Anda di halaman 1dari 15

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi

BAB I

DEFINISI

DOTS=adalah suatu system pengobatan TB dengan pengawasan secara langsung

Directly Observed Treatment Shortcourse

AIDS = Acquired Immune Deficiency Syndrome

AP = Akhir Pengobatan

ARTI = Annual Risk of TB Infection

ART = Anti Retroviral Therapy ARV = Anti RetroViral (obat)

BCG = Bacillus Calmette et Guerin

BTA = Basil Tahan Asam

CDR = Case Detection Rate Cm = Capreomycin

CNR = Case Notification Rate

DOTS = Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy

FDC = Fixed Dose Combination

Gerdunas -TB = Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis

H = Isoniasid (INH = Iso Niacid Hydrazide)

HIV = Human Immunodeficiency Virus

KBPP = Kesalahan besar positif palsu

KDT = Kombinasi Dosis Tetap

Km = Kanamycin

Lfx = Levofloxacin

MDG = Millenium Development Goals

MDR / XDR = Multi Drugs Resistance / extensively Drugs Resistance

NRTI = Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


OAT = Obat Anti Tuberkulosis

PMO = Pengawasan Minum Obat

R = Rifampisin

SGOT = Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase

SGPT = Serum Pyruric Oxaloacetic Transaminase

SPS = Sewaktu-Pagi-Sewaktu

TB = Tuberkulosis TNA = Training Need Assessment

WHO = World Health Organization

Z = Pirazinamid

ZN = Ziehl Neelsen

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


BAB II

RUANG LINGKUP

Untuk meningkatkan mutu pelayanan medis TB di Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi
melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan serta
memenuhi etika kedokteran. ruang lingkup pelayanan di rumah sakit Islam Assyifa dilakukan
dipojok DOTS TB yang sudah ada dirumah sakit ini.

Ruang lingkup pelayanan DOTS TB RS Islam Assyifa Sukabumi meliputi :

a. Internal
1. Pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RS Islam Assyifa yang memerlukan
pengobatan TB
2. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari rawat inap RS yang memerlukan pengobatan TB
3. Laboratorium

Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium

b. Eksternal
RS Islam Assyifa sudah bekerjasama dengan Puskesmas untuk mengoptimalkan
pelayanan dan pengobatan TB.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


BAB III

TATA LAKSANA

Dukungan Administrasi dan Operasional Penerapan Strategi DOTS di Rumah Sakit

Salah satu unsur penting dalam penerapan DOTS di rumah sakit adalah komitmen yang
kuat antara pimpinan rumah sakit, komite medik dan profesi lain yang terkait termasuk
administrasi dan operasionalnya. Untuk itu perlu dipenuhi kebutuhan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana penunjang, antara lain :

1. Dibentuk Tim DOTS RS yang terdiri dari seluruh komponen yang terkait dalam
penanganan pasien tuberkulosis ( dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas
farmasi, rekam medik dan PKRS ).
2. Disediakan ruangan untuk kegiatan Tim DOTS yang melakukan pelayanan DOTS.
3. Pendanaan untuk pengadaan sarana, prasarana dan kegiatan disepakati .
4. Sumber pendanaan diperoleh dari rumah sakit.
5. Program Nasional Penanggulangan TB memberikan kontribusi dalam hal pelatihan,
OAT, mikroskop dan bahanbahan laboratorium.
6. Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan pada penerapan DOTS TB
01,02,03 UPK, 04,05,06,09,10 dan buku registrasi pasien tuberkulosis di rumah sakit.

Strategi DOTS di Rumah Sakit

Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus diekspansi dan diakselerasi
pada seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institusi terkait termasuk rumah sakit
pemerintah dan swasta, dengan mengikutsertakan secara aktif semua pihak dalam kemitraan
yang bersinergi untuk penanggulangan TB.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


Langkah – langkah kemitraan :

1. Melakukan penilaian dan analisa situasi untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah
sakit dan dinas keehatan setempat.
2. Mendapatkan komitmen yang kuat dari pihak manajemen rumah akit dan tenaga medis
serta paramedis dan seluruh petugas terkait.
3. Penyusunan nota kesepahaman antara rumah sakit dan dinas kesehatan.
4. Memyiapkan tenaga medis, paramedis, laboratorium, rekam medis, farmasi dan
PKRS untuk dilatih DOTS.
5. Membentuk Tim DOTS di rumah sakit yang meliputi unitunit terkait dalam
penerapan strategi DOTS di rumah sakit.
6. Menyediakan tempat untuk Tim DOTS di dalam rumah sakit sebagai tempat koordinasi
dan pelayanan terhadap pasien tuberkulosis secara komprehensif ( melibatkan
semua unit di rumah sakit yang menangani pasien tuberkulosis ).
7. Menyediakan tempat / rak penyimpanan OAT di ruang DOTS.
8. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai standar.
9. Mrnggunakan format pencatatan sesuai program tuberkulosis nasional untuk
memantau pelaksnaan pasien.
10. Menyediakan biaya operasional.

Pembentukan Jejaring

Rumah sakit memiliki potensi besar dalam penemuan pasien tuberkulosis (case
finding), namun memiliki keterbatasan dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan
pengobatan pasien (case holding) jika dibandingkan dengan puskesmas. Karena itu perlu
dikembangkan jejaring rumah sakit baik internal maupun eksternal.

Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik pabila angka default rate <5% pada
tiap rumah sakit.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


a. Jejaring Internal Rumah Sakit

Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di dalam rumah sakit yang meliputi
seluruh unit yang menangani pasien tuberkulosis. Koordinasi kegiatan dilaksanaan oleh
Tim DOTS rumah sakit.Tim DOTS rumah sakit mempunyai tugas perencanaan,
pelaksanaan, monitoring serta evaluasi kegiatan DOTS di rumah sakit. Tim DOTS
berada di bawah komite medik atau Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit dan
dikukuhkan dengan SK Direktur Rumah Sakit.

Alur penatalaksanaan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Islam Assyifa

Fungsi masing-masing unit dalam jejaring internal RS :

1. Tim DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien TB di rumah sakit dan
pusat informasi tentang TB. Kegiatannya meliputi konseling, penentuan klasifikasi
dan tipe, kategori pengobatan, pemberian OAT, penentan PMO, follow up hasil
pengobatan dan pencatatan.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


2. Poli umum, UGD dan poli spesialis berfungsi menjaring tersangka pasien TB,
menegakkan diagnosis dan mengirim pasien ke Tim DOTS RS.
3. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam melakukan penjaringan
tersangka serta perawatan dan pengobatan.
4. Laboratorium berfungsi sebagai sarana diagnostik.
5. Rradiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.
6. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan OAT.
7. Rekam medis berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam pencatatan dan pelaporan.
8. PKRS berfungsi sebagai pendukung Tim DOTS dalam kegiatan penyuluhan.

a) Suspek TB atau pasien TB dapat datang ke poli umum/ IGD atau langsung ke poli
spesialis (Penyakit Dalam, Paru, Anak, Syaraf, Kulit, Bedah, Obsgyn, THT, Mata, Bedah
Saraf, Urologi)
b) Suspek TB dikirim untuk dilakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium Mikrobiologi,
PK, PA dan Radiologi)
c) Hasil pemeriksaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan. Diagnosis dan
dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik masing atau Tim DOTS.
d) Setelah diagnosis TB ditegakkan pasien dikirim ke Tim DOTS untuk registrasi (bila
pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit), penentuan PMO, penyuluhan dan
pengambilan obat, pengisian kartu pengobatan TB (TB01). Bila pasien tidak
menggunakan obat paket, pencatatan dan pelaporan dilakukan dipoliklinik
masingmasing dan kemudian dilaporkan ke Tim DOTS.
e) konseling dan penanganan lebih lanjut dalam pengobatannya.
f) Rujuk (pindah) dari/ ke UPK lain, berkoordinasi dengan Tim DOTS (lihat pada gambar
alur rujukan).

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


b. Jejaring Eksternal

Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, rumah
sakit, puskesmas dan UPK lainnya dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS.

Tujuan jejaring eksternal :

1) Semua pasien TB mendapatkan akses pelayanan DOTS yang berkualitas, mulai


dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.
2) Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien sehingga mengurangi
jumlah pasien yang putus berobat.

Dinas kesehatan berfungsi :

1. Koordinasi antara rumah sakit dan UPK lain


2. Menyusun protap jejaring penanganan pasien TB
3. Koordinasi sistem surveilans
4. Menyusun perencanaan, memantau, melakukan supervisi dan mengevaluasi
penerapan strategi DOTS di rumah sakit.
5. Menyediakan petugas untuk mengumpulkan laporan.

Mekanisme Rujukan Dan Pindah

Prinsip : memastikan pasien TB yang dirujuk/pindah akan memyelesaikan pengobatannya


dengan benar ditempat lain.

Mekanisme rujukan dan pindah pasien ke UPK lain :

1. Apabila pasien sudah mendapatkan pengobatan di rumah sakit, maka harus


dibuatkan kartu pengobatan TB (TB01) di rumah sakit.
2. Untuk pasien yang dirujuk dari rumah sakit surat pengantar atau formulir (TB09)
dengan menyertakan TB01 dan OAT (bila telah dimulai dibuat pengobatan).
3. Formulir TB09 diberikan kepada pasien beserta sisa OAT untuk diserahkan kepada UPK
yang dituju.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


4. Rumah sakit memberikan informasi langsung (telepon atau SMS) ke koordinator HDL
tentang pasien yang dirujuk.
5. UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan mengirimkan kembali
TB09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal.
6. Koordinator HDL memastikan semua pasien yang dirujuk melanjutkan pengobatan di
UPK yang dituju (dilakukan konfirmasi melalui telepon atau SMS).
7. Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas TB UPK yag dituju melacak
sesuai alamat pasien.
8. Koordinator HDL memberikan umpan balik kepada UPK asal tentang pasien yang
dirujuk.

