Anda di halaman 1dari 7

BAB IV PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)

Program Prioritas Nasional dilaksanakan melalui integrasi pelayanan UKM dan


UKP sesuai dengan prinsip pencegahan lima tingkat (five level prevention).
Pada setiap elemen penilaian dilengkapi dengan informasi tentang cara pemenuhan dan/atau
penilaian elemen penilaian tersebut. Informasi tersebut menggunakan singkatan kode
RDOWS, yang memiliki kepanjangan dan arti sebagai berikut.
a) Kode R adalah regulasi, yang berarti pemenuhan dan/atau penilaian EP
tersebut melalui penyediaan dokumen regulasi, yaitu surat keputusan,
pedoman/panduan, kerangka acuan, dan/atau standar operasional prosedur.
b) Kode D adalah dokumen, yang berarti pemenuhan dan/atau penilaian EP
tersebut melalui penyediaan dokumen bukti, seperti undangan pertemuan, notula
pertemuan, daftar hadir, sertifikat, dan sebagainya.
c) Kode O adalah observasi, yang berarti penilaian EP tersebut melalui proses
observasi atau pengamatan.
d) Kode W adalah wawancara, yang berarti penilaian EP tersebut melalui proses
wawancara.
e) Kode S adalah simulasi, yang berarti penilaian EP tersebut melalui proses
simulasi atau peragaan.

Standar 4.4 Program penanggulangan tuberkulosis.


Kriteria 4.4.1
1) Pokok Pikiran:
a) Penanggulangan tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan
rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi
obat, dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis.
b) Tuberkulosis merupakan permasalahan penyakit menular baik global maupun
nasional. Upaya untuk penanggulangan penularan tuberkulosis merupakan salah satu
program prioritas nasional di bidang kesehatan
c) Program penanggulangan tuberkulosis direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan
ditindak lanjuti dalam upaya mengeliminasi tuberkulosis.
d) Penetapan indikator kinerja TBC terintegrasi dengan penetapan indikator kinerja
Puskesmas
e) Pelayanan pasien TBC dilaksanakan melalui:

(1) pelayanan kasus TBC Sensitif Obat (SO) yang terdiri atas
(a) penemuan kasus TBC secara aktif dan pasif; (b) diagnosis dilakukan
sesuai standar dengan pemeriksaan tes cepat molekuler, mikroskopis, dan
biakan; (c) pengobatan TBC sesuai standar; dan (d) pemantauan pasien
TBC dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis pada akhir bulan ke-2,
akhir bulan ke-5, dan pada akhir pengobatan.
(2) pelayanan kasus TBC Resisten Obat (RO) dilakukan dengan: (a)
penemuan kasus TBC secara aktif dan pasif; (b) kemampuan Puskesmas
dalam melakukan penjaringan kasus TBC RO dan merujuk terduga untuk
melakukan diagnosis jika diperlukan (c) kemampuan Puskesmas dalam
melanjutkan pengobatan pasien TBC RO; dan (d) kemampuan Puskesmas
dalam melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium dan tindak lanjut
(follow up) bagi pengguna layanan TBC RO.
(3) pemberian pengobatan pencegahan TBC pada anak dan ODHA;
(4) pemberian edukasi tentang penularan, pencegahan penyakit TB,
dan etika batuk kepada pasien dan keluarga;
(5) pemberian layanan oleh Puskesmas dalam pengawasan menelan obat
(PMO) bagi pasien TBC SO dan TBC RO;
(6) kewajiban melaporkan kasus TBC kepada pengelola Program
Nasional Penanggulangan TBC;
(7) pengikutsertaan dalam pemantapan mutu laboratorium mikroskopis TBC
sesuai dengan ketentuan program TBC; dan
(8) penguatan peran lintas program, lintas sektor, dan komunitas dalam
penerapan pembauran negeri dan swasta (public private mix/PPM), pelibatan
organisasi profesi, asosiasi fasyankes, BPJS, dan lain-lain.
f) Upaya promotif dan preventif dilakukan dalam rangka penanggulangan program TB
sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
g) Program pengendalian tuberkulosis perlu disusun dan dikoordinasikan, baik dalam
upaya preventif maupun upaya kuratif di Puskesmas, melalui strategi atau
strategi pengawasan langsung pengobatan jangka pendek atau DOTS (directly
observed treatment short- course). Untuk menjalankan strategi ini, Puskesmas
membentuk tim DOTS.
h) Untuk tercapainya target Program Penanggulangan TBC Nasional, pemerintah
daerah provinsi dan kabupaten/kota harus menetapkan target indikator kinerja
penanggulangan TBC tingkat daerah berdasarkan target nasional dan
memperhatikan strategi nasional yang selanjutnya dijadikan dasar bagi Puskesmas dalam
menetapkan sasaran serta indikator kinerja yang dipantau setiap tahunnya.
i) Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah
ditetapkan dan disertai dengan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan
dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan
merujuk pada metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku Pedoman Manajemen
Puskesmas.
j) Rencana program penanggulangan tuberkulosis disusun dengan mengutamakan
upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah pengendalian tuberkulosis
di wilayah kerja Puskesmas dengan pelibatan lintas program yang terintegrasi dengan
RUK dan RPK pelayanan UKM serta UKP, laboratorium, dan kefarmasian.
k) Pencatatan dan pelaporan pelayanan penanggulangan tuberkulosis, baik secara
manual maupun elektronik, dilakukan secara lengkap, akurat, tepat waktu, dan sesuai
dengan prosedur. Pelaporan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan/atau pihak lainnya mengacu pada ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pelaporan kepada kepala puskesmas dapat dilakukan secara tertulis atau
penyampaian secara langsung melalui pertemuan-pertemuan seperti lokakarya mini
bulanan, pertemuan tinjauan manajemen, dan forum lainnya.

2) Elemen Penilaian:
a) Ditetapkan indikator dan target kinerja penanggulangan tuberkulosis
yang disertai capaian dan analisisny. (R, D, W).
b) Ditetapkan rencana program penanggulangan tuberkulosis (R).
c) Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari dokter, perawat,
analis laboratorium dan petugas pencatatan pelaporan terlatih (R).
d) Tersedia logistik, baik OAT maupun non-OAT, sesuai dengan kebutuhan program
serta dikelola sesuai dengan prosedur (R, D, O, W).
e) Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari diagnosis, pengobatan,
pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut sesuai dengan kebijakan,
pedoman/panduan, dan prosedur yang telah ditetapkan ( R, D, O, W).
f) Dikoordinasikan dan dilaksanakan program penanggulangan tuberkulosis sesuai
dengan rencana yang disusun bersama secara lintas program dan lintas sektor
(R, D, W).
g) Dilakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut upaya perbaikan program
penanggulangan tuberculosis (D, W).
h) Dilaksanakan pencatatan dan dilakukan pelaporan kepada kepala puskesmas, dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (R, D,W).

Anda mungkin juga menyukai