PENDAHULUAN
cakupan layanan kesehatan dan sistem pengelolaan jaminan sosial secara nasional.
Sistem Jaminan Sosial Nasional telah dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun
2014.
2010)
1
kesehatan masih berorientasi pelayanan sosial, sehingga kegiatan perawatan dan
bahkan agama sekalipun, tetapi di pihak lain meskipun bersifat sosial diharapkan
juga adanya faktor ekonomi demi keberlangsungan dari fasilitas kesehatan itu
(SKN) telah memberikan nuansa dan cita-cita baru bagi perkembangan kesehatan
saat ini dan masa yang akan datang, dengan munculnya sub sistem upaya
kesehatan dan sub sistem pembiayaan kesehatan. (Gotama I, et al, 2010 dalam
Setyawan, 2018)
dari masyarakat itu sendiri dengan mekanisme jaminan kesehatan baik wajib
merupakan suatu sistem yang saling terkait. Besaran alokasi anggaran kesehatan
2
yang harus dipersiapkan dalam upaya penyelenggaraan dan atau pemanfaatan
masyarakat harus dipersiapkan secara matang. Atas dasar hal tersebut, maka
bahwa besaran proporsi alokasi anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN dan
RI, 2009). Faktanya di Indonesia sudah mencapai 6,2% dari total APBN tahun
2021, sebesar 254 triliun, meskipun masih berada di bawah standart WHO
sebeser 15% APBN dan APBD (Supriyanto, et al, 2021). Secara spesifik anggaran
3
indikator capaian Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-Bidkes)
dan utara, dengan jumlah penduduk 3.624.579 jiwa dengan komposisi laki-laki
Jambi, 2020). Berbagai upaya dan langkah strategis yang dilakukan pemerintah
Nomor 36 tersebut sudah dan terus dilakukan, tetapi masih saja terkendala dengan
sebanyak 235 unit dan Rumah Sakit yang hampir tersedia di setiap Kabupaten/
Kota dalam Provinsi Jambi, termasuk dukungan sumber daya manusia dalam
perawat (7.011 orang), selanjutnya bidan (4.076 orang), sedangkan tenaga dokter
(1.136 orang), farmasi (555 orang) dan ahli gizi (220 orang). (Dinas Kesehatan
diantaranya umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
4
pembangunan dalam jangka panjang. Secara berturut-turut capaian IPM di
meskipun angka capaian kecil, ditandai kota Jambi mencapai 78,26 kategori IPM
tinggi. Disusul Kerinci dan Kota Sungai Penuh pada kategori yang sama,
sedangkan 8 Kabupaten lainnya dalam ketegori sedang ( 60 ≤ IPM < 70). Angka
capaian IPM tersebut merupakan salah kontribusi dari peran aktif perekonomian
masyarakat dalam bentuk pendapatan kepala keluarga, yang bisa dikaji dari
wajib maupun yang sifatnya sukarela. Di Provinsi Jambi berdasarkan data BPJS
BPJS Kesehatan non penerima bantuan iuran mengalami peningkatan dari 20,6 %
bentuk lain bisa menggunakan jamkesda, asuransi swasta dan asuransi dari
perusahaan / kantor dengan kisaran 0,12 – 5,72 %. (BPJS Kesehatan Jambi, 2020)
(community financing), pembiayaan dari saku pasien (user charge out of pocket),
6
(kapitasi), pembayaran berdasarkan anggaran total (global budget), pembayaran
asuransi komersial (private payment), pembiayaan dari saku pasien (out of pocket)
maupun negara miskin seperti yang disampaikan oleh Schieber G dkk (2007)
bahwa semakin maju suatu negara besaran pembiayaan dari saku pasien semakin
kecil, tetapi yang paling besar pembiayaan dari saku pasien negara miskin
dengan target capaian 95% dari jumlah penduduk Indonesia (BPJS Kesehatan
Jambi, 2020), baru tercapai 78,3%. Pada sistem asuransi kesehatan ada yang
tetap ada pola alokasi dari pemerintah atau pemberi iuran melalui program
penerima bantuan iuran dan non penerima bantuan iuran yang setiap tahun
dilakukan update data secara periodik. Dalam proses metode pembayaran juga
7
dikenal dengan prospective payment yang berorientasi pembayaran sebelum
setelah pelayanan di fasilitas kesehatan baik fee for service maupun out of pocket.
kesehatan sangat layak untuk dilakukan kajian dalam proposal penelitian ini.
Jambi
8
6. Apakah status sosial ekonomi keluarga berpengaruh terhadap kemampuan
Provinsi Jambi.
penelitian yang akan mampu menjawab hal tersebut, terperinci dalam rumusan
di Provinsi Jambi
9
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil kajian penelitian disertasi ini, bisa berdampak bagi
kesehatan.
serta bagi masyarakat atau keluarga bisa membantu menjadikan pilihan dari
berbagai pola dan metode pembiayaan kesehatan, sesuai dengan kondisi atau
10