Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM INDERA TAHUN


2022

Disusun Oleh :
Pemegang Program Indera UPT Puskesmas
Leuwigoong

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


UPT PUSKESMAS LEUWIGOONG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya Laporan

Tahunan BOK tahun 2022 ini. Laporan ini disusun sebagai tolak ukur

keberhasilan program di tahun 2022.

Seiring perjalanan waktu, tantangan pembangunan kesehatan

terasa semakin berat. Setidaknya ada 2 faktor yang melatarbelakangi

hal tersebut, pertama : jumlah penduduk yang setiap tahun terus

bertambah, dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut

otomatis kompleksitas permasalahan kesehatan akan semakin

meningkat, kedua : tingkat pendidikan masyarakat yang semakin

tinggi, hal ini akan meningkatkan pemahaman masyarakat akan

pentingnya kesehatan sehingga akan meningkatkan pula tuntutan

dan sikap kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh pemerintah.

Sehubungan dengan hal tersebut, ke depan diperlukan upaya

yang sungguh- sungguh, kerja keras, serta komitmen semua pihak

dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada

masyarakat.

Puskesmas sebagai institusi terdepan yang bertanggung jawab

dalam pembangunan kesehatan, dituntut untuk berupaya lebih keras

lagi dalam memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Disamping

itu dibutuhkan berbagai inovasi dan kreatifitas dalam

mengembangkan suatu program kesehatan, agar hasilnya bisa lebih


optimal.

Dalam menghadapi tantangan ini, kami di Puskesmas

Leuwigoong, telah, sedang, dan akan terus berupaya secara sungguh-

sungguh melaksanakan apa yang menjadi tugas dan fungsi kami

sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan.

Laporan tahunan ini di susun untuk memberikan gambaran

apa saja yang selama ini telah dilakukan oleh Puskesmas Leuwigoong

selama Tahun 2022, khususnya kegiatan yang pendanaannya

bersumber dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan). Didalamnya

terangkum berbagai bentuk kegiatan, baik itu yang sifatnya wajib

ataupun pengembangan, dan ditampilkan pula cakupan kegiatan

serta upaya-upaya lain yang bersipat mendukung tugas pokok

puskesmas.

Kami menyadari betul apa yang kami lakukan masih jauh dari

apa yang menjadi harapan, tapi kami akan jadikan kekurangan itu

sebagai sesuatu yang memotivasi untuk melakukan perbaikan.

Mudah-mudahan untuk selanjutnya kami bisa memberikan

pelayanan yang lebih baik lagi dalam upaya mewujudkan dan

memandirikan masyarakat Kecamatan Leuwigoong, untuk bisa hidup

lebih sehat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat yang optimal.

Kebersihan pembangunan kesehatan berperan penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena 83 % informasi

sehari- hari masuknya melalui jalur penglihatan, melalui

pendengaran 11% penciuman 3,5% dan pengecap 1,0%.

Dari hasil survey kesehatan indera penglihatan dan pendengaran

tahun 1993-1996 yang di lakukan di 8 (delapan) provinsi

menunjukan bahwa prevalensi kebutuhan di Indonesia 1,5%

Menurut WHO prevalensi kebutuhan yang melebihi 1% bukan hanya

masalah Medis saja tetapi sudah merupakan masalah sosial yang

perlu di tangani secara lintas program dan lintas sektor, penyebab

utama kebutaan adalah katarak ( 0.78%), glaukoma (0,20%) kelainan

refleksi (0,14%) dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan

usia lanjut (0,38%).

Menurut perkiraan WHO pada tahun 1995 terdapat 120 juta

penderita gangguan pendengaran di seluruh dunia. Jumlah tsb


mengalami peningkatan yang sangat bermakna pada tahun 2001

menjadi 250 juta orang; 222 juta diantaranya adalah penderita

dewasa sedangkan sisanya ( 28 juta ) adalah anak berusia di bawah

15 tahun. Dari jumlah tersebut kira kira 2/3 diantaranya berada di

negara berkembang. Peningkatan jumlah penderita gangguan

pendengaran ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan

insidens, identifikasi yang lebih baik atau akibat meningkatnya usia

harapan hidup.

