Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN PROGRAM (KAP)

PROGRAM TBC PARU


2019

DISUSUN OLEH
DEBY AL IMRON S.KEP. NS

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANTARAN
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANTARAN
Jln. Raya Bantaran No.43 Telp.(0335) 682862 BANTARAN
email : puskesmas.bantaran@probolinggokab.go.id
67261
PROBOLINGGO

KERANGKA ACUAN PROGRAM


TBC PARU PUSKESMAS BANTARAN
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Program pemberantasan dan pencegahan di Puskesmas Bantaran
merupakan salah satu Upaya Kesehatan Wajib yang harus dilaksanakan oleh
setiap Puskesmas sesuai Permenkes yang mengatur tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas yaitu Permenkes Nomor 75 Tahun 2014. Hal ini merupakan salah
satu upaya dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan yang mengamanatkan untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll) serta penyakit
yang tidak menular/ degenerative seperti DM, hipertensi , jantung , kanker dan
sebagainya.
Sesuai dengan Pasal 40 Ayat (1) Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
menyatakan RPJPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, wajib jadi pedoman bagi visi, misi dan
program kepala daerah dan wakil kepala daerah. Untuk itu dengan Visi Bupati
Probolinggo yaitu “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Probolinggo Berakhlak
Mulia Yang Sejahtera, Berkeadilan, dan berdaya Saing” yang jabarkan dalam
misi ke 2 Bupati Probolinggo yaitu “Peningkatan Kualitas SDM dan Menurunkan
Angka Kemiskinan” dengan salah satu sasarannya adalah Meningkatnya
Kualitas Kesehatan, maka program P2P TBC menjadi Program penting untuk
dilaksanakan di Puskesmas Bantaran.
Sejak tahun 1995 ,program pemberantasan tuberklosis paru, telah di
laksanakan dengan strategi DOTS ( Directly Observed Treatment, Shortcourse
chemotherapy ) yang di rekomendasikan oleh WHO. Kemudian berkembang
seiring dengan  pembentukan GERDUNAS-TBC (gerakan terpadu nasional),
maka pembewrantasan  penyakit tuberklosis paru berubah menjadi program
penanggulangan tuberkulosis (TBC). Penanggulangan dengan strategi DOTS
dapat memberikan angka kesembuhaan yang tinggi. Bank dunia menyatakan
strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang  paling cost-effective.
Cara penularan penyakit TBC :
- Pada waktu batuk atau bersin,
- Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama.
Gejala klinis pasen TBC :
- Gejala utama pasien TBC paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih,
- Dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,batuk
darah,sesak nafas,badan lemas,nafsu makan menurun,BB
menurun,berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang > 1
bulan.

B. LATAR BELAKANG
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai salah satu
program pokok pembangunan di bidang kesehatan masih menitikberatkan pada
penyakit infeksi, meskipun dewasa ini terjadi pergeseran pola penyakit yaitu
dengan makin meningkatnya penyakit degeneratif.
Mycobacterium Tuberculosa telah menginfeksi sepertiga penduduk
dunia, pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC,
karena pada sebagian besar Negara di dunia, penyakit TBC tidak terkendali. Ini
disebabkan banyaknnya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama
penderita TBC BTA positif. Mycobacterium tuberculusis telah menginfeksi
sepertiga penduduk dunia. Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi
sekitar 9 juta penderita paru TBC dengan kematian 3 juta orang. Munculnya
epidemic HIV/AIDS di dunia, diperkirakan penderita TBC akan meningkat.
Sehingga dengan diadakannya kontak traicing angka kesembuhan penderita
TBC akan meningkat. Maka program P2P TBC Paru menjadi Program penting
untuk dilaksanakan di Puskesmas Bantaran dengan tata nilai IDAMAN ( Inovatif,
Disiplin, Adil, Mudah, Aman ,Nyaman).

C. TUJUAN
1. Tujuan jangka panjang
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC, dengan
cara memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
2. Tujuan jangka pendek
Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru
BTA positif yang ditemukan. Tercapainya cakupan penemuan penderita
secara bertahap sehingga pada tahun 2019 dapat mencapai 95% dari
perkiraan semua penderita baru BTA positif.

D. SASARAN
Penderita batuk berdahak lebih dari 2 minggu, disertai batuk bercampur darah,
berat badan menurun, demam meriang berkepanjangan, sesak nafas, nyeri
dada, nafsu makan menurun, berkeringat dimalam hari walaupun tidak
melakukan kegiatan.

E. KEBIJAKAN DAN STRATEGI


1. Kebijakan
Untuk mencapai tujuan tersebut, ditetapkan kebijakan operasional sebagai
berikut :
a. Penanggulangan TBC di Indonesia dilaksanakan dengan desentralisasi
sesuai kebijaksanaan Kementrian Kesehatan.
b. Penanggulangan TBC dilaksanakan oleh seluruh unit pelayanan
kesehatan ( UPK), meliputi puskesmas, rumah sakit dan swasta, serta
praktek dokter swasta dengan melibatkan peran serta masyarakat secara
paripurna.
c. Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan penanggulangan TB, terhadap
peningkatan mutu pelayanan, penggunaan obat yang rasional, dan
paduan obat sesuai dengan strategi DOTS.
2. Strategi
Paradigma Sehat
 Meningkatkan penyuluhan untuk menemukan kontak sedini mungkin
serta meningkatkan cakupan program.
 Promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat.
 Perbaikan lingkungan serta peningkatan status gizi
Strategi DOTS, sesuai rekomendasi WHO
 Komitmen politis dari pada pengambil keputusan, termasuk dukungan
dana
 Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
 Pengobatan dengan paduan obat anti tuberculosis jangka pendek
dengan pengawasan langsung menelan obat
 Kesinambungan persediaan obatjangka pendek dengan mutu terjamin
 Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TBC
Peningkatan Mutu Pelayanan
 Pelatihan seluruh tenaga pelaksana
 Ketepatan diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis
 Kualitas laboratorium yang diawasi melalui pemeriksaan uji silang
 Ketersediaan OAT bagi semua penderita TBC yang ditemukan
 Pengawas dan kualitas OAT dilandaskan secara berkala dan terus-
menerus
F. KEGIATAN
a. Tatalaksana pasien TBC

 Penemuan tersangka TBC

 Diagnosis

 Pengobatan

b. Managemen program

 Perencanaan

 Pelaksanaan

 Pencatatan dan pelaporan

 Pelatihan

 Bimtek

 Pemantapan mutu laboratorium

 Pengelola logistik

 Pemantauan dan evaluasi

c. Kegiatan penunjang

 Promosi

 Kemitraan

 Penelitian

d. Kolaborasi TBC-HIV

 Membentuk mekanisme kolaborasi

 Menurunkan beban TBC pada ODHA

 Menurunkan beban HIV pada pasien TBC


G. MEKANISME PENYELENGGARAAN

a. Tatalaksanaan pasien TBC

 Penemuan tersangka TBC, lewat posyandu lansia, polindes, pelayanan


pemeriksaan umum

 Diagnosis : menggunakan fasilitas pemeriksaan laboratorium, seperti tes


BTA ( dahak)

 Pengobatan : dilayani setiap hari Rabu dan Sabtu

b. Managemen program

 Perencanaan : tiap awal bulan untuk kunjungan kontak traicing TBC

 Pelaksanaan

 Pencatatan dan pelaporan : setiap 3 bulan sekali

 Pelatihan : usulan kegiatan untuk pelatihan petugas TBC

Lintas Program Lintas Sektor


1.Nakes desa 1.Perangkat Desa/Kepala Desa

Koordinas pada petugas desa untuk Meminta izin pada perangkat desa/
kunjungan kontak tracing TBC kepala desa untuk mengadakan
kunjungan rumah
2.Petugas Sanitasi
2.Kader Kesehatan
Berkolaborasi untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya Mengajak kader untuk menunjukkan
pencahayaan dan ventilasi yang cukup rumah penderita TBC Paru BTA positif
maupun penderita TBC paru hasil
3.Petugas Gizi
rongten
Berkolaborasi tentang pentingnya gizi
dan makanan serta minuman yang baik
bagi penderita TBC

H. RENCANA EVALUASI
- Membuat jadwal pemeriksaan dahak pada akhir tahap intensif untuk
mengetahui apakah telah terjadi konversi dahak dari BTA positif menjadi
negatif.
- Membuat jadwal pemeriksaan BTA sebulan sebelum akhir pengobatan.
- Membuat jadwal pemeriksaan BTA pada akhir pengobatan.
- Membuat kesepakatan mengadakan kunjungan ulang untuk mengetahui
perkembangan kesehatan penderita serta kepatuhan penderita dan
keluarganya tentang apa yang telah disarankan oleh nakes
I. KEGIATAN POKOK, SASARAN, JADWAL, DANA, DAN TEMPAT KEGIATAN

NAMA JADWAL ( BULAN )


NO SASARAN TEMPAT
KEGIATAN DANA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pembentukan 2 orang kader Uang saku peserta Ruang pertemuan √
kader TB 10 desa 2 org x 10 ds x 1 th Puskesmas Bantaran
x 1 hr
Rp. 2.000.000
Konsumsi 22 org x
1.
1 kali x 1 th x 1 hr
Rp. 880.000
Banner 1 bh x 1
kali x 1 th x 1 hr
Rp. 80.640
Pembinaan 2 orang kader Uang saku peserta Ruang Pertemuan √
kader TB 10 desa 2 org x 10 ds x 1 th Puskesmas Bantaran
x 1 hr Rp.
2.000.000
Konsumsi 22 org x
2.
1 kali x 1 th x 1 hr
Rp. 880.000
Banner 1 bh x x
kali x 1 th x 1 hr
Rp. 60.480
J. MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring

 Memantau keteraturan minum obat

 Menggunakan indikator sederhana

 Dengan memberdayakan masyarakat sebagai PMO

 Teratur dan tepat waktu

 Memantu cakupan suspeck tiap desa

2. Evaluasi

 Evaluasi terhadap ketepatan minum obat

 Evaluasi akhir pengobatan

 Evaluasi menjelang akhir pengobatan

 Evaluasi terhadap kesembuhan penderita

K. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan


Pelayanan TBC Paru Tahun 2019 di Puskesmas Bantaran.

Probolinggo, 02 Februari 2019


Mengetahui, Pelaksana Program P2P TBC
Kepala Puskesmas Bantaran

dr. H. Achmad Hanafi, M.S Deby Al Imron


NIP. 19670315 200012 1 003

Anda mungkin juga menyukai