TIM TB DOTS
STARKES
TAHUN 2023
1
PROGRAM KERJA TIM TB DOTS
TAHUN 2023
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB merupakan
keadaan darurat dan pada tahun 1995 merekomendasikan strategi
DOTS sebagai salah satu langkah yang paling efektif dan efisien dalam
penanggulangan TB.
2
4. Dampak pandemi HIV dan berkembangnya masalah MDR-TB
Menyikapi hal tersebut RSUD Nunukan memulai untuk mengendalikan
TB dengan strategi DOTS.
Angka kesakitan TB tahun 2022 ada 577 kasus pasien rawat jalan dan
rawat inap. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan pemeriksaan
sputum BTA, thorax foto dan gejala-gejala klinis. Sistem pelaporan
belum dilaporkan secara khusus sesuai dengan formulir standar
pelaporan DOTS, masih menyatu dengan laporan bulanan. Pengobatan
TB selama ini sesuai dengan instruksi DPJP, tidak mengikuti standar
DOTS. Tidak ada ruangan khusus pelayanan DOTS.
III. TUJUAN
1. Tujuan umum :
2. Tujuan Khusus :
3
A. RINCIAN KEGIATAN
Membentuk tim DOTS TB di RS yang meliputi unit-unit terkait
dalam penerapan strategi DOTS di RS
Membuat kebijakan program DOTS TB di rumah sakit umum
daerah Nunukan.
Sosialisasi program DOTS TB kepada unit-unit terkait di
internal RS.
Penyusunan nota kesepahaman (Memorandum of
Understanding) antara rumah sakit/organisasi dan Dinas
Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota.
Menyiapkan tenaga medis, paramedis, laboratorium, rekam
medis, petugas administrasi, farmasi (apotek) dan PKRS untuk
dilatih DOTS TB (pelatihan dan In House Training)
Menyediakan tempat untuk unit DOTS di dalam RS sebagai
tempat koordinasi dan pelayanan terhadap pasien TB secara
komprehensif (melibatkan semua unit di RS yang menangani
pasien TB)
Menyiapkan tempat pengambilan dahak
Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program TB
untuk memantau penatalaksanaan pasien
Melakukan kegiatan TB DOTS di Rumah Sakit meliputi :
Pencegahan TB, Pengobatan TB, dan pengendalian TB secara
komprehensif.
Di Poliklinik dan UGD
Menjaring tersangka pasien TB dan menegakkan
diagnosis
Mencatat pasien dengan kasus TB di form yang
telah disediakan
4
Memberikan pengantar untuk melakukan
pemeriksaan BTA
Melakukan pelacakan kasus mangkir di RS
o Di Ruang Perawatan
Berfungsi melakukan penjaringan tersangka serta
perawatan dan pengobatan
o Di bagian penunjang (rekam medis, farmasi,
laboratorium dan radiologi)
Berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik
Berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab
terhadap ketersediaan OAT
Berfungsi sebagai pendukung dalam pencatatan
dan pelaporan
5
secara komprehensif (melibatkan semua unit di rumah sakit yang
menangani pasien TB).
7. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologi dahak
sesuai standar.
8. Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program TB
nasional untuk memantau pelaksanaan pasien.
9. Menyediakan biaya operasional.
10. Memberikan penyuluhan baik secara langsung, ataupun melalui
brosur dan pamflet.
11. Melakukan monitoring pemberian OAT berdasarkan catatan TB 01
12. Membuat laporan dan evaluasi tiap triwulan ke suku dinas
kesehatan.
VI. SASARAN
6
VII. JADWAL PELAKSANAAN DAN BIAYA
7
selama 6 bulan untuk pasien anak
dibawah 5 ( lima ) tahun yang
kontak erat dengan pasien
tuberculosis aktif, orang dengan
HIV dan AIDS ( ODHA ) yang tidak
terdiagnosa tuberculosis, populasi
tertentu lainnya sesuai peraturan
perundang – undangan √ √ √ √ √ √ √ √ √
b. Pemberian obat OAT gratis
( program dinas
kepada pasien TB aktif dan
kambuh
5 Pelaporan ke pihak luar ( melalui √ √ √ √ √ √ √ √ √
SITB )
8
VIII. SASARAN
Sasaran dari program kerja tim TB DOTS antara lain ;
a. Masyarakat sekitar RSUD Nunukan
b. Pasien Rawat Inap
c. Pasien Rawat Jalan
d. Staf / karyawan Rumah Sakit
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dilakukan oleh masing-masing PJ yang telah ditentukan.
2. Pelaporan
a. Laporan per 3 bulan, meliputi jumlah kasus :
o Jumlah suspect TB
o Jumlah pasien dengan TB BTA Positif
o Jumlah seluruh pasien dengan diagnosa TB
o Jumlah pasien TB anak
o Jumlah pasien TB yang drop out
o Jumlah pasien TB yang dirujuk atau merujuk
o Kendala yang ada di lapangan
b. Laporan per 1 tahun
o Rekapan hasil per 3 bulan
3. Hasil evaluasi beserta rekomendasi dan rencana tindak lanjut
disampaikan kepada direktur RS
4. Pencatatan dilakukan oleh masing-masing PJ yang telah ditentukan.
a. Pelaporan
1) Laporan per 3 bulan, meliputi jumlah kasus :
o Jumlah kasus CDR
o Kendala yang ada di lapangan
o Angka keberhasilan pengobatan (cure rate)
9
o Angka keberhasilan rujukan (success referal rate).
10
11
12