Kabupaten Indragiri Hilir sepanjang tahun 2019, serta merupakan hasil pemantauan terhadap
kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal. Buku ini tersusun berkat adanya bantuan data
dan informasi dari pihak-pihak terkait di antaranya Penanggung Jawab Program di Dinas
Kesehatan, Bappeda Kabupaten Indragiri Hilir, Badan Pusat Statistik (BPS), Rumah Sakit,
Puskesmas, dan beberapa instansi lainnya yang telah memberikan data dan informasi yang
Profil Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dapat menjadi acuan dalam hal pengambilan
ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan, Pembangunan
Kesehatan harus di pandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia dalam Pengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Kesehatan adalah salah satu
komponen utama selain Pendidikan dan Pendapatan dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan di tetapkan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi dalam
pembangunan Kesehatan
Sejalan dengan program pemerintah melalui Rakerkesnas yang secara khusus bertujuan untuk
menyusun rencana aksi daerah (RAD) baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang
dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya. Hal ini merupakan benang merah dari tema besar
yang diusung pada gelaran Rakerkesnas 2019, yaitu ''Sinergisme Pusat dan Daerah dalam
Mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) Melalui Percepatan Eliminasi Tuberkulosis,
Penurunan Stunting dan Peningkatan Cakupan serta Mutu Imunisasi''. UHC merupakan suatu
keadaan di mana setiap orang dapat menerima kebutuhan dasarnya berupa layanan kesehatan,
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif demi tercapainya status kesehatan
yang lebih baik, tanpa adanya kekhawatiran kesulitan finansial dalam mengaksesnya. Pendamas
Masyarakat” yang dideklarasikan pada tanggal 3 Syawal 1436 H. Organiasi ini menjadi wadah
bagi masyarakat Metelu khususnya, yang ada di Desa Mertelu maupun perantauan dan
mempunyai kepedulian terhadap kemajuan maupun masalah-masalah sosial yang ada di Desa
Upaya mewujudkan UHC ini tentu memiliki tantangan yang tidak mudah. Bukan hanya melihat
pada angka cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia
Sehat (KIS) yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 pemanfaatan JKN-KIS di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) mencapai 180,4 juta, pemanfaatan di poliklinik
rawat jalan rumah sakit sebesar 84,7 juta, dan pemanfaatan rawat inap di rumah sakit sebanyak
11 juta. Jika ditotal, maka ada 276,1 juta pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh tingkat
pelayanan. “Artinya, sepanjang tahun 2019 rata-rata pemanfaatan pelayanan kesehatan per hari
kalender adalah 756.515 pemanfaatan. Sementara, total pemanfaatan dari tahun 2014 sampai
dengan 2019 adalah 926,8 juta pemanfaatan. Hampir mencapai 1 miliar pemanfaatan.
“Sampai dengan 30 April 2020, JKN-KIS sudah melindungi 222,9 juta jiwa atau 83,64%
populasi penduduk Indonesia. Program JKN-KIS juga memberi kepastian akses layanan
kesehatan bagi setiap lapisan masyarakat, termasuk bagi penduduk yang miskin dan tidak
mampu. Sejak 2014, indeks kepuasan peserta meningkat secara signifikan mulai dari 78,6 hingga
menjadi 80,1 sesuai dengan peta jalan (roadmap) JKN-KIS,” Pencapaian Universal Health
Coverage (UHC) Program JKN-KIS di Indonesia. Menurut WHO, UHC dimaknai bahwa setiap
orang dapat memperoleh akses pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan,
Peningkatan kepesertaan dan tingginya angka pemanfaatan di hilir alur sistem pembangunan
kesehatan tentu perlu diimbangi dengan kecukupan jumlah dan distribusi fasilitas pelayanan
kesehatan (Fasyankes), baik di tingkat primer maupun rujukan. Karena itu penguatan Fasyankes
menjadi salah satu komitmen utama pemerintah untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.
Sementara itu di hulunya, kita perlu melihat adanya sebuah peluang besar dari sisi demografi,
yakni bahwa belasan tahun mendatang diprediksikan bahwa jumlah penduduk usia produktif
menjadi sangat besar. Saat ini, merupakan kesempatan emas untuk memperbaiki status kesehatan
masyarakat, utamanya mempersiapkan generasi yang akan lahir di tahun depan dan tahun-tahun
mendatang agar status kesehatannya baik, bertumbuh kembang secara optimal, terhindar dari
risiko penyakit tidak menular (PTM), serta terlindungi dari berbagai penyakit infeksi yang
membahayakan atau mengancam jiwanya. ''Terkait tiga prioritas masalah yang diangkat, karena
kita perlu mencegah, perlu mendeteksi, dan perlu segera melakukan respons cepat''.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
- Pemerintah telah menetapkanpandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
- Pandemi COVID-19 Memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat Kesehatan
masyarakat di Indonesia.
- Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat nyata dalam
berbagai sektor diantaranya sektor social, pariwisata, dan Pendidikan.
- Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protocol Kesehatan namun
juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
C. NAMA KEGIATAN
Vaksinasi COVID-19 DINAS KESEHATAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR.
D. TUJUAN
- Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan yang memiliki
Kompetensi
-Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan imunisasi rutin
dan pelayanan kesehatan lainnya
-Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan
pemberian vaksinasi
-Menerapkan protokol kesehatan; serta
-Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam mendeteksi
kasus dan analisa dampak
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan Vaksinasi akan dilaksanakan pada: Hari, tanggal : Sabtu, 26 - Juni - 2021
Tempat : PSMTI
F. BENTUK KEGIATAN
a. Pemberian Santunan Anak Yatim/Piatu/ Yatim dan Piatu Se-Desa Mertelu Memberikan santunan
berupa peralatan kebutuhan sekolah, seperti: tas dan peralatan tulis (buku, alat tulis, pewarna, peggaris,
peghapus, dan buku gambar kepada anak yatim/piatu/yatim dan piatu usia SD dan SMP Se-Desa
Mertelu. Harapannya dengan begitu kebutuhan akan perlengkapan sekolah mereka terpenuhi sehingga
dapat menunjang kegiatan belajar mereka dengan baik. b. Paket Sembako Lanjut Usia Yaitu dengan
memberikan paket sembako berupa: beras, mie instan, gula, teh, dll kepada orang tua lanjut usia se-
Desa Mertelu. Pendistribusian kegiatan ini