TAHUN 2021
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
Pada tahun 2013 muncul usulan dari beberapa negara anggota WHO yang mengusulkan adanya strategi baru untuk
mengendalikan TB yang mampu menahan laju infeksi baru, mencegah kematian akibat TB, mengurangi dampak
ekonomi akibat TB dan mampu meletakkan landasan ke arah eliminasi TB. Eliminasi TB akan tercapai bila angka
insidensi TB berhasil diturunkan mencapai 1 kasus TB per 1 juta penduduk, sedangkan kondisi yang memungkinkan
pencapaian eliminasi TB (pra eliminasi) adalah bila angka insidensi mampu dikurangi menjadi 10 per 100.000
penduduk. Dengan angka insidensi global tahun 2012 mencapai 122 per 100.000
penduduk dan penurunan angka insidensi sebesar 1-2% setahun maka TB akan memasuki kondisi pra eliminasi
pada tahun 2160. Untuk itu perlu ditetapkan strategi baru yang lebih komprehensif bagi pengendalian TB secara
global.
Pada sidang WHA ke 67 tahun 2014 ditetapkan resolusi mengenai strategi pengendalian TB global pasca 2015
yang bertujuan untuk menghentikan epidemi global TB pada tahun 2035 yang ditandai dengan:
1. Penurunan angka kematian akibat TB sebesar 95% dari angka tahun 2015.
2. Penurunan angka insidensi TB sebesar 90% (menjadi 10/100.000 penduduk)
Strategi tersebut dituangkan dalam 3 pilar strategi utama dan komponen-komponenya yaitu: 1. Integrasi layanan TB
berpusat pada pasien dan upaya pencegahan TB
a. Diagnosis TB sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua dan penapisan TB secara sistematis
bagi kontak dan kelompok populasi beresiko tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TB, termasuk untuk penderita resistan obat dengan disertai dukungan yang
berpusat pada kebutuhan pasien ( patient-centred support)
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TB yang lain.
d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan dan beresiko tinggi serta pemberian vaksinasi
untuk mencegah TB.
3. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan dan
pencegahan TB.
b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan pemberi layanan
Tangerang Selatan merupakan salah satu yang memiliki status sosial ekonomi rendah, sehingga prevalensi kasus
tuberculosis masih tinggi. Upaya untuk mengendalikan laju prevalensi tersebut dapat dilihat dari Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Tangerang selatan, dimana penanggulangan penyakit tuberculosis termasuk di dalam indikator
keberhasilan pembangunan Tangerang selatan di bidang kesehatan.
Puskesmas Pondok Aren sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas harus mendukung upaya Dinas Kesehatan
dalam rangka mengendalikan penyakit tuberculosis dengan menerapkan
strategi DOTS dan Strategi STOP TB. Sebagai pedoman dalam penerapan strategis tersebut, maka Puskesmas Pondok
Aren menetapkan Pedoman Program Pengendalian Penyakit Tuberculosis
Puskesmas Pondok Aren.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup program Program Pengendalian Penyakit Tuberculosis Puskesmas Pondok Aren meliputi :
1. Tatalaksana Pasien Tuberculosis
2. Tatalaksana TB pada Anak
3. Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberculosis Resistan Obat.
4. Kegiatan Kolaborasi TB-HIV
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberculosis
6. Public – Private Mix DOTS dalam Pengendalian Tuberculosis
Tuberculosis
2. Batasan Operasional
3. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 565/Menkes/Per/III/2011 tentang Strategi
Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011-2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Tahun 169);
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
4 D3 Pelatihan
Sanitasi Sanitasi
Lingkunga
5 Ahli Gizi n Gizi
D3 Pelatihan
Gizi
6 Analis D3 Analis Pelatihan TB
Laboratoriu Kesehata Pelatihan Pemeriksaan TB
m n
7 Penanggung D3 Pelatihan
Jawab Kperawatan, Imunisasi
Imunisasi D3 Kebidanan
3. Melaksanakan Monitoring
pengendalian TBC
4. Melaksanakan
pemberdayaan masyarakat
TBC
5. Melaksanakan Koordinasi
Kesehatan
6. Melaksanakan Koordinasi
Pengadaan dan
Pemeliharaan Logistik
termasuk Obat Anti
Tuberkulosis dengan
Bagian Farmasi
Kesehatan
7. Melaksanakan Koordinasi
Fasyankes lainnya.
8. Melaksanakan Sistem
(SITT)
3 Pelaksana Melaksanakan 1. Melaksanakan
Program pengendalian Pengendalian TBC
TBC
Pengendalian 2. Melaksanakan
Penyuluhan
Tuberkulosis TBC dan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya
pengendalian TBC
3. Melaksanakan
Koordinasi dengan
Lintas Sektor,
Lintas Program dan Dinas
Kesehatan
4 Sanitarian Bertanggung 1. Memberikan konsultasi
jawab dalam pada pasien TBC untuk
Konsultasi dan menciptakan kondisi
Penyuluhan tempat tinggal yang
Sanitasi Terkait mendukung pengobatan
TBC TBC
2. Memberikan
penyuluhan dan
konsultasi pada
masyarakat untuk
menciptakan kondisi
tempat tinggal yang
mendukung dalam
pencegahan penularan
TBC
5 Ahli Gizi Bertanggung 1. Memberikan konsultasi
jawab dalam pada pasien TBC untuk
barang Puskesmas
Pondok Aren dalam rangka
pengadaan alat
pemeriksaan sputum Basil
Tahan asam (BTA)
termasuk reagen
3. Melaksanakan koordinasi
dengan bagian pemelihara
barang Puskesmas
Pondok Aren dalam rangka
pemeliharaan alat
pemeriksaan sputum Basil
Tahan asam (BTA)
termasuk reagen
7 Penanggung Mengelola Vaksin 1. Mengelola Vaksin BCG
Jawab Imunisasi BCG dan 2. Mengelola pemberian
Bertanggung imunisasi vaksin BCG
Jawab dalam
Imunisasi Vaksin
BCG
BAB III
A. FASILITAS
Di dalam pengendalian penyakit TBC diperlukan upaya pengobatan. Agar pengobatan dapat berjalan optimal,
maka diperlukan standar fasilitas untuk pengobatan. Pengobatan TBC di Puskesmas dilaksanakan di Poli Paru.
Untuk pengobatan pasien dalam kondisi yang membutuhkan rawat inap, pengobatan dilakukan secara rawat
inap untuk sementara di Unit Rawat Inap sampai kondisi stabil untuk rawat jalan.
Berikut fasilitas yang digunakan untuk pengobatan dan perawatan pasien TBC beserta fungsinya dalam
pengobatan TBC:
1. Poli Umum: Pemeriksaan TBC, Penegakan Diagnosis, memberikan Rujukan untuk
pemeriksaan lanjutan atau pengobatan lanjutan, Pengobatan pertama kali setelah diagnosis. Unuk
pengobatan selanjutnya, dilaksanakan di Poli Jantung paru. Pembuatan Formulir TB 01 dan 02 dilaksanakan
di Poli Umum atau Poli jantung Paru.
2. Poli Jantung Paru: Pemeriksaan TBC, Penegakan diagnosis, Pengobatan TBC termasuk Pengobatan kedua
dan seterusnya hingga pengobatan selesai, memberikan rujukan
pengobatan selanjutnya. Pengisian sistem informasi baik elektronik dan non elektronik dilakukan di Poli jantung
Paru.
3. Unit Gawat Darurat: Pemeriksaan TBC dan pengobatan TBC untuk pasien TBC yang
baru datang ke Puskesmas Pondok Aren dalam kondisi vital tidak baik atau emergency.
4. Unit Rawat Inap: Pengobatan dan perawatan pasien TBC dengan kondisi vital butuh
perawatan.
5. Puskesmas Pembantu dan Ponkesdes: Memberikan pengobatan TBC pada pasien yang sulit dijangkau atau
sulit transportasi. Catatan: Pasien TBC tetap diwajibkan untuk
periksa rutin minimal 1 kali dalam sebulan ke Poli Umum Puskesmas Pondok Aren agar dapat
pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum. Memberikan rujukan ke Poli Umum Puskesmas Pondok Aren
apabila menemui penderita terduga TBC.
6. Poli Sanitasi: Memberikan konsultasi perbaikan kondisi rumah agar mendukung
pengobatan TBC dan mencegah penularan TBC.
7. Poli Gizi: Memberikan konsultasi perbaikan gizi penderita TBC agar mendukung
pengobatan TBC dan mencegah penularan TBC.
8. Laboratorium: Melaksanakan pemeriksaan Sputum BTA.
9. Kamar Obat: Menerima resep pengobatan TBC dari Poli Umum, Poli Jantung Paru, UGD dan Rawat
Inap serta memberikan obat TBC pada pasien TBC.
10. Poli Imunisasi: Memberikan imunisasi BCG untuk pencegahan penyakit TBC. 11. Ruang
Vaksin: tempat menyimpan vaksin BCG.
12. Ambulance/Kendaraan Puskesmas Keliling: Kendaraan untuk merujuk pasien TBC atau terduga TBC dengan
kondisi vital tidak baik atau emergency.
B. SARANA
1. Komputer
2. Alat Pemeriksaan Laboratorium
BAB IV
LOGISTIK
1. OAT
a. Injeksi
b. Tablet
Kategori II
3. OAT Anak Tablet Apabila Ada Antibiotik
pasien anak.
Pengadaaan OAT oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas Pondok Aren melakukan permintaan Obat kepada
Dinas Kesehatan.
