Anda di halaman 1dari 28

I.

PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainya.TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi
timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang
telah terbukti memiliki TB dalam sputumnya memiliki risiko 25% untuk tertular TB. Sekali
batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan
4.500-1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi
melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak
terkena sinar matahari dan lembab.
Dalam pemberantasan penyakit TB Paru, langkah-langkah sebagai acuan
pemegang program adalah penjaringan TB pada pasien yang batuk lebih dari 2 minggu
dengan pemeriksaan dahak yang dilakukan dengan tes mikroskopis SP (Sewaktu,Pagi),
dan Tesb Cepat Molekuler dilanjutkan dengan pengobatan OAT dalam paket FDC,
pelacakan pasien TB mangkir minum obat dan penyuluhan di masyarakat dengan cara
perorangan ataupun kelompok.

II. LATAR BELAKANG


Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah
dilaksanakan di banyak Negara sejak tahun 1995.Target Program Nasional
Penaggulangan TB sesuai dengan target eliminasi global adalah Eliminasi TB pada
tahun 2035 dan Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi TB adalah tercapainya
cakupan kasus TB 1 orang per 1 juta penduduk.
Seperti kita ketahui bersama bahwa penanggulangan tuberkulosis (TB)
merupakan program nasional dan juga menjadi sasaran MDGs serta Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. Berbeda dengan pelayanan medis terhadap penyakit lainnya di
rumah sakit, pelaksanaan pelayanan TB memiliki kekhususan, karena pelayanan medis
TB membutuhkan tata cara diagnosa yang benar, pengobatan sesuai pedoman nasional
serta risiko terjadinya MDR dan lain-lain. Oleh karena itu pelaksanaan penanggulangan
TB di rumah sakit harus dapat diselenggarakan secara optimal.
Rumah Sakit sebagai fasilitas kesehatan mempunyai peran dalam menjalankan
Kebijakan Penanggulangan TB di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis, yaitu melaksanakan Penanggulangan TB dengan menggunakan pedoman
standar nasional sebagai kerangka dasar dan memperhatikan kebijakan global untuk
Penanggulangan TB, serta melaksanakan penemuan dan pengobatan untuk
penanggulangan TB. Dalam rangka mendukung keberhasilan kebijakan penanggulang
TB di Indonesia secara umum dan di Kota Blitar secara khusus, maka terbentuklah Tim
DOTS (DIRECT OBSERVED TREATMENT SHORT COURSE) di RSUD Mardi Waluyo.

1
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatnya mutu pelayanan TB di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dan
mendorong pelaksanaan penanggulangan TB dalam rangka mencapai target
eliminasi Tuberkulosis di Indonesia.
B. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan TB pada tahun 2020
b. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan
matarantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat
c. Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita TB
d. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat
mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA / TCM positif.
e. Meningkatkan penjaringan suspek TB pada pasien anak dan dewasa serta
pasien HIV positif.

IV. KEGIATAN

Kegiatan pelayanan TB DOTS di Rumah Sakit meliputi sebagai berikut :

a. Promosi kesehatan : dilakukan dengan melakukan penyuluhan tentang TB melalui


kelompok maupun perorangan dan berkoordinasi dengan PKRS, memberikan leaflet
maupun pemasangan poster TB pada tempat-tempat layanan kesehatan.
b. Surveilans tuberculosis : dilakukan dengan pengumpulan data secara sistematis dan
terus menerus dilanjutkan dengan pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk
menghasilkan informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perencanaan pelayanan TB selanjutnya
c. Pengendalian faktor risiko tuberculosis pasien dan petugas : untuk pasien dilakukan
dengan edukasi pasien dan pengunjung poli TB DOTS tentang etika batuk, cara
penularan TB, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penggunaan masker. Untuk
petugas dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD).
d. Penemuan dan penangangan kasus tuberculosis : dilakukan dengan meningkatkan
kolaborasi dan koordinasi penemuan kasus dengan PKM dan jejaring eksternal dan
internal (memperluas cakupan pasien suspek pada orang-orang kontak TB) dan
meningkatkan komunikasi dengan melakukan monitor evaluasi dan pertemuan HDL
serta komunikasi pengobatan TB melalui form TB09.
e. Pemberian kekebalan : Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi
BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman TB sesuai
peraturan perundang-undangan.
f. Pemberian obat pencegahan tuberculosis: dilakukan dengan meningkatkan
pelacakan kontak anak dalam keluarga atau lingkungan pasien TB (TB15)

2
V. PELAKSANAAN KEGIATAN

NO SASARAN STRATEGI PROGRAM KERJA KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Promosi kesehatan melakukan penyuluhan Meberikan informasi kepada a. Berkerja sama dengan instansi PKRS
tentang TB melalui kelompok masyarakat melalui media cetak, b. Berkerjasama dengan media cetak
maupun perorangan dan media social dan elektronik tentang c. Bekerjasama dengan radio patria dan
berkoordinasi dengan PKRS, adanya pelayanan TB DOTS mayangkara
memberikan leaflet maupun d. Bekerjasama dengan humas
pemasangan poster TB pada penayangan video edukasi di TV area
tempat-tempat layanan poli paru
kesehatan e. Memposting di Instagram dan youtub
chanel RSUD Mardi Waluyo

b. Surveilans TB pengumpulan data secara Melakuakn pencatatan dan Mencatat semua kegiatan yang
sistematis dan terus menerus pelaporan secara rutin mengenai berhubungan dengan data pasien TB
dilanjutkan dengan temuan kasus, keberhasilan
pengolahan, analisis dan pengobatan sebagai bahan bahan
interpretasi data untuk evaluasi
menghasilkan informasi
sehingga dapat digunakan
sebagai dasar untuk
melakukan perencanaan
pelayanan TB selanjutnya

3
c. Pengendalian faktor 1. Pasien 1. Pengendalian faktor resiko untuk 1. Pengendalian faktor resiko untuk
risiko TB -Edukasi pasien dan pasien dan keluaga dilakukan pasien dan keluaga dilakukan dengan
1. Pasien keluarga tentang etika dengan cara : cara :
2. Petugas batuk, cara penularan TB, a. Mengadakan penyuluhan a. Mengumpulkan pasien dan keluarga
pola hidup bersih dan sehat kelompok kepada pasien TB dan untuk diberikan penyuluhan bersama
(PHBS) penggunaan keluarga di ruang tunggu klinik dengan tim PKRS di ruang tunggu
masker dan cuci tangan tentang penyakit TB paru, etika klinik.
2. Petugas batuk, cara menggunakan b. Mengumpulkan pasien dan keluarga
Penggunaan APD masker yang benar dan gizi untuk diberikan penyuluhan bersama
penderita melalui media cetak dengan tim PKRS di ruang rawat inap
dan audiovisual c. Memutarkan video berisi edukasi di
b. Mengadakan penyuluhan ruang tunggu pasien
kelompok kepada pasien TB,
keluarga dan pengunjung di
ruang rawat inap tentang
penyakit TB paru, etika batuk,
cara menggunakan masker yang
benar dan gizi melalui media
cetak dan audiovisual.
c. Penyediaan sarana cuci
tangan di area
pasien/pengunjung

4
2. Penggunaan APD 2. Bekerjasama dengan petugas PPI
g. Perlindungan petugas mengacu untuk mengaudit.
pada kewaspadaan standart
(sarung tangan, masker, kaca
mata, topi penutup/penutup
kepala, baju kerja atau
sepatu boot)
b. Pelaksanaan cuci tangan 5
momen dan 6 langkah
c. Kebersihan ruangan

d Penemuan dan meningkatkan kolaborasi dan Mengadakan pemeriksaan kepada Pemeriksaan mikroskopis TCM
penangangan kasus koordinasi penemuan kasus semua suspek TB di Rawat inap
tuberculosis dengan PKM dan jejaring dan Rawat jalan dengan
eksternal dan internal menggunakan strategi DOTS
(memperluas cakupan pasien Pencatatan dan pelaporan
suspek pada orang-orang dilakukan satu pintu di Poli TB
kontak TB) dan meningkatkan DOTS
komunikasi dengan melakukan
monitor evaluasi dan
pertemuan HDL serta
komunikasi pengobatan TB

5
melalui form TB09.
e. Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan Pemberian KIE keluarga untuk a. Bekerjasama dengan unit Kamar
dilakukan melalui pemberian vaksin BCG pada bayi di wilayah Bersalin dalam pemberian KIE
imunisasi BCG terhadap bayi setempat (Puskesmas/Posyandu) Keluarga untuk vaksin BCG pada
dalam upaya penurunan risiko bayi di wilayah setempat
tingkat pemahaman TB sesuai (Puskesmas/Posyandu)
peraturan perundang-
undangan
f. Pemberian obat meningkatkan pelacakan a. Melaporkan setiap ada temuan a. Setiap ada temuan pasien TB yang
pencegahan kontak anak dalam keluarga Kasus TB yang ada di RSUD Mardi ditemukan di seluruh unit layanan
tuberculosis atau lingkungan pasien TB Waluyo ke unit DOTS dan RSMW dirujuk ke unit DOTS yang
(TB15) dilanjutkan lapor ke Wasor kemudian dilaporkan ke Wasor
b. Pemberian INH profilaksis pada b. Setiap anak yang kontak serumah
anak dengan kontak serumah dengan penderita BTA /TCM positif
pasien TB maka diberikan profilaksis INH selama
c. Pemberian INH profilaksis pada 6 Bulan
penderita HIV AIDS c. Setiap ada pasien HIV/AIDS diberikan
profilaksis INH selama 6 bulan.

VI. SASARAN KAGIATAN

6
SASARAN CARA MELAKSANAKAN INDIKATOR
NO PROGRAM KERJA KEGIATAN
STRATEGI KEGIATAN
a. Promosi kesehatan melakukan penyuluhan Meberikan informasi a. Bekerja sama dengan radio 100%
tentang TB melalui kepada masyarakat Patria dan Mayangkara Blitar
kelompok maupun melalui media cetak, b. Berkerjasama dengan media
perorangan dan media sosial maupun cetak
berkoordinasi dengan elektronik tentang c. Memposting di media sosial
PKRS, memberikan adanya pelayanan TB akun resmi RSUD Mardi
leaflet maupun DOTS Waluyo
pemasangan poster TB
pada tempat-tempat
layanan kesehatan
b. Surveilans TB pengumpulan data Melakuakn pencatatan Mencatat semua kegiatan yang 100%
secara sistematis dan pelaporan secara berhubungan dengan data pasien
dan terus menerus rutin mengenai temuan TB
dilanjutkan dengan kasus, keberhasilan
pengolahan, analisis pengobatan sebagai
dan interpretasi data bahan bahan evaluasi
untuk menghasilkan
informasi sehingga
dapat digunakan
sebagai dasar untuk

7
melakukan
perencanaan
pelayanan TB
selanjutnya

c. Pengendalian faktor 1. Pasien 1. Pengendalian faktor 1. Pengendalian faktor resiko 100%


risiko TB Edukasi pasien dan resiko untuk pasien dan untuk pasien dan keluaga
pengunjung poli TB keluaga dilakukan dilakukan dengan cara :
DOTS tentang etika dengan cara : a. Mengumpulkan pasien dan
batuk, cara a. Mengadakan keluarga untuk diberikan
penularan TB, pola penyuluhan penyuluhan bersama
hidup bersih dan kelompok kepada dengan tim PKRS di ruang
sehat (PHBS) , cuci pasien TB dan tunggu klinik.
tangan dan keluarga di ruang b. Mengumpulkan pasien dan
penggunaan masker tunggu klinik tentang keluarga untuk diberikan
2. Petugas penyakit TB paru, penyuluhan bersama
Penggunaan APD etika batuk, cara dengan tim PKRS di ruang
menggunakan rawat inap
masker yang benar c. Memutarkan video berisi
dan gizi penderita edukasi di ruang tunggu
melalui media cetak pasien
dan audiovisual
b. Mengadakan

8
penyuluhan
kelompok kepada
pasien TB, keluarga
dan pengunjung di
ruang rawat inap
tentang penyakit TB
paru, etika batuk,
cara menggunakan
masker yang benar
dan gizi melalui
media cetak dan
audiovisual.
c. Penyediaan sarana
cuci tangan di area
pasien/pengunjung

2.Penggunaan APD 2. Bekerjasama dengan


a. Perlindungan petugas PPI untuk
petugas mengacu mengaudit.
pada kewaspadaan
standart (sarung
tangan, masker,
kaca mata, topi

9
penutup/penutup
kepala, baju kerja
atau sepatu boot)
b. Pelaksanaan cuci
tangan 5 momen
dan 6 langkah
c. Kebersihan
ruangan

d Penemuan dan meningkatkan Melakuakn pencatatan Pemeriksaan mikroskopis TCM -Target BTA positif
penangangan kasus kolaborasi dan dan pelaporan secara rutin diantara suspek 5-15%
tuberculosis koordinasi penemuan mengenai temuan kasus, - Cure rate > 85 %
kasus dengan PKM dan keberhasilan pengobatan - Sucses rate > 85 %
jejaring eksternal dan sebagai bahan bahan - DO < 5 %
internal (memperluas evaluasi
cakupan pasien suspek
pada orang-orang
kontak TB) dan
meningkatkan
komunikasi dengan
melakukan monitor
evaluasi dan pertemuan

10
HDL serta komunikasi
pengobatan TB melalui
form TB09.

e. Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan Pemberian KIE keluarga b. Bekerjasama dengan unit 100%
dilakukan melalui untuk vaksin BCG pada Kamar Bersalin dalam
pemberian imunisasi bayi di wilayah setempat pemberian KIE Keluarga
BCG terhadap bayi (Puskesmas/Posyandu) untuk vaksin BCG pada bayi
dalam upaya penurunan di wilayah setempat
risiko tingkat (Puskesmas/Posyandu)
pemahaman TB sesuai
peraturan perundang-
undangan
f. Pemberian obat meningkatkan d. Melaporkan setiap ada a. Setiap ada temuan pasien TB 100%
pencegahan pelacakan kontak anak temuan Kasus TB yang yang ditemukan di seluruh unit
tuberculosis dalam keluarga atau ada di RSUD Mardi layanan RSMW dirujuk ke unit
lingkungan pasien TB Waluyo ke unit DOTS DOTS yang kemudian
(TB15) dan dilanjutkan lapor ke dilaporkan ke Wasor
Wasor b. Setiap anak yang kontak
e. Pemberian INH serumah dengan penderita
profilaksis pada anak BTA /TCM positif maka
dengan kontak serumah diberikan profilaksis INH
pasien TB selama 6 Bulan

11
f. Pemberian INH c. Setiap ada pasien HIV/AIDS
profilaksis pada diberikan profilaksis INH
penderita HIV AIDS selama 6 bulan.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2020
NO KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
a Promosi kesehatan

b Surveilans TB

c Pengendalian faktor risiko TB

1. Edukasi pasien dan pengunjung poli TB DOTS dan

2. Penggunaan APD Petugas

d Penemuan dan penangangan kasus tuberculosis

e Pemberian kekebalan MENYESUAIKAN

f Pemberian obat pencegahan tuberculosis


VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Capaian Kinerja Program Kerja pelayanan TB DOTS RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2019
NO SASARAN PROGRAM KERJA KEGIATAN CARA TARGET WAKTU CAPAIAN
STRATEGI MELAKSANAKAN HASIL

12
KEGIATAN KEGIATAN
a. Promosi kesehatan melakukan penyuluhan Meberikan informasi a. Berkerja sama
tentang TB melalui kepada masyarakat dengan instansi 100% 12 bulan 60%
kelompok maupun melalui media cetak INKOPAR
perorangan dan maupun elektronik (informasi
berkoordinasi dengan tentang adanya komunikasi dan
PKRS, memberikan pelayanan TB DOTS pariwisata)
leaflet maupun b. Bekerja sama
pemasangan poster TB dengan radio Patria
pada tempat-tempat Blitar
layanan kesehatan c. Berkerjasama
dengan media
cetak
b. Surveilans TB pengumpulan data Melakuakn pencatatan Mencatat semua
secara sistematis dan pelaporan secara kegiatan yang 100% 12 bulan 100%
dan terus menerus rutin mengenai berhubungan dengan
dilanjutkan dengan temuan kasus, data pasien TB
pengolahan, analisis keberhasilan
dan interpretasi data pengobatan sebagai
untuk menghasilkan bahan bahan evaluasi
informasi sehingga
dapat digunakan
sebagai dasar untuk

13
melakukan
perencanaan
pelayanan TB
selanjutnya

c. Pengendalian faktor 1. Edukasi pasien dan 1. Pengendalian faktor 1. Pengendalian faktor


risiko TB pengunjung poli TB resiko untuk pasien dan resiko untuk pasien 100% 12 bulan 80%
DOTS tentang etika keluaga dilakukan dan keluaga
batuk, cara dengan cara : dilakukan dengan
penularan TB, pola a.Mengadakan cara :
hidup bersih dan penyuluhan a) Mengumpulkan
sehat (PHBS) dan kelompok kepada pasien dan
penggunaan alat pasien TB dan keluarga untuk
pelindung diri (APD) keluarga di ruang diberikan
2. Pendidikan dan tunggu klinik tentang penyuluhan
pelatihan petugas penyakit TB paru, bersama dengan
dilakukan : etika batuk, cara tim PKRS di ruang
a.Di dalam Rumah menggunakan tunggu klinik.
Sakit (In House masker yang benar b) Mengumpulkan
Training) dan gizi penderita pasien dan
b.Di luar Rumah sakit b.Mengadakan keluarga untuk
( ExHouse Training) penyuluhan diberikan
kelompok kepada penyuluhan

14
pasien TB, keluarga bersama dengan
dan pengunjung di tim PKRS di ruang
ruang rawat inap rawat inap
tentang penyakit TB c) Memutarkan video
paru, etika batuk, berisi edukasi di
cara menggunakan ruang tunggu
masker yang benar pasien
dan gizi 2. Pendidikan dan
c.Melakukan edukasi pelatihan petugas
melalui audiovisual di dilakukan :
tiap ruang tunggu a) Di dalam Rumah
rawat jalan Sakit (In House
2.Pendidikan dan Training)
pelatihan petugas pelatihan tentang
dilakukan : TB yang
a. Di dalam Rumah diberikan kepada
Sakit (In House seluruh petugas
Training) di dalam lingkup
b) Di luar Rumah sakit rumah sakit.
( Ex House Untuk
Training) pelaksanaanya
dilakukan secara
bertahap.

15
b) Di luar Rumah
sakit ( Ex House
Training)
pelatihan
petugas TB
DOTS yang
dilakukan di luar
rumah sakit.

d Penemuan dan meningkatkan Mengadakan Pemeriksaan -Target BTA 12 bulan - BTA (+)
penangangan kasus kolaborasi dan pemeriksaan kepada mikroskopis TCM positif diantara
tuberculosis koordinasi penemuan semua suspek TB diantara suspek 0.5
kasus dengan PKM dan dengan menggunakan suspek %
jejaring eksternal dan strategi DOTS 5-15% - Cure Rate
internal (memperluas - Cure rate 40 %
cakupan pasien suspek > 85 % -Succes
pada orang-orang - Sucses rate rate 30,91
kontak TB) dan > 85 % %
meningkatkan - DO < 5 % - DO 10,51
komunikasi dengan %
melakukan monitor
evaluasi dan pertemuan
HDL serta komunikasi

16
pengobatan TB melalui
form TB09.
e. Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan Pemberian KIE c. Bekerjasama 100% 12 bulan
dilakukan melalui keluarga untuk vaksin dengan unit
pemberian imunisasi BCG pada bayi di Kamar Bersalin
BCG terhadap bayi wilayah setempat dalam pemberian
dalam upaya penurunan (Puskesmas/Posyand KIE Keluarga
100%
risiko tingkat u) untuk vaksin BCG
pemahaman TB sesuai pada bayi di
peraturan perundang- wilayah setempat
undangan (Puskesmas/Posy
andu)
f. Pemberian obat meningkatkan a. Melaporkan setiap ada a. Setiap ada temuan 100% 12 bulan 100 %
pencegahan pelacakan kontak anak temuan Kasus TB pasien TB yang
tuberculosis dalam keluarga atau yang ada di RSUD ditemukan di
lingkungan pasien TB Mardi Waluyo ke unit seluruh unit layanan
(TB15) DOTS dan dilanjutkan RSMW dirujuk ke
lapor ke Wasor unit DOTS yang
b. Pemberian INH kemudian
profilaksis pada anak dilaporkan ke
dengan kontak Wasor
serumah pasien TB b. Setiap anak yang
c. Pemberian INH kontak serumah

17
profilaksis pada dengan penderita
penderita HIV AIDS BTA /TCM positif
maka diberikan
profilaksis INH
selama 6 Bulan
c. Setiap ada pasien
HIV/AIDS diberikan
profilaksis INH
selama 6 bulan.

B. EVALUASI DAN ANALISA KINERJA


TARGET WAKTU CAPAIAN
SASARAN CARA MELAKSANAKAN
NO PROGRAM KERJA KEGIATAN HASIL
STRATEGI KEGIATAN
KEGIATAN
a. Promosi kesehatan melakukan penyuluhan Meberikan a. Berkerja sama dengan 100% 12 bulan 60%
tentang TB melalui informasi kepada instansi INKOPAR
kelompok maupun masyarakat (informasi komunikasi
perorangan dan melalui media dan pariwisata)
berkoordinasi dengan cetak maupun b. Bekerja sama dengan
PKRS, memberikan elektronik tentang radio Patria Blitar

18
leaflet maupun adanya pelayanan c. Berkerjasama dengan
pemasangan poster TB TB DOTS media cetak
pada tempat-tempat
layanan kesehatan
ANALISA :
Dari data di atas dapat dilihat bahwa capaian Promosi Kesehatan untuk program TB DOTS di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar tahun 2019
adalah 100% dari target capaian 60%. Angka promosi Kesehatan melalui penyuluhan kesehatan di semua layanan baik di rawat inap maupun di
rawat jalan, informasi kepada masyarakat melalui media cetak maupun elektronik tentang adanya pelayanan TB DOTS

b. Surveilans TB pengumpulan data Melakukan Mencatat semua kegiatan 100% 12 bulan 100%
secara sistematis pencatatan dan yang berhubungan
dan terus menerus pelaporan secara dengan data pasien TB
dilanjutkan dengan rutin mengenai
pengolahan, analisis temuan kasus,
dan interpretasi data keberhasilan
untuk menghasilkan pengobatan
informasi sehingga sebagai bahan
dapat digunakan bahan evaluasi
sebagai dasar untuk
melakukan
perencanaan
pelayanan TB
selanjutnya

19
ANALISA pengumpulan data secara sistematis dan terus menerus dilanjutkan dengan pengolahan, analisis dan interpretasi data untuk
menghasilkan informasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pelayanan TB selanjutnya. Surveilans TB
dilakukan dengan cara Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin mengenai temuan kasus, keberhasilan pengobatan sebagai bahan
bahan evaluasi. Sudah mencapai target 100 % karena sudah Mencatat semua kegiatan yang berhubungan dengan data pasien TB.
c. Pengendalian faktor 1) Edukasi pasien dan 1. Pengendalian faktor 1. Pengendalian 100% 12 bulan 80 %
risiko TB pengunjung poli TB resiko untuk pasien faktor resiko untuk
DOTS dan rawat inap dan keluaga dilakukan pasien dan
tentang etika batuk, dengan cara : keluaga dilakukan
cara penularan TB, a.Mengadakan dengan cara :
pola hidup bersih dan penyuluhan a.Mengadakan
sehat (PHBS) dan kelompok kepada penyuluhan
penggunaan alat pasien TB dan kelompok kepada
pelindung diri (APD) keluarga di ruang pasien TB dan
2) Pendidikan dan tunggu klinik tentang keluarga di
pelatihan petugas penyakit TB paru, ruang tunggu
dilakukan : etika batuk, cara klinik tentang
a.Di dalam Rumah menggunakan penyakit TB paru,
Sakit (In House masker yang benar etika batuk, cara
Training) dan gizi penderita menggunakan
b.Di luar Rumah sakit b.Mengadakan masker yang
( ExHouse Training) penyuluhan benar dan gizi
kelompok kepada penderita
pasien TB, keluarga b.Mengadakan

20
dan pengunjung di penyuluhan
ruang rawat inap kelompok kepada
tentang penyakit TB pasien TB,
paru, etika batuk, keluarga dan
cara menggunakan pengunjung di
masker yang benar ruang rawat inap
dan gizi tentang penyakit
c.Melakukan edukasi TB paru, etika
melalui audiovisual batuk, cara
di tiap ruang tunggu menggunakan
rawat jalan masker yang
2. Pendidikan dan benar dan gizi
pelatihan petugas c..Melakukan
dilakukan : edukasi melalui
a. Di dalam Rumah audiovisual di tiap
Sakit (In House ruang tunggu
Training) rawat jalan
b) Di luar Rumah sakit 2. Pendidikan dan
( Ex House pelatihan petugas
Training) dilakukan :
a) Di dalam
Rumah Sakit
(In House

21
Training)
pelatihan
tentang TB
yang diberikan
kepada seluruh
petugas di
dalam lingkup
rumah sakit.
Untuk
pelaksanaanya
dilakukan
secara
bertahap.
b) Di luar Rumah
sakit ( Ex
House
Training)
pelatihan
petugas TB
DOTS yang
dilakukan di
luar rumah
sakit.

22
ANALISA :
1) Edukasi pasien dan pengunjung poli TB DOTS dan rawat inap tentang etika batuk, cara penularan TB, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan
penggunaan alat pelindung diri (APD)
2.Pendidikan dan pelatihan petugas dilakukan :
1) Di dalam Rumah Sakit (In House Training) pelatihan tentang TB yang diberikan kepada seluruh petugas di dalam lingkup rumah sakit. Untuk
pelaksanaanya dilakukan secara bertahap.
2) Di luar Rumah sakit ( Ex House Training) pelatihan petugas TB DOTS yang dilakukan di luar rumah sakit.

d. Penemuan dan meningkatkan Mengadakan Pemeriksaan mikroskopis -Target 12 bulan - BTA (+)
penangangan kasus kolaborasi dan pemeriksaan BTA /TCM BTA positif diantara
tuberkulosis koordinasi penemuan kepada semua diantara suspek 0.5 %
kasus dengan PKM dan suspek TB dengan suspek 5- - Cure Rate
jejaring eksternal dan menggunakan 15% 40 %
internal (memperluas strategi DOTS - Cure rate -Succes rate
cakupan pasien suspek > 85 % 30,91 %
pada orang-orang - Sucses - DO 10,51 %
kontak TB) dan rate > 85
meningkatkan %
komunikasi dengan - DO < 5 %
melakukan monitor
evaluasi dan pertemuan
HDL serta komunikasi

23
pengobatan TB melalui
form TB09.
ANALISA : Penemuan dan penangangan kasus tuberculosis dilakukan dengan cara Mengadakan pemeriksaan kepada semua suspek TB dengan
menggunakan strategi DOTS. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian belum memenuhi target yang telah ditetapkan, karena
kepatuhan pasien untuk berobat masih rendah.
e. Pemberian kekebalan Pemberian kekebalan Pemberian vaksin a. memberikan vaksin 100% 12 bulan
dilakukan melalui BCG kepada BCG kepada semua
pemberian imunisasi semua bayi baru bayi baru lahir di ruang
BCG terhadap bayi lahir di ruang bersalin RSUD mardi Rencana
dalam upaya penurunan bersalin RSUD Waluyo Kota Blitar diaktifkan
risiko tingkat mardi Waluyo yang akan dimulai lagi per
pemahaman TB sesuai Kota Blitar bulan Maret 2020 Maret 2020
peraturan perundang- b. Bekerja sama dengan
undangan Dinas Kesehatan Kota
Blitar untuk
pengadaan vaksin
ANALISA : Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman TB
sesuai peraturan perundang-undangan.Pernah dilakukan di RS mardi Waluyo akan tetapi kegiatan ini terhenti karena angka pencapaianya kurang,
sehingga vaksin rusak dan terbuang. Pemberian vaksin ini akan diaktifkan lagi per Maret 2020.
f. Pemberian obat meningkatkan a. Melaporkan setiap a. Setiap ada temuan 100% 12 bulan 100%
pencegahan pelacakan kontak anak ada temuan Kasus pasien TB yang
tuberculosis dalam keluarga atau TB yang ada di ditemukan di
lingkungan pasien TB RSUD Mardi Waluyo seluruh unit layanan

24
(TB15) ke unit DOTS dan RSMW dirujuk ke
dilanjutkan lapor ke unit DOTS yang
Wasor kemudian
b. Pemberian INH dilaporkan ke Wasor
profilaksis pada anak b. Setiap anak yang
dengan kontak kontak serumah
serumah pasien TB dengan penderita
c. Pemberian INH BTA /TCM positif
profilaksis pada maka diberikan
penderita HIV AIDS profilaksis INH
selama 6 Bulan

c. Setiap ada pasien


HIV/AIDS diberikan
profilaksis INH
selama 6 bulan.
ANALISA : Pemberian obat pencegahan tuberculosis sudah dilakuakan di RS Mardi Waluyo Kota Blitar dilakukan kepada :
Setiap ada pasien TB yang ditemukan di seluruh unit layanan RSMW dirujuk ke unit DOTS yang kemudian dilaporkan ke Wasor
Setiap anak yang kontak serumah dengan penderita BTA /TCM positif maka diberikan profilaksis INH selama 6 Bulan
Setiap ada pasien HIV/AIDS diberikan profilaksis INH selama 6 bulan.

25
26
IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

a. Promosi kesehatan : bukti dan dokumentasi penyuluhan.


b. Surveilans tuberculosis : bukti dan dokumentasi pencatatan pasienTB harian.
c. Pengendalian faktor risiko tuberculosis: buku edukasi pasien dan keluarga tentang
etika batuk dan penggunaan APD.
Program Pengadaan Alat Kesehatan dan Pendukungnya :
1. Peningkatan jumlah Alat Pelindung Diri (APD) masker bedah dan masker N-95
2. Pemeriksaan suspek penderita TB dengan menggunakan pemeriksaan
menggunakan alat TCM (tes Cepat Molekuler)
3. Tersedianya ruang anterum yaitu ruangan yang disediakan sebelum memasuki
ruang isolasi TB
4. Tersedianya Ex House yang sudah memenuhi standart di ruang isolasi rawat inap.
d. Penemuan dan penanganan kasus tuberculosis : buku register TB06 dan TB03 serta
kartu TB01 dan TB02, bila pasien dirujuk ke UPK lain memastikan adanya balasan
TB09 dari UPK tersebut, undangan, daftar hadir dan notulen serta dokumentasi acara
monev dan HDL.
e. Pemberian kekebalan : Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi
BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat pemahaman TB sesuai
peraturan perundang-undangan. Setiap bayi yang diberi imunisasi BCG dicatat dala
buku pelaporan dan kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan sebagai bukti
penggunaan vaksin BCG.
f. Pemberian obat pencegahan tuberculosis : buku dan form pemberian INH pada anak
TB01 ( untuk kasus ini dikonsultasikan ke poli anak )

X. PENUTUP

Demikianlah program kerja Tim DOTS RSUD Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2020
dengan harapan semua pihak yang berkepentingan maupun yang terkait terus
mencermati dan menjalankan program ini dengan baik. Partisipasi dan keterlibatan
seluruh staf medis,keperawatan, maupun tenaga kesehatan lain serta jajaran manajemen
RSUD Mardi Waaluyo Kota Blitar sangat mendukung terlaksananya program ini demi
peningkatan mutu pelayanan TB di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.

Kegiatan program kerja TB DOTS diharapkan menjadi satu kegiatan yang


kolaboratif dan terintegrasi antara jejaring eksternal TB yaitu RS dan UPK lain (PKM),
antara jejaring internal yaitu seluruh pelayanan TB di RS yang berpusat pada poli TB
DOTS (bersama poli VCT, poli Anak dan PPI).

27
28

Anda mungkin juga menyukai