Anda di halaman 1dari 69

PIJAT KAKI EDEMA

Dosen pengampu :
Sa’adah Mujahidah, M.Tr.Keb

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2019/2020

TIM PENYUSUN

Dosen Penanggung Jawab


Sa’adah Mujahidah, M.Tr.Keb

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Albertina Yuningsih L (1904007)


2. Alfonsa Rildiani Putri Paul (1904008)
3. Alimatul Hidayah (1904009)
4. Amma Khasanah (1904010)
5. Dewi Sartika Nasution (1904011)
6. Dewi Susanti (1904012)
7. Diah Novitasari (1904013)
8. Dian Karisma (1904014)
9. Dian Yuliani (1904015)
10. Eka Ulya Ulya Ulfiana Sari (1904016)
11. Elastri Gunawan (1904017)
12. Elizabeth Jemsi Adepatiloy (1904018)
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Praktikum Pijat Kaki Edema


ini telah di setujui sebagai Tugas
Kelompok Praktik PKK II
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Tahun 2020

Pembimbing,

Sa’adah Mujahidah, M.Tr.Keb


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehngga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah
Kegawatdaruratan Komunitas yang berjudul “PIJAT KAKI EDEMA ”. Dengan
adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memetik manfaat dan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang Asuhan Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar lebih baik lagi. Semoga modul praktikum ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua. Atas perhatiannya penulis ucapakan terima kasih.

Semarang, juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
PIJAT KAKI EDEMA.............................................................................................1
TIM PENYUSUN....................................................................................................1
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................3
KATA PENGANTAR.............................................................................................4
DAFTAR ISI............................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7
A. Latar Belakang..........................................................................................7
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................10
A. Kehamilan...............................................................................................10
1. Pengertian Kehamilan..........................................................................10
2. Tanda dan Gejala Kehamilan...............................................................11
3. Tanda Kemungkinan Hamil.................................................................12
4. Tanda Pasti Kehamilan........................................................................14
5. Klasifikasi Kehamilan.........................................................................14
6. Proses Kehamilan................................................................................15
7. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan.....................................20
8. Perubahan Psikologis Kehamilan........................................................26
9. Kebutuhan Pada Masa Kehamilan.......................................................28
10. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus..............................................33
11. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan.....................................................34
B. Edema Pada Kehamilan...........................................................................42
1. Pengertian Edema................................................................................42
2. Diagnosis Edema.................................................................................44
3. Komplikasi Edema...............................................................................44
4. Penyebab Edema..................................................................................45
5. Penanganan edema...............................................................................47
6. Tanda Bahaya Edema padaKehamilan................................................48
7. Cara Mendeteksi..................................................................................48
8. Penatalaksanaan...................................................................................48
9. Pengobatan...........................................................................................49
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................51
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................60
BAB V PENUTUP.................................................................................................61
Daftar Pustaka........................................................................................................62
LAMPIRAN...........................................................................................................64
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di

dalam rahim ibu. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya lahir normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

triwulan yaitu pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan

ketujuh sampai 9 bulan.1

Perubahan sistem dalam tubuh ibu pada saat proses kehamilan

membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Proses

adaptasi tersebut dapat mengakibatkan ketidaknyaman yang meskipun hal

itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan

perawatan. Ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis selama

masa kehamilan sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan antara

lain nausea, ptialisme (salivasi berlebihan), keletihan, nyeri punggung

bagian atas (nonpatologis), leukorea, peningkatan frekuensi berkemih

(nonpatologis), nyeri ulu hati, flatulen, konstipasi, hemoroid, kram

tungkai, edema kaki fisiologis, varises, dispareunia, nokturia, insomnia,

nyeri pada 1 2 ligamentum teres uteri, nyeri punggung bawah


(nonpatologis), hiperventilasi (nonpatologis), kesemutan, dan sindrom

hipotensi telentang.2

Edema fisiologis pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena

dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan

sirkulasi ini disebabkan oleh uterus yang membesar menekan vena-vena

panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan pada vena kava

inferior saat ia berada dalam posisi telentang. Edema pada kaki biasa

dikeluhkan pada usia kehamilan diatas 34 minggu. Hal ini dikarenakan

tekanan uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi

cairan, dengan bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi

menyebabkan retensi cairan semakin besar. Edema kaki fisiologis (tidak

disertai preeklamsia-eklamsia) terjadi pada setidaknya dua pertiga wanita

pada kehamilan lanjut. Edema disebabkan oleh retensi air dan kenaikan

tekanan vena pada kaki. Edema kaki fisiologis ditemukan pada sekitar

80% dari ibu hamil trimester III. Hal ini terjadi akibat dari penekanan

uterus yang menghambat aliran balik vena. Edema kaki fisiologis

menyebabkan ketidaknyamanan, perasaan berat, dan kram di malam hari.3

Edema kaki fisiologis memburuk seiring penambahan usia

kehamilan karena aliran balik vena terganggu akibat berat uterus yang

membesar. Penatalaksanaan dari edema kaki fisiologis adalah hindari

mengenakan pakaian ketat yang mengganggu aliran balik vena, ubah

posisi sesering mungkin, minimalkan berdiri atau berjalan dalam waktu

lama, naikkan 3 tungkai secara periodik pada siang hari, jangan duduk
dengan barang di atas pangkuan yang akan semakin menghambat sirkulasi,

istirahat berbaring dengan posisi miring kiri untuk memaksimalkan

drainase pembuluh darah kedua tungkai, lakukan olahraga dan

menganjurkan massage/ pijat kaki (Sinclair, 2009).

Penggunaan intervensi non-farmakologis untuk pengobatan sudah

populer di kalangan perawat dan bidan klinik, pijat kaki merupakan salah

satu intervensi yang dapat digunakan dan dengan hasil yang signifikan

dapat mengurangi edema kaki fisiologis dibandingkan dengan

menggunakan metode perendaman kaki dan mengubah posisi sesering

mungkin. Pijat kaki dilakukan 20 menit sehari selama 5 hari merupakan

cara yang efektif dan bermanfaat dalam hal penurunan edema kaki

fisiologis pada ibu hamil sehat tanpa komplikasi kebidanan yaitu ibu hamil

dengan kehamilan normal, usia kehamilan >30 minggu, serta edema

terlihat dari mata kaki dan kaki. Tidak terdapat masalah kejiwaan, pre-

eklampsia, eklampsia dan penyakit sistemik lainnya.3


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan dari intrauterin

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. Setiap bulan wanita

melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur (ovulasi) yang

ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam sel telur. Saat

melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam vagina dan

berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke

dalam sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian

yang mengembang dari tuba falopii. Pada sekeliling sel telur banyak

berkumpul sperma kemudian pada tempat yang paling mudah untuk

dimasuki, masuklah satu sel sperma dan kemudian bersatu dengan sel

telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera

membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang

rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang

diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan

sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari.[4]


Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi

adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau

(gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari

pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu,

karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma

dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya. [5]

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

a. Tanda persumtif kehamilan

1) Amenore

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak

dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid

terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal

persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3

(bulan + 7).[6]

2) Mual muntah

Keadaan ini biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut

“morning sickness”.[6]

3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi

menghilang dengan makin tuanya kehamilan.[6]

4) Pingsan atau sinkope


Bila berada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya

hilang sesudah kehamilan 16 minggu. [6]

5) Payudara tegang

Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli payudara.[7]

6) Anoreksia Nervousa

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan),

tetapi setelah itu nafsu makan muncul kembali

7) Sering kencing (miksi)

Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan

pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

Pada triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir

triwulan, gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk

ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kencing.[8]

8) Konstipasi/ Obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh

pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan buang

air besar.[6]

3. Tanda Kemungkinan Hamil

a. Perut membesar
Terjadi pembesaran abdomen secara progresif dari kehamilan 7 bulan

sampai 28 minggu. Pada minggu 16-22, pertumbuhan terjadi secara

cepat di mana uterus keluar panggul dan mengisi rongga abdomen.

b. Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dalam rahim.

c. Tanda Hegar

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri

sedemikian lunaknya, hingga kalau kita letakkan 2 jari dalam forniks

posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas symphysis maka

isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah

dari serviks.

d. Tanda Chadwick

Vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide)

yang disebabkan oleh adanya hipervaskularisasi. Warna porsio juga

akan tampak livide. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh hormone

estrogen.

e. Tanda Piscaseck

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke

jurusan pembesaran uterus.

f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi atau

pemeriksaan dalam, uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras

karena berkontraksi.
g. Teraba ballotement

Pada kehamilan 16-20 minggu, dengan pemeriksaan bimanual dapat

terasa adanya benda yang melenting dalam uterus (tubuh janin).[7]

4. Tanda Pasti Kehamilan

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin.

c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

kardiotokografi, alat dopler. Dilihat dengan ultrasonografi.

Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi.[9]

5. Klasifikasi Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan

kehamilan dari tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi

menjadi 3 yaitu :

a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.

b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.

c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.

Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3

pula yaitu:

a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), di mana

dalam triwulan pertama alat-alat mulai terbentuk.


b. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), di mana

dalam triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna

dan viabilitas janin masih disangsikan.

c. Kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu), di mana

janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat

hidup).[7]

6. Proses Kehamilan

a. Ovum (sel telur)

Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Proses

pembentukan ovum disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam

ovarium (indung telur). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai

sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.

Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Ovum

tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan

gerakan tuba uterine, sehingga silia tuba dapat menangkap ovum dan

menggerakkannya sepanjang tuba menuju rongga rahim. Pada waktu

ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium. Dengan

gerakan menyapu oleh fimbria tuba uterine, ia ditangkap oleh

infundibulum. Selanjutnya masuk ke dalam ampula sebagai hasil

gerakan silia dan konsentrasi otot. Ovum biasanya dibuahi dalam 12

jam setelah ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila tidak segera

dibuahi. Hormon-hormon yang berperan dalam oogenesis antara lain


pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya

hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon

GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis

mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH

(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses

di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.

LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon

progesteron dan merangsang ovulasi. Sedangkan peningkatan kadar

estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback, pada

fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedbackpada

saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di

hipotalamus.[7]

b. Spermatozoa

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang

kompleks. Spermatoganium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi

spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid,

akhirnya spermatozoa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi

matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindera, hipotalamus,

hipofisis dan sel interstitial leydig sehingga spermatogonium dapat

mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan

sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa

setiap cc. bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala

(lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung


antara kepala dan ekor), ekor (penjang sekitar 10 kali kepala,

mengandung energy bergerak). Sebagian besar spermatozoa

mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai

tubafallopi. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita

yang dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk

mengadakan konsepsi.[10]

c. Pembuahan (fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu proses pertemuan atau penyatuan antara

sel mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi, umumnya

terjadi di ampula tuba, pada hari ke-11 sampai ke-14 dalam siklus

menstruasi. Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma

dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300

juta sperma. Ovum yang akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu

setiap bulan, ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi.

Kadar estrogen yang tinggi mengakibatkan meningkatnya gerakan silia

tuba untuk dapat menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang

tuba. Setelah menyatunya oosit dan membran sel sperma akan

dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 kromosom

dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita

dan XY untuk laki-laki).[4] Dalam beberapa jam setelah pembuahan,

mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium morula.

Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan
getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba

dalam kavum uteri pada tingkat Blastula.[11]

d. Implantasi

Setelah lima sampai tujuh hari setelah terjadi ovulasi terjadi,

blastosit tiba di rahim dalam keadaan siap untuk implantasi. Produksi

progesterone sedang pada puncaknya. Progesterone merangsang

pembuluh-pembuluh darah yang sarat oksigen dan zat gizi untuk

memberi pasokan pada endometrium agar tumbuh dan siap menerima

blastosit. Blastosit mengambang bebas di dalam rahim selama

beberapa hari seraya terus berkembang dan tumbuh. Kira-kira

sembilan hari setelah pembuahan, blastosit yang kini terdiri atas

beratus-ratus sel, mulai meletakkan dirinya ke dinding rahim dengan

penjuluran serupa spons dari sel-sel trofoblast. Penjuluran-penjuluran

itu meliang ke dalam endometrium.sel-sel tersebut tumbuh menjadi

vilus korionik,yang belakangan akan berkembang menjadi plasenta.

Mereka melepaskan enzim-enzim yang menembus lapisan rahim dan

menyebabkan jaringan terurai. Hal ini menyediakan sel darah kaya gizi

yang memberi makan blastosit. Blastosit perlu waktu kira-kira 13 hari

agar tertanam dengan kuat.[11]

e. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.

Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada

manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah


fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi,

tofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah

endometrium. Terbentuklah sinus introfoblastik yaitu ruangan-ruangan

yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang

dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-

ruangan interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-apung

diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Tiga

minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasi

dan mulai pembentukan vili korialis. Sirkulaksi darah janin ini

berakhir di lengkung kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis

yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok

oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterina. Vili korialis

ini akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri

disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan

dinding uterus disebut desidua basalis, disitu plasenta akan dibentuk.

Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua

parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi jonjot-jonjot yang

dinamakan vili korialis dan berpangkal pada korion. Sel-sel fibrolas

mesodermal tumbuh disekitar embrio dan melapisi pula sebelah

trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang

kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang berhubungan

dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, di


sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan

desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi

bertumbuh kearah cavum uteri sehingga lambat laun menghilang,

korion yang gundul disebut korion leave. Darah ibu dan darah janin

dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini

jelas tidak ada percampuran darah antara darah janin dan darah ibu.

Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas

dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibronoid yang disebut

lapisan nitabuch. Ketika proses melahirkan plasenta terlepas dari

endometrium pada lapisan nitabuch ini. [6]

7. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Kehamilan

a. Uterus

1) Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan

bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim

membesar akibat hioertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-

serabut kolagennya menjadi higroskopik dan endometrium menjadi

desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati

dalam table berikut ini. [12]

2) Berat
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000

gram pada akhir bulan. [12]

3) Posisi rahim dalam kehamilan

Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi.

Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis

Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam

pembesarannya dapat mencapai batas hati.

Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga

abdomen kanan atau kiri. [12]

4) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemuka di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama

6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

penghasil progesteron dalam jumlah yang relative minimal.

Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip

dengan insulin dan insulin like growthfactor I & II, disekresikan

oleh korpus luteum, desidua, plasenta dan hati.aksi biologi

utamanya adalah dalam proses remodeling jaringan ikat pada

saluran reproduksi, yang kemudian mengakomodasi kehamilan dan

keberhasilan proses persalinan. Perannya belum diketahui secara

menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada perubbahan


struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan

berimplikasi pada kehamilan preterm. [6]

5) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda

chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertropi dari sel-sel otot polos.

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan

dengan meningkatnya ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah

jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini

mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla

mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku

sepatu. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana

sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6

yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat

glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus. [6]

6) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae


gravidarum. Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik

dan striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit garis

pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam

kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan

muncul dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang

disebut dengan chloasma atau melisma gravidarum selain itu, pada

areola dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang

berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang

atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Perubahan ini

dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan

dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya

peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone pada

akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai penyebabnya.

Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai peran dalam

melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya. [6]

7) Payudara/Mamae

Mamae akan membesar dan tegang akibat hormone

somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum

mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system

saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada

mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel

asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga


terjadi pembuatan kasein, laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan

demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu

dibawah pengaruh progesterone dan somatomamotropin terbentuk

lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga mammae menjadi lebih

besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah

lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena

hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang muncul

di areola primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula

montgomeri tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola

mammae. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa

berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi.

Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensitivitas

payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam.

Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah dibawah

kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat,

sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah

permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat

pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.

8) Sirkulasi darah ibu

Peredarah darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam Rahim.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada

sirkulasi retroplasenter

c) Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin

meningkat

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran

darah:

a) Volume darah

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodelusi), dengan puncaknya pada usia

kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah

sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.

Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya

hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16

minggu, sehingga penderita penyakit jantung harus berhati-hati

untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan

kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat

jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada postpartum, terjadi

hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5. [10]

b) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi

pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan


volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang disertai anemia

fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai

10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia fisiologis maka laju

endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari

angka normal. [10]

c) Sistem respirasi

Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi

kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma

karena dorongan Rahim yang membesar pada usia kehamilan

32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan

kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih

dalam sekitar 20-25% dari pada biasnya. [10]

8. Perubahan Psikologis Kehamilan

Perubahan Psikologis

a. Trimester I (Periode Penyesuaian)

1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan

kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.

Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.


5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang

lain atau bahkan merahasiakannya.

b. Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)

1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone

yang tinggi.

2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

3) Merasakan gerakan anak.

4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

5) Libido meningkat.

6) Menuntut perhatian dan cinta.

7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.

8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau

pada orang lain yang baru menjadi ibu.

9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,

dan persiapan untuk peran baru.

c. Trimester III

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.


4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5) Merasa sedih karena akanterpisah dari bayinya.

6) Merasa kehilangan perhatian.

7) Perasaan mudah terluka (sensitif).

8) Libido menurun.[1]

9. Kebutuhan Pada Masa Kehamilan

a. Kebutuhan zat gizi

1) Energi

a) Energi sebaiknya sebagian besar berasal dari karbohidrat.

b) Sumber-sumber karbohidrat utama adalah beras, sereal,

gandum, dll.

c) Kebutuhan kalori perhari : TM I 100-150 Kkal/hari, TM II 200-

300 Kkal/hari.

2) Protein

a) Untuk metabolisme

b) Pertumbuhan janin

c) Pertumbuhan uterus dan payudara

d) Penambahan volume darah : TM I 1g/bb, TM II 1,5 g/bb, TM

III 2 g/bb. [10]

3) Zat besi

Sebagian besar anemia disebabkan oleh defisiensi za besi, oleh

karena itu perlu di tekankan kepada ibu hamil untuk


mengkonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan.

Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat seebesar 300% (1.400

mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya

dari asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu di tunjang

dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat

diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram setiap

hari selama kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran untuk

mencegah anemia postpartum. [14]

4) Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya

beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh,

tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu

istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester

akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,

sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang

paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang nyaman dan

dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki lurus, kaki

kanan sedikit menekuk dan ganjal dengan menggunakan bantal dan

untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada

perut bawah sebelah kiri. [14]

5) Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada

daerah perut dan leher:

a) Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat menghambat

sirkulasi.

b) Pakailah BH yang menyokong payudara dan harus mempunyai

tali yang besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu.

c) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi

d) Pakaian dalam yang selalu bersih. [8]

6) Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara

yang bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidak bau, dsb. Pada

prinsipnya hindari ruangan / tempat yang dipenuhi polusi udara

(terminal, ruangan yang sering dipergunakan untuk merokok).[13]

7) Hubungan seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi

perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus

dihentikan. Jika ada riwayat abortus sebelumnya, koitus di tunda

sampai usia kehamilan di atas 6 minggu, dimana diharapkan

plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan funngsi yang baik.

Beberapa kepustakaan menganjurkan agar koitus mulai dihentikan

pada 3-4 minggu terakhir menjelang pekiraan tanggal persalinan.


Hindari trauma berlebihan pada daerah serviks/uterus. Pada

beberapa keadaan seperti kontraksi/tanda0tanda persalinan awal,

keluar cairan pervaginam, keputihan, ketuban pecah, perdarahan

pervaginam, abortus iminiens atau abortus habitualis, kehamilan

kembar dan penyakit menular sebaaiknya koitus jangan dilakukan.


[13]

8) Imunisasi

Vaksin adalah substansi yang diberikan untuk melindungi dari zat

asing (infeksi).

Ada 4 macam vaksin:

a) Toksoid dari vaksin mati

b) Vaksin virus mati

c) Virus hidup

d) Preparat globulin imun

Toksoid adalah preparat dari racun bakteri yang diuibah secara

kimiawi/endotoksin yang dibuat oleh bakteri. Vaksin mati berisi

mikroorganisme yang dibuat tidak aktif dengan panas atau baahn

kimia. Vaksin virus hidup dibuat dari strain virus yang

memberikan perlindungan tetap tidak cukup kuat untuk

menimbulkan penyakit. Preparat imun globulin adalah protein yang

terbuat dari darah manusia yang dapat menghasilkan perlindungan

antibody pasif/temporer. Vaksin ini untuk melawan penyakit

hepatitis B, rabies, varisela. Vaksin dinilai keefektifan dan


potensinya dalam membahayakan kehamilan. Vaksin mati aman

untuk ibu hamil, tidak ada bukti vaksin mati mempunyai efek pada

janin/meningkatkan resiko keguguran. Vaksin hidup jangan pernah

diberikan kepad ibu hamil. Satu-satunya imunisasi yang dianjurkan

penggunaan selama hamil adalah tetanus. Vaksin campak, rubela,

gandongan sebaiknya diberikan sebelum kehamilan/segera setelah

kelahiran. Wanita hamil mendapat vaksinasi primer polio hanya

bila resiko terpajan sangat tinggi (polio tidak aktif). [11]

Ibu dianjurkan untuk meminta imunisasi Tetanus Toksoid

(TT) kepada petugas. Imunisasi ini mencegah tetanus pada bayi.

Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya

mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4

minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah

6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan

mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan

TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). [7]

9) Personal hygine

a) Kebersihan perludijaga untuk mencegah infeksi.

b) Perawatan payudara.

c) Kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan dini ke dokter gigi

dianjurkan untuk menjamin pencernaan yang sempurna.

d) Kebersihan daerah genetalia perlu dijaga untuk mencegah

keputihan terutama jika sering BAK. [13]


10. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus

a. Trimester pertama (minggu 0 -12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari

periode germinal sampai periode terbentuknya janin.

1) Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh

sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi

terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba

fallopi dan menempel ke dinding uerus (endometrium).

2) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat,

organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti

mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai

memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastostosit

menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.

3) Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ penting

terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas

otak sangat tinggi.

b. Trimester kedua (minggu 12-24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.

Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan

ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi

plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta

rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.

Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak


mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak

sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

c. Trimester ketiga (minggu 24-40)

Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna.

Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti

menendang atau menonjok, serta dia sudah memiliki periode tidur dan

bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.

Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9, janin

mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat

bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm. [2]

11. Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

a. Trimester I

1) Payudara nyeri, rasa penuh atau tegang, pengeluaran colostrum dan

hiperpigmentasi.

Penyebab :

a) Stimulasi hormon yang menyebabkan pigmentasi

b) Adanya peningkatan pembentukan pembuluh darah

(vaskularisasi)

c) Peningkatan hormon progesterone, estrogen,

somatomamotropin, prolaktin dan melano stimulating hormone

Cara mengatasi :

a) Gunakan bra yang menyangga besar dan berat payudara


b) Pakai nipple pad (bantalan) yang dapat menyerap pengeluaran

kolostrum

c) Ganti segera bra jika kotor, payudara dibersihkan dengan air

hangat dan jaga agar tetap kering

2) Pusing/Sakit Kepala

Penyebab :

a) Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan

pada kepala), serta keletihan

b) Dinamika cairan syaraf yang berubah

Cara mengatasi :

a) Teknik relaksasi

b) Massase leher dan otot bahu

c) Penggunaan kompres panas atau es pada leher

d) Istirahat

e) Mandi air hangat

3) Mual dan muntah

Penyebab :

a) Peningkatan hormone HCG

b) Menurunnya tekanan darah yang tiba-tiba

c) Respon emosional ibu terhadap kehamilan

Cara mengatasi :

a) Hindari perut kosong atau penuh

b) Makan makanan tinggi karbohidrat; biskuit


c) Makan dengan porsi sedikit tapi sering.

d) Hirup udara segar, pastikan cukup udara didalam rumah

4) Keputihan

Penyebab :

a) Peningkatan pelepasan epitel vagina akibat peningkatan

pembentukan sel-sel

b) Peningkatan produksi lendir akibat stimulasi hormonal pada

leher rahim

Cara mengatasi :

a) Jangan membilas bagian dalam vagina

b) Kenakan pembalut wanita

c) Jaga kebersihan alat kelamin

d) Segera laporkan ke tenaga kesehatan jika terjadi gatal, bau

busuk atau perubahan sifat dan warna

5) Gingivitis dan epulis (peradangan pada gusi)

Penyebab :

Peningkatan pembentukan gusi dan peningkatan pembuluh darah

pada gusi.

Cara mengatasi :

a) Makan menu seimbang dengan protein cukup, perbanyak sayur

dan buah

b) Jaga kebersihan gigi, gosok gigi dengan sikat yang lembut

b. Trimester II
1) Haemorroida

Penyebab :

a) Tekanan yang meningkat dari uterus

b) Progesterone menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus

besar

Cara mengatasi :

a) Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya

memberikan kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi

b) Istirahat ditempat tidur dengan panggul diturunkan dan

dinaikkan
2) Konstipasi

Penyebab :

a) Peningkatan kadar progesteron menyebabkan peristaltik usus

menjadi lambat

b) Penyerapan air dari kolon meningkat

c) Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi

Cara mengatasi

a) Tingkatkan intake cairan, minum cairan dingin/panas (terutama

ketika perut kosong)

b) Istirahat cukup

c) Membiasakan BAB secara teratur

d) BAB segera setelah ada dorongan

3) Sering miksi (nocturia)

Penyebab

Adanya tekanan pada vesika urinaria oleh pembesaran uterus

sehingga bentuk vesika urinaria berubah dan akibatnya vesika

urinaria cepat penuh dan timbul rangsangan untuk BAK

Cara mengatasi :

a) Tidak minum 2-3 jam sebelum tidur

b) Kosongkan kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur

c) Perbanyak minum pada siang hari agar kebutuhan cairan ibu

tetap terpenuhi
d) Jangan kurangi minum pada malam hari kecuali jika nocturia

mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan

e) Batasi minum bahan alamiah seperti kopi, teh dll

4) Insomnia

Penyebab :

a) Perasaan gelisah, kuatir ataupun bahagia

b) Ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus,

pergerakan janin, bangun ditengah malam karena nocturia,

dispnea, heart burn, sakit otot, stress dan cemas

Cara mengatasi :

a) Gunakan teknik relaksasi

b) Mandi air hangat

c) Minum minuman hangat sebelum pergi tidur

d) Melakukan aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur

5) Heart burn

Penyebab :

a) Keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut

karena perubahan hormone

b) Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan

dan ditekan oleh pembesaran uterus

Cara mengatasi :

a) Makan sedikit tapi sering


b) Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang

digoreng/makanan yang berbumbu merangsang

c) Hindari berbaring setelah makan

d) Tidur dengan kaki ditinggikan

e) Hindari obat antacid yang terbuat dari bahan lain selain

kalsium

6) Anemia

Penyebab :

Rendahnya asupan zat besi, yaitu mineral yang membantu tubuh

untuk membuat hemoglobin

Cara mengatasi :

a) Makan makanan yang kaya zat besi

b) Konsumsi produk hewani yang rendah kolesterol dan lemak

c) Mengkonsumsi sumber makanan vegetarian

c. Trimester III

1) Sesak nafas

Penyebab

a) Tekanan bayi yang berada di bawah diafragma menekan paru

ibu

Cara mengatasi :

a) Mengatur laju dan dalamnya pernafaan pada kecepatan normal

ketika terjadi hyperventilasi


b) Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan serta menarik

nafas panjang

2) Edema dependen

Penyebab :

a) Peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal

b) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah

c) Tekanan dari pembasaran uterus pada vena pelvic ketika

duduk/pada kafa inverior ketika berbaring

Cara mengatasi :

a) Hindari posisi berbaring telentang

b) Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan

berbaring ke kiri, dengan kaki agak ditinggikan

c) Hindari dudul dengan kaki menggantung

3) Kram kaki

Penyebab :

a) Kekurangan asupan kalsium

b) pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada dasar

pelvic dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari

tungkai bagian bawah

Cara mengatasi :

a) Minum susu tinggi kalsium

b) Berlatih dorsofleksi pada kaki untuk meregangkan otot yang

terkena kram
c) Gunakan penghangat untuk otot

4) Sakit punggung

Penyebab :

a) Meningkatnya berat janin sehingga membuat tubuh terdorong

ke depan dan untuk mengimbanginya cenderung menegakkan

bahu sehingga memberatkan punggung

b) Keletihan

5) Cara mengatasi

a) Hindari sepatu atau sandal hak tinggi

b) Hindari mengangkat beban berat

c) Gunakan kasur yang keras untuk tidur

d) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung

e) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat

menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat. [11]

B. Edema Pada Kehamilan

1. Pengertian Edema

Edema adalah istilah medis untuk pembengkakan akibat berlebihnya

cairan yang menumpuk pada jaringan tubuh. Edema dapat disebabkan oleh

trauma, proses peradangan, infeksi, kehamilan, obat-obatan dan kondisi

medis lainnya. Edema bisa ditemukan di seluruh tubuh, tetapi edema lebih

sering terjadi pada daerah tangan, lengan, kaki dan pergelangan kaki.

Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan


sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk sehingga membuat jaringan

tubuh menjadi bengkak.

Edema ringan tidak berbahaya, tetapi juga dapat menandakan kondisi

yang lebih serius, seperti gagal jantung, gangguan hati, ginjal, serta otak.

Oleh karena itu pemeriksaan ke dokter saat terjadi edema sangat penting

guna mencari tahu penyebabnya. Penanganan akan dilakukan berdasarkan

penyebabnya.

1. Tanda Dan Gejala Edema

Gejala yang tampak tergantung dari kondisi dan lokasi jaringan yang

bengkak. Edema ringan karena peradangan bisa tidak menimbulkan gejala.

Gejala yang muncul dan dirasa oleh penderitanya berupa:

a. Bengkak pada jaringan di bawah kulit, yang terutama mudah

ditemukan pada daerah Anggota tubuh, misalnya lengan atau tungkai,

menjadi bengkak yang mengalami udema.

b. Kulit yang meregang atau mengkilat pada daerah yang mengalami

edema.

c. Cekungan pada kulit yang disebut sebagai pitting edema, apabila kulit

yang mengalami edema ditekan selama beberapa detik.

d. Infeksi, rasa gatal, dan jaringan parut

e. Perut yang membesar

f. Rasa nyeri yang membatasi ruang gerak lengan, pada edema di daerah

lengan
g. Kaki menjadi berat dan apabila dibiarkan dapat menimbulkan ulkus

pada kulit kaki, pada edema di daerah kaki.

2. Diagnosis Edema

Umumnya edema tidak memerlukan diagnosis. Diagnosis lebih ditekankan

pada kondisi ayang dapat menyebabkan timbulnya edema. Untuk memahami

hal tersebut, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan

melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.

Bila perlu, pemeriksaan lain seperti foto rontgen dada, USG, MRI,

pemeriksaan darah, dan pemeriksaan air seni akan dilakukan untuk

menentukan penyebab pasti penyakit yang menimbulkan edema.

3. Komplikasi Edema

Jika tidak diatasi, edema dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:

1. Sulit berjalan.

2. Rasa nyeri bertambah parah.

3. Kulit semakin menegang, sehingga menjadi gatal dan tidak nyaman.

4. Terdapat luka parut di antara lapisan jaringan.

5. Risiko luka terbuka atau borok kulit semakin meningkat.

6. Elastisitas pembuluh darah, sendi, dan otot semakin menurun.


4. Penyebab Edema

Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan di

sekitarnya, sehingga cairan menumpuk dan menjadi bengkak. Edema yang

ringan biasanya disebabkan karena berdiri atau duduk terlalu lama, terlalu

banyak mengonsumsi makanan dengan kadar garam tinggi, atau

menjelang menstruasi dan selama kehamilan bagi wanita.

Jaringan yang bengkak karena penumpukan cairan juga dapat terjadi

karena penyakit yang serius, di antaranya:

a. Kekurangan protein albumin

Protein, termasuk albumin, berperan menjaga cairan tetap

berada dalam pembuluh darah. Kekurangan protein dalam darah dapat

menyebabkan cairan di dalam pembuluh darah keluar dan menumpuk,

sehingga menimbulkan edema.

b. Reaksi alergi.

Edema terjadi karena respons tubuh terhadap alergen, di mana

cairan di dalam pembuluh darah keluar ke area tersebut.

c. Kerusakan pembuluh darah vena pada tungkai.

Kondisi ini terjadi pada penyakit insufisiensi vena kronis yang

menyebabkan pembuluh darah vena tungkai terganggu, sehinga cairan

dalam aliran darah menumpuk pada pembuluh darah tungkai dan

keluar ke jaringan sekitarnya.

d. Gagal jantung.
Saat jantung mulai gagal berfungsi, satu atau kedua bilik organ

tersebut mulai kehilangan kemampuan memompa darah secara efektif,

sehingga cairan akan menumpuk secara perlahan dan menimbulkan

edema pada tungkai, paru-paru, atau perut.

e. Penyakit ginjal.

Edema dapat muncul karena cairan tidak dapat dibuang melalui

ginjal.

f. Gangguan pada otak.

Cedera kepala, tumor otak, infeksi otak, atau hambatan cairan

pada otak dapat menyebabkan edema otak.

g. Luka Bakar.

Luka berat juga menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan di

seluruh tubuh.

h. Gangguan sistem aliran getah bening.

Sistem aliran getah bening berfungsi untuk membersihkan cairan

berlebih dari jaringan, Kerusakan sistem ini dapat menyebabkan cairan

bertumpuk.

i. Efek samping obat.

Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek samping berupa

edema. Contohnya adalah obat antihipertensi, kortikosteroid, obat


antiinflamasi nonsteroid (OAINS), hormon estrogen, dan obat

diabetes.

5. Penanganan edema

Beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mencegah edema kembali.

Namun, selalu konsultasikan tindakan-tindakan ini pada dokter yang

merawat Anda, sebelum melakukan tindakan seperti:

1. Menggerakkan otot pada daerah yang terkena edema. Menggerakkan

otot pada daerah yang terkena edema, bisa membantu memompa

kelebihan cairan kembali ke jantung. Tanyakan pada dokter mengenai

gerakan yang dapat dilakukan dan aman untuk mengurangi edema

pada anggota tubuh Anda.

2. Elevasi atau meninggikan anggota tubuh yang terkena edema lebih

tinggi dari posisi jantung, selama beberapa kali dalam sehari.

3. Pemijatan dan kompresi dengan alat, untuk membantu menggerakkan

kelebihan cairan yang timbul karena edema

4. Jika salah satu anggota tubuh Anda terkena edema, dokter akan

menyarankan Anda untuk memakai stoking kompresi atau sarung

tangan yang biasanya dipakai setelah edema mereda, untuk mencegah

pembengkakan lebih lanjut.

5. Mengurangi atau membatasi konsumsi garam yang memiliki dampak

menahan cairan tubuh dan dapat memperparah edema.


6. Tanda Bahaya Edema padaKehamilan

Apabila edema dimuka atau di jari, sakit kepala hebat, penglihatan

kabur sebagai akibat dari pre eklampsia.

7. Cara Mendeteksi

a. Pitting edema (cekungan pada edema) adalah karakteristik edema

pada kehamilan, dan dideteksi ketika tekanan yang diberikan pada

kulit meninggalkan bekas ketika diangkat.

b. Tekanan jari diaplikasikan pada area kulit yang bengkak untuk

menentukan apakah lekukan terbentuk yang bertahan setelah

pengangkatan tekanan.

Nilai edema pitting adalah sebagai berikut:

1) Grade 0, negatef untuk edema, tanpa lekukan yang menetap

setelah pelepasan tekanan jari;

2) Grade 1, edema pitting ringan (indentasiringan) yang

menghilang dalam 10 detik;

3) Grade 2, edema lubangsedang yang menghilangsetelah 10-15

menit;

4) Grade 3, edema pitting parah yang berlangsung selama lebih

dari 15 detik, setelah pelepasan tekanan jari.

8. Penatalaksanaan

a. Menghindari pemakaian baju yang ketat.


b. Berbaring dan meninggikan kaki secara berkala sepanjang hari untuk

membantu aliran balik vena (venous return).

c. Pemakaian stoking elastik dapat membantu aliran balik vena. Kenakan

sebelum bangun dari tempat tidur pada pagi hari.

d. Sewaktu istirahat, berbaring miring kiri untuk menjaga agar uterus

tidak menekan vena kava dan membantu aliran balik vena.

e. Hindari natrium berlebihan dalam diet.

f. Hubungi pelayanan kesehatan bila edema tiba-tiba menjadi berat atau

menyeluruh, meskipun tindakan-tindakan di atas sudah dilakukan.

9. Pengobatan

Edema pada kehamilan dapat diobati melalui terapi pijat. Prinsip

kerja terapi pijat adalah dengan memberikan tekanan langsung dan

berfokus pada bagian tubuh yang mengalami edema. Manfaat terapi pijat

antara lain adalah meningkatkan sirkulasi darah, merelaksasi otot-otot,

menghilangkan kejang otot, mengurangi kecemasan, mengurangi

pembengkakan dan ketidaknyamanan akibat edema.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.Y UMUR 23 TAHUN

G1P0A0 USIA KEHAMILAN 38 MINGGU

DI KLINIK NAMIRA SEMARANG

Hari,Tanggal : Rabu, 10 Juni 2020

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Klinik Namira

I. PENGKAJIAN DATA

A. Data Subjektif

1) Identitas

Nama ibu : Ny.Y Nama suami : Tn. S

Umur : 23 th Umur : 26 th

Agama : islam Agama : Islam

Suku bangsa : jawa Suku bangsa : jawa

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

Alamat :Sambiroto Raya Rt.02 Rw.04 semarang


2) Keluhan utama

Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya dan mengatakan

bengkak pada bagian kakinya

3) Riwayat Obstetri

Riwayat menstruasi

a) Menarche : 14 tahun

b) Lama : 6 hari

c) Siklus : 28 hari

d) Jumlah : 2-3x ganti pembalut/hari

e) Desminore : tidak
f) Keputihan : tidak
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan nifas
Ha La UK Komp Jenis Penol Temp L BB Komp Asi Komp
mi hir likasi Pers ong at /P likasi eks likasi
l alina lusi
ke n f
1 - 38 - - - - - - - - -
mgg

5) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit
menahun seperti (hipertensi, jantung,DM) menular (TBC,
hepatitis, PMS)
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menahun seperti
(hipertensi, jantung,DM) menular (TBC, hepatitis, PMS)
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada yang
menderita penyakit menahun seperti (hipertensi, jantung, DM)
menular (TBC, hepatitis, PMS) dan dalam keluarga tidak ada
yang mempunyai riwayat kembar dan cacat bawaan
6) Riwayat pernikahan
(1) Usia menikah : 22 tahun
(2) Lama menikah : 2 tahun
(3) Frekuensi :1x
(4) Status : syah
7) Riwayat kehamilan ini
a) HPHT : 17 September 2019
b) HPL : 24 juni 2020
c) Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
d) Ibu menyatakan merasakan gerakan janin pertama pada usia
kehamilan 5 bulan dengan frekuensi lebih dari 10x/12 jam
e) ANC sebanyak 6x yaitu trimester I periksa 2x di puskesmas
tidak ada keluhan, trimester II periksa 2x tidak ada keluhan dan
trimester III 2x keluhan merasa cemas dan khawatir mendekati
persalinan
f) Ibu menyatakan BB sebelum hamil 53 kg
g) Ibu menyatakan selama hamil tidak pernah mengkonsumsi
jamu atau obat warung dan hanya mengkonsumsi obat dari
bidan (Fe, kalk, vitamin C)
8) Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB, rencana kedepan
ingin menggunakan KB Pil alasan karena ingin tetap menyusui
bayinya
9) Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran ini
Ibu dan keluarga menyatakan senang dengan kelahiran bayinya
10) Riwayat sosial budaya
Ibu mengatakan tidak menganut budaya pantang makan
11) Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Makan : - Sebelum hamil : 3x, posi 1 piring, nasi, lauk tahu
tempe sayur
-Saat Hamil : 3-4x, porsi 1 piring, nasi,
lauk,sayur, ikan
Minum : - Sebelum hamil: 7 gelas, air putih, teh, kopi
- Saat hamil : 8-9 gelas, air putih, susu, teh
a) Eliminasi
BAK : - Sebelum hamil : 7x, kuning jernih
- Saat hamil : 8-9x, kuning jernih
BAB : - Sebelum hamil : 1x1, lembek, kecoklatan
- Saat hamil : 1x1, lembek, kecoklatan
c) Aktivitas
- Sebelum hamil : pekerjaan rumah tangga dilakukan
sendiri
- Saat hamil : pekerjaan rumah tangga dibantu
suami
d) Istirahat
- Sebelum hamil : 6 jam tidur malam, siang ½ jam
- Saat hamil : 7jam tidur malam, siang 1 jam

B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) KU : Baik
b) Kesadaran : Composmenthis
c) TTV
(1) TD : 110/80 mmHg
(2) Nadi : 70 X/menit
(3) Suhu : 36,5 °c
(4) RR : 24 x/menit
(5) TB : 157 cm
(6) BB : 63 Kg
(7) Lila : 26 cm
(8) TFU : 30 cm
2) Pemeriksaan fisik
(1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan
(2) Rambut : hitam, bergelombang , bersih tidak rontok
(3) Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
kuning, simetris, reflek pupil ada, tidak ada
secret
(4) Hidung : bersih, tidak ada benjolan
(5) Mulut : bersih, lembab, gigi tidak caries
(6) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
(7) Muka : tidak pucat, tidak oedem
(8) Leher : tidak ada kelenjar tyroid
(9) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(10) Mamae : tidak ada benjolan yang bersifat patologis
(11) Perut : tidak ada benjolan yang bersifat patologis
 L I : bagian atas perut ibu teraba 1 bagian
besar,bulat,lunak yaitu bokong janin
 L II : bagian kanan perut ibu teraba 1
bagian tahanan memanjang yaitu punggung
janin.
Bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil
yaitu ekstremitas kaki dan tangan janin
 L III : bagian bawah perut ibu teraba 1
bagian besar, bulat, keras yaitu kepala
janin, sudah tidak bisa digoyangkan
 L IV : Divergen 3/5 bagian
(12) Genetalia : tidak ada tanda-tanda PMS misal (benjolan
seperti bunga kol, jengger ayam, keluar nanah)
(13) Ekstremitas
Atas : simetris, kuku bersih, tidak ada varises, tidak
oedema
bawah : kuku bersih, ada oedema
(14) Kulit : tidak pucat bersih turgor kulit baik
(1) Tulang belakang : tidak skoliosis, kifosis, lordosis
(2) Anus : tidak hemoroid
3) Status obstetri
Inspeksi
Muka : tidak ada cloasma gravidarum
Mammae : areola mammae hiperpigmentasi, Papila
mammae menonjol, colostrum sudah
keluar, tidak ada cairan lain yang keluar
selain colostrum
Perut : TFU 30 cm
LI : bokong janin
L II : kanan punggung janin, kiri
ekstremitas kaki dan tangan janin
L III : kepala janin
L IV : Divergen 3/5 bagian
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal/ jam : 10 Juni 2020 / 10.50 WIB
1. Diagnosa kebidanan
Ny.Y G1P0A0 umur 23 tahun Usia kehamilan 38 minggu dengan
oedema pada kaki
DS : Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya dan mengatakan
bengkak pada bagian kakinya
DO : ku : baik, kesadaran : composmenthis, TD: 110/80 mmHg, n : 70
X/menit, S: 36,5, P : 24 x/menit, lila 26 cm, TFU :30 cm, payudara :
simetris, tidak ada massa, puting menonjol, colostrumblm keluar, tidak
ada nyeri, ekstremitas bawah oedema pada kaki.

2. Masalah
Oedema pada kaki
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Massage oedema pada ibu hamil
V. INTERVENSI
Tanggal/ jam : 10 juni 2020 / 11.00 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan
2. Beritahu Penkes tentang persiapan persalinan
3. Beritahu teknik pemijatan pada ibu hamil dengan edema
4. Lakukan inform concent
5. Siapkan alat dan cuci tangan
6. Lakukan massage pada ibu hamil dengan oedema
7. Lakukan evaluasi
8. Melakukan dokumentasi

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal/ jam : 10 juni 2020 / 11.10 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ku : baik, kesadaran :
composmenthis, TD: 110/80 mmHg, n : 70 X/menit, S: 36,5, P:24
x/menit, TFU : 30 cm.
2. Memberitahu pada ibu tentang persiapan persalinan yaitu persiapan
peralatan untuk melahirkan yang sudah disipkan jauh-jauh hari
sebelum ada tanda persalinan yang perlu disiapkan baju bayi, baju ibu,
uang, bedong, sarung tangan dan kaki untuk bayi, topi, kain.
3. Memberitahu pada ibu bahwa ibu akan dilakukan pemijatan untuk ibu
hamil dengan oedema yaitu teknik pemijatan yang bertujuan untuk
membantu mengurangi kelebihan cairan.
4. Melakukan inform concent bahwa akan dilakukan massage pada ibu
hamil dengan oedema
5. Menyiapkan alat dan cuci tangan
Alat yang diperlukan
a. Minyak zaitun
b. Air hangat
6. Melakukan massage pada ibu hamil dengan oedema
a. Menjaga privasi pasien
b. Menginstruksikan pasien untuk melepas pakaian bagian bawah
c. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
d. Menginstruksikan pasien untuk menarik napas dalam melalui
hidung dan mengeluarkan lewat mulut secara perlahan sampai
pasien rileks.
e. Bubuhkan minyak pijat ditelapak tangan kemudian balurkan ke
kaki dengan gerakan mengusap perlahan dan lembut dimulai dari
mata kaki ke arah paha atas Ulangi beberapa kali sampai merata.
Gerakan paling baik adalah gerakan memutar.
f. Lakukan gerakan criss-cross (menyilang dengan ibu jari, keempat
jari lainnya menggenggam bagian yang dipijat) mulai dari betis
hingga ke bagian atas paha bawah, Tujuan Gerakan ini akan
memeras kandungan air yang berlebihan (edema) di sekitar betis
dan paha, lakukan turun naik hingga 8 kali
g. Lakukan gerakan kneading atau meremas, dimulai dari pangkal
lutut (atau boleh juga dari betis) sampai ke paha. Lakukan pada
seluruh bagian paha. Tujuan Gerakan ini membantu mengendurkan
otot yang lelah, melembutkannya serta membantu mengeluarkan
kelebihan air
h. Lakukan gerakan memutar di samping kanan dan kiri lutut. Setelah
itu, usap bagian bawah lutut, Tujuan Gerakan ini menstimulasi
sambungan tulang di bagian lutut (synovial joint) agar tetap lentur
untuk menahan beban tubuh yang semakin berat
i. Bersihkan area pemijatan menggunakan washlap dan air hangat.
j. Meminta pasien untuk berganti pakaian
k. Setelah selesai memijat kaki, berbaring dengan mengangkat kedua
kaki dan menyenderkannya ke tembok.Pejamkan mata, buka
lengan dan kedua tangan dengan telapak tangan menghadap ke
atas.Jauhkan semua benda agar tangan tidak menyentuh apa
pun.Dengarkan musik lembut agar pikiran dan semua otot relaks,
Tujuan Gerakan ini menjaga agar tidak terjadi varises pada kaki
l. Rapikan klien ke posisi semula
m. Beritahu bahwa tindakan telah selesai
n. Bereskan alat-alat dan cuci tangan
7. Melakukan evaluasi
8. Melakukan dokumentasi
VII. EVALUASI
Tanggal/ jam : 10 juni 2020 / 11.50 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. ibu sudah paham tentang persiapan persalinan
3. ibu sudah paham dan bersedia dilakukan pijat pada ibu hamil dengan
oedema
4. alat sudah disiapkan dan terapis sudah cuci tangan
5. pijat pada ibu hamil dengan oedema telah dilakukan
6. Telah dilakukan evaluasi yaitu ibu mengatakan sudah mulai merasa
nyaman, tidak cemas lagi
7. Telah dilakukan dokumentasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Edema adalah istilah medis untuk pembengkakan akibat berlebihnya

cairan yang menumpuk pada jaringan tubuh. Edema dapat disebabkan oleh

trauma, proses peradangan, infeksi, kehamilan, obat-obatan dan kondisi medis

lainnya. Edema bisa ditemukan di seluruh tubuh, tetapi edema lebih sering terjadi

pada daerah tangan, lengan, kaki dan pergelangan kaki. Edema terjadi saat cairan

di pembuluh darah keluar ke jaringan sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk

sehingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak. Edema ringan tidak

berbahaya, tetapi juga dapat menandakan kondisi yang lebih serius, seperti gagal

jantung, gangguan hati, ginjal, serta otak.

Dalam kasus diatas ditemukan bahwa Ny. Y umur 23 tahun G1P0A0

Hamil 38 minggu ibu cemas dengan kehamilannya dikarenakan pada bagian kaki

mengalami pembengkakan. Oleh karena itu bidan melakukan tindakan terapi pijat

kaki edema pada ibu hamil yang bertujuan untuk membantu mengurangi

kelebihan cairan. Pijat Kaki edema dapat digunakan untuk mengatasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Memeras kandungan air yang berlebihan (edema) di sekitar betis dan paha

2. Mengendurkan otot yang lelah, melembutkannya serta membantu

mengeluarkan kelebihan air

3. Menjaga agar tidak terjadi varises pada kaki.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Edema adalah istilah medis untuk pembengkakan akibat berlebihnya

cairan yang menumpuk pada jaringan tubuh. Edema dapat disebabkan oleh

trauma, proses peradangan, infeksi, kehamilan, obat-obatan dan kondisi medis

lainnya. Pijat kaki edema yang dilakukan pada Ny. Y umur 23 tahun G1P0A0

Hamil 38 minggu terbukti efektif dalam mengatasi edema pada ibu hamil.

B. Saran
Pijat kaki edema dapat diterapkan oleh petugas kesehatan maupun

keluarga yang sudah terlatih, sebagai pengobatan non-farmakologi pada ibu

hamil yang mengalami edema Skarena aman dan tidak memiliki efek samping.
Daftar Pustaka

1. Prawirohardjo. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka.

2. Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

3. Coban A., S. A. 2010. "Effect Of Foot Massage To Decrease

Physiological Lower Leg Oedema In Late Pregnancy: A Randomized

Controlled Trial In Turkey." Internasional Journal Of Nursing Practice

4. Wiyani, Elizabeth. 2015. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yokyakarta :

Pustaka Baru

5. Kamariyah, dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa &

Praktisi Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

6. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

7. Kuswanti, Ina. S. Si. T, M. Kes. 2014. Asuhan Kehamilan.Yogyakarta :

PT. Pustaka Pelajar

8. Nugroho, T, dkk. (2014). Buku Ajar Askeb1 Kehamilan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

9. Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB,

Jakarta: EGC.

10. Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan

Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC


11. Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. “Asuhan Kebidanan I

(Kehamilan)‘’ Cetakan Yogyakarta : Nufia Medika

12. Sulistyawati. (2011). Asuhan kebidanan pada masa kehamilan.

Jakarta Salemba Medika.

13. Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta:

Salemba medika.

14. usmiyati, Yuni., Heni P. W dan Sujiatiningsih. 2015. Perawatan

Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya


LAMPIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MASSAGE PADA IBU HAMIL DENGAN EDEMA

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh ketua STIKES karya


OPERASIONAL Husada Semarang
……………..
PROSEDUR …………………………….
Pijat Kaki Oedem adalah Teknik pemijatan yang bertujuan untuk
PENGERTIAN
membantu mengurangi kelebihan cairan.
Dance Labor dapat digunakan untuk mengatasi masalah- masalah
sebagai berikut:
4. Memeras kandungan air yang berlebihan (edema) di sekitar
TUJUAN betis dan paha

5. Mengendurkan otot yang lelah, melembutkannya serta


membantu mengeluarkan kelebihan air
6. Menjaga agar tidak terjadi varises pada kaki

1. Ibu hamil fisiolofis


INDIKASI 2. Mengalami kaki bengkak/oedem
3. Tidak memiliki penyakit penyerta.

1. Ruangan yang nyaman


PERSIAPAN 2. Pasien sebagai subjek
PASIEN 3. Terapis sebagai fasilitator
4. Bersedia dengan sukarela

KEBIJAKAN ........................
PETUGAS Mahasiswa
1. Minyak
PERALATAN 2. Air Hangat

1. SIKAP
2. Menyapa dan memperkenalkan diri
PROSEDUR
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
PELAKSANAAN 4. Menyambut klien dengan ramah dan sopan
5. Merespon reaksi klien
6. Percaya diri
7. Menjaga privasi Klien
8. ISI
9. Menjelaskan maksud dan tujuan Dance Labor

10. Melakukan apresiasi

11. Mempersiapkan alat

12. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang


sedang dialamai

13. Menjelaskan Pijat Oedem secara singkat, jelas, dan mudah


dipahami

14. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent


pada klien untuk dilakukan Pijat Kaki Oedem

15. Menginstruksikan pasien untuk menarik napas dalam


melalui hidung dan mengeluarkan lewat mulut secara
perlahan sampai pasien rileks .

16. Langkah-langkah Pijat Kaki Oedem


a. Gerakan 1 yaitu Balur. Bubuhkan minyak pijat di telapak
tangan,balurkan ke kaki dengan gerakan mengusap perlahan
dan lembut dimulai dari mata kaki ke arah paha atas,Ulangi
beberapa kali sampai merata. Gerakan paling baik adalah
gerakan memutar.
b. Gerakan 2 yaitu Criss Cross, tujuan Gerakan ini akan
memeras kandungan air yang berlebihan (edema) di sekitar
betis dan paha, Lakukan gerakan criss-cross (menyilang dengan
ibu jari, keempat jari lainnya menggenggam bagian yang
dipijat) mulai dari betis hingga ke bagian atas paha
bawah,Lakukan turun naik hingga 8 kali.
c. Gerakan 3 yaitu Kneading, tujuan gerakan ini membantu
mengendurkan otot yang lelah, melembutkannya serta
membantu mengeluarkan kelebihan air, Lakukan gerakan
kneading atau meremas, dimulai dari pangkal lutut (atau boleh
juga dari betis) sampai ke paha, Lakukan pada seluruh bagian
paha.

d. Gerakan 4 yaitu Synovial Joint tujuan gerakan ini


menstimulasi sambungan tulang di bagian lutut (synovial joint)
agar tetap lentur untuk menahan beban tubuh yang semakin
berat, lakukan gerakan memutar di samping kanan dan kiri
lutut. Setelah itu, usap bagian bawah lutut.

e. Gerakan 5 yaitu Berbaring dan Rileks tujuan gerakan ini


menjaga agar tidak terjadi varises pada kaki, setelah selesai
memijat kaki, berbaring dengan mengangkat kedua kaki dan
menyenderkannya ke tembok, pejamkan mata, buka lengan dan
kedua tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas.
Jauhkan semua benda agar tangan tidak menyentuh apa pun.
Dengarkan musik lembut agar pikiran dan semua otot relaks.
17. TEKNIK
18. Teruji sopan dengan penguji
19. Teruji melaksanakan tindkan dengan percaya diri dantidak
ragu – ragu
20. Teruji mendokumentasikan hasil

1. Coban, A., & Sirin, A. (2010). Effect of foot massage to


decrease physiological lower leg oedema in late pregnancy: a
randomized controlled trial in Turkey. International Journal of
Nursing Practice, 16(5), 454- 460. doi: 10.1111/j.1440-
172X.2010.01869.xRes. 2006;14:190. http://dx.doi.org/10.1097/
01.JNR.00003∵7.51350.5f .[PubMed]
2. Tri Endah Widi Lestari, Melyana Nurul W, Admini . Penerapan
DOKUMEN Pijat Kaki Dan Rendam Air Hangat Campuran Kencur
TERKAIT Terhadap Edema Kaki Ibu Hamil Trimester Iii Di Wilayah
Kerja Puskesmas I Wangon, Banyumas. Jurnal Kebidanan, Vol.8
No.2 Oktober 2018.
3. Zaenatushofi, Eti Sulastri. Penerapan Pijat Kaki dan Rendam
Air Hangat Campuran Kencur Untuk Mengurangi Oedema Kaki
pada Ibu Hamil Trimester III Di PMB Supriyatin, Amd. Keb.
The 10th University Research Colloqium 2019, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
LEAFLET

TAMPAK DEPAN
TAMPAK BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai