Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KERJA TB DOTS

RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA


Jl. Diponegoro No. 375 C Gunungsitoli
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................... i


I PENDAHULUAN ................................................................................. xxx
II LATAR BELAKANG ........................................................................... xxx
III TUJUAN ................................................................................................ xxx
IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ........................... xxx
V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ............................................ xxx
VI SASARAN ............................................................................................. xxx
VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................... xxx
VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN ..... xxx
IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN ....... xxx
X PENUTUP .............................................................................................. xxx
I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) masih terus menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara
berkembang. Meskipun obat anti tuberculosis (OAT) sudah ditemukan. vaksinasi Bacillus
Calmette Guérin (BCG) telah dilaksanakan, TB tetap belum bisa diberantas habis. Insidens
TB yang terus meningkat menjadi penyakit re-emerging sehingga Organisasi Kesehatan
Sedunia/WHO pada tahun 1995 mendeklarasikan TB sebagai suatu global health
emergency. Laporan WHO (2010) memperkirakan ada 8,8 juta pasien TB baru dan 2,6 juta
diantaranya adalah pasien dengan Basil Tahan Asam (BTA) positif dengan 1,1 juta angka
kematian pasien pertahun di seluruh dunia. Kondisi ini diperberat oleh penyakit HIV yang
semakin meningkat dan bertambahnya jumlah kasus kekebalan ganda kuman TB terhadap
OAT lini pertama atau disebut Multidrug Resistance TB (MDR) bahkan Extensively atau
Extremely Drug Resistance (XDR), yaitu resistensi terhadap OAT lini kedua.
Program penanggulangan tuberkulosis (TB) merupakan program nasional dan juga
menjadi sasaran MDGs serta Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Berbeda dengan
pelayanan medis terhadap penyakit lainnya di rumah sakit, pelaksanaan pelayanan TB
memiliki kekhususan, karena pelayanan medis TB membutuhkan tata cara diagnosa yang
benar, pengobatan sesuai pedoman nasional serta risiko terjadinya MDR , XDR dan lain-
lain. Oleh karena itu pelaksanaan penanggulangan TB di rumah sakit harus dapat
diselenggarakan secara optimal.

II. LATAR BELAKANG


World Health Organization (WHO) melaporkan dalam Global Tuberculosis Report 2011
terdapat perbaikan bermakna dalam pengendalian TB dengan menurunnya angka kematian
akibat TB dalam dua dekade terakhir ini. Insiden TB secara global dilaporkan menurun
dengan laju 2,2 % pada tahun 2010-2011. Walaupun dengan kemajuan yang cukup berarti
ini , beban global akibat TB masih tetap besar. Diperkirakan pada tahun2011 insiden kasus
TB mencapai 8,7 juta (termasuk 1,1 juta dengan koinfeksi HIV) dan 990 ribu orang
meninggal karena TB
Pada tahun 2011 Indonesia (dengan 0,38-0,54 juta kasus) menepati urutan keempat
setelah India, Cina, Afrika Selatan. Indonesia merupakan negara dengan beban tinggi TB
pertama di Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Millenium Development Goals
(MDGs) untuk penemuan kasus TB diatas 70% dan angka kesembuhan 85% pada tahun
2016.
RSU Bethesda Gunungsitoli masih dalam proses dalam menjalankan program
penanggulangan Tuberculosis dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short). Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan meliputi penjaringan
suspek TB, penegakan diagnosa, pengobatan, follow up, pencatatan dan pelaporan.
Memang masih banyak kekurangan, namun diharapkan kualitas pelaksanaan DOTS di
Mitra Keluarga Kenjeran dapat semakin ditingkatkan.
Dalam penanggulangan Tuberkulosis diharapkan tidak ada yang default atau putus
berobat , karena akan mengakibatkan resisten terhadap OAT (obat Anti Tuberculosis) pada
pasien tersebut, dan akan menularkan pada orang lain yang kontak dengan pasien TB yang
default ( putus berobat) tersebut.
Berdasarkan hal tersebut diatas, merupakan acuan bagi Tim TB DOTS untuk
meningkatkan kualitas pelayanan TB DOTS di RSU Betesda Gunungsitoli maka
diperlukan peningkatan kebutuhan dan kemampuan SDM (Sumber Daya
Manusia),peningkatan pelayanan TB DOTS, peningkatan sarana dan fasilitas pelayanan
TB di RS sesuai dengan strategi DOTS dan standar PPI TB di RS, serta meningkatkan
promosi kesehatan melalui penyuluhan kesehatan Rumah Sakit bagi pasien maupun
keluarga. Untuk mewujudkan semua perencanaan tersebut, maka dibuatlah program kerja
TimTB DOTS.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB, memutuskan rantai
penularan serta mencegah terjadinya MDR di Rumah Rumah Sakit Umum
Bethesda Gunungsitoli.

2. Tujuan khusus :
a. Memberikan pelayanan kepada pasien TB secara paripurna
b. Memberdayakan pasien dan keluarganya
c. Menciptakan tata kelola program TB yang baik
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

4.1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Peningkatan kompetensi melalui 1. Pelatihan internal : In House Training
Pelatihan untuk Tim TB DOTS dan Karu
2. Pelatihan eksternal untuk KetuaTim
TB DOTS.
3. Pelatihan eksternal untuk petugas
Laboratorium (anggota Tim TB
DOTS)
2. Sosialisasi Sosialisasi pada staf Rumah Sakit yang
memberikan pelayanan pada pasien TB

4.2 Meningkatkan pelayanan TB DOTS

NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1. Melaksanakan kegiatan pokok TB A. Melakukan surveilans pasien TB :
DOTS  Penemuan kasus pasien TB dengan
pemeriksaan mikroskopis
 Penegakan diagnosa Pasien dengan
pemeriksaan mikroskopis
B. Melakukan pengobatan pasien TB
C. Melakukan pemantauan dan
hasil pengobatan pasien TB

4.3 Meningkatkan sarana dan fasilitas pelayanan TB di RS sesuai dengan strategi


DOTS dan standar PPI TB di RS
NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Penambahan fasilitas sesuai 1. Penyediaan Rumah dahak
dengan standart PPI TB di Rumah 2. Melengkapi fasilitas di poli paru seperti :
sakit. penyediaan exhause fan yang cross dengan
AC, poster etika batuk

4.4.Meningkatkan promosi kesehatan rumah sakit


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Merencanakan kegiatan PKRS 1. PKRS mengenai penyakit TB ,edukasi
etika batuk,dan Hand Hygiene 2x /tahun
pada pasien dan pengunjung
2. Penyebaran leaflet, brosur, pemasangan
banner mengenai etika batuk dan tentang
penyakit TBC
3. Edukasi tentang tuberkulosis dan
pengobatannya pada pasien tuberkulosis.
4. Pendidikan dan pelatihan tentang TB
bagi perawat ruangan, anggota tim
DOTS

4.5 Meningkatkan Pencegahan Dan mengurangi angka penularan TB


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Merencanakan Pemberian Vacsin 1. Pada bayi Usia dibawah 3 bulan
BCG dilakukan pemberian vacsin BCG
2. Penyediaan Benner dan Masker 1. Skrining pasien tuberkulosis sejak
pendaftaran.
2. Memberikan edukasi kepada pasien
ketika batuk diharapkan untuk meminta
masker ke petugas.
3. Pemberian Obat pencegahan. 1. Pemberian Profilaksis Isoniazid (INH )
pada balita yang hidup bersama dengan
penderita TB aktif

4.6 Surveilans tuberkulosis


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pencatatan dan pelaporan 1. Pencatatan data-data pasien tuberkulosis
2. Pelaporan data ke direktur rumah sakit
3. Analisis data setiap 12 bulan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


5.1 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
5.1.1.Peningkatan kompetensi melalui pelatihan
a. Pelatihan Internal : On The Job Training ( OJT)
1. Permohonan ke dinas kesehatan yang disetujui oleh Direktur
2. Bersama RSU Bethesda Gunungsitoli membuat perencanaan pelatihan
bagi staf Rumah Sakit yang terlibat langsung dalam pengelolaan pasien
TB melalui Program TB DOTS. Perencanaan meliputi jadwal, penggunaan
ruang, alokasi waktu, konsumsi dan penentuan para peserta dengan tetap
memperhatikan pelayanan di unit masing-masing staff yang mendapatkan
training tersebut.
3. Jadwal disesuaikan dari dinas kesehatan
4. Tenaga pengajar dari dinas kesehatan
5. Materi disiapkan oleh tenaga pengajar atas permintaan dari rumah sakit
6. Evaluasi pelatihan internal dilakukan sebelum dan setelah pelatihan
selesai.
7. Akhir pelatihan diberikan sertifikat yang di tandatangani oleh direktur

5.1.2 Sosialisasi yang memberikan pelayanan pada pasien TB


a. Tim TB DOTS bekerja sama kepala ruang melaksanakan sosialisasi secara
berkala
b. Tim TB DOTS melakukan sosialisasi dengan cara berkunjung ke unit yang
memberikan pelayanan pada pasien TB
5.2 Meningkatkan Pelayanan TB DOTS
Melaksanakan Kegiatan Pokok DOTS-TB
1. Penemuan kasus tuberkulosis
Penemuan kasus tuberkulosis di rumah sakit ini dilakukan secara pasif yaitu
melalui pemeriksaan melalui pasien yang datang ke rumah sakit. Penemuan kasus TB
ditentukan setelah dilakukan setelah penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe
pasien tuberkulosis. Penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata laksana pedoman nasional
pelayanan kedokeran tuberkulosis.

Kegiatan berupa :
a. Penemuan kasus melalui pemeriksaan mikrobiologis, histopatologis dan radiologis
untuk pasien suspek tuberkulosis baik di klinik rawat jalan ( klinik paru dan klinik
DOTS) dan di rawat inap
b. Pemberian rujuk balik untuk pasien yang telah ditegakkan diagnosisnya
c. Pengobatan dengan OAT untuk pasien yang tidak bisa dirujuk balik oleh karena
kondisinya
d. Penanganan efek samping OAT

2. Pengobatan tuberkulosis
Pengobatan kasus TB didasarkan pemeriksaan BTA dengan metode SPS minimal
positif 2 atau berdasarkan hasil pemeriksaan oleh dokter spesialis di tunjang pemeriksaan lain
misal X Ray Thorax, PCR TB atau pemeriksaan lainnya. Pengobatan bisa menggunakan FDC
atau regimen yang sesuai.

3. Pemantauan dan hasil pengobatan tuberkulosis

Setiap pasien yang sudah teregistrasi di TB 06, TB 05 dan mendapat


pengobatan TB dan terisi di form TB 01 dan 02 akan dilakukan monitoring, baik pada pasien
langsung atau melalui PMO nya. Pemeriksaan dahak ulang dilakukan untuk melihat
perubahan hasi dari positif menjadi negatif atau tetap

5.3 Meningkatkan sarana dan fasilitas pelayanan TB di RS sesuai dengan strategi


DOTS dan standar PPI TB di RS.

5.3.1. Penambahan fasilitas sesuai dengan standart PPI TB di Rumah sakit


A. Penyediaan ruang dahak
1. Membuat bon permintaan
2. Meminta persetujuan ke direktur
3. Menyerahkan ke bagian umum

B. Penyediaan ruang Konseling Informasi Edukasi sesuai dengan standart PPI TB di Rumah
sakit beserta perlengkapannya Yang tersedia di Poli :
 Alat medis : Tensi 1 buah, stetoskop 1 buah, timbangan badan :1 buah
 Alat Non Medis: Meja 1 buah, kursi 3 buah, tempat sampah
 medis 1 buah, tempat sampah non medis 1 buah, tempat tidur pasien 1 buah
Dengan cara :
a. Membuat bon permintaan
b. Meminta persetujuan ke direktur
c. enyerahkan ke bagian umum

C. Melengkapi fasilitas di poli paru seperti : penambahan exhause fan yang cross dengan
AC, dan poster etika batuk.

Dengan cara :
Permohonan pada bagian umum dengan bon permintaan barang untuk penyediaan
brosur dan penyediaan exhause fan yang cross dengan ac, kemudian meminta
persetujuan , direktur, selanjutnya diserahkan ke bagian umum

5.4 Meningkatkan promosi kesehatan rumah sakit


Melakukan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
minimal 1 tahun 2 kali.
a. Membuat materi terkait penyakit TB, Edukasi hand hygiene dan etika batuk
(leaflet, materi presentasi)
b. Melakukan sosialisasi ke pasien dan pengunjung terkait penyakit TB
c. Penyebaran leaflet, brosur, pemasangan banner mengenai PHBS, etika atuk dan
tentang penyakit tuberkulosis
d. Edukasi tentang tuberkulosis dan pengobatannya pada pasien tuberkulosis
e. Pendidikan dan pelatihan tentang TB bagi perawat ruangan, anggota tim DOTS

5.5 Meningkatkan Pencegahan Dan mengurangi angka penularan TB


a. Penyediaan Benner dan Masker
1) Membuat bon permintaan
2) Meminta persetujuan ke direktur
3) Menyerahkan ke bagian umum

b. Penyediaan Vacsin BCG


Vascin BCG di Peroleh dari Dinkes, di berikan untuk bayi usia kurang dari 3 bulan
dan di lakukan poli anak.
c. Pemberian obat pencegahan
Pemberian obat pencegahan selama 6 ( enam ) bulan yang ditujukan pada anak usia di
bawah 5 tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosis yang tidak terdiagnosa
tuberkulosis dan hidup bersama ( berdekatan ) dengan pasien tuberkulosis.
Kegiatan berupa :
Pemberian profilaksis Isoniazid (INH ) pada balita yang hidup bersama dengan
penderita TB aktif.

5.6 Surveilans tuberkulosis


Yaitu kegiatan pemantauan dan analisis sistematis terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit tuberkulosis atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhinya untuk mengarahakan tindakan penanggulangan yang efektif dan efisien.
Surveilans TB dilaksanakan dengan berbasis indikator dan kejadian. Surveilans TB
berbasis indikator ditujukan untuk memperoleh gambaran yang akan digunakan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program Penanggulangan TB.
Surveilans TB berbaasis kejadian ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaa daan
tindakan respon terhadap terjadinya peningkatan TB resisten obat.
Untuk format pencatatan dan pelaporan menggunakan format yang sudah ada
dalam program, demikian juga pelaporan ke pihak Dinas Kesehatan menggunakan SITT
(Sistim Informasi Terpadu Tuberkulosis).

Kegiatan surveilans berupa :


1. Pencatatan data-data pasien tuberkulosis dalam formulir TB 01-09
2. Pelaporan data ke direktur rumah sakit
3. Pelaporan data dan validasi data dengan dinas kesehatan Surabaya setiap tiga
bulan ( triwulan )
4. Analisis data setiap 12 bulan

VI. SASARAN

Kegiatan pokok Sasaran Target


Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
1. Peningkatan kompetensi melalui
pelatihan
a. Pelatihan internal :In House a. Semua anggota Tim TB DOTS 100%
Training untuk Tim TB DOTS dan kepala ruangan
dan Karu
b. Pelatihan eksternal untuk Ketua b. Ketua Tim TB DOTS sudah
100%
Tim TB DOTS yang belum mengikuti Pelatihan eksternal
mengikuti
c. Pelatihan untuk petugas c. Petugas Laboratorium 100%
Laboratorium (anggota tim TB (anggota tim TB DOTS) sudah
DOTS) mengikuti Pelatihan eksternal

2. Sosialisasi pada staf Rumah Sakit  Semua perawat rawat Jalan 100%
yang memberikan pelayanan pada  Staf rumah sakityang 100%
pasien TB memberikan pelayanan pada
pasien TB
Meningkatkan pelayanan TB DOTS
1. Melakukan surveilans pasien TB :  Angka proporsi pasien TB 5-15%
 Penemuan kasus pasien TB BTA positif diantara suspek
dengan pemeriksaan mikroskopis  Angka proporsi TB paru BTA >65%
 Penegakan diagnosa Pasien positif diantara semua pasien
dengan pemeriksaan mikrokopis TB paru tercatat/ diobati

>75%

2. Melakukan pengobatan pasien TB  Angka keberhasilan >75%


pengobatan
3. Melakukan pemantauan dan hasil  Angka kesembuhan
pengobatan pasien TB

Meningkatkan sarana dan fasilitas


Penambahan fasilitas sesuai dengan  Rencana sudah tersedia Ruang 90%
standart PPI TB di Rumah sakit dahak Di RSU Bethesda
Gunungsitoli
 Rencana Sudah tersedia
100%
fasilitas di poli paru seperti:
exhause fan yang cross dengan
AC
Meningkatkan promosi kesehatan
PKRS mengenai penyakit TB ,edukasi Bulan Februari-Desember 2019 .>85%

etika batuk,dan Hand Hygiene 2x /tahun


pada pasien dan keluarga
Meningkatkan Pencegahan Dan mengurangi angka penularan TB
1. Merencanakan Pemberian Vacsin a. Pada bayi Usia dibawah 3 15%
BCG bulan dilakukan pemberian
vacsin BCG
b. Memberikan Edukasi Kepada
2. Benner dan Masker Pasien atau pengunjung RS
100%
Ketika batuk diharapkan untuk
meminta masker ke petugas.

Surveilans tuberkulosis
Pencatatan dan pelaporan a. Pencatatan data-data pasien 100%
tuberkulosis dalam formulir
TB 01
b. Pelaporan data ke direktur
100%
rumah sakit
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO Kegiatan Bulan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Sumber Daya Manusia
a. Pelatihan internal 
b. Pelatihan eksternal untuk ketua Tim TB DOTS  Masih belum
dan anggota TimTB DOTS (petugas Terlaksana
Laboratorium)
c. Sosialisasi TB DOTS pada staf rumah sakit yang 
meberikan pelayanan pada pasien TB.
2. Pelayanan TB DOTS
a. Melakukan surveilans pasien TB :        
 Penemuan kasus pasien TB dengan
pemeriksaan mikroskopis
 Penegakan diagnosa pasien dengan
pemeriksaan mikroskopis
b. Melakukan pengobatan pasien TB        

3 Sarana dan Fasilitas


a. Tersedianya ruang dahak         Ada
b. Tersedianya exhause fan yang cross dengan        
AC di poli penyakit dalam dan poster etika batuk
4 Meningkatkan promosi kesehatan
PKRS mengenai penyakit TB ,edukasi etika  
batuk,dan Hand Hygiene 2x /tahun pada
pasien dan keluarga
5. Meningkatkan Pencegahan Dan mengurangi angka
penularan TB
a. Merencanakan Pemberian Vacsin BCG
b. Penyediaan Benner dan Masker        

6. Survailens Tuberkulosis
Pelaporan TB   
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi program ini dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan melihat data
pencapaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
sudah dijadwalkan. Evaluasi dilakukan oleh Tim TB DOTS dan diaporkan
kepada Direktur RSU Bethesda gunungsitoli

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendokumentasian
smasing-masing kegiatan
2. Laporan Tim TB DOTS dibuat dan diserahkan kepada Direktur RSU
Bethesda Gunungsitoli

Anda mungkin juga menyukai