Anda di halaman 1dari 20

CAPAIAN PROGRAM TUBERKULOSIS

DI SULAWESI SELATAN TAHUN 2020

ANDI JULIA JUNUS


BBPK Makassar, 05 April 2021
Situasi Program TB 2020
CAKUPAN PENGOBATAN TB (TREATMENT COVERAGE) TAHUN 2020
CAKUPAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (TREATMENT SUCCESS RATE) TAHUN 2019
TREN PENEMUAN & PENGOBATAN TB RO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

500 90%
81% 466
450 75% 75% 76% 80%
394
400 70%
350 58%
56% 60%
53% 287
300
47% 50%
245
250
40%
200 190 184
160
144 144 30%
150
117 108
96 95 20%
100 72
59
50 34 10%

0 0%
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TW 1 2021

Terkonfirmasi RR Diobati Enrollment Rate


HASIL PENGOBATAN PASIEN TB RO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Pasien 2018 Pasien 2019 Pasien TW 1-2 2020


Lain-lain 2% Lain-lain 0% Lain-lain 0%

Pindah 2% Pindah 0% Pindah 4%

Dalam Pengobatan 0% Dalam Pengobatan 11% Dalam Pengobatan 24%


Meninggal 15% Meninggal 17% Meninggal 14%
Gagal 4% Gagal 2% Gagal 4%
Putus Berobat 33% Putus Berobat 25%
Putus Berobat 22%
Pengobatan lengkap 11% Pengobatan lengkap 12%
Pengobatan lengkap 6%
Sembuh 33% Sembuh 32%
Sembuh 27%
0% 10% 20% 30% 40% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
0% 10% 20% 30%
UPDATE LAYANAN TB RO SULSEL
• Buka dan Aktif • Buka dan belum aktif (Menunggu pasien)

1. RSUP Wahidin 1. RSUD Batara Siang

2. RSUD Labuang Baji


3. BBKPM • Belum Buka (Dalam proses)

4. RS Bhayangkara 1. RSUD Lanto Dg. Pasewang


2. RSUD Syech Yusuf
5. RSUD Sulthan Dg. Radja
6. RSUD Andi Makkasau
• Belum Buka (???)
7. RSUD Sawerigading
1. RSUD Latemmamala
8. RSUD Tenriawaru
2. RSUD Sinjai
9. RSUD Daya Kota Makassar
3. RSUD Lakipadada
4. RS Pelamonia
Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia Faskes Lapor Kasus TB Tahun 2019 vs TW
100%
93% 1-3 2020 95%

24,239
Total Fasyankes
90%

80%
84%
80%

*PKM+RS+DPM+KLINIK 70%

60% 57%
52%
50%
10,168 40%

Puskesmas (PKM)
11,220
30%
*Pusdatin 1 Juni 2020
20% 15% 16%
Others (Private
2,851 Practitioners &
10%

0%
3%
1%
Rumah Sakit (Pemerintah Private Clinics) Puskesmas Rumah Sakit Lapas/Rutan BP4/BBKPM/BKPM DPM/KLINIK
*PI Yankes September 2019
& Swasta) dan Klinis Paru
*PI Yankes September 2019 2019 TW 1-3 2020

Laboratorium Pendukung Diagnosis Tuberkulosis


7,471 946 21 12
Lab Tes Cepat
Molekuler Biakan
Uji Kepekaan 7
Mikroskopis LPA Lini 2
988 Alat TB Obat TB
*Puskesmas = 6,135 TCM
*RS/Klinik Paru = 1,336
Data Lab per 10 Mei 2020
Penyebab dan Solusi
Treatment Coverage Rendah
Penyebab :
1.Belum semua faskes melapor kasus menggunakan SITB, Wifi TB, Integrasi SIMRS-SITB
2.Beban ganda petugas TB dengan COVID-19
3.Penggunaan TCM untuk pemeriksaan TB dan COVID-19
4.Terhambatnya kegiatan Investigasi Kontak (IK)
5.Utilisasi TCM masih rendah

Solusi :
6.Monitoring dan umpan balik ke faskes secara rutin, refreshing penggunaan SITB di faskes
7.Memastikan program TB berjalan sesuai yang diharapkan
8. Melakukan pengaturan jejaring untuk mengoptimalkan penemuan kasus TB dan TB RO menggunakan TCM
9. Melakukan kegiatan Investigasi Kontak secara virtual pada zona merah
10.Melibatkan mantan pasien TB, komunitas, toga, kader dalam kegiatan investigasi kontak
11.Memastikan pelaksanaan IK sesuai protokol kesehatan (penggunaan masker, hand sanitizer, face shield)
12.Skrining TBC kepada kelompok berisiko (pondok pesantren, Lapas/Rutan, masyarakat yang tinggal didaerah padat,kumuh dan miskin)
13.Meningkatkan jejaring layanan internal di faskes untuk menemukan kasus TBC
14.Meningkatkan peran asosiasi rumah sakit untuk meningkatkan penemuan dan pelaporan kasus TB

