Dibuat Oleh:
Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029
ENDOKRIN
PENGKAJIAN
1. Riwayat penyakit ; manisfestasi klinis tumor hipofise berpariasi tergantung pada hormon
manayang disekresi berlebihan. Tanyakan manisfestasi klinis dari peningkatan prolaktin,
GH dan ACTH mulai dirasakan.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup keteraturan, kesulitan hamil.
Impotensia.
5. Pemeriksaan diagnostik
Kadar prolaktinserum; ACTH, GH
Foto tengkorak
CT Skan Otak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan
a. Non pembedahan
Menyakinkan klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang dengan pengobatan
( ginekomastia, galaktorea).
Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.
b. Pemberian obat-obatan
Mengkolaborasi dengan petugas lainya seperti pemberian : Bromokriptin
(parlodel).
Tujuan : agar klien dapat melakukan hubungan lagi dan mencapai tingkat kepuasan pribadi
dari fungsi seksual.
Intervensi keperawatan
Tujuan : Agar nyeri di kepala pasien berkurang dan skala nyerinya dapat di ukur.
Intervensi Keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Memberikan motivasi agar klien tetap tegar dalam menghadapi cobaan penyakit yang di
deritanya.
Intervensi keperawatan :
Mengkaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, damping klien, dan lakukan tindakan
bila menunjukkan perilaku merusak.
Intervensi keperawatan :
Membantu klien agar klien bisa tenang dalam menyerap informasi yang di berikan.
7. DX 7: Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, latargi. Tujuan : dalam waktu 3x24 jam
aktivitas klien mengalami peningkatan.
Intervensi keperawatan :
Meningkatkan istirahat klien, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak
berat.
Menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh : bangun dari kursi,
bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan
Intervensi Keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien cara pembersihan dan perawatan pasca beda
IMUNOLOGI
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung jawab,
tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
Mudah lelah, tidak nafsu makan, demam, diare, infermitten, nyeri panggul, rasa terbakar
saat miksi, nyeri saat menelan, penurunan BB, infeksi jamur di mulut, pusing, sakit kepala,
kelemahan otot, perubahan ketajaman penglihatan, kesemutan pada extremitas, batuk
produkti / non.
c.Riwayat Kesehatan
Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang hilang timbul,
penurunan daya tahan tubuh, kerusakan immunitas hormonal (antibody), riwayat kerusakan
respon imun seluler (Limfosit T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh.
Riwayat Keluarga
Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan
penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah penderita melalui ASI.
Pemeriksaan Fisik
- Aktifitas Istirahat Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang, progresi, kelelahan
/ malaise, perubahan pola tidur.
- Gejala subyektif Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
- Psikososial Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup, ungkapkan
perasaan takut, cemas, meringis.
- Status Mental Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilanginterest
pada lingkungan sekiar, gangguan proses piker, hilang memori, gangguan atensi dan
konsentrasi, halusinasi dan delusi.
- Neurologis Gangguan reflex pupil, nystagmus, vertigo, ketidak seimbangan, kaku kuduk,
kejang, paraf legia.
- Pernafasan Nafas pendek yang progresif, batuk (sedang – parah), batuk produktif/non
produktif, bendungan atau sesak pada dada.
- Integument Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek, petekie positif.
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
6. risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan respon imun ,
kerusakan kulit. ( Buku Nanda,NIC,NOC)
Tujuan:
- Nutritional Status :
Kriteria hasil:
- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
- Menunjukan peningkatan
fungsi menelan
7.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
Tujuan:
- Pain Level,
- Pain control
- Comfort leve
Kriteria hasil:
2.control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan
kebisingan.
nonfarmakologi.
mengurangi nyeri.
Tujuan:
- Mobility level
- Transfer performance
Kriteria hasil:
1.Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
2.Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
3.Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
9.ADLs pasien.
10.Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
4 Perubahan
eliminasi BAB
Tujuan :
- Bowel elimination
- Fluid Balance
- Hydration
Balance
KriteriaHasil :
3.Instruksikan pasien/keluarga untuk mencatat warna, jumlah, frekuenai dan konsistensi dari
feses
9.instruksikan pasien untukmakan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
Monitor persiapan makanan yang aman 5 Kelelahan b/d status penyakit, anemia, malnutrisi
Tujuan :
- Indurance
- Concentration
- Energy conservation
Energy Management
Kriteria hasil :
5.Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
6 Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan respon imun ,
kerusakan
kulit.
Tujuan :
Implementasi
Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan
respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti
rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat
mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.
PENCERNAAN
Pengkajian
Pengkajian yang diambil menurut Ardiansyah dalam Rais (2015) diantarannya sebagai
berikut:
1.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status
kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan
penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
1.2 Anamnese
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri pada daerah pinggang, urine lebih sedikit,
hematuria, pernah mengeluarkan batu saat berkemih, urine berwarana kuning keruh, sulit
untuk berkemih, dan nyeri saat berkemih.
Penurunan haluaran urin atau BAK sedikit, kandung kemih penuh dan rasa terbakar,
dorongan berkemih, mual/muntah, nyeri abdomen, nyeri panggul, kolik ginjal, kolik uretra,
nyeri waktu kencing dan demam.
Riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya, riwayat kolik renal atau bladder
tanpa batu yang keluar, riwayat trauma saluran kemih.
Riwayat adanya ISK kronik, dan penyakit atau kelainan ginjal lainnya.
Daerah atau tempat tinggal yang asupan airnya banyak mengandung kapur, perlu dikaji
juga daerah tempat tinggal dekat dengan sumber
Perkembangan dada dan frekuensi pernapasan pasien teratur saat inspirasi dan ekspirasi
dan tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diet tinggi purin, kalsium oksalat atau
fosfat, atau ketidakcukupan pemasukan cairan, tidak cukup minum, terjadi distensi
abdomen, penurunan bising usus.
Kaji adanya riwayat ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan haluaran
urin, kandung kemih penuh, rasa terbakar saat buang air kecil. Keinginan dorongan ingin
berkemih terus, oliguria, hematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.
Kaji tentang pekerjaan yang monoton, lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar
suhu tinggi, keterbatasan aktivitas misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera
pada medulla spinalis.
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik, lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya
pada panggul di regio sudut costovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen dan
turun ke lipat paha genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukkan kalkulus ada di pelvis
atau kalkulus ginjal, nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau
tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
Kaji perubahan aktifitas perawatan diri sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang diet pada vesikolitiasis serta proses penyakit
dan penatalakasanaan.
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda-tanda vital.
Kebersihan gigi, pertumbuhan gigi, jumlah gigi yang tanggal, mukosa bibir biasanya
kering, pucat.
Adanya distensi vena jugularis karena edema seluruh tubuh dan peningkatann kerja
jantung.
Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah. Palpasi ginjal
dilakukan untuk mengidentifikasi massa, pada beberapa kasus dapat teraba ginjal pada sisi
sakit akibat hidronefrosis.
Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan bangkit dari posisi
duduk, tidak ada deformitas dan fraktur.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), Putri dan Wijaya (2013) dan Wijayaningsih (2013)
diagnosa keperawatan yang muncul untuk penderita batu saluran kemih adalah:
2.1 Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi atau dorongan kontraksi uroteral,
trauma jaringan, pembentukan edema, dan iskemia seluler.
2.2 Retensi urin berhubungan dengan stimluasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau
uretra, inflamasi atau obstruksi mekanis.
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat dilakukan
pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan
perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses
keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009). Pada
tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan
yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar
mendukung proses evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan atau
intervensi keperawatan (Yura dan Walsh, 1988 dalam Deswani, 2009).
PERKEMIHAN
FOKUS PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari, kelemahan, perasaan ‘hiper’ dan
ansietas, peningkatan aktivitas / partisipasi dalam latihan-latihan energi tinggi.
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan ( tak nyata ) gambaran dari melaporkan
diri-sendiri sebagai gendut terus menerus memikirkan bentuk tubuh dan berat badan takut
berat badan meningkat, harapan diri tinggi, marah ditekan.
4. Eliminasi
5. Makanan, cairan
Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan normal atau meningkat.
Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor buruk, pembengkakan
kelenjar saliva, luka rongga mulut, luka tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah
berdarah, luka gusi luas.
6. Higiene
Tanda : Peningkatan pertumbuhan rambut pada tubuh, kehilangan rambut ( aksila / pubis ),
rambut dangkal / tak bersinar, kuku rapuh tanda erosi email gigi, kondisi gusi buruk
7. Neurosensori
Tanda : Efek depresi ( mungkin depresi ) perubahan mental ( apatis, bingung, gangguan
memori ) karena mal nutrisi kelaparan.
8. Nyeri / kenyamanan
9. Keamanan
Gejala : Latar belakang kelas menengah atau atas, Ayah pasif / Ibu dominan anggota
keluarga dekat, kebersamaan dijunjung tinggi, batas pribadi tak dihargai, riwayat menjadi
diam, anak yang dapat bekerja sama, masalah control isu dalam berhubungan, mengalami
upaya mendapat kekuatan.
11. Seksualitas
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga siklus menstruasi berturut-turut, menyangkal / kehilangan
minat seksual.
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi keyakinan / praktik
kesehatan misalnya yakin makanan mempunyai terlalu banyak kalori, penggunaan makanan
sehat.
FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang
berlebihan dengan intrake yang kurang ( Carpenito, 2000 ).
Intervensi :
a. Kaji status dehidrasi : mata, tugor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol
penyakit usus juga merupakan pedoman untuk pengganti cairan.
c. Monitor TTV
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti diare dan antibiotik.
(Carpenito, 2000 ).
Intervensi :
Rasional : Untuk memberikan info tentang kebutuhan diet atau keefektifan terapi.
Rasional : Untuk mengetahui berapa banyak masukan dan pengeluaran cairan ke dalam
tubuh.
Rasional : membantu kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan dan fungsi
usus.
Kriteria hasil : Tubuh tidak panas dan suhu tubuh normal (S : 36-37 oC)
Intervensi :
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk memberikan pakaian tipis, longgar dan menyerap
keringat
Rasional : Untuk membantu memulihkan kondisi tubuh dan mengurangi terjadinya infeksi.
2001)
Kriteria hasil : Kulit utuh dan tidak ada lecet pada area anus.
Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda iritasi pada kulit misal : kemerahan pada luka..
Rasional : Pada daerah ini meningkat resikonya untuk kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan rasional program pengobatan
dan meningkatkan fungsi usus mendekati normal.
Intervensi :
b. Dorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan cairan sedang sesuai diet
yang dibuat
Rasional : Meningkatkan konsistensi feses meskipun cairan perlu untuk fungsi tubuh
optimal, kelebihan jumlah mempengaruhi diare..
Rasional : Diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan dan membatasi efek laksatif
penurunan absorbsi lemak.
Rasional : Mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi sampai tubuh mengatasi
perubahan akibat bedah.