Oleh:
Sheryl Elita Tanjaya (1202006108)
Ni Luh Putu Wulan Budyawati (1202006198)
Rashinny Thilainathan (1202006215)
Pembimbing
dr. Made Oka Sedana Yoga, Sp.OG
Oleh:
Sheryl Elita Tanjaya (1202006108)
Ni Luh Putu Wulan Budyawati (1202006198)
Rashinny Thilainathan (1202006215)
Pembimbing
dr. Made Oka Sedana Yoga, Sp.OG
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya maka laporan kasus dengan topik “Perdarahan Post Partum ec Rest Placenta” ini
dapat selesai pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini. Laporan kasus ini disusun sebagai
salah satu syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUD Sanjiwani Gianyar.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada:
1. dr. I Wayan Sudania Anggra, Sp.OG selaku Kepala SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi
RSU Bangli yang telah memberikan kami kesempatan untuk belajar di rumah sakit ini;
2. dr. Made Oka Sedana Yoga, Sp.OG selaku pembimbing yang telah memberikan
pengarahan, kritik, dan saran di dalam pembuatan laporan kasus ini;
3. Ibu Bidan dan perawat yang juga turut membimbing kami dalam pembelajaran
mengenai kasus ini; dan
4. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam penyusunan laporan kasus.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, sehingga saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Perdarahan merupakan salah satu dari tiga penyebab klasik kematian pada
ibu hamil atau melahirkan disamping infeksi maupun eklamsia. Perdarahan
merupakan penyebab kematian maternitas terbanyak yaitu sebesar 40-60%, diikuti
oleh eklamsia sebesar 20-30%, dan infeksi sebesar 15-30%. Perdarahan dalam
kehamilan dan persalinan terdiri dari perdarahan pada usia kehamilan muda,
perdarahan pada usia kehamilan lanjut, dan perdarahan pasca persalinan.1
Insidensi perdarahan post partum pada negara maju terjadi sekitar 5% dari
seluruh persalinan, namun pada negara berkembang dapat mencapai hingga 28%
dari seluruh persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu. Penyebab
terjadinya perdarahan post partum 90% disebabkan oleh atonia uteri, 7% akibat
terjadinya robekan jalan lahir, sisanya diakibatkan oleh terjadinya retensio
plasenta dan gangguan pembekuan darah.2
TINJAUAN PUSTAKA
Uterus atau rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah
pear yang sedikit gepeng kearah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam
dan memiliki rongga. Besarnya rahim berbeda-beda, dimana dipengaruhi oleh
apakah sesorang sudah pernah melahirkan anak atau belum.1
Uterus terdiri dari tiga bagian besar, yaitu, fundus uteri yang berada di
bagian uterus proksimal, badan rahim (korpus uteri) yang berbentuk segitiga, dan
leher rahim (serviks uteri) yang berbentuk silinder. Korpus uteri adalah bagian
terbesar uteri, merupakan 2/3 bagian dari rahim. Pada kehamilan, bagian ini
berfungsi sebagai tempat utama bagi janin untuk berkembang dan hidup. Serviks
uteri terbagi kepada dua bagian, yaitu pars supra vaginal dan pars vaginal. Saluran
yang menghubungkan orifisium uteri internal (oui) dan orifisium uteri external
(oue) disebut kanalis servikalis, dilapisi kelenjar-kelenjar serviks. Bagian rahim
antara serviks dan korpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim. Bagian ini
akan mengalami peregangan dalam proses kehamilan dan persalinan.1
Suplai darah rahim dialiri oleh arteri uterina kiri dan kanan yang terdiri
atas ramus asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria
iliaka interna (arteria Hipogastrika) dan arteria ovarika. Bagian endometrium
disuplai darah oleh arteriol spiralis dan basalis. Arteriol spiralis yang memegang
peran dalam mensturasi dan memberi nutrisi kepada janin yang sedang
berkembang dalam uterus.2
Gambar 2. Anatomi dan Vaskularisasi Uterus
Laserasi jalan lahir dapat mengenai uterus, cervix, vagina, vulva, dan
biasanya terjadi karena persalinan secara operasi ataupun persalinan pervaginam
dengan bayi besar, terminasi kehamilan dengan vacuum atau forcep. Laserasi
dibawah mukosa vagina dan vulva akan menyebabkan hematom, perdarahan akan
tersamarkan dan dapat menjadi lebih berbahaya oleh karena tidak terdeteksi
selama beberapa jam dan bisa menyebabkan terjadinya syok.2
d. Thrombin
Faktor thrombin merupakan kelainan yang disebabkan oleh karena
gangguan terhadap pembekuan darah, gejala-gejala terhadap sesorang yang
mengalami pembekuan darah dapat berupa penyakit keturunan maupun didapat.
Kelainan pembekuan darah dapat berupa hipofibrinegenemia, trombocitopenia,
thrombocytopenic purpura idiopatik, sindrom HELLP dimana adanya hemolisis,
enxim hati yang meningkat serta kadar trombosit yang rendah, disseminated
intravaskuler coagulation (DIC), dan dilutional coagulopathy yang terjadi pada
transfuse darah lebih dari 8 unit oleh karena darah donor terkadang tidak segar
sehingga komponen fibrin dan trombosit sudah rusak. Perdarahan post partum
juga dapat disebabkan akibat kegagalan koagulasi seperti eklamsia berat,
perdarahan antepartum, dan cairan ketuban embolus.3
2.2.3 Diagnosis
Dari tanda vital biasanya ditemukan tanda- tanda syok hipovolemik seperti
penurunan tekanan darah, takikardia, takipnea, dan penurunan produksi urin
(<0,5cc/kgBB/jam). Selanjutnya pada pemeriksaan status umum, ditemukan
konjungtiva anemis serta perdarahan aktif pada jalan lahir. Pada pemeriksaan
obstetri dilakukan inspeksi dan palpasi untuk melihat kontraksi uterus. Pada kasus
rest plasenta biasanya ditemukan darah yang mengalir dari ostium uteri serta tali
pusat terlihat terjulur sebagian. Pada palpasi didapatkan kontraksi uterus, tetapi
tinggi fundus uteri tidak berkurang.2
Selain itu untuk menilai apakah masih ada sisa plasenta yang tertinggal,
maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta. Dapat juga dilakukan
eksplorasi untuk mencari dan mengeluarkan plasenta yang tertinggal.3
2.2.5 Penatalaksanaan
HPP merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang dapat mengancam
nyawa ibu. Hal ini disebabkan karena hilangnya darah dalam jumlah banyak
sehingga mengakibatkan kegagalan perfusi yang adekuat ke jaringan atau yang
biasa dikenal sebagai syok hipovolemik. Oleh karena itu, jumlah darah yang
hilang dan keadaan umum serta status vital pasien harus terus diawasi untuk
menghindari perburukan kondisi pasien serta untuk menilai keberhasilan
resusitasi.4
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke IRD Kebidanan RSU Bangli dalam keadaan sadar dengan
keluhan perdarahan merembes dari jalan lahir sejak 30 menit sebelum masuk
rumah sakit (pukul 01.00 WITA). Pasien mengatakan perdarahan awalnya
merembes namun kemudian semakin berkurang hingga sampai di rumah sakit.
Volume darah yang keluar kurang lebih 50-80cc. Saat darah pertama kali keluar,
pasien sedang tidur malam. Riwayat nyeri perut, riwayat trauma pada jalan lahir,
riwayat keluar jaringan disangkal oleh pasien. Sebelumnya pada tanggal 19
Februari 2017, pasien menjalani persalinan spontan di RSU Bangli untuk anak
kedua dan sudah dipulangkan pada tanggal 21 Februari 2017.
Riwayat Menstruasi
Pasien menarche umur 14 tahun, siklus menstruasi pasien dikatakan teratur, yaitu
setiap 28 hari dan lama menstruasi rata-rata 3 hingga 4 hari. Volume menstruasi
rata-rata 60 cc. Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat menstruasi.
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah sebanyak satu kali dengan suami yang sekarang. Pasien menikah
tahun 2014 saat berumur 18 tahun.
Riwayat Kehamilan
Riwayat Kontrasepsi
Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan namun berhenti sejak 2 tahun yang lalu.
Saat ini pasien tidak sedang menggunakan kontrasepsi.
Pasien mengaku hari pertama haid terakhir pada tanggal 10 Mei 2016 dengan
tafsiran persalinan tanggal 17 Februari 2017. Pasien melakukan antenatal care
lebih dari tiga kali. Pemeriksaan kandungan dilakukan setiap bulan di bidan
maupun dokter umum di puskesmas. Pasien mengaku sudah mendapatkan
imunisasi TT. Keluhan saat hamil, seperti mual, muntah, demam, keluar darah
pada vagina, sakit kepala, dan pandangan kabur disangkal pasien.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal yang sama saat kehamilan
sebelumnya. Riwayat tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, penyakit jantung,
penyakit ginjal, asma, dan riwayat alergi disangkal oleh pasien.
Riwayat keluhan yang sama pada ibu pasien diangkal. Riwayat penyakit tekanan
darah tinggi, diabetes mellitus, jantung, asma, dan alergi pada keluarga disangkal
oleh pasien.
Pasien mengatakan hanya minum obat berupa vitamin yang diberikan ketika
kontrol kehamilan. Minum obat lain baik sebelum maupun saat hamil dikatakan
tidak pernah. Pasien pernah menjalani operasi SC saat kehamilan pertama pada
tahun 2014 oleh karena gagal induksi.
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja di rumah. Pasien
tidak merokok dan minum alkohol.
Status Present
Kondisi umum : lemah
Kesadaran : GCS E4V5M6 (Compos Mentis)
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 106 kali / menit
Laju Nafas : 20 kali / menit
Temperatur Axilla : 36°C
Berat Badan : 60 Kg
Tinggi Badan : 158 cm
BMI : 24,09
Status General
Mata : Anemis +/+, ikterus -/-
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax :
Cor: S1S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo: Vesikuler +/+, rhonki -/-, whezing -/-
Mamae :
Bentuk : hiperpigmentasi areola, simetris, puting susu menonjol
Pengeluaran : tidak ada
Kebersihan cukup, bengkak (-), lecet (-)
Abdomen : Distensi (-), BU (+) Normal
~ Status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+ , edema -/- , refleks platela +/+
+/+ -/-
Status Obstetri
Abdomen
Inspeksi : Scar (+), distensi (-)
Palpasi : TFU pertengahan simfisis pubis dengan pusat
Anogenitalia
Inspekulo Vagina:
Fluxus (+), Flour (-), Pembukaan porsio (-), Livide (-), Jaringan (-), Nyeri
goyang (-)
Pemeriksaan Dalam:
Fluksus (+), flour (-)
Tampak keluar darah dari OUE, stolsel (+)
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
28 Februari 2017
HCT 18,8 % L
P2002 pspt B hari ke-IX + HPP sekunder ec suspek rest plasenta + Anemia
sedang
3.6 Penatalaksanaan
S : Pasien menggigil
O : Status Present
TD : 90/70 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 90 x/mnt Tax : 37,9 C
Status Generalis
Mata : An +/+, ikterus -/-
Thorax : Cor S1S2 normal reguler murmur (-)
Pulmo Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : ~status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+
Status Obstetri:
Abdomen : TFU pertengahan simfisis pubis dan pusat
Vagina : Pendarahan aktif (-)
A : P2002 PSPT B PP H-IX + HPP sekunder ec Rest Placenta + Anemia sedang
P :
Tx :
- Stop transfusi
- Xilo : Dexa 1:1 (IM)
- IVFD RL Loading
- IVFD RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm
- Asam Tranexamat 2x500 mg
- Kuret setelah kondisi baik
- Pasang Kateter Urin
- Monitoring : Keluhan, Vital Sign, Perdarahan
1 Maret 2017
S : Perdarahan berkurang, menggigil (-), demam (-)
O : Status Present:
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt Tax : 36,5oC
Status Generalis
Mata : An +/+, ikterus -/-
Thorax : Cor S1S2 normal reguler murmur (-)
Pulmo Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : ~status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+
Status Obstetri:
Abdomen : TFU pertengahan simfisis dan pusat
Vagina : Pendarahan aktif (-)
A : P2002 PSPT B PP H-X + HPP sekunder ec suspek Rest Placenta + Anemia
sedang
P :
Tx :
- IVFD RL Loading
- IVFD RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm
- PRC 1 kolf sampai HB>10 gr/dL dengan Premed Dexametason 1 Ampul
- Cefotaxime 3x1 mg
- Sanmol fls bila perlu
- Monitoring : Keluhan, Vital Sign, Perdarahan
2 Maret 2017
S : Perdarahan berkurang, menggigil (-), demam (-)
O : Status Present:
TD : 120/70 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt Tax : 36,5oC
Status Generalis
Mata : An +/+, ikterus -/-
Thorax : Cor S1S2 normal reguler murmur (-)
Pulmo Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : ~status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+
Status Obstetri:
Abdomen : TFU pertengahan simfisis dan pusat
Vagina : Pendarahan aktif (-)
A : P2002 PSPT B PP H-XI + HPP sekunder ec suspek Rest Placenta + Anemia
sedang
P :
Tx :
- IVFD RL Loading
- IVFD RL Loading
- IVFD RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm
- PRC 1 kolf sampai HB>10 gr/dL dengan Premed Dexametason 1 Ampul
- Cefotaxime 3x1 mg
- Sanmol fls bila perlu
- Monitoring : Keluhan, Vital Sign, Perdarahan
3 Maret 2017
S : Perdarahan berkurang, menggigil (-), demam (-)
O : Status Present:
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt Tax : 36,5oC
Status Generalis
Mata : An +/+, ikterus -/-
Thorax : Cor S1S2 normal reguler murmur (-)
Pulmo Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : ~status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+
Status Obstetri:
Abdomen : TFU pertengahan simfisis dan pusat
Vagina : Pendarahan aktif (-)
A : P2002 PSPT B PP H-XII + HPP sekunder ec suspek Rest Placenta +
Anemia sedang
P :
Tx :
- IVFD RL Loading
- IVFD RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm
- PRC 1 kolf sampai HB>10 gr/dL dengan Premed Dexametason 1 Ampul
- Cefotaxime 3x1 mg
- Sanmol fls bila perlu
- Monitoring : Keluhan, Vital Sign, Perdarahan
3 Maret 2017
HCT 18,3 % L
4 Maret 2017
S : Perdarahan berkurang, menggigil (-), demam (-)
O : Status Present:
TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt Tax : 36,5oC
Status Generalis
Mata : An +/+, ikterus -/-
Thorax : Cor S1S2 normal reguler murmur (-)
Pulmo Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : ~status Obstetri
Extremitas : Hangat +/+
Status Obstetri:
Abdomen : TFU pertengahan simfisis dan pusat
Vagina : Pendarahan aktif (-)
A : P2002 PSPT B PP H-XIII + HPP sekunder ec suspek Rest Placenta +
Anemia sedang
P :
Tx :
- IVFD RL Loading
- IVFD RL + Oksitosin 2 ampul 20 tpm
- PRC 1 kolf sampai HB>10 gr/dL dengan Premed Dexametason 1 Ampul
- Cefotaxime 3x1 mg
- Sanmol fls bila perlu
- Monitoring : Keluhan, Vital Sign, Perdarahan
4 Maret 2017
HCT 25,3 % L