nilai t-stat atau
berpengaruh terhadap willingness to pay peserta thitung variabel pendidikan terakhir yang ditem-
BPJS Kesehatan kelas III untuk perbaikan kuali- puh (edu) sebesar 2,827 lebih besar dari ttabel 2,6
tas pelayanan kesehatan. Hipotesis alternatif dan tingkat probabilitasnya 0,000 yang lebih
(Ha) menyebutkan bahwa usia tidak berpenga- kecil dari 0,01, maka dapat dikatakan bahwa
ruh terhadap willingness to pay peserta BPJS hipotesis nol (H0) diterima. Berarti variabel pen-
Kesehatan kelas III untuk perbaikan kualitas didikan terakhir yang ditempuh (edu) mempe-
pelayanan kesehatan. Berdasarkan tabel 5 nilai t- ngaruhi besarnya WTP.
stat atau thitung variabel usia sebesar -1,612 lebih Tabel 5 menunjukkan koefisien variabel
besar dari ttabel sebesar -2,6, maka dapat pendidikan terakhir yang ditempuh (edu) sebe-
dikatakan bahwa hipotesis nol (H0) diterima. sar 44,972 yang dapat diartikan bahwa usia dan
Berarti variabel usia mempengaruhi besarnya WTP memiliki korelasi positif. Apabila pendi-
WTP. dikan terakhir yang ditempuh (edu) semakin
Tabel 5 menunjukkan koefisien variabel usia tinggi, maka WTP akan naik sebesar Rp44,972
52 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
WTP untuk peningkatan pelayanan kesehatan harus dibayarkan tidak disebutkan secara eks-
BPJS Kesehatan Kelas III. Nilai koefisien varia- plisit dalam kuisioner dan responden hanya
bel usia memiliki tanda negatif, yang artinya diminta untuk menyebutkan WTP maksimal
adalah apabila usia meningkat maka WTP akan yang mereka rela bayarkan. Hasil penelitian ini
mengalami penurunan dengan asumsi faktor bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
lain dianggap konstan. Hasil penelitian ini Lofgren dkk. yang mengatakan bahwa jumlah
mendukung penelitian sebelumnya yang dila- anggota keluarga mempengaruhi WTP.
kukan oleh Lofgren dkk (2008) di Vietnam yang Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel
menyebutkan bahwa semakin bertambah tua pendidikan terakhir yang ditempuh (edu) memi-
seseorang maka WTP nya akan semakin rendah. liki pengaruh positif terhadap WTP untuk
Hubungan negatif antara usia dengan WTP peningkatan kualitas pelayanan kesehatan BPJS
pada penelitian ini bisa jadi disebabkan oleh Kesehatan Kelas III. Semakin lama seseorang
semakin meningkatnya usia seseorang, kebu- menempuh pendidikan, maka WTP akan meng-
tuhan akan barang lain selain kesehatan akan alami kenaikan. Pendidikan terakhir yang
semakin tinggi. Hal ini juga disebabkan oleh ditempuh menunjukkan tingkat pendidikan
semakin meningkatnya usia, seseorang cende- seseorang, maka semakin tinggi pendidikan
rung memiliki jumlah anggota keluarga dengan seseorang, maka pengetahuan, kesadaran dan
jumlah yang banyak dan meningkatkan kebu- pemahaman mengenai kesehatan juga semakin
tuhan sehingga menurunkan besarnya willing- tinggi. Hal ini mendukung penelitian terdahulu
ness to pay (WTP) untuk peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh Lofgren dkk (2008) sema-
kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III. kin tinggi pendidikan seseorang, maka pengeta-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa huan dan kebutuhan terhadap layanan kese-
jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh hatan akan bertambah yang kemudian akan
terhadap WTP untuk peningkatan pelayanan meningkatkan WTP untuk peningkatan kualitas
kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III. Nilai koe- pelayanan kesehatan.
fisien variabel jumlah anggota keluarga memiliki Berdasarkan hasil olahan data primer,
tanda negatif, yang artinya adalah jika jumlah variabel tingkat penghasilan (income) berpe-
anggota keluarga meningkat maka WTP akan ngaruh signifikan terhadap besarnya WTP untuk
mengalami penurunan dengan asumsi variabel peningkatan pelayanan kesehatan BPJS Kelas III.
lain dianggap konstan. Namun perhitungan t- Tanda yang dimiliki oleh variabel tingkat peng-
statistik pada variabel ini tidak menunjukkan hasilan menunjukkan pengaruh positif terha-
adanya hubungan antara jumlah anggota ke- dap WTP. Dengan asumsi faktor lain dianggap
luarga terhadap WTP. Kepesertaan BPJS Kese- konstan, jika pendapatan meningkat maka WTP
hatan ini tidak secara individu, namun dihitung juga akan meningkat. Pada penelitian sebelum-
dan disertakan per kartu keluarga sehingga jika nya yang dilakukan oleh Andhika W.P. (2010)
jumlah anggota keluarga yang terdaftar pada mengatakan bahwa pendapatan keluarga ber-
kartu keluarga semakin banyak maka beban pengaruh terhadap kunjungan ke Rumah Sakit
iuran setiap bulan akan bertambah. Beban iuran menggunakan layanan kesehatan. Hasil peneli-
yang bertambah akan menurunkan willingness tiannya juga mengatakan bahwa pendapatan
to pay (WTP) untuk peningkatan pelayanan keluarga sangat berhubungan dengan kemis-
kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III. Namun kinan, hal inilah yang menyebabkan pengguna-
pada dasarnya kepesertaan BPJS Kesehatan ini an layanan kesehatan menjadi relatif kecil.
bersifat wajib, sehingga ketika anggota dalam Semakin tinggi tingkat penghasilan seseorang,
satu keluarga bertambah, maka kepala keluarga maka mereka akan rela mengeluarkan uang
yang menanggung biaya harus tetap membayar tambahan untuk peningkatan kualitas pelayanan
sesuai yang ditentukan. Hasil penelitian ini kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III dengan sya-
mendukung penelitian terdahulu yang dilaku- rat kualitas pelayanan kesehatan menjadi lebih
kan oleh Elmamy Handayani dkk. bahwa jumlah baik lagi.
anggota keluarga tidak mempengaruhi WTP. Hasil pengolahan data primer dalam pene-
Penyebabnya diduga karena besar iuran yang litian ini menunjukan bahwa jika sistem syariah
54 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
ruh dan signifikan terhadap willingness to pay didapatkan adalah sebesar Rp 26.875,00. Rata-
(WTP) untuk peningkatan kualitas pelayanan rata tersebut didapat melalui proses kuisioner
kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III. Jika jumlah dan wawancara langsung dengan 144 orang
anggota keluarga bertambah atau berkurang, responden, yang berarti bahwa kenaikan pada
maka WTP tidak akan menurun atau bertambah harga Rp26.875,00 masih dianggap wajar.
dengan asumsi faktor lain dianggap konstan Sejumlah 144 orang responden tersebut tidak
(ceteris paribus). Sistem kepesertaan BPJS Kese- bermasalah jika harga naik dengan range yang
hatan diterapkan menurut anggota keluarga wajar, namun informasi, pelayanan, dan kese-
yang terdaftar dalam kartu keluarga sehingga diaan obat di Puskesmas/Rumah Sakit yang
kepala keluarga sebagai sumber penghasilan menerima pasien peserta BPJS Kesehatan Kelas
dalam satu keluarga harus menanggung iuran III harus juga ditingkatkan.
BPJS Kesehatan sejumlah anggota keluarga Usia berpengaruh negatif dan signifikan
tersebut. Namun sistem kepesertaan ini bersifat terhadap willingness to pay (WTP) peserta BPJS
wajib sehingga kepala keluarga tidak memiliki Kelas III. Diharapkan pelayanan terhadap peser-
pilihan bayar. Hal ini juga diduga karena dalam ta BPJS Kesehatan Kelas III ini lebih ditingkat-
kuisioner penelitian ini tidak disebutkan secara kan mengingat dengan semakin tingginya usia
eksplisit jumlah iuran yang harus dibayarkan maka kadar toleransi terhadap pelayanan yang
oleh responden. Responden hanya diminta kurang baik semakin berkurang.
untuk mengisi WTP maksimal yang rela diba- Tingkat penghasilan berpengaruh positif
yarkan untuk iuran BPJS Kesehatan Kelas III. dan signifikan terhadap willingness to pay (WTP)
Pendidikan terakhir yang ditempuh berpe- peserta BPJS Kesehatan Kelas III untuk pening-
ngaruh positif dan signifikan terhadap willing- katan pelayanan kesehatan. Semakin tinggi
ness to pay (WTP) untuk peningkatan kualitas pendapatan seseorang, maka tingkat harapan
pelayanan kesehatan BPJS Kesehatan Kelas III. mendapatkan pelayanan yang baik akan mening-
Dengan asumsi faktor lain dianggap konstan kat juga sehingga Ia akan rela membayar tam-
(ceteris paribus), jika pendidikan terakhir yang bahan untuk peningkatan pelayanan kesehatan.
ditempuh meningkat maka akan meningkatkan Sistem pembayaran iuran BPJS Kesehatan yang
WTP. Pendidikan terakhir yang ditempuh me- langsung dipotong melalui gaji juga menjadi
nunjukkan tingkat pendidikan seseorang. Sema- salah satu alasan mengapa harapan mengenai
kin tinggi pendidikan seseorang, maka pengeta- pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin
huan, kesadaran dan pemahaman mengenai tinggi. Maka diharapkan pihak Puskesmas/Ru-
kesehatan juga tinggi. Mereka cenderung lebih mah Sakit yang menangani pasien BPJS Kese-
memperhatikan masalah kesehatan lebih jeli. hatan tidak membeda-bedakan pelayanannya.
Pentingnya sistem syariah jika diterapkan Meskipun dalam penelitian ini jumlah
pada BPJS Kesehatan berpengaruh negatif dan anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap
signifikan terhadap willingness to pay (WTP). willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan
Jika rasa penting akan sistem syariah ini me- Kelas III. Diharapkan pihak Puskesmas/Rumah
ningkat maka WTP untuk peningkatan pelayan- Sakit menyediakan pelayanan yang baik karena
an kesehatan akan mengalami penurunan. setiap peserta BPJS Kesehatan telah membayar
Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama dengan tanggungan satu keluarga, bukan hanya
Islam saat ini lebih memilih sesuatu yang ber- satu individu. Pengelola BPJS Kesehatan juga
bau syariah dengan anggapan sistem syariah diharapkan dapat memperhatikan keluarga
tersebut akan meningkatkan suatu sistem. dengan jumlah anggota keluarga yang terbilang
Semakin seseorang merasa bahwa sistem syariah cukup banyak untuk meminimalisir adanya
ini perlu diterapkan, maka WTP akan menurun tunggakan pembayaran karena beban iuran
dengan harapan sistem pada BPJS Kesehatan yang cukup tinggi.
akan merubah sistemnya menjadi sistem syariah Pendidikan terakhir yang ditempuh berpe-
agar lebih baik lagi dan tidak mengandung ngaruh positif secara signifikan terhadap willing-
gharar serta maisyir. ness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai III untuk peningkatan pelayanan kesehatan.
rata-rata (mean) willingness to pay (WTP) yang Kualitas pelayanan meliputi fasilitas, informasi,
56 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 14, Nomor 1, April 2013: 44-57
untuk perbaikan kualitas air sungai Code kemampuan membayar, dan kemauan
di Kota Yogyakarta, Jurnal Ekonomi dan membayar masyarakat di Kota Samarinda.
Studi Pembangunan Vol.8 No.2 Oktober Universitas Hasanudin, Makassar.
2007 Universitas Muhammadiyah Yog- Zulkahfi. (2013). Jaminan kesehatan nasional
yakarta. (JKN) dalam perspektif Hukum Islam, Yog-
Subirman, dkk., (2007). Pembiayaan jaminan yakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
kesehatan daerah berdasarkan biaya satuan, Kalijaga.