DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 5201590 (Hunting)
Berdasarkan data per tanggal 24 Januari 2022, terdapat 351 fasyankes pelaksana layanan
TBC RO di 294 kabupaten/kota. Menindaklanjuti hal tersebut, bersama ini kami sampaikan hal-hal
sebagai berikut:
1. Dinas kesehatan provinsi melakukan identifikasi kabupaten/kota yang belum memiliki fasyankes
pelaksana layanan TBC RO.
2. Pada kabupaten/kota yang belum memiliki fasyankes pelaksana layanan TBC RO, dinas
kesehatan kabupaten/kota agar segera mengidentifikasi calon fasyankes dengan syarat-syarat
sesuai lampiran 3.
3. Dinas kesehatan provinsi bersama dinas kesehatan kabupaten/kota memfasilitasi calon
fasyankes pelaksana layanan TBC RO yang belum operasional sesuai KMK 350/ 2017, maupun
calon fasyankes baru untuk segera memulai layanan dengan langkah-langkah sesuai lampiran
4.
4. Dinas kesehatan kabupaten/kota bersama calon fasyankes pelaksana layanan TBC RO
menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) yang dibutuhkan dalam pelayanan TBC RO.
Acuan SPO yang harus disiapkan oleh calon fasyankes dapat merujuk kepada lampiran 5.
5. Substansi Tuberkulosis siap mendukung dalam hal asistansi bimbingan teknis sampai dengan
fasyankes pelaksana layanan TBC RO tersedia di setiap kabupaten/kota.
Terkait hal di atas kami mohon Saudara agar dapat menindaklanjuti hal tersebut dan
melaporkan capaian serta progress setiap triwulan ke Direktorat P2PM/Substansi TBC melalui email
tbindonesia@or.id dan pmdtindonesia@gmail.com . Informasi lebih lanjut dapat menghubungi dr.
Retno Kusuma Dewi, MPH (Hp 0812-1598-309), Sdri. Tiara Verdinawati (Hp 0822-25964174).
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami sampaikan terima kasih.
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik melalui Aplikasi TNDE menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE. (1/2)
Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular,
*ttd*
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
2. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Lampiran 1:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Seluruh Indonesia
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia
Dokumen ini ditandatangani secara elektronik melalui Aplikasi TNDE menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh BSrE. (2/2)
Lampiran 2:
Indikator Stranas
Peningkatan Akses Layanan Tuberkulosis Bermutu Berpihak pada Pasien
Lampiran 3:
Lab TCM/
Dinkes Dinkes Fasyankes
No Kegiatan Kemenkes Biakan/ Uji
Provinisi Kab/Kota TB RO
Kepekaan
1 Assessment kesiapan TBC RO +++ ++ +++
2 Dukungan legal + +++
(Permenkes, KMK 350, SK
Dinkes Provinsi dll)
Catatan:
+ = Peran minimal
++ = Peran menengah
+++ = Peran maksimal
Lampiran 5:
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang harus disiapkan oleh calon fasyankes
pelaksana layanan TBC RO:
Time
Situasi saat line
No Komponen Standar/ Benchmark RTL
penilaian (tuliskan
tanggal)
1 Komitmen Internal • Terdapat dukungan dari tim
Fasyankes manajemen dan Tim Ahli Klinis di
• Dukungan kebijakan fasyankes
• Dukungan • Dukungan pendanaan dari rumah
Pendanaan sakit, APBD, APBN, GF dll
• Dukungan sarana • Tim RS diharapkan dapat
dan prasarana mengupayakan kebutuhan
(tenaga, peralatan, sarana/prasarana yang dibutuhkan
OAT, dll)
2 Tim DOTS • Disusun dan tersedia SK tim
• SK Tim DOTS/ MoU TB/TB RO beserta tupoksi dari
(Dokumen masing – masing bagian. Tim
pendukung) tersebut antara lain terdiri dari
• Koordinator Tim (bisa disesuaikan dengan kondisi
DOTS masing-masing di RS) :
• Petugas administrasi 1. Tim ahli klinis
khusus untuk 2. Tim teraupetik
Program TB/ RO 3. Tim dokter umum
• Program kerja 4. Paramedis/ Perawat
5. Tim Laboratorium (Mikrobiologi
Klinik atau Patologi Klinik)
6. Tim Instalasi Farmasi
7. Tim Pencatatan Pelaporan/
administrasi
• Perlu ditunjuk koordinator tim
TB/RO untuk memulai persiapan
sampai dengan implementasi TB
RO (atau sesuai ketentuan RS)
• Terdapat petugas administrasi
khusus yang termasuk dalam TB
TB/RO
• Tim dapat menyusun program
kerja persiapan/implementasi TB
RO
3 Jejaring • Jejaring internal, seperti :
• Jejaring Internal - SPO rujukan terduga TB/TB
RO antar klinik di dalam/
internal RS, misal dari poli
DOTS, rawat inap, UGD dan
dari poli lainnya ke poli TB RO
- SPO rujukan pemeriksaan
laboratorium TB/TB RO
- SPO pemeriksaan baseline
• Jejaring Eksternal termasuk pencatatan dan
(termasuk koordinasi pelaporan
dengan Dinkes • Jejaring external : jejaring rujukan
Kab/Kota/Prov) terduga TB RO maupun jejaring
rujukan pengobatan pasien TBC
RO dari fasyankes lain sesuai hasil
koordinasi dengan dinkes prov/
kab/ kota, termasuk dalam
pencatatan dan pelaporan
5 Pengobatan
▪ Jejaring pemeriksaan • Memiliki minimal 1 orang dokter
baseline dan 1 orang perawat terlatih TBC
▪ Paduan OAT sesuai RO di tingkat provinsi dan
standar kemudian melakukan diseminasi
▪ Terdapat SPO TBC RO dalam internal RS
tatalaksana ESO • Telah melakukan permintaan OAT
▪ Pelaksanaan DOT melalui Dinkes Kab/Kota/Prov
(case holding) • Memilki SPO pengobatan sesuai
▪ Terdapatnya dengan juknis TBC RO
PMO/jejaring dengan
puskesmas/komunitas