Anda di halaman 1dari 4

202110160311345 Ratna Afidatul

202110160311351 Bayu Dwi Kurniawan


202110160311353 Pasya Riski Nopalia
Manajemen Operasi Jasa 4G

Penerapan Topik Bab 1 terhadap Perusahaan BPJS

Kontribusi JKN-KIS terhadap perekonomian Indonessia di tahun 2016 sebesar 152,2


triliun dan di tahun 2021 bisa mencapai Rp 289 triliun. Program JKN-KIS meningkatkan angka
harapan hidup masyarakat Indonesia sampai 2,9 tahun. Peningkatan 1 persen cakupan JKN-KIS
setara dengan peningkatan pendapatan masyarakat sebesar Rp 1 juta/tahun/kapita.
Jakarta (15/07/2017): Bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Program
JKN-KIS membuka akses yang lebih besar kepada masyarakat untuk mendapat jaminan
pelayanan kesehatan.
Secara bertahap, Program JKN-KIS pun terus berkembang pesat hingga kini dan bergerak
menuju cakupan semesta. Sampai dengan saat ini, jumlah masyarakat yang telah mengikuti
Program JKN-KIS mencapai 180 juta jiwa atau lebih dari 70% dari jumlah proyeksi penduduk
Indonesia di tahun 2017.
Laporan audited akhir tahun 2016 memberikan gambaran bahwa program JKN-KIS
sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat dari pemanfataan kartu BPJS Kesehatan di 2016
sebanyak 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan. Angka kunjungan ini terus meningkat dari
tahun 2014 sebanyak 92,3 juta, dan tahun 2015 sebanyak 146,7 juta.
Total pemanfaatan di 2016 ini terdiri dari kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama, seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktek perorangan mencapai sekitar
120,9 juta kunjungan, untuk rawat jalan di poliklinik dan rumah sakit sebanyak 49,3 juta, dan
rawat inap 7,6 juta. Bila ditambah angka rujukan sebesar 15,1 juta, maka total pemanfaatan JKN-
KIS adalah 192,9 juta.
Komitmen pemerintah dalam keberlangsungan Program JKN KIS terwujud penyediaan
APBN dalam bentuk iuran bagi 92.4 juta jiwa peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan
pemenuhan ketersediaan fasilitas kesehatan. Darimana sumber APBN tersebut, tentu salah
satunya dari pajak.
“Kehadiran Program JKN-KIS merupakan wujud dari kehadiran negara kepada rakyatnya.
Pemerintah telah mewujudkan amanat undang-undang dengan menjalankan program JK-KIS.
Tanpa waktu yang lama program ini sudah dirasakan betul manfaatnya bagi masyarakat. Selain
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, bagi masyarakat yang sehat program
ini memberikan berkontribusi positif terhadap perekonomian,” ujar Direktur Utama BPJS
Kesehatan Fachmi Idris, dalam kegiatan Public Expose Kontribusi Program JKN-KIS dalam
mengisi 72 Tahun Kemerdekaan Indonesia.
Fachmi menambahkan, program JKN-KIS bisa mendorong percepatan pengentasan
kemiskinan. Pasalnya, melalui program JKN-KIS masyarakat yang miskin tidak akan terjerumus
dalam jurang kemiskinan yang semakin dalam ketika sakit. Kemudian, masyarakat yang tidak
miskin akan terhindar dari kemiskinan ketika mengalami sakit kronis.
“Dengan adanya program JKN-KIS orang miskin tidak bertambah miskin ketika sakit
dan orang yang tidak miskin dapat terhindar dari kemiskinan ketika mengalami sakit kronis,”
pungkasnya.
Dampak Ekonomi
Setelah berjalan 3,5 tahun ternyata program JKN-KIS tidak hanya berdampak terhadap
pelayanan kesehatan tapi juga perekonomian. Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi
dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI)