2. OBAT PENUNJANG
Obat tablet
TERJADI
1. Salah Pemberian Obat (Pasien mendapatkan obat pasien lain)
Salah pemberian obat yang dimaksud adalah Pasien TBC mendapatkan OAT pasien lain. Resiko menjadi
berbahaya apabila terdapat perbedaan dosis dan regimen terapi antara kedua pasien tersebut.
Upaya Pencegahan:
a. Saat pasien masuk ruang pemeriksaan ditanyakan namanya kemudian dicocokkan dengan rekam
medik yang dipegang oleh pemeriksa.
b. Saat resep diserahkan, pastikan resep diterima oleh pada pasien atau keluarga pasien
yang bersangkutan.
c. Saat obat akan diserahkan pada pasien atau keluarga pasien, tanyakan kembali pada
penerima obat, apakah benar nama pasien sesuai dengan obat yang akan diserahkan.
a. Timbang berat badan pada awal pengobatan dan secara periodik minimal 1 bulan
sekali
b. Tetapkan dosis obat sesuai berat badan dan Kategori Pengobatan pada awal
pengobatan fase awal dan fase lanjutan
c. Tuliskan dosis obat yang tepat sesuai berat badan pada formulir TB 01 dan 02.
d. Saat pemberi pengobatan menuliskan resep, cek kembali Regimen Terapi dan dosis yang tertera pada
formulir TB 01.
Cara Penanganan Jika Terjadi:
a. Segera ganti resep obat dan obat sesuai dengan dosis
b. Isi formulir kejadian nyaris cedera dan formulir keselamatan pasien lainnya
c. Segera laporkan kejadian kepada Tim Keselamatan Pasien sebelum 1 x 24 jam.
Upaya Pencegahan:
a. Saat pertama kali pemberian pengobatan, cek kembali hasil pemeriksaan lanjutan, antara lain:
Formulir TB 05, hasil pemeriksaan Rongten dan/atau Patologi Anatomi
jika ada. Cek juga riwayat pengobatan sebelumnya yang tertera pada rekam medis dan tanyakan juga
riwayat pengobatan sebelumnya pada pasien atau keluarga
pasien.
b. Segera tuliskan Regimen Terapi pada formulir TB 01 dan 02 setelah diagnosa ditegakkan, baik oleh
pemeriksaan Sputum BTA atau pemeriksaan lainnya.
a. Segera ganti regimen terapi dan revisi formulir TB 01 dan 02 dengan regimen terapi yang benar.
b. Isi formulir kejadian nyaris cedera dan formulir keselamatan pasien lainnya
c. Segera laporkan kejadian kepada Tim Keselamatan Pasien sebelum 1 x 24 jam.
4. Salah Pemberian Obat Sesuai Fase Pengobatan (Minum Obat Lebih Dari atau Kurang Dari
Quota sesuai Regimen Terapi)
Upaya Pencegahan:
a. Saat pasien datang ambil obat, periksa jumlah obat yang sudah diminum pada formulir TB 01 dan
02 dan tanyakan kebenarannya pada pasien.
b. Saat penulisan resep, pastikan dicatat juga di dalam rekam medik, formulir TB 01 dan 02. Serta pastikan
keseuaian data antara rekam medik, resep, formulir TB 01
dan 02.
a. Saat pertama kali mendapatkan pengobatan, beri penyuluhan cara minum obat pada
pasien, keluarga dan PMO serta beri catatan minum obat yang benar agar mudah
benar.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Upaya Pencegahan:
a. Gunakan masker saat melayani pasien TBC.
b. Gunakan masker N95 untuk pasien TB-MDR.
c. Beri informasi pada pasien TBC dan keluarganya tentang etika batuk, seperti menutup mulut dan
hidung saat batuk dan memalingkan wajah dengan lawan bicara.
d. Layani TB-MDR diluar jam kerja, saat pasien lain sudah sepi. Dan layani diluar gedung.
e. Pastikan pemberi pelayanan kesehatan dalam kondisi sehat jasmani.
f. Pemberi pelayanan kesehatan pasien TBC harus menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
nutrisi yang adekwat.
g. Ganti dengan petugas lain yang sedang sehat jasmani dan dalam kondisi daya tahan tubuh baik, apabila
petugas yang biasa memberikan pelayanan penyakit TBC sedang tidak sehat jasmani atau sedang dalam
kondisi daya tahan tubuh menurun.
Cara Penanganan Jika Terjadi: Segera obati sesuai dengan prosedur pengobatan TBC.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di PUSKESMAS PONDOK AREN dalam program TBC
antara lain:
A. Sudut Pandang Petugas
1. Penemuan suspect penderita TB: lebih dari 1 banding 10 x (1,07/1000 x jumlah
penduduk)
Dalam rangka mencapai mutu tersebut, beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh
puskesmas antara lain:
1. Menggali Kebutuhan sasaran dan masyarakat melalui survey atau wawancara dengan masayarakat dan
sasaran.
2. Memberdayakan masyarakat, sasaran, lintas sektor dan lintas program dalam upaya
pengendalian penyakit TBC.