Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA

TIM TB DOTS

TAHUN

2023

1
PROGRAM KERJA TIM TB DOTS
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. EKO MAUALANA ALI

I. PENDAHULUAN
DOTS atau Directly Observed Treatment Short-course
merupakan pengawasan jangka pendek pengobatan secara
langsung pada penderita TB. TB DOTS merupakan salah satu
indikator mutu penerapan standar pelayanan rumah sakit
(SPRS). Untuk melaksanakan program penanggulangan TB
diperlukan Pedoman Manajerial dalam program
penanggulangan TB di rumah sakit dengan strategi DOTS.
RSUD DR. Eko Maulana Ali melaksanakan penanggulangan
strategi DOTS, sebuah strategi yang direkomendasikan WHO
karena terbukti merupakan strategi yang paling efektif.
Strategi DOTS terdiri dari lima komponen utama yaitu
komitmen politik, pemeriksaan dahak secara TCM (test cepat
molekuler), pengobatan jangka pendek yang standar bagi
semua kasus TB dengan tata laksana kasus yang tepat,
pengawasan langsung pengobatan oleh PMO (Pengawas
Menelan Obat), jaminan ketersediaan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis) yang bermutu dan adanya sistem pencatatan
dan pelaporan yang baku. TB sesuai dengan program DOTS
dari kementrian kesehatan. Strategi DOTS telah dibuktikan
dengan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi dan merupakan strategi kesehatan
yang paling cost effective.
Dengan dibuatnya program DOTS diharapkan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap upaya penemuan pasien
TB, dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan tercapai tingkat kesembuhan yang
diharapkan.

2
II. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan


masyarakat. Indonesia sendiri berada pada posisi KEDUA
(ke-2) dengan jumlah penderita TBC terbanyak di
dunia setelah India, diikuti oleh China, Filipina, Pakistan,
Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo
secaraberutan. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada
posisi ke dua dengan bebanjumlah kasus terbanyak,
sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik. Kasus TBC di
Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu
orang setiap 33 detik). Angka ini naik 17% dari tahun 2020,
yaitu sebanyak 824.000 kasus. Insiden sikasus TBC di
Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya
setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di
antaranya yang menderita TBC.
Sejaktahun 1995, program nasional penanggulangan TB mulai
melaksan akan strategi DOTS dan menerapkannya pada
Puskesmas secara bertahap. Sampai tahun 2000, hamper
seluruh Puskesmas telah komitmen dan melaksanakan
strategi DOTS yang di integrasikan dalam pelayanan
kesehatan dasar
Oleh karena itu RSUD DR. Eko Maulana Ali ikut berpartisipasi
dalam program DOTS.
Ruangan pojok DOTS berada di poli paru RSUD Dr. Eko
maulana ali pelayanan setiap hari kerja dari jam 08.00 – 12.00
WIB.

3
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Mendukung program pemerintah dalam rangka menurunkan
morbiditas dan mortalitas pada kasus TB di Indonesia dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan tuberkulosis di RSUD
Dr. Eko Maualana Ali.
b. Tujuan Khusus :
Meningkatkan penemuan kasus TB yang diukur
berdasarkan:
 Angka Penjaringan Suspek
 Proporsi pasien TB TCM positif diantara suspek
 Proporsi pasien TB TCM positif diantara semua pasien
TB paru
 Proposi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB
 Angka Penemuan Kasus MDR
 Angka notifikasi Kasus
 Angka konversi
 Angka kesembuhan
 Angka keberhasilan Pengobatan
 Angka Kesalahan Laboratorium

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada kasus
TB
Rincian Kegiatan
1. Meningkatkan kompetensi TIM TB DOTS
melalui pendidikan dan pelatihan
2. Sosialisasi program DOTS TB kepada unit-
unit terkait di internal RS.

4
3. Penyusunan nota kesepahaman (Memorandum of
Understanding) antara rumah sakit dan Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kota
4. Menyiapkan tenaga medis, laboratorium,
rekam medis, petugas administrasi dan farmasi untuk
dilatih DOTS
5. Melengkapi sarana dan prasarana sesuai
standar program DOTS
6. Menggunakan format pencatatan sesuai
dengan program tuberculosis nasional untuk memantau
penatalaksanaan pasien
7. Melakukan kegiatan TB DOTS di Rumah
Sakit meliputi : Pencegahan TB, Pengobatan TB, dan
pengendalian TB secara komprehensif.
8. Mengadakan pertemuan rutin setiap tiga
bulan sekali
9. Pencatatan dan pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Meningkatkan kompetensi TIM DOTS melalui pendidikan
dan pelatihan
- Menyusun silabus
- Membuat jadwal diklat
- Membuat materi dan sertifikat serta daftar hadir.
2. Mengadakan diklat internal agar semua unit tersosialisasi
tentang Program TB DOTS
3. Penyusunan nota kesepahaman (Memorandum of
Understanding) antara rumah sakit dengan Dinas
Kesehatan Propinsi / Kabupaten / Kota.
- MOU dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
untuk pengadaan logistik seperti : Pot Dahak, Reagen,
dan Obat (OAT)

5
- MOU dengan Rumah Sakit Rujukan TB-MDR dan
Puskesmas tentang pelayanan pasien TB dibawah
naungan Dinkes Kab. Bangka.
4. Menyiapkan tenaga medis, laboratorium, rekam medis,
petugas administrasi dan farmasi untuk dilatih DOTS
5. Membuat ruang TB sesuai standar PPI
- Memperbaiki sarana dan prasarana poli paru RSUD
Dr. Eko Maulana Ali sebagai tempat untuk unit DOTS
didalam rumah sakit, sebagai tempat koordinasi dan
pelayanan terhadap pasien TB secara komprehensif
(melibatkan semua unit di rumah sakit yang
menangani pasien TB).
- Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikro
biologi dahak sesuai standar.
6. Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program
TB nasional
untuk memantau pelaksanaan pasien.
1. Melakukan kegiatan TB DOTS di Rumah Sakit meliputi :
Pencegahan TB, Pengobatan TB, dan pengendalian TB
secara komprehensif.
- Memberikan penyuluhan baik secara langsung,
ataupun melalui brosur dan leaflet.
- Melakukan monitoring pemberian OAT berdasarkan
catatan TB 01
7. Mengadakan pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali baik
internal maupun eksternal.
8. Membuat laporan perbulan meliputi :
 Angka Penjaringan Suspek
 Proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek
 Proporsi pasien TB BTA positif diantara semua pasien
TB paru
 Proposi pasien TB anak diantara seluruh pasien TB
 Angka Penemuan Kasus CDR

6
 Angka notifikasi Kasus
 Angka konversi
 Angka kesembuhan
 Keberhasilan Pengobatan
 Angka Kesalahan Laboratorium

VI. SASARAN
1. Kompetensi Tim TB DOTS meningkat
2. Semua unit tersosialisasi Program TB DOTS
3. Kerja sama dengan Dinas Kab. Bangka, Rumah Sakit
Rujukan TB-MDR, dan puskesmas terlaksana
4. Tersedianya tenaga tenaga medis, laboratorium, rekam
medis, petugas administrasi dan farmasi (apotik)
5. Terbentuknya ruangan TB DOTS sesuai dengan standar
PPI dan pengadaan logistik di suplai dari Dinas
Kesehatan Kab. Bangka
6. Termonitoringnya pencatatan dan pelaporan pasien TB
sesuai dengan strategi DOTS
7. Pelayanan TB DOTS sesuai dengan standar
8. Pertemuan rutin dapat dilaksanakan setiap 3 bulan sekali
9. Pencatatan dilakukan dengan baik dan dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Kab. Bangka

VII. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan TAHUN 2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pembentukan TIM √
DOTS

2. Meningkatkan √
kompetensi Tim TB

7
DOTS melalui
pendidikan dan
pelatihan

3. Sosialisasi program TB √
DOTs kepada unit-unit
terkait internal RS

4. Penyusunan Nota √
kesepahaman antara RS
dan Dinas terkait

5. Pelatihan untuk tenaga √


Laboratorium, Farmasi
dan Medikal Record

6. Kelengkapan Sarana √ √ √ √ √ √
dan Prasarana sesuai
standar

7. Monitoring Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan Pelaporan TB

8. Penyuluhan kesehatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
tentang TB dan
monitoring penggunaan
OAT

9. Membuat pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien TB

10 Membuat laporan dan √ √ √ √


. evaluasi tiap triwulan ke
dinas kesehatan

VIII. RENCANA ANGGARAN

8
1. Perbaikan sarana dan prasarana Poli paru : Rp.
5.000.000
2. Pelatihan DOTS ( Januari s.d Desember 2022)
4 tenaga medis-paramedis @Rp1.500.000 : Rp.
6.000.000
3. In House Training TB DOTS : Rp
2.000.000
5. Anggaran pertemuan tim TB DOTS : Rp.
1.000.000
TOTAL Rp. 14.000.000

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORANNYA
Jadwal kegiatan dievaluasi tiap bulan sehingga bila diketahui
ada perubahan pergeseran jadwal maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu pelayanan secara keseluruhan.
Pelaporan ke dinas kesehatan dilaporkan tiap 3 bulan sekali.
Laporan evaluasi akhir dilakukan di akhir tahun.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dilakukan oleh petugas pojok DOTS.
2. Pelaporan
a. Laporan setiap hari melalui SITB, meliputi jumlah
kasus :
 Angka Penjaringan Suspek
 Proporsi pasien TCM positif diantara
suspek
 Proporsi pasien TCM positif diantara semua pasien
TB paru
 Proposi pasien TB anak diantara seluruh
pasien TB
 Angka konversi
 Angka kesembuhan

9
 Angka Kesalahan Laboratorium
 Kendala yang ada di lapangan

b. Laporan per tahun


 Angka Penemuan Kasus (MDR)
 Angka Notifikasi Kasus
 Angka Keberhasilan Pengobatan
3. Hasil evaluasi beserta rekomendasi dan rencana tindak
lanjut disampaikan kepada Direktur RSUD DR. Eko
Maulana Ali

10

Anda mungkin juga menyukai