menunjukan kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mencapai
152,2 triliun. Pada tahun 2021 kontribusinya diperkirakan meningkat sampai Rp 289 triliun.
Kepala Kajian Grup Kemiskinan dan Perlindungan Sosial LPEM FEB UI, Teguh
Dartanto yang juga hadir dalam kegiatan Public Expose tersebut, mengatakan dampak JKN-KIS
terhadap perekonomian Indonesia sifatnya positif dan berkelanjutan. Dalam jangka pendek,
program JKN-KIS akan mendorong aktifitas ekonomi untuk sektor yang bersinggungan dengan
program JKN-KIS seperti jasa kesehatan pemerintah (rumah sakit dan puskesmas), industri
farmasi, alat kesehatan dan non kesehatan (industri makanan dan minuman).
Untuk jangka panjang, program JKN-KIS mendorong peningkatan mutu modal manusia. Mutu
modal manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Tahun 2016, dampak JKN-KIS terhadap antara lain: jasa kesehatan yang diselenggarakan
pemerintah mencapai Rp57,9 triliun, industri farmasi dan alat kesehatan Rp10,3 triliun, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial swasta Rp14,6triliun.
Industri makanan dan minuman terdampak Rp17,2 triliun, perdagangan selain mobil dan sepeda
motor Rp7,5 triliun, jasa angkutan, pos dan kurir Rp3,5 triliun, jasa keuangan dan persewaan
Rp2,4 trilun dan sektor lain Rp38,6 triliun.
Teguh mengatakan bertambahnya peserta JKN-KIS akan meningkatkan investasi di
sektor kesehatan seperti pembangunan fasilitas kesehatan, produksi obat dan alat kesehatan. Hal
itu mendorong peningkatan jumlah lapangan pekerjaan bagi tenaga kesehatan. Ujungnya,
memacu perekonomian Indonesia menjadi semakin berkembang.
Dampak JKN-KIS terbesar yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
karena menjadi lebih sehat dan berumur lebih panjang. Kondisi itu mendorong peningkatan
produktifitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang.
“Program JKN-KIS akan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 2,9 tahun. Program
JKN-KIS berkontribusi sebesar 0.84% dari total PDB Indonesia, kenaikan 1 % kepesertaan JKN-
KIS setara dengan peningkatan pendapatan masyarakat sebesar Rp1 juta/tahun/kapita,” urainya.
Di bidang ketenagakerjaan, program JKN-KIS berkontribusi terhadap penciptaan
lapangan kerja sebesar 1,45 juta orang pada tahun 2016 dan akan meningkat jadi 2,56 juta orang
tahun 2021.
Penciptaan lapangan kerja itu ada dibeberapa sektor seperti jasa kesehatan pemerintah
(rumah sakit dan puskesmas) sebesar 864 ribu orang (2016) akan meningkat menjadi 1,348 juta
orang (2021).
Untuk sektor industri farmasi, penciptaan lapangan kerja sebesar 27,2 ribu orang (2016) dan
berpotensi meningkat menjadi 42,5 ribu orang (2021). Industri makanan dan minuman sekitar
34,1 ribu orang (2016) dan 53,3 ribu orang (2021).
Menurut Teguh, dampak program, JKN-KIS akan semakin besar seiring banyaknya RS swasta
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Bila sebelum program JKN-KIS pilihan pasien
terhadap jasa layanan kesehatan terbatas pada puskesmas dan klinik-klinik kecil, sekarang akses
mudah ke RS besar. Dengan sistem yang sudah mulai terbangun dengan baik di tahun ke-4
pelaksanaan JKN-KIS ini menimbulkan kompetisi antar sesama pemberi layanan. Kompetisi ini
akan menghasilkan perbaikan layanan yang semakin baik.
Pencapaian universal health coverage (UHC) di tahun 2019 diproyeksikan akan menghasilkan
output sebesar 289 triliun rupiah dan kesempatan kerja untuk 2.4 juta orang

Bab 2

Anda mungkin juga menyukai