Anda di halaman 1dari 10

Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien

terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik yang
berlangsung aktual maupun potensial.

Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,


keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.

Klasifikasi Diagnosis Keperawatan


Klasifikasi diagnosis keperawatan pada buku SDKI mengadopsi klasifikasi diagnosis
keperawatan dari ICN (International Council of Nurses, 1994).

Ada total 149 diagnosis keperawatan dalam SDKI, yang terbagi menjadi 5 kategori dan
14 subkategori.

5 kategori diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI

1. Fisiologis
2. Psikologis
3. Perilaku
4. Relasional
5. Lingkungan

14 subkategori diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI

1. Respirasi
2. Sirkulasi
3. Nutrisi dan cairan
4. Eliminasi
5. Aktivitas dan istirahat
6. Neurosensori
7. Reproduksi dan seksualitas
8. Nyeri dan kenyamanan
9. Integritas ego
10. Pertumbuhan dan perkembangan
11. Kebersihan diri
12. Penyuluhan dan pembelajaran
13. Interaksi sosial
14. Keamanan dan proteksi

149 diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Pola napas tidak efektif
6. Risiko aspirasi
7. Gangguan sirkulasi spontan
8. Penurunan Curah Jantung
9. Perfusi Perifer Tidak Efektif
10. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan
11. Risiko penurunan curah jantung
12. Risiko perdarahan
13. Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
14. Risiko perfusi miokard tidak efektif
15. Risiko perfusi perifer tidak efektif
16. Risiko perfusi renal tidak efektif
17. Risiko perfusi serebral tidak efektif
18. Berat badan lebih
19. Defisit nutrisi
20. Diare
21. Disfungsi motilitas gastrointestinal
22. Hipervolemia
23. Hipovolemia
24. Ikterik neonatus
25. Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan
26. Kesiapan peningkatan nutrisi
27. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
28. Menyusui efektif
29. Menyusui tidak efektif
30. Obesitas
31. Risiko berat badan lebih
32. Risiko defisit nutrisi
33. Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal
34. Risiko hipovolemia
35. Risiko ikterik neonatus
36. Risiko ketidakseimbangan cairan
37. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
38. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
39. Risiko syok
40. Gangguan Eliminasi Urin.
41. Inkontinensia Fekal.
42. Inkontinensia Urin Berlanjut.
43. Inkontinensia Urin Berlebih.
44. Inkontinensia Urin Fungsional.
45. Inkontinensia Urin Refleks.
46. Inkontinensia Urin Stres.
47. Inkontinensia Urine Urgensi.
48. Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin.
49. Konstipasi.
50. Retensi Urin.
51. Risiko Inkontinensia Urin Urgensi.
52. Risiko Konstipasi.
53. Disorganisasi Perilaku Bayi.
54. Gangguan Mobilitas Fisik.
55. Gangguan Pola Tidur.
56. Intoleransi Aktivitas.
57. Keletihan.
58. Kesiapan Peningkatan Tidur.
59. Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi.
60. Risiko Intoleransi Aktivitas.
61. Disrefleksia otonom
62. Gangguan memori
63. Gangguan menelan
64. Konfusi akut
65. Konfusi kronis
66. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
67. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer
68. Risiko konfusi akut
69. Disfungsi seksual
70. Kesiapan persalinan
71. Pola seksual tidak efektif
72. Risiko disfungsi seksual
73. Risiko kehamilan tidak dikehendaki
74. Gangguan rasa nyaman
75. Ketidaknyamanan pasca partum
76. Nausea
77. Nyeri akut
78. Nyeri kronis
79. Nyeri melahirkan
80. Ansietas
81. Berduka
82. Distres spiritual
83. Gangguan citra tubuh
84. Gangguan identitas diri
85. Gangguan persepsi sensori
86. Harga diri rendah kronis
87. Harga diri rendah situasional
88. Keputusasaan
89. Kesiapan peningkatan konsep diri
90. Kesiapan peningkatan koping keluarga
91. Kesiapan peningkatan koping komunitas
92. Ketidakberdayaan
93. Ketidakmampuan koping keluarga
94. Koping defensif
95. Koping komunitas tidak efektif
96. Koping tidak efektif
97. Penurunan koping keluarga
98. Penyangkalan tidak efektif
99. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko
100. Risiko distres spiritual
101. Risiko harga diri rendah kronis
102. Risiko harga diri rendah situasional
103. Risiko ketidakberdayaan
104. Sindrom pasca trauma
105. Waham
106. Gangguan tumbuh kembang
107. Risiko gangguan perkembangan
108. Risiko gangguan pertumbuhan
109. Defisit Perawatan Diri
110. Defisit kesehatan komunitas
111. Defisit pengetahuan
112. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
113. Kesiapan peningkatan pengetahuan
114. Ketidakpatuhan
115. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
116. Manajemen kesehatan tidak efektif
117. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
118. Gangguan interaksi sosial
119. Gangguan komunikasi verbal
120. Gangguan proses keluarga
121. Isolasi sosial
122. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua
123. Kesiapan peningkatan proses keluarga
124. Ketegangan peran pemberi asuhan
125. Penampilan peran tidak efektif
126. Pencapaian peran menjadi orang tua
127. Risiko gangguan perlekatan
128. Risiko proses pengasuhan tidak efektif
129. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan.
130. Hipertermia.
131. Hipotermia.
132. Perilaku Kekerasan.
133. Perlambatan Pemulihan Pascabedah.
134. Risiko Alergi.
135. Risiko Bunuh Diri.
136. Risiko Cedera.
137. Risiko Cedera Pada Ibu.
138. Risiko Cedera Pada Janin.
139. Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan.
140. Risiko Hipotermia.
141. Risiko Hipotermia Perioperatif.
142. Risiko Infeksi.
143. Risiko Jatuh.
144. Risiko Luka Tekan.
145. Risiko Mutilasi Diri.
146. Risiko Perilaku Kekerasan.
147. Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah.
148. Risiko Termoregulasi Tidak Efektif.
149. Termoregulasi Tidak Efektif.

Jenis Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) diagnosis negatif; dan (2)
diagnosis positif.

Diagnosis negatif dibagi kembali menjadi 2 jenis, yaitu diagnosis aktual dan diagnosis
risiko, sedangkan diagnosis positif adalah diagnosis promosi Kesehatan.

Diagnosis Negatif

Diagnosis negatif adalah diagnosis yang menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit
(aktual) atau beresiko mengalami sakit (risiko).

Penegakkan diagnosis ini mengarahkan kepada intervensi yang bersifat


menyembuhkan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), dan pencegahan (preventif).

Diagnosis Aktual

Diagnosis aktual adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan respons klien


terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien
mengalami masalah kesehatan.

Pada diagnosis aktual, tanda dan/atau gejala mayor maupun minor dapat ditemukan
dan divalidasi pada klien.

Contohnya diagnosis “Penurunan Curah Jantung“, “Gangguan Ventilasi Spontan“,


“Defisit Nutrisi” dan lain-lain.

Diagnosis Risiko

Diagnosis risiko adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan respons klien


terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien
berisiko mengalami masalah kesehatan.

Pada diagnosis risiko tidak ditemukan tanda/gejala pada klien, namun klien memiliki
faktor risiko mengalami masalah kesehatan.

Contohnya diagnosis “Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif“, atau “Risiko Perdarahan“
Diagnosis Positif

Diagnosis positif adalah diagnosis yang menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.

Penegakkan diagnosis ini mengarahkan pada intervensi yang bersifat edukasi


(promotif), oleh karena itu diagnosis positif ini juga disebut dengan diagnosis promosi
kesehatan.

Diagnosis promosi kesehatan

Diagnosis promosi kesehatan adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan


adanya keinginan dan motivasi klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke
tingkat yang lebih baik atau optimal.

Contohnya diagnosis “Kesiapan peningkatan keseimbangan cairan” dan “kesiapan


peningkatan nutrisi”

Komponen Diagnosis Keperawatan


Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari 2 yaitu: (1) masalah/problem; dan (2)
indikator diagnostik.

Masalah (problem)

Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari


respons pasien terhadap kondisi Kesehatan atau proses kehidupannya.

Label diagnosis ini terdiri dari deskriptor (penjelas) dan fokus diagnostik (lihat tabel
dibawah)

No Contoh Diagnosis Deskriptor Fokus diagnostik

1 Defisit nutrisi Defisit Nutrisi

2 Disfungsi motilitas gastrointestinal Disfungsi Motilitas gastrointestinal

3 Gangguan sirkuasi spontan Gangguan Sirkulasi spontan

4 Berat badan lebih Lebih Berat badan

5 Penurunan curah jantung Penurunan Curah jantung


6 Harga diri rendah kronis Rendah Harga diri

7 Menyusui efektif Efektif Menyusui

8 Menyusui tidak efektif Tidak efektif Menyusui

Contoh descriptor dan fokus diagnostik pada diagnosis keperawatan (perawat.org)


No Deskriptor Definisi Contoh Diagnosis

1 Defisit Tidak cukup, tidak adekuat Defisit nutrisi

2 Disfungsi Tidak berfungsi secara normal Disfungsi motilitas gastrointestinal

3 Gangguan Mengalami hambatan atau kerusakan Gangguan sirkuasi spontan

4 Lebih Berada di atas nilai normal atau yang diperlukan Berat badan lebih

5 Penurunan Berkurang baik dalam ukuran, jumlah, maupun derajat Penurunan curah jantung

6 Rendah Berada di bawah nilai normal atau yang diperlukan Harga diri rendah kronis

7 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan Menyusui efektif

8 Tidak efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan Menyusui tidak efektif

Deskriptor, definisi deskriptor, dan contoh diagnosis keperawatannya (perawat.org)

Indikator Diagnostik

Ada 3 jenis indikator diagnostik dalam Diagnosis keperawatan, yaitu: penyebab; tanda
dan gejala; dan faktor risiko.

Penyebab

Penyebab adalah merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status


kesehatan. Penyebab dalam diagnosis keperawatan dapat mencakup empat kategori,
antara lain: (1) fisiologis, biologis, atau psikologis; (2) efek terapi atau tindakan; (3)
situasional seperti lingkungan atau personal; dan (4) maturasional.

Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala adalah data subyektif dan data obyektif yang diperoleh dari
pengkajian (anamnesis dan pemeriksaan fisik). Tanda dan gejala dikelompokkan
menjadi dua: (1) mayor; dan (2) minor.

Tanda dan gejala mayor wajib ditemukan sekitar 80-100% untuk validasi diagnosis,
sedangkan tanda dan gejala minor tidak perlu ditemukan, tetapi dapat mendukung
penegakkan diagnosis.

Faktor Risiko

Faktor risiko adalah kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien
mengalami masalah kesehatan.

Proses penegakkan diagnosis keperawatan


Proses penegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan SDKI terdiri dari 3 tahap,
yaitu:

1. Analisis data
2. Identifikasi masalah
3. Perumusan diagnosis

Analisis data

Analisis data dilakukan dengan membandingkan data-data (DS dan DO) yang telah
didapatkan dari hasil pengkajian dengan nilai-nilai normal, kemudian mengidentifikasi
tanda dan gejala yang bermakna.

Tanda dan gejala yang bermakna kemudian dikelompokkan berdasarkan pola


kebutuhan dasar (lihat 14 kategori diagnosis keperawatan diatas).

Identifikasi masalah

Langkah kedua adalah identifikasi masalah. Langkah ini dilakukan untuk menentukan
apakah masalah yang muncul merupakan masalah aktual, risiko, atau promosi
Kesehatan.

Perumusan diagnosis keperawatan

Setelah mengelompokkan data-data bermakna dan mengidentifikasi masalahnya.


Selanjutnya adalah merumuskan diagnosis keperawatan.

Perumusan diagnosis keperawatan berbeda antara diagnosis aktual, diagnosis risiko,


dan diagnosis promosi Kesehatan.

Pelajari caranya pada Langkah-langkah dibawah:


Cara Menulis Diagnosis Keperawatan
Cara menulis diagnosis keperawatan disesuaikan dengan jenis diagnosis keperawatan
(aktual, risiko, atau promosi kesehatan).

Penulisan diagnosis keperawatan actual, risiko, dan promosi Kesehatan berbeda-beda


satu sama lain.

Cara menulis diagnosis keperawatan aktual

Cara menulis diagnosis keperawatan aktual adalah dengan metode penulisan 3 bagian,
yaitu:

[masalah] b.d [penyebab] d.d [tanda/gejala]

Contoh:

Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
volume urin menurun.

Perhatikan!

1. Hipovolemia adalah [masalah]


2. Kekurangan intake cairan adalah [penyebab]
3. b.d = berhubungan dengan
4. d.d = dibuktikan dengan
5. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor
kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun
adalah [tanda/gejala]

Cara menulis diagnosis keperawatan risiko

Cara menulis diagnosis keperawatan risiko adalah dengan metode penulisan 2 bagian,
yaitu:

[masalah] d.d [faktor risiko]

Contoh:

Risiko infeksi d.d imunosupresi

Perhatikan!

1. Risiko infeksi adalah [masalah].


2. Imunosupresi adalah [faktor risiko].
3. d.d = dibuktikan dengan
4. Diagnosis risiko tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d) karena tidak
memiliki etiologi (penyebab)

Cara menulis diagnosis keperawatan promosi kesehatan.

Cara menulis diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah dengan metode


penulisan 2 bagian, yaitu:

[masalah] d.d [tanda/gejala]

Contoh:

Kesiapan peningkatan eliminasi urin d.d mengungkapkan keinginan untuk


meningkatkan eliminasi urin, jumlah urin normal, karakteristik urin normal.

Perhatikan!

1. Kesiapan peningkatan eliminasi urin adalah [masalah]


2. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin, jumlah urin
normal, karakteristik urin normal adalah [faktor risiko].
3. d.d = dibuktikan dengan
4. Diagnosis promosi kesehatan tidak menggunakan berhubungan dengan (b.d)
karena tidak memiliki etiologi (penyebab)

Anda mungkin juga menyukai