Menurut beberapa penelitian 50% populasi usia diatas 65 tahun

akan mengalami gangguan pendengaran. Pada pertemuan WHO

(Geneva, 2000) dilaporkan bahwa pada tahun 2005 penduduk dunia

berusia diatas 60 tahun akan mencapai 1,2 milyar orang dan 60 %

dari jumlah tersebut merupakan penduduk negara berkembang.

Selanjutnya pada tahun 2020 populasi dunia berusia diatas 80 tahun


juga akan meningkat sampai 200 %.
Pertemuan WHO (Geneve, 2000) menyatakan bahwa 50 % gangguan
pendengaran dapat dicegah (Preventable deafness) melalui kegiatan
Primary Health
Centre (PUSKESMAS).
Adapun faktor faktor penyebab gangguan pendengaran yang dapat
dicegah adalah :
1. OMSK ( Otitis Media Supuratif Kronis)
2. Pemaparan bising
3. Pemakaian obat ototoksik
4. Infeksi selaput otak ( meningitis)
5. Pernikahan antar keluarga
Pada pertemuan konsultasi WHO-SEARO (South East Asia Regional
Office) Intercountry Meeting (Colombo,2002) disimpulkan bahwa pada 9
Negara dibawah koordinasi WHO SEARO penyebab gangguan
pendengaran adalah OMSK, tuli sejak lahir, presbikusis, pemakaian
obat ototoksik, pemaparan bising (noise induced hearing loss / NIHL)
dan serumen prop.
Menurut keputusan Menteri kesehatan 1437 tahun 2005 tentang
rencana strategi nasional :
1. Bahwa tingginya kebutaan di Indonesia telah menjadi
masalah sosial yang perlu di tanggunglangi secara
terkoordinasi dengan melibatkan berbagai sektor:
2. Bahwa untuk penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan, WHO telah merencanakan Vision 2020 The Right
to Sight
3. Bahwa dalam rangka penanngulangan gangguan penglihatan
dan kebutaan yang sejalan dengan visi yang di rencanakan
WHO, perlu di tetapkan rencana strategi nasional
penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan untuk
mencapai Vision 2020 dengan keputusan manteri kesehatan.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera Penglihatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan
dan kader
2. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat untuk
memelihara kesehatan dalam menanggulangi gangguan penglihatan
dan kebutaan
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan
kepada masyarakat
4. Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan
masyarakat melalui deteksi dini
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Dan Kependudukan


Puskesmas Leuwigoong berdiri sejak tahun 1976 dimana awalnya adalah BP
(balai pengobatan). Kemudian pada tahun 1981 menjadi PUSTU (Puskesmas
Pembantu) Leles Kecamatan Leles. Tahun 1982 terbentuk Puskesmas
Leuwigoong Kecamatan Leuwigoong dari hasil pemekaran Kecamatan Leles
hingga pada tahun 2015 menjadi DTP UPT Puskesmas Leuwigoong hingga
sekarang.

Berdasarkan Keputusan Bupati Garut nomor 440/Kep.276/Dinkes/2017,


UPT Puskesmas Leuwigoong termasuk kategori Puskesmas kawasan pedesaan.
Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung (medis dan
keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang
direncanakan adalah kegiatan Upaya Kesehatan Wajib yaitu upaya yang
ditetapkan berdasarkan Komitmen Nasional, Regional dan Global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan Derajat Kesehatan
Masyarakat.

Upaya Kesehatan Esensial ini sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat diantaranya adalah :

1. Upaya Promosi Kesehatan (penyebarluasan informasi kesehatan)

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


6. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembangan yaitu :

1. Kesehatan Jiwa

2. Kesehatan Indera

3. Kesehatan Usia Lanjut

4. Kesehatan Kerja

5. Kesehatan Olah Raga

6. Pembinaan Pengobatan Tradisional

Organisasi Puskesmas diselenggarakan berdasarkan Peraturan

Bupati Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2015 tentang pembentukan,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas Kabupaten Garut. Sebagai

puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor

1172 tahun 2015 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.

