Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

J DENGAN DIAGNOSA
MEDIS P1A0 INTERNATAL CARE NORMAL DI BLUD UPT
PUSKESMAS PAHANDUT

Nama : Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan
Diagnosa Medis P1A0 Internatal Care Normal Di
Blud Upt Puskesmas Pahandut

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 2 Program Studi S-1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Isnawiranti, S.Kep., Ners Hesty W. L., S.Kep., Ners


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Ny. J Dengan Diagnosa Medis P1A0 Internatal
Care Normal Di Blud Upt Puskesmas Pahandut” . Laporan
pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas Praktik Praklinik
Keperawatan 2 (PPK 2).

Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.


Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka
Harap Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners, Selaku Koordinator PPK 2 Semester
V tahun 2021
4. Ibu Hesty W. L., S.Kep.,Ners selaku dan pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan.
5. Ibu Isnawiranti, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan
mudah-mudahan laporan pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua

Palangka Raya, 15 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Konsep Internatal Care .............................................................................. 1
1.1.1 Definisi ............................................................................................ 1
1.1.2 Etiologi ............................................................................................ 2
1.1.3 Patofisiologi .....................................................................................
1.1.4 Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan dan Berat
Janin Yang Dilahirkan…………………………………………….. 3
1.1.5 Bentuk Persalinan ............................................................................ 3
1.1.6 Tanda-Tanda Persalinan .................................................................. 3
1.1.7 Faktor-Faktor Persalinan…………………………………………... 4
1.1.8 Kala Persalinan…………………………………………………….. 4
1.1.9 Pemeriksa Penunjang ....................................................................... 5
1.1.10 Penatalaksanaan.............................................................................. 6
1.1.11 Komplikasi ..................................................................................... 9
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan Persalinan Normal .............................. 10
1.2.1 Kala 1……………………………………………………………...
10
1.2.2 Kala 2……………………………………………………………...
12
1.2.3 Kala 3……………………………………………………………...
14
1.2.4 Kala 4……………………………………………………………... 16
1.2.5 Implementasi …………….………………………………….........
19
1.2.6 Evaluasi …………….………………………………………......... 20
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………....
21
BAB III PENUTUP………………………………………………………. . 34
3.1 Kesimpulan …………………………………............................................ 34
3.2 Saran …………………………………..................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Internatal Care
1.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan,
letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri.
(abdul bari; 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu. (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Prawirohardjo, 2006).

1.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
1.1.3 Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi
internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi.
Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal
yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi
infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan
mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

Pathway
1.1.4 Istilah yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan dan Berat Janin yang
Dilahirkan
1. Abortus
- Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan
- Umur hamil sebelum 28 minggu
- Berat janin kurang dari 1000 gram  Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
- Berat janin kurang dari 2.449 gram
2. Persalinan Aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2500 gram
3. Persalinan Serotinus
- Persalinan melampaui umur 42 minggu
- Pada janin terdapat tanda postmaturitas
4. Persalinan Presipitatus
- Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

1.1.5 Bentuk Persalinan


1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan
lahir.
2. Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.

1.1.6 Tanda-Tanda Persalinan


1.1.6.1 Persalinan Palsu
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotandum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan - Sering miksi (kencing)
- Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
seringb sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu ):
• Rasa nyeri ringan di bagian bawah
• Datangnya tidak teratur
• Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
• Durasinya pendek
• Tidak bertambah bila beraktifitas
1.1.6.2 Persalinan Sejati
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat:
- Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
- Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan:
- Pendataran dan pembukaan
- Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

1.1.7 Faktor-faktor Persalinan


Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah:
1. Power (kekuatan yang mendorong janin keluar):
- His (kontraksi uterus): gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim
yang terjadi untuk sementara waktu
- Retraksi: pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadi
kontraksi
- Tenaga sekunder (mengejan): kontraksi otot-otot dinding perut dan
diafragma serta ligmentous action terutama ligament rotundum
2. Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul
3. Passenger (janin): kepala janin, plasenta, selaput dan cairan ketuban.

1.1.8 Kala Persalinan


Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1.1.8.1 Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi
10 cm.

1.1.8.2 Kala II (Pengeluaran Janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada
rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
1.1.8.3 Kala III (Pengeluaran Placenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
1.1.8.4 Kala IV (Pengawasan)
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi
kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat
dibantu dengan obat-obat oksitosin.
1.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) adalah pemerisaan jani menggunakan
frekuensi gelombang suara tinggi yang dipantulkan ke tubuh untuk mengetahui
gambaran rahim yang disebut sonogram.
2. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan untuk mendapat informasi
tentang kesehatan pasien.

1.1.10 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Diagnosis dan Penanganan Persalinan
1. Kala I
1. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
2. Penanganan
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan
kesakitan
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan;
lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
- Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
- Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah buang air besar/.kecil.
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan
cara : gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu
mandi sebelumnya.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan
cukup minum
- Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
 Pemeriksaan Dalam
- Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-
temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
1. Warna cairan amnion o Dilatasi serviks
2. Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan
dengan pemeriksaan luar)

Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama


mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat
kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk
melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
2. Kala II
1. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
2. Penanganan
- Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan:
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi
dan meijat ibu
- Menjaga kebersihan diri
- Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
- Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
- Mengatur posisi ibu
- Menjaga kandung kemih tetap kosong
- Memberikan cukup minum
• Posisi saat meneran
- Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
- Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambik nafas
- Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
• Kelahiran kepala Bayi
- Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala
bayi lahir
- Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan -
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah - Periksa tali pusat:
Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali
pusat melalui kepala bayi.
Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat
kemudian digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi
leher bayi.
• Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
- Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
- Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi
sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
- Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
- Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai
pernafasan bayi
- Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
- Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan
segera mulai resusitasi bayi
- Klem dan pototng tali pusat
- Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan
kulit dada ibu.
- Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
1. Manajemen Aktif Kala III
- Pemberian oksitosin dengan segera
- Pengendalian tarikan tali pusat
- Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta:
- Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
- Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin
0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
- Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso
kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
- Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva.
- Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-
3 menit )
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang
terusmenerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
- PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan
atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan
gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan
dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum
jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase
fundus agar menimbulkan kontraksi.
- Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
- Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
1. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu
dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa –
sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri
dari dalam perut ibu ke dunia luar.
2. Penanganan
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai
menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
- Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering - Biarkan ibu beristirahat
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi
- Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
- Ajari ibu atau keluarga tentang :
o Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan
kontraksi o Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

1.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan kemungkinan
dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak memperhatikan teknik
aseptik.
2. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi setelah
janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian
plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding lateral
vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina
sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini dapat
terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya
dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air
ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang terbuka
pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-
paru.

1.2 Management Asuhan Keperawatan Persalinan Normal


1.2.1 Kala I
a. Pengkajian
1) Anamnesa
- Nama, umur, dan alamat
- Gravida dan para
- Hari pertama haid terakhir (HPHT)
- Riwayat alergi obat
- Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama
kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan
bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya,
cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar
darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan
dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
- Riwayat kehamilan sebelumnya
- Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
- Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri
epigastrium)
- Pemeriksaan fisik
- Tunjukkan sikap ramah
- Minta mengosongkan kandung kemih
- Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
- Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk
akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
- Pemeriksaan abdomen
- Menentukan tinggi fundus
- Kontraksi uterus
2) Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
- Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
- Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin
- Pemeriksaan dalam
• Nilai pembukaan dan penipisan serviks
• Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk
rongga panggul
• Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
3. Perencanaan
1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
Tujuan : diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya
Kriteria evaluasi : ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai
proses fisiologis persalinan Intervensi:
a. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,
durasi, intensitas, dan gambaran ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
b. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri
Rasional:mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan
c. Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien
d. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi
ingin di tempat tidur anjurkan untuk miring ke kiri
Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga
posisi nyaman tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan
karena memaksimalkan curah jantung ibu.
2) Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat
peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan
Kriteria evaluasi : nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu
menyatakan masih memiliki cukup tenaga Intervensi:
a. Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indikator
terhadap status hidrasi dan energi ibu.
b. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat
energi yang dibutuhkan untuk persalinan
c. Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang – orang
yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi
bagi ibu
d. Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman
atau makanan kepada ibu
Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi
lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi yang memperlambat
kontraksi atau kontraksi tidak teratur.

1.2.2 Kala II
a. Pengkajian
1) Aktivitas /istirahat
- Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/
relaksasi.
- Letargi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3) Integritas Ego
- Respon emosional dapat meningkat.
- Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
- Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan
uterus.
- Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
- Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
- Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
- Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
- Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir
60-90 dtk.
- Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan. 7) Keamanan
- Diaforesis sering terjadi.
- Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
- Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
- Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
- Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
- Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
- Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
vertex
c. Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi ,
dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin
intense lama, hiperventilasi maternal.
• Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban.
d. Perencanaan
• Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif Tujuan : diharapkan klien
dapat mengontrol rasa nyeri Kriteria evaluasi :
- Mengungkapkan penurunan nyeri
- Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri. -
Istirahat diantara kontraksi Intervensi :
- Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
- Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
identifikasi pola kontraksi abnormal
- Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah
dilakukan berarti.
- Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efek
negatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
- Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan
persalinan.
- Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi. R/
Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan
resiko trauma kandung kencing.
- Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan
dan mencegah komplikasi.
• Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi
Kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
- Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi
uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada
infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
- Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi .
- Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptik
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
endometrial.
- Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi.
- Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat
merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme resisten

1.2.3 Kala III


a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
- Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali ke tingkat normal dengan cepat.
- Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
- Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3) Makanan/cairan : kehilangan darah normal 200-300ml.
4) Nyeri/ketidaknyamanan : inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi
jalan lahir mungkin ada.
5) Seksualitas : darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular.
6) Pemeriksaan fisik
- Kondisi umum ibu : tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien.
- Inspeksi : perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta.
- Palpasi : tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta.
b. Diagnosa keperawatan
1) Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan,
kesulitan dengan plasenta.
2) Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.

c. Perencanaan
• Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal
Kriteria evaluasi:
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
- Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
- Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
- Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
- Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
- Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan
pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat mengakibatkan
infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
- Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
R/ Membantu menghindari regangan otot.
- Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
R/ Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan peningkatan
curah jantung yang cepat membuat klien dengan aneurisme serebral
sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
- Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah. R/
Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima imunisasi
dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum. Kolaborasi
- Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau
pulmoner.
- Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh
anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
- Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.

2) Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah


melahirkan. Tujuan : diharapkan nyeri hilang atau berkurang
Kriteria evaluasi :
- Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
- Wajah tampak tenang.
- Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi :
- Bantu dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila tepat.
R/ Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari
ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.
- Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
R/ Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan
memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
- Ganti pakaian dan linen basah.
R/ Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
- Berikan selimut hangat.
R/ Tremor/menggigil pada pasca melahirkan mungkin karena hilangnya
tekanan secara tiba-tiba pada saraf pelvis atau kemungkinana dihubungkan
dengan tranfusi janin ke ibu yang terjadi pada pelepasan plasenta.
Kolaborasi
- Bantu dalam perbaikan episiotomi bila perlu.
R/ Penyambungan tepi-tepi memudahkan penyembuhan.

1.2.4 Kala IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2) Sirkulasi
- Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
- TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
- Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
- Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3) Integritas Ego
- Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi
atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat
(kelelahan), atau kecewa
- Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
4) Eliminasi
- Hemoroid sering ada dan menonjol
- Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin dipasang
- Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5) Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6) Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus,
remaja, atau pasien primipara)
7) Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
8) Keamanan
- Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
- Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat 9)
Seksualitas
- Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus
- Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
- Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
- Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
- Payudara lunak dengan puting tegang
10) Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah
11) Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah
darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi
dari temuan fisik.

b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2) Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan
anggota keluarga

c. Perencanaan
1) Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan pasien
dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang Kriteria Evaluasi :
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
- Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2) Intervensi :
- Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia
Rasional : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat
ketidaknyamanan nyeri
- Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
Rasional : Informasi dapat mengurangi ansietas berkenaan rasa takut
tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri
- Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan
luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
Rasional : Trauma dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan
dapat menyebabkan stress pada garis jahitan
- Berikan kompres es
Rasional : Es memberikan anastesia lokal, meningkatkan vasokontriksi
dan menurunkan pembentukan edema
- Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi
sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik) Rasional :
Meningkatkan kenyamanan, perasaan bersih
- Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-faktor
yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain
Rasional : Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak
seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara, distensi
uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui meningkatkan
derajat after pain berkenaan dengan kontraksi miometrium
- Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
Rasional : Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya
ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain (kontraksi) dan masase
fundus
- Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
Rasional : Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan.
Dengan ketenangan dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak
perlu
- Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
Rasional : Analgesik bekerja pada pusat otak, yaitu dengan menghambat
prostaglandin yang merangsang timbulnya nyeri

2) Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota


keluarga
Tujuan : diharapkan keluarga dapat menerima kehadiran anggota keluarga yang baru
Kriteria Evaluasi :
- Menggendong bayi saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan
- Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak Intervensi :
1. Anjurkan pasien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi
Rasional : Jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesemaptan untuk
terjadinya ikatan keluarga, karena ibu dan bayi secara emosional saling menerima
isyarat yang menimbulkan kedekatan dan penerimaan
2. Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu dalam
perawatan bayi, sesuai kondisi
Rasional : Membantu memfasilitasi ikatan / kedekatan di antara ayah dan bayi. Ayah
yang secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran dan aktivitas interaksi
pertama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan khusus pada bayi
3. Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk
menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus
Rasional : Kontak mata dengan mata, penggunaan posisi menghadap wajah,
berbicara dengan suara tinggi dan menggendong bayi dihubungkan dengan
kedekatan antara ibu dan bayi
4. Catat pengungkapan / perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang
minat / kedekatan
Rasional : Datangnya anggota keluarga baru, bahkan sekalipun sudah diinginkan
menciptakan periode disekulibrium sementara, memerlukan penggabungan anak
baru ke dalam keluarga yang ada.
5. Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan bila
diinginkan oleh pasien dan dimungkinkan oleh kondisi ibu / neonatus dan
lingkungan
Rasional : Meningkatkan unit keluarga, dan membantu sibling untuk memulai proses
adaptasi positif pada peran baru dan masuknya anggota baru dalam struktur keluarga.
6. Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien dan
keyakinan / praktik budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak
kulit dengan kulit, dan mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan
7. Berikan informasi mengenai perawatan segera pasca kelahiran
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang mungkin mengganggu ikatan atau
hasil dari “self absorption” lebih dari perhatian pada bayi baru lahir.

1.2.5 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul jika
perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang dilakukan disesuaikan
dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien.
Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat. Sebelum
melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut
dilakukan.
Pelaksanaan difokuskan pada penerapan pendidikan kesehatan perawatan luka
perineum pada ibu postpartum dengan pemenuhan kebutuhan aman. Pendidikan
kesehatan menyajikan prinsip, prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan
kesehatan untuk klien serta menginformasikan status kesehatannya. Peneliti
menyelesaikan tindakan dengan mencatat respon klien selama tindakan dan sesudah
tindakan kedalam dokumentasi keperawatan (Doenges, 2001).
1.2.6 Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses keperawatan.pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria
hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semua (Oda Debora, 2015).
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan

yang hendak dicapai (Mitayani, 2013). Hasil evaluasi yang diharapkan adalah klien
terhindar dari risiko infeksi, luka perineum sembuh dalam jangka waktu yang

diharapkan, mengungkapkan pemahaman terhadap pendidikan perawatan luka

perineum yang telah diberikan, dan melakukan aktivitas/prosedur yang tepat. Apabila

kemajuan kesehatan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka intervensi perlu

dimodifikasi (Bobak, Lowdemilk & Jansen, 2004)

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny. Johani Bella Krista
Tempat / tanggal lahir : Tarantang, 06 Juli 2000
Agama : Islam
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :B
Alamat : Jl. Murjani, Gg. Hidayah
Diagnosa Medis : P1A0 Intranatal Normal
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS : 15 September 2021
Tanggal Pengkajian : 15 September 2021
Nomor Rekam Medik : 140101010921P000743
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M. Ridwan
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMU
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :B
Alamat : Jl. Murjani, Gg. Hidayah
Hubungan dengan Klien : Suami dari Ny. J
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan kalau dia merasa kelelahan karena persalinan yang telah dilalui
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien masuk kamar bersalin tanggal 15 September 2021 jam 12:00, His mulai jam 03:00 Wib
Persalinan selesai Pukul 12:50 Plasenta lahir lengkap . Pukul 13:10 Pasien Nampak Pucat
Berkeringat banyak mengeluh kelelahan dan merasa lapar ingin segera makan.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan tidak pernah Opname, tidak pernah operasi, dan tidak memiliki riwayat
Alergi.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami penyakit menurun/genetik.

2. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI


Riwayat Ginekologi:
 Riwayat Menstruasi :
Siklus : 28 Hari
Lamanya Haid : 5-7 Hari
Banyaknya : 40 cc
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) :
Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak ada keluhan
Gejala pre menstruasi : Tidak ada keluhan
HPHT : 20 Desember 2020
Taksiran Persalinan : 27 September 2021
Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan : 1 tahun
Lamanya Pernikahan : 1 tahun
Pernikahan Ke : 1
Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Tidak ada penggunaan
kontrasepsi
Waktu dan lamanya penggunaan : -
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : -
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : Klien mengatakan 2 Anak
saja cukup

Riwayat Obstetri :

No Tgl partus Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaan


hamil partus Penolong kelamin Anak
Hamil Lahir Nifas Bayi

1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 1 P 0 A 0


2. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe : -
 Keluhan waktu hamil : klien mengatakan saat hamil dia mengeluh Demam dan
sakit pinggang
 Gerakan anak pertama di rasakan : Tidak terkaji
 Imunisasi : = -
 Penambahan BB selama hamil : 7,5 Kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Konsul dokter

3. PEMERIKSAAN FISIK
4.
Subjektif Objektif
1. Keadaan Umum Suhu 36,5 C 0

BB sebelum hamil 48,5 kg Nadi 80 x/menit


Tekanan Darah 120/80 x/menit
BB 56 kg
Tinggi Badan 145 cm
Kesadaran Composmentis
Turgor Kulit -

2. Kepala Rambut dalam keadaan bersih


tidak ada kelainan dan keluhan.

3. Muka Hyperpigmentasi -
Rasa bengkak?
Cloasma gravidarum -
Edema
Simetris +

4. Mulut
Mukosa mulut & bibir : Warna
Keluhan : Tidak ada Keluhan
mukosa normal bibir pucat
Keadaan gigi baik tidak ada yang
berlobang
Fungsi Pengecapan normal
Keadaan Mulut bersih
Fungsi menelan normal, tidak ada
kesukaran menelan.

5. Mata
Ukuran pupil -
Keluhan Tidak ada Keluhan
Konjungtiva pucat
Sklera -
Fungsi Penglihatan Normal tidak
buta warna
6. Hidung
Keluhan Reaksi alergi : tidak ada alergi
Pernah flu : klien mengatakan
pernah Flu
Frekuensinya dalam 1 tahun 7 kali
Perdarahan/peradangan : Tidak ada
7. Telinga Keadaan/kebersihan : baik
Keluhan Tidak ada keluhan
Keadaan
8. Leher Fungsi pendengaran
Pembengkakan : tidak ada
pembengkakan Pembesaran kel.Tyroid : -
Distensi vena jugularis : -
Pembesaran KGB : -
9. Daerah dada Sesak napas :-
Jantung dan paru-paru
Batuk :-
Normal tidak ada keluhan dan
Sakit dada :-
kelainan
Suara napas : Vesikuler
Bunyi jantung : Reguler
Palpitasi

Payudara
- Bentuk buah dada : Simetris
Hyperigmentasi areola : berwarna gelap
Keadaan puting susu : menonjol
Cairan yang keluar : kolostrum keluar sedikit
Keadaan/Kebersihan : Bersih
Nyeri/Tegang : Tidak ada Nyeri tekan

10. Abdom Tinggi FU : 3 jari dibawah pusat


en Kontraksi Uterus : Baik
Konsistensi Uterus : terasa mengeras
Posisi Uterus : Normal
Diastasis RA : 2 jari/kontraksi 5 jari saat normal
Bising usus : 21 x/menit

Pengeluaran/lochea : Darah Post Partum


11. Genitali
a Eksterna Warna : Merah
Tidak ada keluhan Jumlah : ± 250 cc
Bau : Khas

12. Anus
Tidak ada Keluhan

13.Ekstremitas Refleks patela : normal


Tidak ada keluhan Varises : Tidak ada

Ukuran panggul dalam : Tidak terkaji


14.Pemeriksaan Dalam

5. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi :
- Frekuensi makan : 3-4 x/hari
- Jenis makanan : Lunak
- Makanan yang disukai : Sayur Kangkung
- Makanan yang tidak disukai : Sayur Kol
- Makanan pantang / alergi : Tidak Ada
- Nafsu makan : Baik
- Porsi makan : Normal
- Minum (jumlah dan jenis) : 1800 ml air mineral

2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
Klien mengatakan sebelum hamil BAK 3-5 kali sehari, setelah hamil lebih kurang 6 kali
sehari, tidak ada keluhan

b. Buang Air Besar (BAB) :


Klien mengatakan sebelum hamil BAB 1x sehari dan setelah hamil masih lancar 1x sehai,
tidak ada keluhan
3. Pola tidur dan istirahat :
Klien mengatakan sebelum hamil tidur 7 jam sehari, tidak ada tidur siang, dan setelah
hamil tidur 8 jam sehari, tidak ada keluhan.
4. Pola aktivitas dan latihan :
Klien mengatakan sebelum hamil mengerjakan pekerjaan rumahnya sendiri kadang
dibantu suami, setelah hamil pasien membersihkan pekerjaan rumah dibantu oleh suami
dan keluarga
5. Personal Hygiene :
Kulit : Bersih
Rambut : hitam bersih tidak ada ketombe
Mulut & Gigi : gigi bersih tidak berflak
Pakaian : pakaian rapid an harum
Kuku : kuku bersih terpotong rapi
Ketergantungan fisik :
Merokok : klien mengatakan dia tidak pernah merokok
Minuman Keras : klien mengatakan dia tidak pernah minum minuman keras
Obat-obatan : Klien mengatakan tidak pernah mengunakan obat-obatan
sampai overdosis dan tidak memiliki ketergantungan terhadap
obat
Lain-lain : tidak ada keluhan
6. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
7. Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi : “Klien
mengatakan tidak mengetahui bagaimana menyusui dengan baik dan benar”
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : “Klien mengatakan akan
melakukan pemberian asi pada bayinya”
3. Jenis kelamin yang diharapkan : “Klien mengatakan akalau dia menginginakn
anaknya berjenis kelamin laki-laki”
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : “ Klien mengatakan kalau suami dan
ibu mertuanya akan membantu merawat bayinya dirumah “
5. Apakah hamil ini diharapkan “ Klien mangatakan bahwa kehamilan ini sangat mereka
harapkan”
8. Perubahan perilaku : Tidak ada Keluhan.
9. Persepsi diri
 Harap Hal yang amat di pikirkan saat ini :
klien mengatakan ”Klien Kelelahan setelah persalinan“
 harapan setelah menjalani perawatan :
Klien mengatakan “ ingin segera lekas sembuh dan merawat anak dengan baik”
 Perubahan yang dirasa setelah hamil :
Klien mengatakan setelah hamil dia menjadi mudah tersinggung dan marah-marah
10. Konsep diri
 Body image : Pasien sadar bahwa dia sudah melahirkan
 Peran : Pasien harus mengurus rumah dan bayinya di rumah
 Ideal diri : Pasien ingin cepat pulang
 Identitas diri : Pasien sadar kalau dirinya adala seorang ibu rumah tangga
 Harga diri : Pasien merasa kalau dirinya dihargai oleh keluarganya
11. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang lain : Benar
 Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah : Jawa
 Yang tinggal serumah : Tn. R ( Suami Ny. J )
 Adat istiadat yang di anut : Dayak
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
 Motivasi dari suami : “Lekas sembuh istriku kita sekarang sudah punya anak”
 Apakah suami perokok : Ny. J mengatakan kalau suaminya Perokok aktif
 Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada keluhan
12. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : tidak di kaji
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : tidak di kaji
13. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan :
Klien mengatakan bahwa Suami adalah yang paling dipercaya dan bayinya sekarang
adalah sumber kekuatannya.
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
Klien mengatakan bahwa kepercayaan agama itu penting untuknya
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi) :
klien mengatakan Ibadah solat 5 waktu adalah kegiatan agama yang dilakukan
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di RS :
Berdo’a dan beribadah semampunya

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB : tidak di kaji Golongan Darah/Rh :B
 Gula Darah : tidak di kaji Leukosit : tidak di kaji
 VR/VDRL : tidak di kaji
2. Urine
 Protein : tidak di kaji Sedimen : tidak di kaji
 Reduksi : -
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST : tidak di kaji TTO/OCT : tidak di kaji
 USG : tidak di kaji Amnioscopy : tidak di kaji
 TORCH : tidak di kaji Rontgent : tidak di kaji

I.PENGOBATAN
1. Pemberian Oksitosin 10 U IM , 1 menit sesudah persalinan

Palangka Raya, 15 September


Mahasiswa

Sunardi
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
Kelelahan Berhubungan Dengan
DS : Proses Persalinan Penurunan Cadangan Energi
- Pasien mengatakan Akibat Peningkatan Metabolisme

kalau dirinya kelelahan
akibat persalinan yang Penggunaan Energi
telah dilalui”
Meningkat
DO :
- Klien tampak Lemah ↓
- Pendarahan ± 25 cc Metabolisme Tubuh
TTV : Meningkat
TD : 112/76 mmHg ↓
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit Cadangan Energi
S : 36,5 ℃ Dalam Tubuh
Berkurang

Kelelahan
PRIORITAS MASALAH

1. Kelelahan Berhubungan Dengan Penurunan Cadangan Energi Akibat


Peningkatan Metabolisme ditandai dengan keluhan klien
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. J

Ruang Rawat : Puskesmas Pahandut

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Setelah dilakukan tindakan 1. Bersihkan klien dari sisa darah 1. Klien Bersih dan merasa nyaman.
1. Kelelahan Berhubungan Dengan keperawatan selama 3x7 2. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman 2. Posisi yang nyaman akan menambah
Penurunan Cadangan Energi Akibat jam diharapkan Kelelahan 3. Anjurkan klien untuk istirahat relaksasi klien dan mengura ngi kelelahan
Peningkatan Metabolisme ditandai Berkurang 4. Anjurkan klien untuk teknik relaksasi 3. Istirahat cukup menurunkan kelelahan
dengan Respon keluhan klien Dengan kriteria hasil: 5. Menganjurkan klien untuk minum dan makan 4. Relaksasi dapat memberikan kenyamanan
- Klien tampak Tenang 6. Pantau adanya pendarahan dari jalan lahir dan mengurangi kelelahan
- Makan teratur 7. Cek ttv dan tfu serta kontraksi uterus setiap 15 a. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi
- Istirahat klien teratur menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam 5. minum the manis dan makan dapat
kedua menambah menambah energi dan mencegah
8. Kolaborasi pemberian vitamin Hipoglikemia
6. Pendarahan berlebih dapat mengakibatkan
syok Hipovolemi dan menurunkan energy
sehingga klien merasa lemas
7. Mengobservasi keadaan umum klien dan
kontraksi agar dapat melakukan tindakan yang
tepat jika terjadi ketidaknormalan
a. ttv klien normal tidak ada keluhan
8. Vitamin dapat meningkatkan ketahanan tubuh
dan mencapai kondisi tubuh yang optimal
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Rabu ,15 September 2021 1 Membersihkan klien dari sisa darah setelah 1. Klien bersih dan rapi
15:00 WIB melahirkan 2. Klien dalam posisi supine
2 Memposisikan klien dalam posisi yang nyaman 3. Tanda-tanda vital
DX 1
3 Cek tanda-tanda vital dan TFU serta kontraksi - Pukul 13.10 WIB
uterus setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 80x/
Sunardi
tiap 30 menit pada jam kedua menit, T36,5 C
- Pukul 13.25 WIB
4 Menganjurkan klien untuk istirahat TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 80x/
5 Menganjurkan klien untuk menggunakan teknik menit, T 36,5 C 6,2°
relaksasi - Pukul 13.40 WIB
6 Menganjurkan klien untuk minum teh manis dan TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 80x/
makan menit, T 36,5 C
7 Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir - Pukul 13.55 WIB
TD 120/80mmHg, R 22x/ menit, N 80x/
menit, T 36,5 C
- Pukul 14.25 WIB
TD 120/80mmHg, R 21x/ menit, N 80x/
menit, T 36,5 C
- Pukul 14.55 WIB
TD 120/80mmHg, R 20x/ menit, N 80x/
menit. 36,5 C
- Tinggi fundus uteri 2 ari dibawah pusat
- Kontraksi (+)

4. Klien dapat beristirahat


5. Klien tenang dan rileks
6. Klien minum teh manis dan makan
7. Perdarahan ± 15 cc
SOAP :
S:
- Klien masih tampak berkeringat
- Klien mengatakan ingin makan
O:
- Klien terlihat lemas
- Klien terlihat makan nasi yang telah disediakan di rs,
dan makanan habis satu porsi
- Posisi tidur klien semi fowler
- Pasien dapat melakukan teknik relaksasi
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan perawatan
- Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
- Anjurkan klien untuk istirahat
- Anjurkan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Anjurkan klien untuk minum air mineral dan makan
- Pantau adanya perdarahan dari jalan lahir
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu bersalin, persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Persalinan dimulai/inpartu sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan – perubahan pada serviks yang membuka dan
menipis dan berkahir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
(Fauziah S, 2015)

3.2 Saran

1. Bagi Mahasiswa STIKes EKA HARAP PALANGKARAYA , semoga


Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat
sebagai bahan belajar.
2. Bagi penulis selanjutnya, dibutuhkan waktu serta kesabaran serta keahlian
dalam memberikan asuhan yang berkesiambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Diponegoro, A. M., & Hastuti, S. B. (2012). Pengaruh dukungan suami


terhadap lama persalinan kala II pada ibu primipara. HUMANITAS (Jurnal
Psikologi Indonesia), 6(2), 123- 135.

http://jogjapress.com/index.php/HUMANITAS/article/view/205
Donsu, J.D.T (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.

Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Indriyani, Diyan & Asmuji. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta : Kemenkes


RI;2015.

Kumalasari, Intan. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru


Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika

Lisna Anisa Fitriana, Siti Nurbaeti 2015. Gambaran Kejadian Postpartum


Blues Pada Ibu Nifas Berdasarkan Karakteristik Di Rumah Sakit Umum
Tingkat Iv Sariningsih Kota Bandung. DIII Keperawatan Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISTRAKSI DAN RELAKSASI

Disusun oleh :

Nama : Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

Topik : Teknik Distraksi dan Relaksasi


Sub Topik : Pengertian, Jenis, Tujuan dan Penatalaksanaan Distraksi
dan Relaksasi
Tempat : Puskesmas Pahandut
Sasaran : Pasien Pasca Salin
Hari/Tanggal : Rabu / 15 September
Pukul : 15:00 WIB
Alokasi Waktu : 45 menit
Penyuluh : Mahasiswa STIKes EKA HARAP PALANGKARAYA

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang
Teknik Distraksi dan Relaksasi

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan pasien dan keluarga
dapat :
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
3. Menyebutkan tujuan distraksi dan relaksasi dengan benar.
4. Menjelaskan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.

C. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan relaksasi
4. Penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab

E. Media
- Leaflet

F. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan Leaflet untuk menjelaskan pada pasien.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Dengan tanya jawab langsung.

G. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
dan mendengarkan
2 Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
bahan tentang: teknik distraksi dan 2. Mempertahankan
1. Pengertian teknik relaksasi kontak mata
distraksi dan 2. Menjelaskan jenis-jenis
relaksasi teknik distraksi dan
2. Jenis-jenis teknik relaksasi
distraksi dan 3. Menjelaskan tujuan
relaksasi distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan 4. Menjelaskan
relaksasi penatalaksanaan distraksi
4. Penatalaksanaan dan relaksasi.
distraksi dan
relaksasi.

3 Evaluasi 15 menit 1. Stuktur :


- Penyampaian materi
dilakukan dengan
menggunakan media
leaflet.
- Waktu pelaksanaan
20 menit
2. Proses
- Pasien aktif
mendengarkan
- Pasien dapat
mengikuti arahan
dari perawat dengan
baik.
3. Hasil
- Pasien memahami
apa yang perawat
sampaikan
- Pasien dapa
melakukan relaksasi
nafas yang di
arahkan perawat
- Pasien dapat
melakukan relaksasi
nafas sendiri tanpa
arahan perawat.
4 Penutup 5 menit 1. Penyaji mengucapkan 1. Menjawab salam
terima kasih
2. Mengucapkan salam
penutup

H. Pengorganisasi
1. Moderator : Sunardi
Tugas : Memimpin jalannya acara dan proses penyuluhan
2. Penyaji : Sunardi
Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan

3. Notulen : Sunardi
Tugas : Mencatat pertanyaan dari peserta

4. Observer : Sunardi
Tugas : Mengamati jalannya proses penyuluhan dan mengevaluasi
hasil penyuluhan sesuai dengan SAP

5. Fasilitator : Sunardi

Tugas : Menyediakan fasilitas pendukung proses penyuluhan

I. Evaluasi
1. Proses : - Penyuluhan berjalan lancer.
- Tidak ada audiens yang meninggalkan proses penyuluhan
- Maksimal audiens meninggalkan penkes 10%.
2. Hasil : - 20% audiens dapat menjelaskan pengertian distraksi
- 20% audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 3-4 dari 9 langkah
relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 2-3 dari 5 langkah
distraksi
TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

A. Pengertian

Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke


stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan
teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang
menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan
terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan
oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh
klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secara umum berhubungan
langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori
yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu,
stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih
efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja
(Tamsuri, 2007).

Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang
"lelah" dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang
melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang segar dan otak yang
siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali melibatkan komponen-
komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya
pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan
otot-otot rangka,

B. Jenis

Jenis Tehnik Distraksi antara lain :


1) Distraksi visual
2) Distraksi pendengaran
3) Distraksi pernafasan
4) Distraksi intelektual
5) Imajinasi terbimbing

Jenis-jenis relaksasi:
- Relaksasi pernafasan
- Imagery
- Senam

C. Tujuan

Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima
teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi
rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi
nyeri. Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat
gambar di buku, meniup gelembung (blowing bubbles), atau menghitung.
Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang
baik pada anak yang sedang dalam distres.Orangtua harus diajarkan teknik
distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama
mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi
dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi kecemasan dan
ansietas orangtua.

Tujuan teknik relaksasi yaitu:


1. Menurunkan kecemasan /stress
2. Menurunkan nyeri
3. Membantu melupakan nyeri yang dirasakan
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan rasa nyaman
D. Penatalaksanaan

Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu


sebagai berikut :

1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru


2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan
rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu
4. Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan,
5. Biarkan telapak kaki rileks.
6. Konsentrasikan pikiran pada kaki
7. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung
dan kelompok otot-otot lain
8. Setelah merasa relaks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat.

Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:


 Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat
pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
 Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau
suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik
yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk
berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk
menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak
karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus
Mozart (1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian
sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri
fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan
Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada
karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah
kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian
dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya
komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)
 Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk
memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan
inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan
kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan
menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan
pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada
bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar di area nyeri.
 Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain
kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan
perangko, menulis cerita.
 Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta
berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta:


Salemba Medika.

Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan:


Konsep,proses,dan praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai