KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah- Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Diagnosa
Keperawatan Pada Lansia. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Keperawatan
Gerontik, Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gerontik dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan- kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penuli
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA LANSIA
1. Fisiologis
2. Psikologis
3. Perilaku
4. Relasional
5. Lingkungan
1. Respirasi
2. Sirkulasi
3. Nutrisi dan cairan
4. Eliminasi
5. Aktivitas dan istirahat
6. Neurosensori
7. Reproduksi dan seksualitas
8. Nyeri dan kenyamanan
9. Integritas ego
10. Pertumbuhan dan perkembangan
11. Kebersihan diri
12. Penyuluhan dan pembelajaran
13. Interaksi sosial
14. Keamanan dan proteksi
Diagnosis keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) diagnosis negatif; dan (2)
diagnosis positif. Diagnosis negatif dibagi kembali menjadi 2 jenis, yaitu diagnosis
aktual dan diagnosis risiko, sedangkan diagnosis positif adalah diagnosis promosi
Kesehatan.
Diagnosis Negatif
Diagnosis negatif adalah diagnosis yang menunjukkan bahwa klien dalam kondisi
sakit (aktual) atau beresiko mengalami sakit (risiko). Penegakkan diagnosis ini
mengarahkan kepada intervensi yang bersifat menyembuhkan (kuratif), pemulihan
(rehabilitatif), dan pencegahan (preventif)
Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari 2 yaitu: (1) masalah/problem; dan (2)
indikator diagnostik.
1.Masalah (problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari
respons pasien terhadap kondisi Kesehatan atau proses kehidupannya.
2.Indikator Diagnostik
*Penyebab
Tanda dan gejala adalah data subyektif dan data obyektif yang diperoleh dari
pengkajian (anamnesis dan pemeriksaan fisik). Tanda dan gejala dikelompokkan
menjadi dua: (1) mayor; dan (2) minor.
Tanda dan gejala mayor wajib ditemukan sekitar 80-100% untuk validasi diagnosis,
sedangkan tanda dan gejala minor tidak perlu ditemukan, tetapi dapat mendukung
penegakkan diagnosis.
*Faktor Risiko
Faktor risiko adalah kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan klien
mengalami masalah kesehatan.
1. Analisis data
2. Identifikasi masalah
3. Perumusan diagnosis
1.Analisis data
Analisis data dilakukan dengan membandingkan data-data (DS dan DO) yang telah
didapatkan dari hasil pengkajian dengan nilai-nilai normal, kemudian
mengidentifikasi tanda dan gejala yang bermakna.Tanda dan gejala yang bermakna
kemudian dikelompokkan berdasarkan pola kebutuhan dasar (lihat 14 kategori
diagnosis keperawatan diatas).
2.Identifikasi masalah
Langkah kedua adalah identifikasi masalah. Langkah ini dilakukan untuk menentukan
apakah masalah yang muncul merupakan masalah aktual, risiko, atau promosi
Kesehatan.
Contoh :
a. Deficit nutrisi
Penyebab:
1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Peningkatan kebutuhan metabolisme
4) Faktor ekonomi (misal, finansial tidak mencukup)
5) Faktor psikologis (misal, stress, keengganan untuk makan)
d. Nyeri akut
Penyebab :
1) Agen pencedera fisologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis, terbakar,bahan kimia, iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis, abses, amputasi, terbakar, trauma,
latihan fisik berebihan)
Contoh :
a. Risiko ketidakseimbangan cairan
Faktor risiko:
1) Prosedur pembedahan mayor
2) Trauma/perdarahan
3) Luka bakar
4) Apheresis
5) Obstruksi intestinal
6) Peradangan pancreas
7) Penyakit ginjal dan kelenjar
8) Disfungsi intestinal
b. Risiko infeksi
Faktor risiko:
1) Penyakit kronis ( mis, diabetes mellitus)
2) Efek prosedur invasive
3) Malnutrisi
4) Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
6) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder.
c. Risiko jatuh
Faktor risiko:
1) Usia > 65 tahun
2) Riwayat jatuh
3) Anggota gerak bawah prosthesis
4) Penggunaan alt bantu jalan
5) Perubahan fungsi kognitif
6) Lingkungan tidak aman
7) Kekuatan otot menurun
8) Gangguan pendengaran
9) Gangguan kesimbangan
10) Gangguan penglihatan
d. Risiko intoleransi aktifitas
Faktor risiko:
1) Gangguan sirkulasi
2) Ketidakbugaran status fisik
3) Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4) Gangguan pernapasan
e. Risiko distress spiritual
Faktor risiko:
1) Perubahan hidup
2) Perubahan lingkungan
3) Sakit kronis
4) Sakit fisik
5) Kecemasan
6) Depresi
7) Ketidakmampuan memaafkan
8) Kehilangan
9) Harga diri rendah
10) Hubungan buruk
11) Berpisah dengan sistem pendukung
12) Stress
3.Diagnosis Keperawatan Promosi Kesehatan
Adalah clinical judgment yang menggambarkan motivasi dan keiinginan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Respon
dinyatakan dengan kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik
dan dapat digunakan pada seluruh status kesehatan. Setiap label diagnosis
promosi kesehatan diawali dengan frase “ Kesiapan Meningkat”
Cara menulis diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah dengan
metode penulisan 2 bagian, yaitu:
Contoh:
a. Kesiapan peningkatan nutrisi
Gejala tanda mayaor:
Subjektif: mengekspreiskan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif: makan teratur dan adekuat
Gejala tanda minor:
Subjektif: mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan
cairan yang sehat dan mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat
Objektif: penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang
aman dan sikap tehadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan
b. Kesiapan peningkatan pengetahuan
Gejala tanda mayor:
Subjektif:
- Mengungkapakan minat dan belajar
- Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
- Menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan
topik
Aspiani, R. Y. (2014) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. 1st edn. Jakarta:
TIM.