Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA KASUS TUBERKULOSIS

No.Dokumen : B/ /IV/SOP/PKMTB/I/2023
SO No. Revisi :-
P TanggalTerbit : 25 Januari 2023
Halaman : 1/2

Subarjo
UPTD Puskesmas
NIP.19640208198603101
Tegalbuleud
0

1. Pengertian Penatalaksanaan Pasien TB adalah pelayanan dilakukan kepada penderita TB


yang berobat di Poli TB. Penanganan Tuberkulosis dengan Strategi DOTS adalah
pemberi terapi dengan observasi langsung terhadap pengobatan TB yang
berkesinambungan atara komitmen pengambilan kebijakan dengan pendiagnosaan
TB, Terapi/Pengobatan dengan OAT, serta pengawasan langsung oleh PMO
(Pengawas Minum Obat) yang dilengkapi denga pencatatan dan pelaporan untuk
memudahkan pemantauan dan evaluasi penderita TB.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan kasus tuberkulosis untuk kesembuhan pasien,
mencegah terjadinya penularan, memutus rantai penularan dan pencegahan
resisten terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor B/ /IV/SK/PKMTB/I/2023 Tentang Penunjukan
Tim TB-DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) Tingkat Puskesmas
4. Referensi 1. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis, Kementrian Kesehatan RI
tahun 2014
2. Peraturan Kementrian Kesehatan RI Nomor 67 tentang Penanggulangan
Tuberculosis
3. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai salah satu upaya peningkatan mutu
pelayanan dasar dan kewaspadaan menghadapi penyakit infeksi, kementrian
kesehatan RI tahun 2020
4. Pedoman Nasional Penaggulangan Tuberculosis cetakan Ke 6, 2001
5. Prosedur 1. Persiapan Alat :
a. Register rawat jalan
b. Register TB 05
c. Register TB 06
d. FORM TB 01
e. Form TB 02
f. Form TB 03
g. Obat OAT
2. Persiapan pasien : Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilaksanakan pada pasien
3. Prosedur :
a. Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk keruang BP.
b. Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB
05.
c. Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan
OAT kategori I, dan untuk pasien dengan BTA negative dan rongsent
mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan
pasien.
Dengan dosis pemberian sesuai table sebagai berikut :
Tabel 01. Pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Tahap Lanjutan 3 kali
Tahap Insentif tiap hari
Berat Badan seminggu selama 16
selama 65 hari RHZE
minggu RH (150
(150/75/400/275)
/150)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

d. Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan


pemeriksaan BTA, bila hasil negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan
bila hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai
berat badan pasien.
Dengan dosis sesuai table sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai B
Berat Badan Tahap intensif (150/75/400/275)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT
55-70 kg 4 tablet 4 KDT
>71 kg 5 tablet 4 KDT

e. Bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan


tahap lanjutan, kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V,
bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan
pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan. Bila
hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal pengobatan
positif pasien dinyatakan sembuh. Dan bila pada akhir pengobatan hasil
negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent positif
pasien dikatakan pengobatan lengkap.

6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang -
perlu diperhatikan

8. Unit Terkait Poli TB dan Loket Obat


9. Dokumen Terkait Instrumen pelayanan kesehatan lingkungan, lembar balik, buku register, kartu
rujukan, koesioner penyakit berbasis lingkungan.

Yang Tanggal mulai


No Isi perubahan
diubah diberlakukan

10. 10. Rekaman


Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai