J DENGAN DIAGNOSA
MEDIS P1A0 INTERNATAL CARE NORMAL DI BLUD UPT
PUSKESMAS PAHANDUT
Nama : Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Konsep Internatal Care .............................................................................. 1
1.1.1 Definisi ............................................................................................ 1
1.1.2 Etiologi ............................................................................................ 2
1.1.3 Patofisiologi .....................................................................................
1.1.4 Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan dan Berat
Janin Yang Dilahirkan…………………………………………….. 3
1.1.5 Bentuk Persalinan ............................................................................ 3
1.1.6 Tanda-Tanda Persalinan .................................................................. 3
1.1.7 Faktor-Faktor Persalinan…………………………………………... 4
1.1.8 Kala Persalinan…………………………………………………….. 4
1.1.9 Pemeriksa Penunjang ....................................................................... 5
1.1.10 Penatalaksanaan.............................................................................. 6
1.1.11 Komplikasi ..................................................................................... 9
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan Persalinan Normal .............................. 10
1.2.1 Kala 1……………………………………………………………...
10
1.2.2 Kala 2……………………………………………………………...
12
1.2.3 Kala 3……………………………………………………………...
14
1.2.4 Kala 4……………………………………………………………... 16
1.2.5 Implementasi …………….………………………………….........
19
1.2.6 Evaluasi …………….………………………………………......... 20
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………....
21
BAB III PENUTUP………………………………………………………. . 34
3.1 Kesimpulan …………………………………............................................ 34
3.2 Saran …………………………………..................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konsep Internatal Care
1.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan cukup bulan,
letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri.
(abdul bari; 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu. (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
(Prawirohardjo, 2006).
1.1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
1.1.3 Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan
progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala
bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala bayi yang terdiri
dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi
internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala
bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi.
Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal
yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi
infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan
mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
Pathway
1.1.4 Istilah yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan dan Berat Janin yang
Dilahirkan
1. Abortus
- Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan
- Umur hamil sebelum 28 minggu
- Berat janin kurang dari 1000 gram Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
- Berat janin kurang dari 2.449 gram
2. Persalinan Aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2500 gram
3. Persalinan Serotinus
- Persalinan melampaui umur 42 minggu
- Pada janin terdapat tanda postmaturitas
4. Persalinan Presipitatus
- Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
1.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dalam persalinan adalah:
1. Infeksi
Pada pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan kemungkinan
dapat menyebabkan infeksi apabila pemeriksa tidak memperhatikan teknik
aseptik.
2. Ruptur Perineum
Pada wanita dengan perineum yang kaku kemungkinan besar akan terjadi
ruptur perineum, sehingga dianjurkan untuk melakukan episiotomi.
3. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus tidak bisa berkontraksi setelah
janin lahir sehingga menyebabkan perdarahan hebat.
4. Retensi Plasenta / Retensi Sisa Plasenta
Retensi plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum lahir selama 1 jam
setelah janin lahir sedangkan retensi sisa plasenta adalah tyerdapat sebagian
plasenta yang masih tertinggal setelah plasenta lahir.
5. Hematom Pada Vulva
Hematom dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah dalam dinding lateral
vagina bagian bawah waktu melahirkan.
6. Kolpaporeksis
Kolpaporeksis adalah robekan melintang atau miring pada bagian atas vagina
sehingga sebagian uterus dan serviksnya terlepas dari vagina. Hal ini dapat
terjadi pada persalinan dengan disproporsi kepala panggul.
7. Robekan serviks
Dapat terjadi pada serviks yang kaku dan his yang kuat.
8. Ruptur Uteri
Ruptur uteri atau rtobekan uterus merupakan kondisi yang sangat berbahaya
dalam persalinan karena dapat menyebabkan perdarahan hebat.
9. Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban merupakan peristiwa yang timbul mendadak akibat air
ketuban masuk ke dalam peredaran darah ibu melalui sinus vena yang terbuka
pada daerah plasenta dan menyumbat pembuluh-pembuluh kapiler dalam paru-
paru.
1.2.2 Kala II
a. Pengkajian
1) Aktivitas /istirahat
- Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/
relaksasi.
- Letargi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3) Integritas Ego
- Respon emosional dapat meningkat.
- Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien
terlibat mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
- Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan
uterus.
- Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
- Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
- Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
- Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
- Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir
60-90 dtk.
- Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan. 7) Keamanan
- Diaforesis sering terjadi.
- Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
- Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
- Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
- Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
- Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
- Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi
vertex
c. Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi ,
dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin
intense lama, hiperventilasi maternal.
• Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban.
d. Perencanaan
• Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan,
kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif Tujuan : diharapkan klien
dapat mengontrol rasa nyeri Kriteria evaluasi :
- Mengungkapkan penurunan nyeri
- Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri. -
Istirahat diantara kontraksi Intervensi :
- Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
- Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu
identifikasi pola kontraksi abnormal
- Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah
dilakukan berarti.
- Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efek
negatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
- Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan
persalinan.
- Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi. R/
Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan
resiko trauma kandung kencing.
- Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan
dan mencegah komplikasi.
• Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,
pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi
Kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
- Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi
uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada
infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
- Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi .
- Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan
menggunakan tehnik aseptik
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi
endometrial.
- Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi.
- Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat
merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme resisten
c. Perencanaan
• Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan
dengan plasenta.
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal
Kriteria evaluasi:
- Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
- Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
- Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
- Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
- Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion
dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
- Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan
pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat mengakibatkan
infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
- Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
R/ Membantu menghindari regangan otot.
- Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
R/ Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan peningkatan
curah jantung yang cepat membuat klien dengan aneurisme serebral
sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
- Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah. R/
Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima imunisasi
dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum. Kolaborasi
- Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau
pulmoner.
- Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh
anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan
uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
- Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.
1.2.4 Kala IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2) Sirkulasi
- Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
- TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
- Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
- Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3) Integritas Ego
- Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi
atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat
(kelelahan), atau kecewa
- Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
4) Eliminasi
- Hemoroid sering ada dan menonjol
- Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin dipasang
- Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5) Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6) Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus,
remaja, atau pasien primipara)
7) Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
8) Keamanan
- Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
- Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat 9)
Seksualitas
- Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus
- Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
- Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
- Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
- Payudara lunak dengan puting tegang
10) Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah
11) Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah
darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi
dari temuan fisik.
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2) Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan
anggota keluarga
c. Perencanaan
1) Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan pasien
dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang Kriteria Evaluasi :
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
- Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2) Intervensi :
- Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian
intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia
Rasional : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat
ketidaknyamanan nyeri
- Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode
pascapartum
Rasional : Informasi dapat mengurangi ansietas berkenaan rasa takut
tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri
- Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan
luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
Rasional : Trauma dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan
dapat menyebabkan stress pada garis jahitan
- Berikan kompres es
Rasional : Es memberikan anastesia lokal, meningkatkan vasokontriksi
dan menurunkan pembentukan edema
- Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi
sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik) Rasional :
Meningkatkan kenyamanan, perasaan bersih
- Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-faktor
yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain
Rasional : Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak
seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara, distensi
uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui meningkatkan
derajat after pain berkenaan dengan kontraksi miometrium
- Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
Rasional : Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya
ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain (kontraksi) dan masase
fundus
- Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
Rasional : Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan.
Dengan ketenangan dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak
perlu
- Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
Rasional : Analgesik bekerja pada pusat otak, yaitu dengan menghambat
prostaglandin yang merangsang timbulnya nyeri
1.2.5 Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul jika
perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang dilakukan disesuaikan
dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien.
Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat. Sebelum
melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut
dilakukan.
Pelaksanaan difokuskan pada penerapan pendidikan kesehatan perawatan luka
perineum pada ibu postpartum dengan pemenuhan kebutuhan aman. Pendidikan
kesehatan menyajikan prinsip, prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan
kesehatan untuk klien serta menginformasikan status kesehatannya. Peneliti
menyelesaikan tindakan dengan mencatat respon klien selama tindakan dan sesudah
tindakan kedalam dokumentasi keperawatan (Doenges, 2001).
1.2.6 Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses keperawatan.pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria
hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratasi
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semua (Oda Debora, 2015).
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan
yang hendak dicapai (Mitayani, 2013). Hasil evaluasi yang diharapkan adalah klien
terhindar dari risiko infeksi, luka perineum sembuh dalam jangka waktu yang
perineum yang telah diberikan, dan melakukan aktivitas/prosedur yang tepat. Apabila
kemajuan kesehatan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka intervensi perlu
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Riwayat Obstetri :
3. PEMERIKSAAN FISIK
4.
Subjektif Objektif
1. Keadaan Umum Suhu 36,5 C 0
3. Muka Hyperpigmentasi -
Rasa bengkak?
Cloasma gravidarum -
Edema
Simetris +
4. Mulut
Mukosa mulut & bibir : Warna
Keluhan : Tidak ada Keluhan
mukosa normal bibir pucat
Keadaan gigi baik tidak ada yang
berlobang
Fungsi Pengecapan normal
Keadaan Mulut bersih
Fungsi menelan normal, tidak ada
kesukaran menelan.
5. Mata
Ukuran pupil -
Keluhan Tidak ada Keluhan
Konjungtiva pucat
Sklera -
Fungsi Penglihatan Normal tidak
buta warna
6. Hidung
Keluhan Reaksi alergi : tidak ada alergi
Pernah flu : klien mengatakan
pernah Flu
Frekuensinya dalam 1 tahun 7 kali
Perdarahan/peradangan : Tidak ada
7. Telinga Keadaan/kebersihan : baik
Keluhan Tidak ada keluhan
Keadaan
8. Leher Fungsi pendengaran
Pembengkakan : tidak ada
pembengkakan Pembesaran kel.Tyroid : -
Distensi vena jugularis : -
Pembesaran KGB : -
9. Daerah dada Sesak napas :-
Jantung dan paru-paru
Batuk :-
Normal tidak ada keluhan dan
Sakit dada :-
kelainan
Suara napas : Vesikuler
Bunyi jantung : Reguler
Palpitasi
Payudara
- Bentuk buah dada : Simetris
Hyperigmentasi areola : berwarna gelap
Keadaan puting susu : menonjol
Cairan yang keluar : kolostrum keluar sedikit
Keadaan/Kebersihan : Bersih
Nyeri/Tegang : Tidak ada Nyeri tekan
12. Anus
Tidak ada Keluhan
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
Klien mengatakan sebelum hamil BAK 3-5 kali sehari, setelah hamil lebih kurang 6 kali
sehari, tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
HB : tidak di kaji Golongan Darah/Rh :B
Gula Darah : tidak di kaji Leukosit : tidak di kaji
VR/VDRL : tidak di kaji
2. Urine
Protein : tidak di kaji Sedimen : tidak di kaji
Reduksi : -
3. Pemeriksaan tambahan
TTT/NST : tidak di kaji TTO/OCT : tidak di kaji
USG : tidak di kaji Amnioscopy : tidak di kaji
TORCH : tidak di kaji Rontgent : tidak di kaji
I.PENGOBATAN
1. Pemberian Oksitosin 10 U IM , 1 menit sesudah persalinan
Sunardi
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
Kelelahan Berhubungan Dengan
DS : Proses Persalinan Penurunan Cadangan Energi
- Pasien mengatakan Akibat Peningkatan Metabolisme
↓
kalau dirinya kelelahan
akibat persalinan yang Penggunaan Energi
telah dilalui”
Meningkat
DO :
- Klien tampak Lemah ↓
- Pendarahan ± 25 cc Metabolisme Tubuh
TTV : Meningkat
TD : 112/76 mmHg ↓
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit Cadangan Energi
S : 36,5 ℃ Dalam Tubuh
Berkurang
↓
Kelelahan
PRIORITAS MASALAH
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu bersalin, persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Persalinan dimulai/inpartu sejak uterus berkontraksi dan
menyebabkan perubahan – perubahan pada serviks yang membuka dan
menipis dan berkahir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
(Fauziah S, 2015)
3.2 Saran
Depkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
http://jogjapress.com/index.php/HUMANITAS/article/view/205
Donsu, J.D.T (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press.
Disusun oleh :
Nama : Sunardi
NIM : 2019.C.11a.1029
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang
Teknik Distraksi dan Relaksasi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan pasien dan keluarga
dapat :
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
3. Menyebutkan tujuan distraksi dan relaksasi dengan benar.
4. Menjelaskan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
C. Materi
1. Pengertian teknik distraksi dan relaksasi
2. Jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan relaksasi
4. Penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
E. Media
- Leaflet
F. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan Leaflet untuk menjelaskan pada pasien.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
d. Dengan tanya jawab langsung.
G. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Membalas salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
dan mendengarkan
2 Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
bahan tentang: teknik distraksi dan 2. Mempertahankan
1. Pengertian teknik relaksasi kontak mata
distraksi dan 2. Menjelaskan jenis-jenis
relaksasi teknik distraksi dan
2. Jenis-jenis teknik relaksasi
distraksi dan 3. Menjelaskan tujuan
relaksasi distraksi dan relaksasi
3. Tujuan distraksi dan 4. Menjelaskan
relaksasi penatalaksanaan distraksi
4. Penatalaksanaan dan relaksasi.
distraksi dan
relaksasi.
H. Pengorganisasi
1. Moderator : Sunardi
Tugas : Memimpin jalannya acara dan proses penyuluhan
2. Penyaji : Sunardi
Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan
3. Notulen : Sunardi
Tugas : Mencatat pertanyaan dari peserta
4. Observer : Sunardi
Tugas : Mengamati jalannya proses penyuluhan dan mengevaluasi
hasil penyuluhan sesuai dengan SAP
5. Fasilitator : Sunardi
I. Evaluasi
1. Proses : - Penyuluhan berjalan lancer.
- Tidak ada audiens yang meninggalkan proses penyuluhan
- Maksimal audiens meninggalkan penkes 10%.
2. Hasil : - 20% audiens dapat menjelaskan pengertian distraksi
- 20% audiens dapat menjelaskan pengertian relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 3-4 dari 9 langkah
relaksasi
- 20% audiens dapat menjelaskan 2-3 dari 5 langkah
distraksi
TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI
A. Pengertian
Relaksasi adalah kegiatan yang memadukan otak dan otot. Otak yang
"lelah" dibuat tenang dan otot yang tegang dibuat relaks. Jika seseorang
melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang segar dan otak yang
siap menyala kembali. Oleh karena itu, relaksali melibatkan komponen-
komponen penting tubuh yang secara terus menerus dipakai, misalnya
pancaindra, pernapasan, aliran darah, (sistem kardiovaskuler), otak dan
otot-otot rangka,
B. Jenis
Jenis-jenis relaksasi:
- Relaksasi pernafasan
- Imagery
- Senam
C. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima
teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih
menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi
rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi
nyeri. Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat
gambar di buku, meniup gelembung (blowing bubbles), atau menghitung.
Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang
baik pada anak yang sedang dalam distres.Orangtua harus diajarkan teknik
distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama
mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi
dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi kecemasan dan
ansietas orangtua.
DAFTAR PUSTAKA