PELACAKAN TB MANGKIR
PUSKESMAS MLARAK
Nomor dokumen :
Tanggal terbit :
Revisi :
I. PENDAHULUAN
Ketika dunia bersatu untuk mengatasi pandemi COVID-19, sangat
penting untuk memastikan bahwa penyediaan layanan dan sistem operasional
untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang lain tetap berjalan secara
berkesinambungan demi melindungi kehidupan orang dengan TB dan kondisi
kesehatan lainnya. Pemerintah sudah menetapkan status Darurat Bencana
Wabah COVID-19 di Indonesia. Dengan demikian layanan kesehatan,
termasuk Program Nasional untuk penanggulangan TB, perlu secara aktif,
efektif dan cepat terlibat dalam upaya penanggulangan COVID-19 serta
memastikan bahwa layanan TB tetap berjalan.
Penyakit menular yang masih menjadi perhatian utama masyarakat
dunia termasuk Indonesia adalah HIV/AIDS, Tuberkulosis (TB), Malaria.
Penyakit TB Paru menyerang pada bagian paru-paru, bisa menular kepada
orang lain, tetapi bisa diobati dengan minum obat rutin selama 6-8
bulan.Seseorang yang terkena TB yang tidak diobati dapat menyebarkan
kuman TB kepada orang lain 10-15 orang yang kontak dekat dengan
penderita TB.Kuman TB dapat tersebar ke udara pada saat penderita
batuk,bersin atau berbicara. Penyakit TB ini bukanlah penyakit akibat
kutukan,guna-guna atau penyakit turunan
Gejala pertama orang yang terindikasi TB adalah orang yang batuk
berdahak selama 2 minggu atau lebih, gejala-gejala lainnya antara lain: sesak
nafas dan nyeri dada, demam meriang berkepanjangan, badan lemas dan
nafsu makan berkurang, berat badan menurun, berkeringat tanpa melakukan
aktifitas di malam hari atau batuk berdahak dan bercampur darah
Pada awal tahun 1990-an WHO telah mengembangkan
strategi penanggulangan TB yaitu strategi DOTS ( Directly Observed
Treatment-Shortcourse)dan telah terbukti sebagai strategi yang
secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi DOTS adalah strategi
penyembuhan TB-Paru jangka pendek dengan pengawasan secara langsung.
DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB
Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai
dinyatakan sembuh sehingga dengan strategi ini proses penyembuhan TB-
Paru bisalebih cepat. Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata rantai
penularan dan dengandemikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.
Keberhasilan Program Penanganan TB Paru dapat dinilai dari
keberhasilan pengobatan. Sedangkan kasus TB mangkir dapat meningkatkan
resiko kekebalan kuman TB terhadap pengobatan. Resiko terbesar adalah jika
pasien jatuh kedalam keadaan TB MDR. Oleh karena itu perlu bagi puskesms
untuk melaksanakan kegiatan pelacakan TB mangkir, dalam rangka
menurunkan jumlah pasien TB yang mangkir pengobatan.
Pelaksana kegiatan Pelacakan TB MANGKIR dilaksanakan sesuai visi
Puskesmas Mlarak yaitu “HADIR” ( Handal, Dinamis, dan Kreatif ) sesuai
dengan tata nilai Puskesmas Mlarak yang telah ditetapkan yaitu Mutu, Loyal,
Amanah,Rajin, Akuntabel, Kerja sama.
VI.SASARAN KEGIATAN
Pasien TB yang mangkir mengambil obat kurang dari 1 bulan sejak jadwal
pengambilan obat
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 KET
PELACAKAN X X X X X X X X X X X X
KASUS TB
MANGKIR