Puskesmas Leuwigoong didirikan diatas tanah seluas 897 m2 dengan luas

bangunan 650 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan

langsung (medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis)

Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan Upaya Kesehatan Wajib yaitu

upaya yang ditetapkan berdasarkan Komitmen Nasional, Regional dan Global

serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan Derajat

Kesehatan Masyarakat.

Upaya Kesehatan Wajib ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat diantaranya adalah :

1. Upaya Promosi Kesehatan (penyebarluasan informasi kesehatan )

2. Upaya Kesehatan Lingkungan

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Selain dari upaya wajib juga ada upaya kesehatan pengembangan yaitu:

1. Kesehatan Jiwa

2. Kesehatan Indera

3. Kesehatan Usia Lanjut

4. Kesehatan Kerja

5. Kesehatan Olah Raga

6. Pembinaan Pengobatan Tradisional

Organisasi Puskesmas diselenggarakan berdasarkan Peraturan

Bupati Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2015 tentang pembentukan,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas Kabupaten Garut.

Sebagai puskesmas besarnya tarif pelayanan mengacu pada Peraturan Daerah

Nomor 1172 tahun 2015 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di

Puskesmas. Luas wilayah Kerja Puskesmas Leuwigoong 2.124.682 Ha yang

tersebar di Desa dengan rata-rata kepadatan penduduk sebesar 242 jiwa /

Ha.

B. Visi UPT Puskesmas Leuwigoong :


Visi dan Misi UPT Puskesmas Leuwigoong mengacu pada Visi dan Misi
Kabupaten Garut, yaitu :
Garut yang Bertaqwa, Maju dan Sejahtera

B. Misi UPT Puskesmas Leuwigoong :


1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang agamis, sehat,
cerdas, dan berbudaya.
2. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional dan amanah disertai
tata kelola pemerintahan daerah yang baik dan bersih.

C. Tata Nilai UPT Puskesmas Leuwigoong :


“HARUM”
H : Hubungan yang harmonis antara petugas
dengan petugas maupun petugas dengan
pasien
A : Amanah dalam menyelesaikan tugas yang
diemban
R : Responsif (Tanggap terhadap keluhan
masyarakat)
U : Universal (Dalam memberikan pelayanan
tidak membeda-bedakan status)
M : Maju dalam berpikir (Selalu inovatif)

D. Budaya dalam pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di


UPT Puskesmas Leuwigoong adalah:
1. Profesionalisme
Melaksanakan pekerjaan sesuai standar dan wewenangnya dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara dinamis.
2. Tanggung Jawab
Menjalankan pekerjaan secara konsekuen dengan sepenuh hati.
3. Disiplin
Taat peraturan serta pelayanan sesuai prosedur yang berlaku
4. Responsif
Cepat tanggap terhadap kebutuhan dan masalah kesehatan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, tanpa
menunggu lama namun pelayanan tetap maksimal
5. 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun)

E. Maklumat Pelayanan pada UPT Puskesmas LEUWIGOONG :


“Dengan Ini, Kami Pimpinan Dan Karyawan Puskesmas Leuwigoong
Akan Melaksanakan Disiplin dalam Bekerja , Santun dalam Bahasa,
Prima dalam Pelayanan Untuk Mewujudkan Masyarakat Kecamatan
Leuwigoong Yang Sehat dan Sejahtera, Dan Apabila Kami Tidak
Menepati Janji Siap Menerima Sanksi Sesuai Peraturan Perundang
Undangan Yang Berlaku Demi Perbaikan Pelayanan Kami “
F. Data Geografi

Kecamatan Leuwigoong sebagai wilayah kerja UPT Puskesmas Leuwigoong,

terletak di wilayah kabupaten Garut bagian Utara dengan jarak ke ibukota


Kabupaten Garut 20 km dan terletak 7.09.300 BT dan 107.95.816 LS. Luas

Wilayah 23.754,59 Ha/2.375,459 km, Kecamatan Leuwigoong terdiri dari 8

Desa, 101 RW dan 267 RT, UPT Puskesmas Leuwigoong mempunyai Wilayah

Kerja 4 Desa terdiri dari 60 RW dan RT 168 buah.

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Leuwigoong meliputi 4 Desa yaitu :

 Desa Leuwigoong dengan luas 454.797 Ha


 Desa Sindangsari luas 315.696 Ha
 Desa Margacinta dengan luas 320.110 Ha
 Desa Margahayu dengan luas 202.396 Ha
Batas Administratif wilayah kerja UPT Puskesmas Leuwigoong adalah sebagai
berikut :
Sebelah utara : Kecamatan Cibiuk
Sebelah Selatan : Kecamatan Cibatu
Sebelah Barat : Desa Tambaksari dan Dungusiku
Sebelah Timur : Kecamatan Banyuresmi
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Leuwigoong

Sumber : Kecamatan Leuwigoong tahun 2022

3. Data Demografi
a. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data laporan kependudukan dari tingkat Desa ke tingkat
kecamatan Leuwigoong tercatat pada akhir Desember 2022 Jumlah
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Leuwigoong sebanyak 32125 jiwa dari
jumlah 4 Desa.
b. Persebaran Penduduk
Jumlah sasaran penduduk Kecamatan Leuwigoong pada tahun 2022
sebanyak 32125 jiwa (laki-laki : 16.845 / 52,43 % perempuan : 15.280
/ 47,56 %, terdiri dari 9976 KK. Jumlah penduduk Perempuan lebih
banyak dari laki-laki. Dengan demikian maka tingkat kepadatan
penduduk pada tahun 2022 dengan wilayah 23.754.59 Ha /
2.375,459 km, rata-rata sebesar 76,58 jiwa / km
Tabel 2.1
Persebaran Sasaran Penduduk Wilayah Kerja UPT Puskesmas Leuwigoong
Kecamatan Leuwigoong di Tiap Desa Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2021.
No Jumlah Penduduk Jumlah
Desa
. Laki-laki Perempuan
1 Leuwigoong 5892 5183 11075
2 Sindangsari 4271 3958 8229
3 Margacinta 3058 2846 5904
4 Margahayu 3624 2846 6917
Jumlah total 16845 15280 32125
BAB III
GAMBARAN KHUSUS KONDISI PROGRAM

Pada tahun 2022 Prevalensi penyakit tidak menular yang


ditemukan diantaranya Pneumonia, katarak, glaukoma termasuk
penyakit lama yang muncul kembali (Reemerging Deseas).
Kasus indera penglihatan dan indera pendengaran yang
ditemukan dari hasil kunjungan pasien berobat ke Puskesmas
Leuwigoong serta hasil penjaringan ke sekolah selama tahun 2022
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah adalah ini:
Tabel 14
Jumlah skrining Indera Penglihatan dan
Pendengaran Puskesmas Leuwigoong
Tahun 2022
Puskesmas Bulan Jumlah
Skrining
Leuwigoong Juni 459
Juli 455
Agustus 437
September 340
Oktober 614
November 744
Desember 225
Jumlah 3274
Tabel 15
Jumlah Kasus Indera Penglihatan dan Pendengaran
UPT Puskesmas Leuwigoong Tahun 2022
Jumlah Jumlah
Bulan Gangguan Gangguan
Penglihatan Pendengaran

Juni 29 9
Juli 9 1
Agustus 10 3
September 1 2
Oktober 0 0
November 10 3
Desember 1 5
Jumlah 60 23
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH

N TARGET CAPAIAN
O UPAYA KESEHATAN Nominal
% Nominal %
1 2 3 4 5 6
1 Cakupan kegiatan skrining kelainan/gangguan Indera pada 6.227 45 1282 0
anak sekolah
2 Cakupan Skrining Katarak 12.430 45 3274 0,08
3 Cakupan Penanganan Penyakit Katarak 12.430 45 14 0

B. PRIORITAS MASALAH

KRITERIA
NO MASALAH NILAI PRIORITAS
U S G
1 Cakupan kegiatan skrining kelainan/gangguan Indera pada 4 4 4 12 3
anak sekolah
2 Cakupan Skrining Katarak 5 5 4 14 2
3 Cakupan Penanganan kasus Katarak 5 5 5 15 1
C.AKAR MASALAH
Fishbone

MAN METODE

Penyuluhan Katarak belum maksimal

Kinerja petugas Kes.Indera kurang optimal Konseling pasien Katarak kurang

Kurangnya kesadaran pasien Kurangnya kerjasama lintas sektor


CAKUPAN
PENANGANAN
KASUS KATARAK

Kurangnya Social Ekonomi masyarakat Kurangnya media Informasi

Kurangnya dukungan Keluarga

MATERIAL
LINGKUNGAN
D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

No Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah


1 Cakupan Penanganan - Kerja sama lintas sektor kurang - Meningkatkan Kerja sama lintas sektor Terjalinnya kerjasama antar
kasus Katarak - Penyuluhan kepada pasien - Melakukan Penyuluhan kepada lintas sektor
yang menderita Katarak pasien yang menderita penyakit
kurang Katarak
- Petugas merangkap program
lain
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Laporan Tahunan Program indera sangat diperlukan
baik oleh Puskesmas maupun bagi pihak yang terkait lainnya,
karena dari Laporan Tahunan ini terangkum semua hasil kegiatan
program indra sehingga memudahkan dalam mencari data secara
lengkap.
2. Visi dan Misi Puskesmas belum sepenuhnya dipahami oleh
seluruh jajaran karyawan Puskesmas, sehingga dalam
implementasi di lapangan sering terjebak dalam tugas- tugas yang
sifatnya rutinitas tanpa sepenuhnya dilandasi oleh semangat yang
terkandung dalam makna visi misi puskesmas, yang berdampak
terhadap kurang maksimalnya kinerja dan pencapaian program
indera di puskesmas.
3. Walaupun belum maksimal sebagian besar program indra sudah
berjalan, hanya diperlukan upaya peningkatan baik dari
kwantitas maupun kualitas kegiatan.
4. Kemampuan puskesmas untuk melakukan advokasi terhadap
sektor lainnya yang ada di tingkat kecamatan masih kurang
optimal, sehingga peran serta masyarakat didalam konsep
pembangunan berwawasan kesehatan masih disikapi secara pasif
oleh masyarakat dan kelembagaan yang ada diluar kesehatan dan
masih ada anggapan bahwa pembangunan kesehatan masih
merupakan tanggungjawab petugas kesehatan/sektor
kesehatan/Puskesmas.
5. Sarana dan prasarana, tenaga serta dana yang masih belum
memadai untuk mengembangkan seluruh upaya pelayanan
kesehatan, baik upaya pelayanan kesehatan wajib maupun
pengembangan terutama sarana dan prasarana gedung,
kendaraan operasional roda dua, sehingga pelayanan di
Puskesmas belum optimal.
6. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
maka direkomendasikan kepada semua unsur yang ada
dilingkungan puskesmas agar melakukan introspeksi terhadap
tanggung jawab yang diembannya serta terus melakukan upaya
peningkatan mutu secara profesional.

B. Saran
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih memerlukan
penyempurnaan, dengan demikian kami sangat terbuka untuk
menerima masukan, petunjuk dan bimbingan dari semua pihak demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Demikian Laporan Tahunan Program indra Tahun 2022 ini
dibuat, dengan harapan menjadi sumber data bagi seluruh pihak yang
berkepentingan, sebagai pedoman dalam melakukan upaya
peningkatan kinerja pelayanan serta sebagai dasar dalam menyusun
rencana kegiatan yang akan datang.

Mengetahui, Leuwigoong, Januari 2023


Kepala UPT Puskesmas Leuwigoong, Programmer Indera,

dr. H Eli Karliman Dewi Purnamasari, Amd.Kep


19630917 200212 1 004 19910323 202012 2 021

Anda mungkin juga menyukai