Anda di halaman 1dari 8

LATAR BELAKANG

Pelayanan Program DBD khususnya penanganan DBD melalui fogging merupakan hal
memiliki risiko kepada masyarakat dan pelaksana. Program DBD merupakan salah satu
program UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) Esensial di Puskesmas Larangan Utara yang
menginduk pada jenis UKM P2M( Pencegahan Penyakit Menular)

UPT Puskesmas Larangan Utara merupakan salah satu puskesmas yang berfokus pada
keselamatan masyarakat/sasaran. Salah satunya dengan menekan kejadian keracunan dan
resistensi nyamuk Aedes aegypti akibat proses pengasapan (fogging). Untuk meminimalkan
risiko kejadian keracunan dan resistensi nyamuk Aedes aegypti tersebut, maka peningkatan
mutu dan keselamatan masyarakat/sasaran menerapkan metode Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) sebagai metode yang sistematis dan proaktif dalam memperbaiki mutu
pelayanan di puskesmas. Metode FMEA pada program DBD khususnya penanganan DBD
melalui fogging dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mencegah terjadinya
keracunan dan resistensi nyamuk Aedes aegypti yang disebabkan pengasapan yang tidak
sesuai dengan standar operasional prosedur, dan untuk mengidentifikasi dimana dan
bagaimana suatu proses dapat gagal dan memperkirakan faktor kegagalan yang lain, sehingga
dapat diketahui bagian mana dari suatu proses yang paling memerlukan pengembangan.

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) fogging ini ditujukan karena banyaknye
permintaan fogging/pengasapan yang tidak sesuai dengan aturan. Laporan FMEA terlampir.
Tindak lanjut, monitoring, dan evaluasi FMEA terlampir.

TUJUAN

1. Menghindari keterulangan kejadian yang tidak diinginkan.


2. Meningkatkan mutu pelayanan.
FMEA PERSYARATAN FOGGING (PROGRAM DBD)

I. UNIT KERJA
Unit Terkait : Upaya Kesehatan Masyarakat Program DBD
II. TIM FMEA DAN PERAN
 Ketua Mutu : drg. Muhammad Ilham. M.Kes
 PJ PMKP : dr. Lusi Anika
 Ketua UKM : Puji Lestari. A.MG
 Anggota : Nirwanasari, AMD Keb
Tian Ayu T, AMD Keb
Sariyani
Warsah
Etty Yuliati
III. JADWAL KEGIATAN

1. Menetapkan Lingkup Menejemen Resiko (Minggu ke-1 Januari 2019)


2. Identifikasi Resiko (Minggu ke-2 Januari 2019)
3. Analisis Resiko (Minggu ke-3 Januari 2019)
4. Evaluasi Resiko dan Perbaikan Layanan (Minggu ke-4 Januari 2019)

IV. TEMPAT PEMBUATAN FMEA

Puskesmas Larangan Utara

Langkah 1

V. ALUR PROSES YANG SEKARANG

1. Ada kasus atau laporan dari masyarakat


2. Ada hasil laboratorium
3. Hasil PE positif
4. Didapati lagi lebih dari 2 orang yang susp DBD diwilayah tersebut
5. Penyuluhan (PSN 1 hari sebelum pengasapan/foging)
6. Foging
VI. IDENTIFIKAS/FAILURE MODE

Tahapan Kegiatan
NO Failure Modes
Pada Alur Proses

1. Laporan kasus DBD atau - Laporan dari masyarakat tidak disertai


laporan dari masyarakat dengan hasil laboratorium

2. Hasil PE (Penyelidikan - Tidak ada penghuni rumah


Epidemiologi) Kasus

3. Terdapat lebih dari 2 - Identitas/alamat yang tidak sesuai


kasus suspect DBD dengan domisili
- Sulit melacak kasus di daerah terlapor

4. Penyuluhan - Warga tidak mengikuti arahan untuk


PSN sehari sebelum dilaksanakan
foging
- Warga tidak semuanya datang pada saat
penyuluhan

5. Pelaksanaan Foging - Warga ada yang tidak mau membuka


pintu pada saat foging

ALUR PELAYANAN DBD (FOGGING)

Pasien positif DBD dengan


Laporan trombosit <100 ribu dan
masyarakat/RS jumlah hematokrit >42 dan
ke Puskesmas Penderita DBD >2 orang (jika
ada)

Petugas
Puskesmas
melakukan PE

PE (+) PE (-)

Melaporkan hasil ke Dinkes


Penyuluhan agar masyarakat Melakukan penyuluhan agar
melakukan PSN dan 3M Plus masyarakat melakukan PSN
Melaporkan ke dinkes kota dan 3M plus untuk
tangerang untuk mengajukan pencegahan
fogging
Langkah 2: Mencari Failure Mood Effect Analysis (FMEA) Berdasarkan Alur Prosedur Kerja Pelayanan DBD (Fogging)

Tabel 1. FMEA Pelayanan DBD (Fogging)

Tahapan
Kegiatan O D RPN Indikator
NO Failure Modes Akibat S (Severity) Solusi
Pada Alur (occurrence) (detecta bility) (OxSxD) untuk validasi
Proses
1. Laporan kasus 1. Laporan dari - Petugas tidak 2 4 5 40 Melakukan Evaluasi setiap
DBD masyarakat bias melakukan konfirmasi tiga bulan
tidak disertai PE kembali dan
dengan hasil - Ada kasus yang tetao meminta
laboratorium tidak terlaporkan hasil lab ke
- Sulit pelapor
menentukan
diagnose DBD
2. PE 2. Tidak ada Hasil PE tidak Datang kembali Evaluasi 1
(Penyelidikan penghuni maksimal atau minggu
Epidemiologi) rumah 1 1 1 1 pelimbahan
Kasus tugas PE
kepada kader
3. Terdapat lebih 3. Identitas/alam Ada kasus yang tidak Kordinasi -
dari 2 kasus at yang tidak tertangani dengan kader
2 2 6 24
suspect DBD sesuai dengan posyandu dan
domisil RT/RW
4. Sulit melacak Ada kasus yang tidak Kordinasi -
kasus di terlaporkan 2 3 2 12 dengan kader
daerah posyandu dan
terlapor RT/RW
4. Penyuluhan 5. Warga tidak Komunikasi tidak 4 2 1 8 Terus -
semuanya tersampaikan dengan menghimbau
datang pada benar masyarakat
Tahapan
Kegiatan O D RPN Indikator
NO Failure Modes Akibat S (Severity) Solusi
Pada Alur (occurrence) (detecta bility) (OxSxD) untuk validasi
Proses
saat untuk
penyuluhan berpartisipasi
5. Pelaksanaan 6. Warga ada Hasil fogging tidak Menginformasi -
Foging yang tidak maksimal. kan ke
mau membuka 5 2 8 80 perangkat desa
pintu pada
saat foging
Langkah 3: Menghitung “Cut Point” berdasarkan Diagram Pareto dalam rangka
menentukan skala prioritas pemecahan masalah

Tabel 2. Cut Point kegagalanPelayanan Farmasi

Failure Modes RPN Kumulatif Presentasi kumulatif

6. Warga ada yang tidak mau membuka 80 80 (80/169)x100%


pintu pada saat foging
= 47%
1. Laporan dari masyarakat tidak disertai 40 120 (120/169) x100%
dengan hasil laboratorium
=71%
3. Identitas/alamat yang tidak sesuai 24 148 (148/169)x100%
dengan domisil = 87%
4. Sulit melacak kasus di daerah terlapor 12 160 (160/169)x100%
= 94 %
5. Warga tidak semuanya datang pada 8 168 (168/169)x100%
saat penyuluhan
=99%
2. Tidak ada penghuni rumah 1 169 (169/169)x100%
=100%

Tabel.2 Menggambarkan rumus Pareto yang artinya ,apabila kegagalan dengan nilai presentase
komulatif 80% atau mendekati (dalam hal ini 77.10 %) dapat terpecahkan, maka otomatis
semuanya akan terselesaikan.
Langkah 4: Menentukan solusi dan indicator keberhasilan, berdasarkan prioritas pemecahan masalah

Tabel 3. Solusi dan indikator keberhasilan

APA YANG WAKTU


PENYEBAB EFEK KEGAGALAN INDIKATOR
NO. PROSES/LANGKAH MUNGKIN SOLUSI EVALUASI
KEGAGALAN TERHADAP PASIEN KEBERHASILAN
GAGAL

- Petugas tidak bias Melakukan Laporan disertai Evaluasi


Laporan dari
melakukan PE konfirmasi kembali dengan identitas kasus setiap tiga
Laporan tidak masyarakat
- Ada kasus yang tidak dan tetap meminta yang jelas dan disertai bulan
1. Laporan kasus DBD dapat ditindak tidak disertai
terlaporkan hasil lab ke pelapor hasil lab.
lanjuti dengan hasil
- Sulit menentukan
laboratorium
diagnose DBD
Tidak ada Hasil PE tidak maksimal Datang kembali atau 10 rumah 1 Minggu
penghuni rumah pelimpahan tugas PE (depan,belakang,kana
PE (Penyelidikan PE tidak
2. kepada kader n,kiri) dari rumah
Epidemiologi) Kasus terlaksana
yang terdapat kasus
dapat dilakukan PE
Identitas/alamat Ada kasus yang tidak Kordinasi dengan Kasus terverifikasi Setiap ada
Informasi
Terdapat lebih dari 2 yang tidak tertangani kader posyandu dan dengan jelas kasus
3. kasus kurang
kasus suspect DBD sesuai dengan RT/RW
tepat
domisil
Warga tidak Komunikasi tidak Kordinasi dengan Pengetahuan sasaran 1Bulan sekali
Informasi tidak
semuanya tersampaikan dengan benar kader posyandu dan penyuluhan
4. Penyuluhan tersampaikan
datang pada saat (miscomunikasi) RT/RW meningkat
dengan benar
penyuluhan
Warga ada yang Hasil fogging tidak Terus menghimbau Nyamuk Aedes Setiap
Hasil tidak mau maksimal,masih terdapat masyarakat untuk aegypti dewasa mati dilaksanaan
5. Pelaksanaan Foging membuka pintu nyamuk dewasa yang berisiko berpartisipasi dan tidak terdapat fogging
pemfogingan
pada saat foging hidup kasus DBD kembali.
Langkah 5 : Penyusunan alur baru sesuai solusi yang telah ditetapkan

PROSEDUR PELAYANAN

1. Adanya Laporan dari masyarakat atau Rumah sakit


2. Adanya hasil laboratorium pasien dengan jumlah trombosit <100 ribu dan hematocrit >42.
3. Hasil PE Positif
4. Didapati pasien suspect DBD >2 orang di wilayah tersebu

Anda mungkin juga menyukai