Alur Rujukan Pasien TB antar UPK dalam Satu Unit Registrasi (1Kab/Kota)

Mekanisme merujuk pasien dari rumah sakit ke UPK Kab/Kota lain :

1. Informsi rujukan diteruskan ke koordinator HDL Propinsi yang akan


menginformasikan ke koordinator Kab/Kota yang menerima rujukan, secara telepon
langsung atau SMS.
2. Koordinator HDL Propinsi memastikan bahwa pasien yang dirujuk telah
mendapatkan pengobatan ke tempat rujukan yang dituju.
3. Bila pasien tidak dtemukan maka koordinator HDL Propinsi harus menginformasikan
kepada koordinator HDL Kab/Kota untuk melakukan pelacakan pasien.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


Pelacakan Kasus Mangkir di Rumah Sakit

Pasien dikatakan mangkir berobat bila yang bersangkutan tidak datang untuk periksa
ulang/ mengambil obat pada waktu yang telah ditentukan. Bila keadaan ini masih berlanjut
hingga 2 hari pada fase awal atau 7 hari pada fase lanjutan, maka Tim DOTS RS segera
melakukan tindakan di bawah ini :

1. Menghubungi pasien langsung/ PMO


2. Menginformasikan identitas dan alamat lengkap pasien mangkir ke wasor Kab/Kota
atau langsung ke puskesmas agar segera dilakukan pelacakan.
3. Hasil dari pelacakan yang dilakukan oleh petugas puskesmas segera diinformasikan
kepada RS. Bila proses ini menemui hambatan, harus diberithukan ke koordinator
jejaring DOTS RS.

Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien dan Dokter

Rumah sakit mempunyai beberapa pilihan dalam penanganan pasien TB sesuai dengan
kemampuan masingmasing seperti terlihat di bawah ini :

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


Semua unit pelayanan yang menemukan suspek TB, memberikan informasi kepada yang
bersangkutan untuk membantu menentukan pilihan dalam mendapatkan pelayanan (diagnosis
dan

pengobatan), serta menawarkan pilihan yang sesuai dengan beberapa pertimbangan :

1. Tingkat sosial ekonomi pasien


2. Biaya konsultasi
3. Lokasi tempat tinggal
4. Biaya transportasi
5. Kemampuan RS

Pilihan 1 :

RS menjaring suspek TB, menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta melakukan
pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas/ UPK lain untuk melanjutkan
pengobatan tetapi pasien kembali ke RS untuk konsultasi keadaan klinis/ periksa ulang.

Pilihan 2 :

RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi, kemudian merujuk ke


puskesmas.

Pilihan 3 :

RS menjaring suspek TB dan menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien serta


memulai pengobatan, kemudian merujuk ke puskesmas.

Pilihan 4 :

RS melakukan seluruh kegiatan pelayanan DOTS.

Setiap petugas harus mengupayakan untuk menjaga aurat pasien, memberikan pelayanan
sesuai jenis kelamin, dan memelihara dari unsur ikhtilat.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


BAB IV

DOKUMENTASI

Pencatatan dan Pelaporan Program TB DOTS :

1. Pencatatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Fasyankes Rumah Sakit Islam Assyifa dalam
melaksanakan pencatatan menggunakan formulir.
2. Daftar tersangka pasien (suspek) yang diperiksa dahak SPS (TB.06).
3. Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB.05).
4. Kartu pengobatan pasien TB (TB.01).
5. Kartu identitas pasien TB (TB.02).
6. Register TB fasyankes (TB.03 fasyankes)
7. Formulir rujukan/pindah pasien (TB.09).
8. Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan (TB.10).
9. Register Laboratorium TB (TB.04).

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM

Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk
dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan, supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan segera

Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak-waktu (interval) lebih lama, biasanya setiap 6 bulan s/d 1
tahun. Dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan
sebelumnya dicapai. Dalam mengukur keberhasilan tersebut diperlukan indikator.

Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan dan pengembangan program.

Indikator Program TB Untuk menilai kemajuan atau keberhasilan pengendalian TB digunakan


beberapa indikator.

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


Indikator pengendalian TB secara Nasional ada 2 yaitu:

1. Angka Penemuan Pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate = CDR) dan

2. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate = SR).

Disamping itu ada beberapa indikator proses untuk mencapai indikator Nasional tersebut di
atas, yaitu:

1.Angka Penjaringan Suspek

2. Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara Suspek yang diperiksa dahaknya

3. Proporsi Pasien TB Paru BTA positif diantara seluruh pasien TB

4.Proporsi pasien TB anak diantara seluruh pasien

5.Angka Notifikasi Kasus (CNR)

6.Angka Konversi

7.Angka Kesembuhan

8.Angka Kesalahan Laboratorium

Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi


Panduan pelayanan TB DOts rumah sakit islam assyifa sukabumi

Anda mungkin juga menyukai