Anda di halaman 1dari 14

Tatacara

Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL-


SLHS)
Direktorat Penyehatan Lingkungan
Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan
Permenkes nomor 14 tahun 2021 tentang tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kesehatan

Ruang Lingkup
• KBLI 56101 Restoran
• KBLI 56290 Penyediaan Jasa Boga Periode Tertentu
• KBLI 56210 Jasa Boga Untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)
• KBLI 10391 Industri Tempe Kedelai
• KBLI 10392 Industri Tahu Kedelai
• KBLI 11052 Industri Air Minum Isi Ulang (Depot Air Minum)
Masa berlaku
Sertifikat Laik
Higiene Sanitasi 3 Tahun

Label pengawasan/
pembinaan 2 Tahun

Berdasarkan lampiran
PP 5/2021
Penggolongan jasa boga yang melayani kebutuhan
B
Jasa boga masyarakat umum dengan
pelayanan di atas 750 porsi/hari
pesanan atau memenuhi
kegiatan/kebutuhan khusus, antara
A lain embarkasi/debarkasi haji,
asrama, pengeboran lepas pantai,
jasa boga yang JASA BOGA perusahaan, angkutan umum darat
melayani dan laut dalam negeri, Lembaga
GOL A, B, C
kebutuhan Pemasyarakatan, Rumah Tahanan,
masyarakat umum atau sejenisnya, rumah sakit, dan
dengan pelayanan balai/tempat pelatihan)
tidak lebih dari 750
porsi/hari pesanan C jasa boga yang melayani kebutuhan
alat angkutan umum internasional
dan pesawat udara)
Pemenuhan ketenagaan harus sehat dan bebas dari penyakit
menular (contoh diare, demam
(pengelola/pemilik/penanggung jawab TPP
dan penjamah pangan) tifoid/tifus, hepatitis A, dan lain-lain)
serta menjaga kebersihan diri dan
wajib memiliki sertifikat pelatihan 1 5 lingkungan dalam pengelolaan usaha
pangan olahan siap saji berdasarkan
prinsip higiene sanitasi.

Sertifikat pelatihan 2 Jumlah penjamah pangan


berlaku lintas daerah
4 yang harus bersertifikat
dan dikeluarkan oleh: pelatihan:
 Kementerian Kesehatan  Restoran minimal 50%
 Pemerintah Daerah Provinsi  Jasa boga gol A min 20%
 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota 3  Jasa boga gol B min 50%
 Organisasi Profesi/Asosiasi/lembaga yang  Jasa boga gol C 100%
Sertifikat kompetensi yang  TPP Tertentu min 50%
berkompeten di bidang kesehatan dikeluarkan oleh lembaga  DAM min 50%.
lingkungan/keamanan pangan yang terlisensi BNSP dan dibina oleh
terdaftar dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan,
Kementerian Kesehatan/dinas kesehatan dianggap memenuhi persyaratan
sertifikat pelatihan
No Nama Sebelumnya Saat ini
2 Pendekatan Nilai plus. Ketidaksesuaian
penilaian 1. Jika setiap persyaratan 1. Setiap TPP sebelum dinilai mendapat nilai 100
terpenuhi maka mendapat 2. Jika terjadi ketidaksesuaian maka akan
nilai mengurangi nilai (angka nilai dilingkari)
2. Menggunakan sistem 3. Nilai terdiri dari nilai 1, 2, dan 3 yang
bobot sudah
menunjukkan tingkat risiko:
nilai 1 minor, nilai 2 mayor, nilai 3 kritis
4. Sudah disesuaikan golongan TPP yang not
applicable (NA) pada pertanyaan tertentu
5. Terdapat NA yang sudah jelas tertulis, dan ada
juga suatu pertanyaan menjadi NA karena
keputusan inspektur

3 Pertanyaan Dalam IKL terdapat pertanyaan Dalam IKL sudah tidak ada lagi pertanyaan yang
tentang lab yang membutuhkan bukti membutuhkan bukti dukung hasil laboratorium.
dukung hasil laboratorium Pertanyaan tentang lab dibuat terpisah
4 Nilai IKL MS 700 Minimal 80
Langkah-Langkah penggunaan checklist inspeksi:

1. Petugas kesehatan lingkungan akan menggunakan checklist sesuai alur proses pada saat berada di TPP.
Checklist dibuat dengan dua pendekatan, inspeksi area luar TPP dan inspeksi area dalam TPP.
2. Dalam penggunakan checklist, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang cukup dilihat pemenuhan persyaratannya
di lapangan, tetapi terdapat juga pertanyaan-pertanyaan yang perlu diobservasi lebih lanjut dengan melakukan
wawancara terhadap penjamah/pengelola TPP dan juga melihat dokumen-dokumen yang ada di lapangan.
3. Pada saat terdapat ketidaksesuaian pada kriteria atau persyaratan, petugas kesehatan lingkungan akan
menandai (lingkari atau silang atau lainnya) angka sesuai dengan TPP yang diinspeksi. Contoh dapat dilihat
pada gambar dibawah:
Pada contoh checklist formulir IKL di atas terdapat tiga kolom (golongan A, B dan C), gunakan kolom sesuai dengan
jenis TPP yang sedang diinspeksi. Kemudian di dalam checklist terdapat angka 1, 2 dan 3. Angka ini
merepresentasikan jenis ketidaksesuaian, dimana nilai 1 = ketidaksesuaian minor, nilai 2 = ketidaksesuaian major
dan nilai 3 = ketidaksesuaian kritis.
Contoh:
pada saat inspeksi TPP jasa boga golongan A, petugas kesehatan lingkungan menemukan bahwa TPP sering
dilanda banjir dan tidak ada pencegahan yang dilakukan oleh pengelola TPP. Kemudian, disebelah TPP terdapat
tempat sampah yang tidak terawat yang ditemui banyak hama dan bau yang menyengat. Dari temuan tersebut
maka pada baris nomor 1 dan 3 dilingkari untuk kolom golongan A.
Perlu diperhatikan karena checklist inspeksi dibuat dengan memasukan beberapa golongan dalam satu checklist
inspeksi untuk menyederhanakan bentuk checklist, petugas kesehatan lingkungan dapat menemukan kolom angka
(NA atau kosong) seperti di bawah ini:

Pada kasus ini berarti untuk pertanyaan “f” hanya bisa diaplikasikan untuk TPP golongan B dan C.
Terkait dengan pertanyaan-pertanyaan dalam checklist, petugas kesehatan lingkungan juga dapat menemukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat Not Applicable di lapangan.
Petugas kemudian menjumlahkan angka yang sudah dilingkari pada bagian bawah checklist pada kolom yang sesuai,
seperti contoh dibawah ini:

Perlu diperhatikan, checklist ini menyediakan kolom catatan lain yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan lingkungan
ketika menemukan temuan ketidaksesuaian pada TPP tetapi tidak terdapat dalam checklist inspeksi. Selalu biasakan untuk
mencatat (bisa pada checklist atau buku catatan) untuk melatih kegiatan inspeksi lebih profesional dan merekam kejadian
di lapangan yang mungkin saja dilupakan.
Golongan A = 100 – ((Total ketidaksesuaian / 355) *100)

Golongan B = 100 – ((Total ketidaksesuaian / 410) *100)

Golongan C = 100 – ((Total ketidaksesuaian / 414) *100)

Dari perhitungan di atas akan menghasilkan angka skor inspeksi dari 0 – 100. Skor inspeksi ini akan digunakan dalam
penilaian skor ketidaksesuaian TPP. TPP yang memiliki skor risiko ≥ 80 dinyatakan sebagai TPP yang memiliki risiko
ketidaksesuaian rendah, TPP yang memiliki skor risiko 60 - 79 dinyatakan sebagai TPP yang memiliki risiko
ketidaksesuaian sedang/menengah, dan TPP yang memiliki skor risiko < 60 dinyatakan sebagai TPP yang memiliki risiko
ketidaksesuaian tinggi. Skor nilai ini yang kemudian harus direkam sebagai salah satu dasar untuk menetapkan frekuensi
inspeksi bagi TPP tersebut di masa yang akan datang.
Formulir IKL
Jasa Boga Gol A, B dan
C

Form ikl jasaboga IKL jasa boga.pdf


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai