Anda di halaman 1dari 5

Ekonomi kesehatan

“JKN-KIS Dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia”

Disusun oleh:
1. Rykhe Vlora Dita/212112097
2. Winda permata Sari/212112121

Prodi kesehatan masyarakat


fakultas ilmu kesehatan
universitas Ratu Samban
2023/2024
A. Definisi ekonomi kesehatan
WHO mendefinisikan bahwa ekonomi kesehatan adalah penggunaan ilmu ekonomi
untuk kuantifikasi sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan, serta kuantifikasi dampak upaya-upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif
terhadap produktivitas individu maupun produktivitas nasional.

Dapat disimpulkan bahwa ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam
upaya kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal serta ilmu yang
mempelajari supply dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak
sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi.

B. Ruang Lingkup Sasaran Ekonomi Kesehatan :


1. Konsumen
2. Pemerintah
3. Provider (public-private)
termasuk profesional investor. Ilmu ekonomi telah berperan dalam rasionalisasi
pemilihan dan pelaksanaan kegiatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, terutama
menyangkut penggunaan sumber daya.

C. Peran ekonomi kesehatan


Ilmu ekonomi kesehatan sangat penting dan menarik dilihat dari :
1) Peranan bidang kesehatan terhadap perekonomian secara keseluruhan, 2) Konsen
pemerintah terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di tengah kesulitan
ekonomi yang di hadapi oleh suatu Negara
3) Banyaknya isu – isu kesehatan yang berhubungan erat dengan ekonomi kesehatan
Kontribusi JKN-KIS Bagi Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia

Kontribusi JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat) terhadap


perekonomian Indonessia di tahun 2016 sebesar 152,2 triliun dan di tahun 2021 bisa mencapai Rp 289
triliun. Program JKN-KIS meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia sampai 2,9
tahun. Peningkatan 1 persen cakupan JKN-KIS setara dengan peningkatan pendapatan masyarakat
sebesar Rp 1 juta/tahun/kapita.

Bergulirnya program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)


berdampak terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Program JKN-KIS membuka akses yang lebih
besar kepada masyarakat untuk mendapat jaminan pelayanan kesehatan. Secara bertahap, Program
JKN-KIS pun terus berkembang pesat hingga kini dan bergerak menuju cakupan semesta. Sampai
dengan saat ini, jumlah masyarakat yang telah mengikuti Program JKN-KIS mencapai 180 juta jiwa
atau lebih dari 70% dari jumlah proyeksi penduduk Indonesia di tahun 2017. Laporan audited akhir
tahun 2016 memberikan gambaran bahwa program JKN-KIS sangat dirasakan masyarakat. Ini terlihat
dari pemanfataan kartu BPJS Kesehatan di 2016 sebanyak 177,8 juta kunjungan ke fasilitas kesehatan.
Angka kunjungan ini terus meningkat dari tahun 2014 sebanyak 92,3 juta, dan tahun 2015 sebanyak
146,7 juta.

Total pemanfaatan di 2016 ini terdiri dari kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama,
seperti puskesmas, klinik pratama, dan dokter praktek perorangan mencapai sekitar 120,9 juta
kunjungan, untuk rawat jalan di poliklinik dan rumah sakit sebanyak 49,3 juta, dan rawat inap 7,6
juta. Bila ditambah angka rujukan sebesar 15,1 juta, maka total pemanfaatan JKN-KIS adalah 192,9
juta. Komitmen pemerintah dalam keberlangsungan Program JKN KIS terwujud penyediaan APBN
dalam bentuk iuran bagi 92.4 juta jiwa peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan pemenuhan
ketersediaan fasilitas kesehatan. Darimana sumber APBN tersebut, tentu salah satunya dari pajak.
Kehadiran Program JKN-KIS merupakan wujud dari kehadiran negara kepada rakyatnya.
Pemerintah telah mewujudkan amanat undang-undang dengan menjalankan program JK-KIS. Tanpa
waktu yang lama program ini sudah dirasakan betul manfaatnya bagi masyarakat. Selain
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, bagi masyarakat yang sehat program ini
memberikan berkontribusi positif terhadap perekonomian, program JKN-KIS bisa mendorong
percepatan pengentasan kemiskinan. Pasalnya, melalui program JKN-KIS masyarakat yang miskin
tidak akan terjerumus dalam jurang kemiskinan yang semakin dalam ketika sakit. Kemudian,
masyarakat yang tidak miskin akan terhindar dari kemiskinan ketika mengalami sakit kronis.Dengan
adanya program JKN-KIS orang miskin tidak bertambah miskin ketika sakit dan orang yang tidak
miskin dapat terhindar dari kemiskinan ketika mengalami sakit kronis
.

Dampak Ekonomi

Setelah berjalan 3,5 tahun ternyata program JKN-KIS tidak hanya berdampak terhadap
pelayanan kesehatan tapi juga perekonomian. Hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukan
kontribusi total JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2016 mencapai 152,2 triliun.
Pada tahun 2021 kontribusinya diperkirakan meningkat sampai Rp 289 triliun.

dampak JKN-KIS terhadap perekonomian Indonesia sifatnya positif dan berkelanjutan.


Dalam jangka pendek, program JKN-KIS akan mendorong aktifitas ekonomi untuk sektor yang
bersinggungan dengan program JKN-KIS seperti jasa kesehatan pemerintah (rumah sakit dan
puskesmas), industri farmasi, alat kesehatan dan non kesehatan (industri makanan dan minuman).

Untuk jangka panjang, program JKN-KIS mendorong peningkatan mutu modal manusia.
Mutu modal manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan. Tahun 2016, dampak JKN-KIS terhadap antara lain: jasa kesehatan yang
diselenggarakan pemerintah mencapai Rp57,9 triliun, industri farmasi dan alat kesehatan Rp10,3
triliun, jasa kesehatan dan kegiatan sosial swasta Rp14,6triliun. Industri makanan dan minuman
terdampak Rp17,2 triliun, perdagangan selain mobil dan sepeda motor Rp7,5 triliun, jasa angkutan,
pos dan kurir Rp3,5 triliun, jasa keuangan dan persewaan Rp2,4 trilun dan sektor lain Rp38,6 triliun.

bertambahnya peserta JKN-KIS akan meningkatkan investasi di sektor kesehatan seperti


pembangunan fasilitas kesehatan, produksi obat dan alat kesehatan. Hal itu mendorong peningkatan
jumlah lapangan pekerjaan bagi tenaga kesehatan. Ujungnya, memacu perekonomian Indonesia
menjadi semakin berkembang. Dampak JKN-KIS terbesar yakni meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia karena menjadi lebih sehat dan berumur lebih panjang. Kondisi itu mendorong
peningkatan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka panjang. Program JKN-KIS
akan meningkatkan angka harapan hidup sebesar 2,9 tahun. Program JKN-KIS berkontribusi sebesar
0.84% dari total PDB Indonesia, kenaikan 1 % kepesertaan JKN-KIS setara dengan peningkatan
pendapatan masyarakat sebesar Rp1 juta/tahun/kapita,

Di bidang ketenagakerjaan, program JKN-KIS berkontribusi terhadap penciptaan lapangan


kerja sebesar 1,45 juta orang pada tahun 2016 dan akan meningkat jadi 2,56 juta orang tahun 2021.
Penciptaan lapangan kerja itu ada dibeberapa sektor seperti jasa kesehatan pemerintah (rumah sakit
dan puskesmas) sebesar 864 ribu orang (2016) akan meningkat menjadi 1,348 juta orang (2021).
Untuk sektor industri farmasi, penciptaan lapangan kerja sebesar 27,2 ribu orang (2016) dan
berpotensi meningkat menjadi 42,5 ribu orang (2021). Industri makanan dan minuman sekitar 34,1
ribu orang (2016) dan 53,3 ribu orang (2021).
dampak program, JKN-KIS akan semakin besar seiring banyaknya RS swasta yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan. Bila sebelum program JKN-KIS pilihan pasien terhadap jasa layanan
kesehatan terbatas pada puskesmas dan klinik-klinik kecil, sekarang akses mudah ke RS besar.
Dengan sistem yang sudah mulai terbangun dengan baik di tahun ke-4 pelaksanaan JKN-KIS ini
menimbulkan kompetisi antar sesama pemberi layanan. Kompetisi ini akan menghasilkan perbaikan
layanan yang semakin baik. Pencapaian universal health coverage (UHC) di tahun 2019
diproyeksikan akan menghasilkan output sebesar 289 triliun rupiah dan kesempatan kerja untuk 2.4
juta orang

Anda mungkin juga menyukai