Kementerian Kesehatan RI, 2020


Treatment Success Rate Rendah
Penyebab :
1. Belum semua faskes lapor hasil pengobatan pasien
2. Pemantauan pasien oleh petugas di masa pandemi sulit
3. Perilaku dan persepsi pasien di masa pandemi tidak datang ke layanan
4. Pelacakan kasus mangkir (lost to follow up) belum optimal

Solusi :
5. Memanfaatkan digital teknologi melalui kampanye media sosial, hotline layanan TB dalam
pemantauan pasien untuk pengobatan, pelacakan kasus mangkir misalnya melalui aplikasi
EMPATI, dll.
6. Memanfaatkan jasa pengiriman obat dengan ojek online atau kurir internal
7. Monitoring dan umpan balik secara rutin ke faskes, serta refreshing penggunaan SITB ke faskes

Kementerian Kesehatan RI, 2020


Penyebab :
TB Resistan Obat Rendah
1.Keterbatasan fasilitas Kesehatan yang melayani TB RO
2.Jangka waktu memulai pengobatan yang lama dari mulai terkonfrmasi RR
3.Ketakutan efek samping pengobatan
4.Durasi pengobatan yang lama pada pasien TB RO (jangka pendek 9-12 bulan dan jangka panjang 18-20 bulan)
5.Kurangnya dukungan dari keluarga pasien
6.Ketakutan kehilangan pekerjaan
7.Stigma masyarakat tentang TB RO

Solusi :
8.Advokasi kepada stakeholder terkait (Pemda, RS) berdasarkan KMK 350
9.Mempercepat usaha penyediaan akses universal untuk layanan diagnosis dan pengobatan TB RO yang berkualitas
10.Memastikan semua kasus TB RO terkonfirmasi memulai pengobatan segera setelah terdiagnosis
11.Pemberian layanan berpusat pasien (patient-centered services) untuk semua pasien, termasuk pengobatan ramah pasien dan dukungan psikososial
yang dibutuhkan untuk menjamin kepatuhan dan keberlangsungan pengobatan
12.Memperkuat keterlibatan komunitas pada saat diagnosis/sebelum pengobatan
13.Meningkatkan kualitas manajemen klinis dan program TB RO di tingkat fasyankes dan kab/kota, didukung dengan mentoring dan asistansi dari tingkat
provinsi dan nasional
14.Introduksi paduan pengobatan all oral  PERLU KOMITMEN PROVIDER & PROGRAMER
15.Edukasi tentang efek samping obat kepada pasien dan keluarga
16.Dukungan lintas sector (Kementerian Sosial dan Kementerian Tenaga Kerja)

Kementerian Kesehatan RI, 2020


Terapi Pencegahan TB Rendah
Penyebab :
1.Rendahnya pengetahuan pasien terhadap manfaat TPT
2.Persepsi masyarakat yang merasa sehat dan tidak perlu minum TPT
3.Kekhawatiran pasien terhadap efek dari TPT
4.Pengobatan TPT terlalu Panjang
5.Keraguan petugas menyingkirkan TB yang aktif
6.Keraguan akan efektivitas TPT
7.Ketakutan akan resistensi obat
8.Kekurangan SDM dalam pemberian TPT di fasilitas kesehatan

Solusi :
9.Ekspansi target prioritas yang mendapatkan TPT (usia >5 tahun)
10.Penggunaan regimen TPT jangka pendek
11.Penguatan Investigasi Kontak dengan pelibatan komunitas dan kader
12.Penguatan strategi elakukan komunikasi

Kementerian Kesehatan RI, 2020


Evaluasi 2020 & Rencana 2021-2023
Kegiatan (1)

• Manajemen TB Resistan Obat (MTPTRO)


• Manajemen TB Sensitif Obat 5. Audit klinis / kohort mini untuk memantau pendaftaran, proses
1. Advokasi dan koordinasi dengan pemerintah desentralisasi, dan penerapan pendekatan yang berpusat pada
pasien
kabupaten untuk membentuk skema kesehatan dan
6. Pendampingan klinis
perlindungan sosial daerah bagi pasien TB 7. Pelatihan Konseling petugas kesehatan di pusat pengobatan PMDT
2. Rapat koordinasi di 190 distrik (Wasor, Petugas baru di 119 kabupaten prioritas
Teknis, Rumah Sakit, dan CSO) 8. Meningkatkan kapasitas 119 rumah sakit kabupaten untuk memulai
pengobatan
9. Pemasangan sistem informasi DR TB di pusat PMDT baru (on the job
• Pelatihan FKTP dan FKRTL
training untuk staf di pusat PMDT baru)
3. Melatih 2 tenaga kesehatan di puskesmas di 514 10. Menyediakan pemungkin untuk memfasilitasi pasien TB MDR yang
kabupaten untuk melakukan skrining TB, HIV, dan didiagnosis untuk memulai dan menyelesaikan pengobatan.
DM terpadu pada ODHA, penderita DM, ibu hamil, 11. Imbalan berbasis hasil bagi petugas fasilitas kesehatan dalam
penderita gangguan jiwa, dan perokok menangani pasien DR-TB. Penghargaan khusus untuk mendaftarkan
pasien yang didiagnosis ke dalam perawatan dan untuk
4. Melatih 5 petugas kesehatan di 1 rumah sakit di 334
menindaklanjuti sampai perawatan selesai
kabupaten untuk skrining TB komprehensif di klinik 12. Dukungan pengobatan untuk pasien TB MDR (biaya dokter,
non TB. laboratorium, rawat inap).
Kegiatan (2)
• Laboratorium dan Transport Sputum • Kolaborasi TB HIV
13. Monitoring dan evaluasi untuk laboratorium 19. Pertemuan advokasi di tingkat kabupaten sebagai
mikroskopis bagian dari Koordinasi dengan Kementerian
14. Mengatur transportasi dahak yang efektif dari Ketenagakerjaan dan BPJS ketenagakerjaan untuk
lokasi DRTB ke lab C / DST. memungkinkan akses perlindungan sosial bagi pasien
15. Mengatur tingkat transportasi dahak yang efektif, TB dan HIV
berdasarkan sistem kurir yang tersedia di daerah 20. Temu koordinasi TB-HIV kabupaten untuk kader
tersebut (termasuk rumah sakit umum dan masyarakat dengan petugas fasilitas kesehatan
swasta) 21. Pelatihan tes HIV untuk Petugas Kesehatan di 100
kabupaten yang tidak tercakup oleh program HIV
• Investigasi Kontak dan Kolaborasi Layanan 22. Meningkatkan koordinasi dengan program HIV dan
16. Pemantauan dan evaluasi kegiatan (Intensifikasi mengintensifkan validasi data di tingkat kabupaten.
Investigasi Kontak Rumah Tangga) 23. Mendukung sistem rujukan kasus TB-HIV yang
17. Dukungan teknis pengendalian infeksi TB kepada dikonfirmasi untuk memulai ARV
fasilitas kesehatan yang menangani pasien TB 24. Dukungan teknis dan pendampingan tentang
18. Pemeriksaan Sinar X DM TB penatalaksanaan TB-HIV
Kegiatan (3)
• PPM • Surveilans
25. Koordinasi dengan organisasi profesi dan penyedia 32. Monitoring dan evaluasi tahunan di tingkat
di tingkat kabupaten kabupaten
26. Pertemuan koordinasi lintas program di tingkat 33. Pemantauan dan evaluasi layanan terintegrasi di
kabupaten
tingkat kabupaten (terintegrasi dengan
27. Desentralisasi kelanjutan pengobatan di Puskesmas
pemantauan dan evaluasi komprehensif)
28. Monitoring dan supervisi implementasi WIFI TB di
34. Mop up kasus TB di 180 kabupaten di Indonesia
kecamatan
35. Pelatihan offline sumber daya manusia di fasilitas
29. Pengawasan PPM di Tingkat Kabupaten -
untuk menggunakan SITB
Kunjungan lapangan ke penyedia swasta
36. Pelatihan online sumber daya manusia di provinsi
30. Pertemuan koordinasi lintas sektoral rutin untuk
dan kabupaten untuk menggunakan SITB
pengembangan rencana aksi (diperkirakan 2
37. Supervisi dan monitoring berkala untuk notifikasi
pertemuan 10 orang per kabupaten)
kasus TB di semua penyedia layanan kesehatan
31. Workshop staf DPPM TB untuk meningkatkan
kapasitas staf TB baru oleh Tim TB Kabupaten.
Kegiatan (4)
• Logistik • SDM dan Dukungan kebutuhan kantor
38. Distribusi obat-obatan dan persediaan Lab, dll 40. Sumber daya tambahan untuk memperkuat
dari Distrik ke HC perawatan TB dan intervensi pencegahan untuk
39. Rapat koordinasi logistik dengan berbagai 334 Kabupaten Prioritas - Gaji ke-13
pengelola program di dinas kesehatan kabupaten 41. Sumber daya manusia tambahan untuk
memperkuat perawatan TB dan intervensi
pencegahan untuk 334 Kabupaten Prioritas – Gaji
42. Dukungan kebutuhan Kantor untuk SR Provinsi
dan Kab/Kota
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai