Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................1
B. TUJUAN..............................................................................................................3
1. Tujuan Intruksional Umum.............................................................................3
2. Tujuan Intruksional Khusus............................................................................3
C. MANFAAT.........................................................................................................3
1. Masyarakat Desa Geneng................................................................................3
2. Puskesmas........................................................................................................3
3. Mahasiswa.......................................................................................................4
D. STRATEGI..........................................................................................................4
1. Penjajakan (MMD 1).......................................................................................4
2. Evaluasi (MMD 2)...........................................................................................4
3. Evaluasi (MMD 3)...........................................................................................5
E. RUANG LINGKUP.............................................................................................5
F. WAKTU DAN TEMPAT....................................................................................5
1. Waktu..............................................................................................................5
2. Tempat.............................................................................................................5
ii
iii
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
3544 kasus dengan kasus tebanyak yaitu anemia dengan jumlah 769 kasus ibu hamil yang
mengalami permasalahan anemia.
Berdasarkan data skrening pada ibu hamil terdapat 3 ibu hamil yang mengalami
Hb kurang dari 11 gr/dL. Dari data tersebut kami mahasiswa profesi ners keperawatan
UMS bermaksud untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas pada agregat ibu hamil
untuk mengetahui lebih lanjut permasalahan yang ada di desa Geneng dan menentukan
strategi intervensi untuk menyelesaikan masalah tersebut
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat pada tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas,
diharapkan mahasiwa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan masalah,
perumusan tujuan dan intrvensi.
d. Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f. Melakukan evaluasi terhadap pemcapain tujuan sesuai waktu yang telah di tetapkan.
C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Geneng
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial atau kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Geneng,
Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
4
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa Geneng,
Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo
D. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan komunitas,
dapat duraikan sebagai berikut :
1. Penjajakan umum (MMD 1)
a. Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kesehatan Komunitas
Masyarakat kepada pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh
masyarakat meliputi seluruh perangat desa dan puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
b. Orientasi wilayah
Mahasiswa melakukan survey batas-batas wilayah desa Geneng, Kecamatan
Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
c. Pengambilan data dan sampel
Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil pendataan
untuk menemukan permasalahan kesehatan yang ada serta mencari solusi atas
temuan yang ada titik. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat
dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi terhadap permasalahan yang ada.
Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang ditemukan pada MMD ini
diharapkan ada kesepakatan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan.
Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara keseluruhan
dengan cara mendatangi setiap rumah.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data sekunder di
Puskesmas Gatak dan di Desa Geneng.
3) Memperoleh data sekunder dari Puskesmas Gatak.
2. Evaluasi (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang kedua ini memaparkan hasil dari proses
pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan serta rencana yang akan
5
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi,
dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang primigravida,
warnanya membiru), strie nigra, linea alba menjadi lebih hitam (linea
grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara (Prawirohardjo, 2010).
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran bagian tersebut
(Walyani, 2015).
d. Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan dimana menurunnya kadar hemoglobin,
hematokrit dan eritrosit dibawah nilai yang normal (astuti, 2012).
e. Polihidramnion
Suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak dari normal,
biasanya lebih dari 2 liter. Pada kehamilan normal jumlah air ketuban 0,5 - 1 liter
(Marmi, 2014).
B. KONSEP DASAR KEHAMILAN RESIKO TINGGI
1. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dengan lebih dari satu faktor risiko,
dimana hal tersebut akan memberikan dampak yang merugikan bagi ibu dan janinnya
(Rochjati, 2014).
2. Faktor Resiko Kehamilan Beresiko Tinggi
Faktor- faktor resiko kehamilan resiko tinggi meliputi :
a. Kehamilan pertama kali (Primigravida) pada usia 35 tahun. Kehamilan pada usia <
20 tahun, rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik, hingga perlu
diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan keracunan kehamilan.
Sedangkan usia diatas 35 tahun kesehatan ibu sudah menurun sehingga perlu
diwaspadai tejadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan/ kelainan
genetik. (Manuaba, 2007).
b. Jumlah anak lebih dari 4 Jumlah anak yang banyak dapat meningkatkan resiko
kelainan kehamilan. Jumlah anak lebih dari 4 perlu di waspadai kemungkinan
terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak kondisi rahim ibu semakin
lemah (Manuaba, 2007).
c. Jarak kehamilan terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun. Jarak
kehamilan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun perlu
diwaspadai terjadinya penyulit persalinan karena bila jarak terlalu dekat maka rahim
dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Pada kondisi seperti ini terdapat
kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan
(Depkes, 2010).
10
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm Tinggi badan kurang dari 145 cm atau tampak
pendek di bandingkan rata-rata ibu, maka persalinan perlu di waspadai. Pada ibu
yang tinggi badannya kurang dari 145 perlu di perhatikan mengenai kemungkinan
panggul yang sempit sehingga menyulitkan dalam persalinan.
e. Penambahan berat badan kurang dari 9 kg atau Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang
dari 23, 5 cm. Pertambahan berat badan ibu hamil dapat digunakan sebagai indikator
pertumbuhan janin dalam rahim ibu, dan jika berat badan tidak bertambah serta
LILA kurang dari 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi (Mufdlilah,
2009).
f. Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi, atau riwayat cacat kongenital
(Depkes, 2010).
g. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul (Depkes,
2010).
h. Kurang energi kronis (KEK). Ibu hamil dengan LILAkurang dari 23,5 cm perlu
mendapatkan perhatian karena kemungkinan mengalami kekurangan energi kronis
dalam waktu lam, sehingga dapat menyebabkan anak yang dilahirkan memiliki berat
badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
3. Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi
Menurut Rochyati (2011), beberapa tanda kehamilan resiko tinggi yaitu :
a. Keguguran
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena
terkejut,cemas, stres.Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga
non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti
tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kemandulan.
b. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama
rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu yang
belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan
11
(ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan
juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal,
seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau denganloncat-loncat dan
memijat perutnya sendiri.Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga
akan berakibatkekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah dan cacat bawaan.
c. Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan
terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
d. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan
akanpentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu
mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
e. Keracunan Kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan
anemiamakin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia
atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena
dapat menyebabkan kematian.
f. Kematian ibu yang tinggi
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan
dan infeksi.
4. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat
penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat
dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan menurut Kusmiyati (2011), antara lain:
a. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan
selama masa kehamilan yaitu:
12
d. Perdarahan antepartum,
e. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,
f. Penyakit-penyakit kronik seperti TB paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil
a. Faktor dasar
1) Sosial dan ekonomi
Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi ekonomi di suatu
daerah dan menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan oleh
masyarakat. Misalnya, kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan memiliki pola
konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Kondisi ekonomi seseorang sangat
menentukan dalam penyediaan pangan dan kualitas gizi. Apabila tingkat
perekonomian seseorang baik maka status gizinya akan baik dan sebalinya
(Irianto, 2014).
2) Pengetahuan
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang baik berisiko mengalami
defisiensi zat besi sehingga tingkat pengetahuan yang kurang tentang defisiensi
zat besi akan berpengaruh pada ibu hamil dalam perilaku kesehatan dan berakibat
pada kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi dikarenakan
ketidaktahuannya dan dapat berakibat anemia (Wati, 2016).
3) Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi
pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat
menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan
keluarga. (Nurhidayati, 2013).
4) Budaya
Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan pangan yang
biasanya dipandang pantas untuk dimakan, dijumpai banyak pola pantangan.
Tahayul dan larangan yang beragam yang didasarkan kepada kebudayaan dan
daerah yang berlainan di dunia, misalnya pada ibu hamil, ada sebagian
masyarakatyang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan (Budiyanto,
2003 dalam Ariyani, 2016).
15
4) Dukungan suami
Dukungan informasi dan emosional merupakan peran penting suami,
dukungan informasi yaitu membantu individu menemukan alternative yang ada
bagi penyelesaian masalah, misalnya menghadapi masalah ketika istri menemui
kesulitan selama hamil, suami dapat memberikan informasi berupa saran,
petunjuk, pemberian nasihat, mencari informasi lain yang bersumber dari media
cetak/elektronik, dan juga tenaga kesehatan; bidan dan dokter. Dukungan
emsional adalah kepedulian dan empati yang diberikan oleh orang lain atau suami
yang dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan (Anjarwati, 2016).
c. Faktor Langsung
1) Pola konsumsi
Pola konsumsi adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam
memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologi, psikologi budaya dan social (Waryana, 2010). Kejadian anemia sering
dihubungkan dengan pola konsumsi yang rendah kandungan zat besinya serta
makanan yang dapat memperlancar dan menghambat absorbsi zat besi (Bulkis,
2013).
2) Infeksi
Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu
umumnya adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya
peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan
jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan
malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat
menyebabkan anemia (Nurhidayati, 2013).
3) Pendarahan
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan pendarahan akut bahkan keduanya saling berinteraksi. Pendarahan
menyebabkan banyak unsur besi yang hilang sehinggga dapat berakibat pada
anemia (Bulkis, 2013).
17
dalam makanan, melainkan ketidaksediaan faktor intrinsik yaitu sekresi gaster yang
diperlukan untuk penyerapan vitamin B12. Gejala anemia ini yaitu rasa letih dan
lemah yang hebat, diare, depresi, mengantuk mudah tersinggung dan pucat (Arisman,
2010).
6. Klasifikasi Anemia Pada Kehamilan
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menunjukkan status anemia ibu
hamil didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,
yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-9 gr/dl) dan anemia berat (<8 gr/dl) (Irianto,
2014). Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia atau tidak, umumnya
digunakan nilai-nilai normal yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.736a/Menkes/XI/1989, yaitu nilai batas normal hemoglobin bagi ibu hamil yaitu
≥11 g/dl. Jika kadar hemoglobin (Hb) turun di batas nilai normal, maka akan
menimbulkan anemia (Depkes RI, 2009). Ibu hamil dikatakan anemia apabila kadar
hemoglobin (Hb) dibawah 11,0 g/dl (Kemenkes RI, 2013).
7. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan
Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.
Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang anemia tidak
dapat mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur, gangguan
proses persalinan (perdarahan), gangguan masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan
stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas,
mikrosomi, cacat bawaan, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain) (Irianto, 2014).
8. Cara Pencegahan Anemia Pada Kehamilan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat
diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti daging
19
sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam
dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Selain itu, diimbangi
dengan pola makan sehat dengan mengonsumsi vitamin serta suplemen penambah zat
besi untuk hasil yang maksimal (Irianto, 2014). Menurut Arisman (2010), pencegahan
anemia defisiensi zat besi dapat dilakukan dengan 4 pendekatan yaitu:
a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi
b. Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan.
c. Pengawasan penyakit infeksi
d. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT IBU HAMIL
2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Geneng sebanyak 3858 jiwa, yang tersebar di masing –
masing dukuh antara lain Gawok, Geneng, Kaworan, Klenisan, Krangan, Kutan,
Senden, dan Sigran.
b. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Desa Geneng terdapat 5 posyandu balita, 5 posyandu lansia,
dan 1 posbindu.Selama pandemi kegiatan sempat terhenti, dan sekarang sudah
21
mulai berjalan kembali untuk program posyandu balita. Warga Desa Geneng jika
sakit biasa memeriksakan diri ke Puskesmas Gatak maupun langsung ke rumah
sakit terdekat.
c. Karakteristik Penduduk
Semua penduduk Desa Geneng tinggal menetap dan mayoritasbekerja sebagai tani,
buruh, pedagang, dan swasta. Sebagian besar masyarakat beragama islam. Tipe
masyarakat Desa Geneng adalah agraris.
2. Fasilitas Umum
Fasilitas umum di Desa Geneng terdapat masjid, gereja, danbeberapa mushola.
Fasilitas sekolah terdapat 2 SD, dan 2 TK. Di Desa Geneng juga terdapat pasar yaitu
Pasar Gawok. Apabila ada pertemuan bertempat di rumah warga secara bergantian
dan jika ada pertemuan perangkat desa bisa dilakukan di Balai Desa Geneng.
3. Hygiene sanitasi
Kondisi perumahan di Desa Geneng mayoritas cukup bersih dan tertata.Warga biasa
membuangan sampah dirumah masing-masing kemudian dibakar di halaman namun
beberapa warga membuang sampah di sungai. Pembuangan air limbah di selokan atau
got dengan kondisi tertutup dan lancar.
4. Organisasi Masyarakat
Organisasimasyarakat di Desa Geneng antara lain karang taruna disetiap RT, PKK,
pengajuan rutin mingguan, dan kontak tani.
5. Tokoh dan sumber Informasi:
a. Tokoh masyarakat: Ketua RW dan RT
b. Pamong Desa : Kepala Desa
c. Kader kesehatan : 5 – 7 kader di setiap posyandu
d. Nakes : Ibu Bidan Tri Susilowati, S.Tr.Keb., M. Kes.
6. Sumber-sumber vektor :
a. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) : Tidak ada
b. Gudang tua : Tidak ada
c. Rawa atau tempat genangan air : Tidak ada
d. Sungai : Sungai Brambang
7. Kejadian Wabah Dalam 1 Tahun Terakhir
Di Desa Geneng terdapat kasus COVID-19 selama satu tahun terakhir ini sehingga
aktivitas penduduk sedikit terbatas. Di Desa Geneng juga terdapat wabah DBD dan
Chikungunya dalam kasus satu tahun terakhir.
22
Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Geneng, penduduk dengan jenis
kelamin laki laki sebanyak 1948 (50,49%) jiwa sedangkan penduduk dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 1910 (49,5%) jiwa. Sehingga total penduduk Desa
Geneng sebanyak 3858 jiwa.
b. Penduduk Berdasarkan Usia
Diagram 3.2 Distribusi Usia
Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Geneng, penduduk dengan rentang
usia 0 – 9 tahun sebanyak 539 (13,9%) jiwa, rentang usia 10 – 19 tahun sebanyak
606 (15,7%) jiwa, rentang usia 20 – 29 tahun sebanyak 565 (14,6%) jiwa,
rentang usia 30 – 39 tahun sebanyak 568 (14,7%) jiwa, rentang usia 40 – 49
tahun sebanyak 574 (14,87%) jiwa, rentang usia 50 – 59 tahun sebanyak 484
(12,5%) jiwa, rentang usia 296 (7,6%) jiwa, dan rentang usia 70 - >75 tahun
sebanyak 211 (5,46%) jiwa.
c. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Diagram 3.3 Distribusi Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
20 5 88 4 776
813
Tidak/Belum Sekolah
Belum Tamat SD
Tamat SD
SLTP
SLTA
403 Diploma I / II
Diploma III
S1
S2
768
920
d. Berdasarkan Agama
Diagram 3.4 Distribusi Berdasarkan Agama
Agama
813 20
403
Kristen
827 Islam
Katholik
Hindu
Budha
Konghuchu
768
920
Berdasarkan diagram di atas, Desa Geneng merupakan desa yang toleransi antar
agama. Warga yang beragama islam sebanyak 827 (22,0%). Beragama kristen
sebanyak 403 (10,7%) orang, beragama katholik sebanyak 920 (24,5%) orang,
beragama hindu sebanyak 768 (20,4%) orang, beragama budha sebanyak 813
(21,6%) orang.
2. Pengkajian Sub-Sistem
Pengkajian subsistem masyarakat 8 komponen.:
a. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
Kondisi perumahan di Desa Geneng mayoritas cukup bersih dan tertata.
Warga biasa membuangan sampah di rumah masing-masing kemudian
dibakar di halaman namun beberapa warga membuang sampah di sungai.
Pembuangan air limbah di selokan atau got dengan kondisi terbuka dan
lancar. Di setiap rumah terdapat ventilasi udara dan mayoritas warga Desa
Geneng membuka jendela setiap hari. Pencahayaan di dalam rumah cukup
baik dan cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah warga.
a) Vektor yang banyak disekitar rumah yang membahayakan kesehatan warga
Desa Geneng antara lain :
(1) Kucing
25
(2) Lalat
(3) Nyamuk
2) Sumber Air
Setiap warga memiliki sumber air sendiri, yang sebagian besar bersumber dari
sumur gali.Tempat penyimpanan air tertutup dengan intensitas pengurasan bak
air 3 hari sekali.Air yang digunakan untuk minum warga dari air sumur
dengan kualitas air tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna terkadang
menggunakan air galon.Jarak sumber air dengan tempat penampungan limbah
kurang lebih 10meter.
3) Pembuangan Air Limbah
Mayoritas rumah di Desa Geneng memiliki saluran air limbah berupa got dan
selokan dengan kondisi terbuka.
4) Pembuangan Sampah
Warga Desa Geneng membuang sampah dengan dibakar di halaman rumah
masing-masing dan ada beberapa yang dibuang di sungai jika rumahnya dekat
dengan sungai.
5) Kepemilikan Kandang Ternak
Beberapa warga memiliki kandang ternak berupa ayam, bebek, entok, burung,
sapi di belakang rumah.Cara pemanfaatan kotoran ternak ditampung dan
dijadikan pupuk kandang.
6) Pembuangan Kotoran/tinja
Warga Desa Geneng sudah memiliki jamban, dengan tempat pembuangan
tinja di septic tank. Sebagian besar kondisinya terpelihara dengan jarak tempat
pembuangan tinja dengan sumber air >10meter
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Desa Geneng, yaitu5 posyandu balita, 5
posyandu lansia dan posbindu. Terdapat tempat praktik bidan desa. Apabila ada
warga yang sakit biasanya berobat secara langsung ke Puskesmas Gatak atau
Rumah Sakit.
c. Ekonomi
Mayoritas masyarakat Desa Geneng bekerja sebagai tani, buruh, pedagang, dan
swasta. Mayoritas tingkat sosial ekonomi masyarakat dengan pendapatan yang
terima sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) ataurata – rata sebesar
Rp. 1.500.000,.tiap bulan.
26
3.5
2.5
Jumlah Ibu Hamil
2
1.5
0.5
0
an n n n n g n n
iS gr nde nisa ora n ga nen eka uta
c K
Se Kl
e
Ka
w
Kr
a Ge Kr
e
20 20
20
17
15
SEHAT
MASALAH
10
5
5
3
1
0.1
0
RESTI ANEMIA KEK HIPOTENSI
Berdasarkan data pada diagram 3.6 terdapat 5 ibu hamil yang memiliki resiko
tinggi, terdapat 3 ibu hamil yang mengalami anemia, dan terdapat 1 orang yang
mengalami hipotensi. Berdasarkan data tersebut sehingga dapat disimpulkan
bahwa masalah yang muncul antara lain ibu dengan resti pada kehamilan dan ibu
hamil dengan anemia.
4. Pengkajian Ibu Hamil Resti
Diagram 3.7 Ibu Hamil Resti
RESTI
1 2
1 1
Terlalu Muda
Terlalu Dekat
Terlalu Tua
Terlalu Banyak
Sehat
Penyakit kronis
18
29
Berdasarkan hasil pengkajian terdapat 1 (4,34%) ibu hamil yang terlalu muda
(<20 tahun), terdapat 1 (4,34%) ibu hamil yang terlalu dekat jarak kehamilannya
(<2 tahun), dan terdapat 2 (8,69) ibu hamil yang terlalu tua (>35 tahun), terdapat
ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit kronis berjumlah 1 orang (4,34%).
Tingkat pengetahuan :
Diagram 3.8 Tingkat Pengetahuan Resti
Baik
Kurang Baik
18
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dengan resiko tinggi sebanyak
sebanyak 18 orang (78,26%) dalam kategori baik dan 5 orang (21,73%) dalam
kategori kurang baik.
Wawancara :
a. Ibu hamil mengatakan bahwa usia anaknya yang pertama belum genap
berumur 2 tahun tetapi saat ini sudah hamil lagi.
b. Ibu hamil mengatakan menyadari bahwa usianya tidak muda lagi dan
sebenarnya tidak merencanakan kehamilan.
c. Ibu hamil mengatakan bahwa usianya yang muda sebenarnya juga takut
dengan kehamilannya.
d. Ibu hamil mengatakan bahwa dirinya takut jika perutnya membesar akan
membuat dirinya sulit bernapas karena mengingat mempunyai penyakit asma.
30
ANEMIA
3
Hb >11
Hb <11
20
Berdasarkan hasil pengkajian Ibu hamil yang melakukan ANC didapatkan data
sebanyak 3 (13,03%) ibu hamil yang memiliki Hb dibawah 11 mg/dL dan terdapat
20 (86,9%) ibu hamil yang memiliki Hb diatas 11 mg/dL.
Tingkat pengetahuan :
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan sebanyak 15
orang (65,21%) dalam kategori baik dan 8 orang (34,78%) dalam kategori kurang
baik.
Diagram 3.9 Tingkat Pengetahuan Anemia
8
Baik
Kurang Baik
15
31
Wawancara :
a. Ibu hamil mengatakan bahwa sering merasa pusing
b. Beberapa ibu hamil mengatakan bahwa tidak menyukai sayur dan buah.
c. Beberapa ibu hamil mengatakan malas untuk mengkonsumsi tablet tambah
darah karena memberikan efek mual.
d. Beberapa ibu hamil mengatakan sering mengkonsumsi teh karena sudah
terbiasa dan tidak suka minum air putih
e. 3 orang ibu hamil mengatakan tidak mengkonsumsi susu ibu hamil karena
merasa tidak nyaman jika meminum susu.
C. ANALISA MASALAH
NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. - Berdasarkan hasil wawancara Resiko tinggi Kurangnya
terdapat 1 ibu hamil yang pada kehamilan Pengetahuan dan
terlalu muda (<20 tahun), kesadaran ibu hamil
terdapat 1 ibu hamil yang dalam upaya
terlalu dekat jarak pemeliharaan
kehamilannya (<2 tahun), kesehatan
terdapat 2 ibu hamil yang
terlalu tua (>35 tahun), dan
terdapat ibu hamil yang
memiliki riwayat penyakit
kronis berjumlah 1 orang.
- Hasil wawancara ditemukan
bahwa beberapa ibu
mempunyai anak pertama
yang usianya belum genap
berumur 2 tahun tetapi saat ini
sudah hamil lagi.
- Hasil observasi ketika
melakukan kunjungan,
beberapa ibu hamil usianya
tidak muda lagi dan
sebenarnya tidak
32
merencanakan kehamilan.
- Hasil wawancara dengan Ibu
hamil beberapa ibu masih
berusia muda dan takut
dengan kehamilannya.
- Berdasarkan hasil wawancara,
ibu hamil mengatakan bahwa
kehamilan merupakan
terdapat bayi di dalam rahim
ibu.
- Berdasarkan hasil wawancara
Ibu hamil mengatakan bahwa
dirinya takut jika perutnya
membesar akan membuat
dirinya sulit bernapas karena
mempunyai penyakit asma.
DO:
- Berdasarkan hasil analisis
kuesioner dari 23 ibu hamil
sebanyak 18 ibu hamil
memiliki tingkat pengetahuan
tentang kehamilan dengan
resiko tinggi dalam kategori
baik dan 5 ibu hamil memiliki
tingkat pengetahuan tentang
kehamilan dengan resiko
tinggi dalam kategori kurang
baik.
2. DS: Tingginya angka Kurangnya
- Hasil wawancara ditemukan Anemia Pada Pengetahuan dan
bahwa terdapat ibu yang Kehamilan kesadaran ibu hamil
mengeluhkan pusing. dalam upaya
- Hasil wawancara terhadap ibu pemeliharaan
33
D. DIAGNOSA
1. Resiko tinggi pada kehamilan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kesadaran ibu hamil dalam upaya pemeliharaan kesehatan
2. Tingginya anemia pada kehamilan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kesadaran ibu hamil dalam upaya pemeliharaan kesehatan
E. Skoring
No. Diagnosa Kriteria Jumlah Keterangan
Keperawatan A B C D E F G H I J K L
1. Tingginya angka 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 41 Keterangan criteria:
anemia pada A. Sesuai dengan peran perawat
kehamilan komunitas
berhubungan B. Risiko terjadi
dengan kurang C. Risiko parah
pengetahuan D. Potensi untuk pendidikan
kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
2. Resiko tinggi 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 40 J. Tersedianya dana
pada kehamilan K. Tersedianya fasilitas
berhubungan L. Tersedianya sumber daya
dengan kurang Keterangan pembobotan:
pengetahuan 1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
F. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Tingginya angka anemia pada kehamilan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam
upaya pemeliharaan kesehatan
2. Resiko tinggi pada kehamilan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam upaya
pemeliharaan kesehatan
G. Rencana Kerja (Planning of Action)
No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempat PJ
.
1. Tingginya TUPAN : 1. Lakukan pemeriksaan Ibu 06 April Pendopo Balqis
angka anemia Setelah dilakukan tindakan fisik terkait anemia, hamilDukuh 2021 Balai Desa Maharani
pada keperawatan selama 3 meliputi : cek Sigran, Geneng
kehamilan minggu, diharapkan ibu konjungtiva mata, Dukuh
berhubungan hamil dapat mengetahui dan observasi (pucat atau Kaworan,
dengan memahami anemia pada ibu tidak). dan Dukuh
kurangnya hamil. Krecekan
pengetahuan TUPEN :
dan kesadaran Setelah dilakukan tindakan 2. Lakukan pemeriksaan Ibu Hamil
ibu hamil keperawatan 1x60 menit, Hb pada ibu hamil. Desa
dalam upaya diharapkan ibu mampu : Geneng.
pemeliharaan 1. Memahami dan
kesehatan mengetahui pemeriksaan 3. Lakukan pendidikan Ibu hamil 06 April Pendopo
kehamilan, supaya ibu kesehatan tentang Dukuh 2021 Balai Desa
dan janin sehat. anemia: pemeriksaan Sigran, Geneng
2. Mengetahui hasil kehamilan agar ibu dan Dukuh
pemeriksaan Hb pada janin sehat dengan cara Kaworan,
ibu hamil, tergolong mengajarkan ibu dan Dukuh
anemia atau bukan. melakukan pemeriksaan Krecekan
37
Hari, Tanggal,
No.Dx Implementasi Evaluasi
Jam, Tempat
P:
Menganjurkan ibu kader untuk mendemonstrasikan ulang
senam ibu hamil kepada seluruh ibu kader di wilayah Desa
Geneng
Menganjurkan ibu kader untuk membuat kegiatan rutin senam
ibu hamil
42
LAMPIRAN
43
MMD 2
49
MMD 2
MMD 2
50
MMD 2
MMD 2
51
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta : Kencana.
Bulkis, A. ST. (2013). Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Hemoglobin pada Ibu Hamil di
Kabupaten Gowa Tahun 2013.Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitass
Hasanuddin. Makasar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun
2014. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.
Fallen, R., & R.Budi Dwi .K. (2010). Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Fatkhiyah, Natiqotul. (2018). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil (Studi di Wilayah
Kerja Puskesmas Slawi Kab.Tegal). Indonesia Jurnal Kebidanan Vol.2 No.2 Hal: 86-91.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika
Mufdlilah. (2009). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal. 11-
13, 15-18, 21, 45.
Widagdo, W. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan Keluarga Dan
Komunitas.
Yuliana.(2015). Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Masa Persalinan Di
Desa Joho Kabupaten Sukoharjo.Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan Volume 2 /
Nomor 2 / November 2015.