Anda di halaman 1dari 9

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR NOMOR


021.m.SK/PRN/III.6.AU/H/2022 TENTANG
KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA TIM TB
DOTS (TUBERCULOSIS DIRECTLY OBSERVE
TREATMENT SHORTCOURSE) RUMAH SAKIT
ISLAM ‘AISYIYAH NGANJUK

KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA


TIM TB DOTS (TUBERCULOSIS DIRECTLY OBSERVE TREATMENT SHORTCOURSE)
RUMAH SAKIT ISLAM ‘AISYIYAH NGANJUK

I. PENDAHULUAN
Untuk menanggulangi masalah TBC, strategi DOTS harus diterapkanpada seluruh unit
pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit. Dengan mengikutsertakan secara aktif semua pihak
dalam kemitraan yang bersinergi untuk penanggulangan. Pencegahan dan pengendalian infeksi TBC
bertujuan untuk mengurangi penularan TBC dalam suatu populasi. Dasar pencegahan infeksi adalah
diagnosis dini cepat tata laksana TBC yang adekuat.Tujuan pencegahan dan pengendalian infeksi
untuk mengurangi penularan TBC dan melindungi petugas kesehatan,pengunjung dan pasien dari
penularan TBC. Di tingkat global Stop TBC partnership adalah sebagai bentuk kemitraan global dan
mendukung negara-negara untuk meningkatkan upaya pemberantasan TBC,mempercepat angka
kematian dan kesakitan akibat TBC,serta penyebab TBC diseluruh dunia.
Strategi DOTS terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Komitmen politis dari para pengambil keputusan , termasuk dukungan dana.
2. Diagnosa TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis secara langsung.
3.Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat ( PMO ).
4. Kesinambungan kesediaan Obat Anti Tubercolosis ( OAT ) jangka pendek untuk pasien.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
program TBC .
Untuk menjamin keberhasilan penanggulangan TBC,kelima komponen tersebut diatas harus
dilaksanakan secara bersamaan. Strategi DOTS telah dibuktikan dengan ujicoba lapangan dapat
memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan
strategi kesehatan yang paling cost effective.

1
II. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan pasien TBC terbanyak ke-3 di dunia setelah
India,Cina,Afrika Selatan dan Nigeria ( WHO,2009 ). Diperkirakan jumlah pasien TBC di
Indonesia sekitar 5,8% dari total pasien TBC didunia. Diperkirakan setiap tahun ada
429,730kasus baru dan kematian 62,246 orang. Insidensi kasus TBC BTApostif sekitar 102 per
100.000 penduduk.
Pada tahun 2009 ,prevalensi HIV pada kelompok TBC di Indonesia sekitar 2,8%. Kekebalan
kuman TBC terhadap obat anti TBC ( multidrug resistence = MDR ) diantara kasus TBC baru
sebesar 2% ,sementara MDR diantara kasus pengobatan ulang sebesar 20%. ( WHO,2009)
Angka tersebut disumbang dari kenaikan angka kesakitan TBC di Kabupaten Nganjuk. RSI
‘Aisyiyah Nganjuk merupakan salah satu rumah sakit swasta yang juga akan ikut mendukung
keberhasilan penanggulangan TBC.
Keberhasilan penanggulangan TBC juga tergantung pada pengetahuan pasien dan dukungan
dari keluarga. Tidak adanya dari dirisendiri atau motifasi keluarga yang kurang memberikan
dukungan untuk berobat secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk minum
obat. Apabila ini dibiarkan ,dampak yang muncul jika penderita berhenti meminum obat adalah
munculnya kuman TBC yang resisten terhadap obat,jika ini terus terjadi dan kuman tersebut
terus menyebar pengendalian obat TBC akan semakin sulit dilaksanakan.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Program Kerja Pelayanan TBC RSI ‘Aisyiyah Nganjuk bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat..
b. Tujuan Khusus
 Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan strategi / menghentikan akses
terhadap diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif dengan akselerasi
pelaksanaan DOTS mencapai target global dalam pengendalian TBC dan
meningkatkan ketersediaan,keterjangkauan dan kualitas obat anti TBC.
 Menyusun strategi menghadapi berbagai tantangan dengan cara mengadaptasi
DOTS mencegah / menangani TBC dengan resistensi OAT ( MDR-TB ) dan
menurunkan dampak TBC/HIV
 Mempercepat upaya eleminasi TBC dengan cara ,meningkatkan penelitian dan
pengembangan berbagai alat diagnostik. Obat dan vaksin baru serta

2
meningkatkan penerapan metode baru dalam menjamin pemanfaatan dan
keterjangkauannya.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penyusunan Pedoman Kerja, Panduan dan Evaluasi dan revisi SPO tim TBC
Untuk Persiapan akreditasi Pedoman Pengorganisasian diganti dengan Pedoman Kerja
Tim TBC. Evaluasi dan revisi atas Panduan dan SPO tim TBC.
2. Rapat / pertemuan tim TBC
Rapat / pertemuan yang dilaksanakan oleh tim TBC bersifat rutin dan incidental.
a. Rapat Rutin
Rapat rutin dilaksanakan bersamaan dengan evaluasi kegiatan triwulan. Rapat rutin
ini berfungsi untuk membahas masalah – masalah yang timbul dalam pelaksanaan
kegiatan sesuai program kerja Tim TBC.
b. Rapat Insidental
Rapat Insidental dilaksanakan sesuai kebutuhan ,yaiatu apabila ada permasalahan
yang dianggap sangat penting yang harus segera diselesaikan khususnya berkenaan
dengan Tim TBC.
3. Pencatatan,Pelaporan , Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Tim TBC melakukan pencatatan,pelaporan,monitoring,dan evaluasi kegiatan program
kerjanya secara berkala. Laporan triwulan, Laporan semester dan laporan tahunan.
Laporan disampaikan kepada Direktur RSI ‘Aisyiyah Nganjuk.
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas SDI
a. Pelatihan TBC HIV
b. Pelatihan TBC bagi staf
c. Inhouse training HDL internal perawat dan dokter
5. Kegiatan Peringatan hari TBC sedunia
a. Promosi Kesehatan PKRS bekerja sama dengan Humas dan Pemasaran
b. Home visite pasien.
6. Survelain TBC
Menggunakan Survelain berbasis indicator ( berdasarkan atas laporan ) dilaksanakan
dengan menggunakan data layanan rutin yang dilakukan pada pasien TBC dan
pengambilan data oleh PPI.
7. Kegiatan Pengendalian Faktor Resiko
Kegiatan pengendalian factor resiko infeksi dilaksanakan berkoordinasi dengan PPI RS

3
dan bagian humas- pemasaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Penyediaan tissue dan masker di informasi pendaftaran.
b. Pemasangan banner , poster tentang etik batuk dan cuci tangan bekerja sama
dengan PPI
c. Pemakaian alat pelindung diri bagi petugas kesehatan
d. Ada ruangan tersendiri pasien TBC rawat inap
e. Skrining bagi petugas yang merawat pasien TBC dengan cara dilakukan general cek
up rutin tiap 2 tahun.
8. Kegiatan Penemuan kasus dan penanganan kasus TBC
Melalui serangkaiam kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien
TBC,pemeriksaan fisisk dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, menentukan
diagnosis,menentukan klasifikasi penyakit serta type pasien TBC kegiatannya
diantaranya:
a. Kerja sama internal : Koordinasi antar unit RS ( laboratorium, Radiologi, rawat inap,
rawat jalan )
b. Kerja sama eksternal : Koordinasi dengan kader TBC,antar RS maupun instansi luar
dan Dinas Kesehatan.
9. Pemberian Kekebalan
Imunisasi BCG bagi Balita yang dilaksanakan di Poli KIA
10. Pemberian obat Pencegahan
Pemberian PP INH yang diberikan pada anak Balita yang mempunyai kontak dengan
pasien TBC tetapi tidak terbukti sakit TBC.

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. KIE ( Komunikasi Informasi dan Edukasi )
b. Penyuluhan Kesehatan
c. Melakukan Kunjungan Rumah ( home Visite )
d. Melakukan pengelolahan data, validasi dan analisisnya
e. Melakukan rapat untuk koordinasi pelaksanaan kegiatan Tim TBC
f. Melakukan pengumpulan dan pencatatan data baik secara manual maupun elektronik
g. TOT Inhouse Training
h. Monitoring dan Evaluasi

4
VI. SASARAN
1. Adanya pedoman kerja Tim TBC, SPO
2. Rapat / Pertemuan tim TBC terlaksana rutin
3. Pencatatn, pelaporan, monitoring dan Evaluasi Kegiatan terlaksana tiap triwulan,semester
dan tahunan
4. Pelatihan TBC HIV dan Pelatihan TBC bagi staf medis, Inhouse Training HDL internal
bagi semua tim TBC,staf medis dan perawat
5. Peringatan hari TBC sedunia terlaksana melalui kegiatan PKRS
6. Data survelain pasien TBC dari PPI lengkap 100%
7. Tersediannya secara lengkap media edukasi tentang pengendalian factor resiko infeksi
oleh Humas,pemasaran dan PPI
8. Pemberian imunisasi BCG pada balita yang lahir di RS terlaksana 100%
9. Terlaksana kegiatan pemberian obat pencegahan sesuai dengan indikasi terlaksana
100%

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Terlampir

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Dilakukan Evaluasi pelaksanaan kegiatan program kerja oleh ketua Tim TBC secara berkala
setiap 3 bulan dan dilaporkan secara tertulis kepada Direktur RSI ‘Aisyiyah Nganjukdalam
bentuk laporan bulan (semester) untuk Evaluasi RAPB dan laporan tahunan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatn dilakukan setiap hari melalui sensus harian yang ditempatkan ruangan
( masing-masing unit kerja )
2. Laporan berkala dilakukan setiap bulan dan disampaikan ke Dinas Kesehatan
3. Laporan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi ( Monev ) RAPB dilaporkan tiap semester
4. Laporan tribulan disampaikan secara tertulis di Dinas Kesehatan dan ke direktur dan
hasil analisis beserta rekomendasinya disampikan secara tertulis kepada Direktur.

5
Ditetapkan di : Nganjuk
PadaTanggal : 17 Jumadi awal 1445 H
1 Desember 2023 M

Direktur,

dr. Agus Pribadi, M.M


NBM : 1.233.677

6
Lampiran :

No Kegiatan Satuan Anggaran PIC Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Pedoman Kerja,SPO 200.000 Ketua


tim TBC,dan Evaluasi Tim
TBC

2 Rapat/pertemuan Tim TBC @ 200.000 Ketua


Tim
TBC

3 Pencatatan,Pelaporan,Monitoring
dan Evaluasi Kegiatan

a.Laporan triwulan PP
TBC

b.Laporan semester Pp TBC

c.Laporan tahunan PP
TBC

4 Peningkatan kuantitas dan


kualitas SDI

a.Pelatihan TBC HIV Kolaborasi dengan Dinkes Ketua


Tim
TBC

b.Pelatihan TBC bagi staf medis Kolaborasi dengan Dinkes Ketua


Tim

7
TBC

c.Inhouse Training HDL internal 500.000 Ketua


bagi semua tim TBC , staf medis Tim
dan perawat TBC

5 Kegiatan Peringatan hari TBC Kolaborasi dengan Dinkes


sedunia

a. Promosi Kesehatan 200.000 Tim


( PKRS ) PKRS

b. Home visite pasien TBC

c. Survelain TBC

6 Kegiatan Pengendalian Faktor


Resiko

a. Penyediaan tissue dan


masker di informasi
pendaftaran
b. Pemasangan
leaflet,banner,poster
tentang etika batuk dan
cuci tangan bekerja sama
dengan humas
c. Pemakaian alat pelindung
diri bagi petugas

8
kesehatan
d. Ada ruangan tersendiri
pasien TBC rawat inap
e. Skrining karyawan dengan
dilakukan general cek up
rutin tiap 2 tahun
7 Kegiatan Penemuan kasus dan Kolaborasi Dinkes Tim
penanganan kasus TBC TBC

8 Pemberian kekebalan imunisasi Kolaborasi dengan Dinkes Tim


BCG pada bayi baru lahir TBC

9 Pemberian obat pencegahan Tim


TBC
Pemberian PP INH yang diberikan
pada anak balita yang mempunyai
kontak dengan pasien TBC tetapi
tidak terbukti sakit TBC

Anda mungkin juga menyukai