BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT
IBU MATERNAL DIDESA GENENG
2. Data Demografi
a. Jumlah Penduduk
Berdasarkan jumlah Penduduk Desa Geneng tahun 2022 sebanyak 3836 jiwa, yang
tersebar di masing – masing dukuh antara lain Gawok, Geneng, Kaworan,
Klenisan, Krangan, Kutan, Senden, dan Sigran.
RW I :
RW II :
RW III :
2
RW IV :
RW V :
b. Luas Wilayah
Luas wilayah di Desa Geneng 1430 ha
c. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Desa Geneng terdapat 5 posyandu balita, 5 posyandu lansia,
dan 1 posbindu.Selama pandemi kegiatan sempat terhenti, dan sekarang sudah
mulai berjalan kembali untuk program posyandu balita. Warga Desa Geneng jika
sakit biasa memeriksakan diri ke Puskesmas Gatak maupun langsung ke rumah
sakit terdekat.
d. Karakteristik Penduduk
Semua penduduk Desa Geneng tinggal menetap dan mayoritas bekerja sebagai
tani, buruh, pedagang, dan swasta. Sebagian besar masyarakat beragama islam.
Tipe masyarakat Desa Geneng adalah agraris.
2. Fasilitas Umum
Fasilitas umum di Desa Geneng terdapat 11 masjid, 2 gereja. Fasilitas sekolah
terdapat 2 SD, dan 2 TK. Di Desa Geneng juga terdapat pasar yaitu Pasar Gawok.
Apabila ada pertemuan bertempat di rumah warga secara bergantian dan jika ada
pertemuan perangkat desa bisa dilakukan di Balai Desa Geneng.
3. Hygiene sanitasi
Kondisi perumahan di Desa Geneng mayoritas cukup bersih dan tertata.Warga biasa
membuangan sampah dirumah masing-masing kemudian dibakar di halaman namun
beberapa warga membuang sampah di sungai. Pembuangan air limbah di selokan atau
got dengan kondisi terbuka dan lancar dan beberapa pembuangan lewat sungai.
4. Organisasi Masyarakat
Organisasi masyarakat di Desa Geneng antara lain karang taruna disetiap RT, PKK,
pengajuan rutin mingguan, dan kontak tani.
5. Tokoh dan sumber Informasi:
a. Tokoh masyarakat: Ketua RW dan RT
b. Pamong Desa : Kepala Desa
c. Kader kesehatan : 4 – 5 kader di setiap posyandu
d. Nakes : Ibu Bidan Tri Susilowati, S.Tr.Keb., M. Kes.
6. Sumber-sumber vektor :
a. Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) : Tidak ada
3
Laki - Laki
45%
Perempuan
55%
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Geneng, penduduk dengan jenis
kelamin laki laki sebanyak 1723 (45%) jiwa sedangkan penduduk dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 2113 (55%) jiwa. Sehingga total penduduk Desa
Geneng sebanyak 3858 jiwa.
4
Distribusi Usia
211; 5%
539; 14%
296; 8%
484; 13%
606; 16%
574; 15%
565; 15%
568; 15%
Berdasarkan data yang diperoleh dari Desa Geneng, penduduk dengan rentang
usia 0 – 9 tahun sebanyak 539 (13,9%) jiwa, rentang usia 10 – 19 tahun sebanyak
606 (15,7%) jiwa, rentang usia 20 – 29 tahun sebanyak 565 (14,6%) jiwa,
rentang usia 30 – 39 tahun sebanyak 568 (14,7%) jiwa, rentang usia 40 – 49
tahun sebanyak 574 (14,87%) jiwa, rentang usia 50 – 59 tahun sebanyak 484
(12,5%) jiwa, rentang usia 296 (7,6%) jiwa, dan rentang usia 70 - >75 tahun
sebanyak 211 (5,46%) jiwa.
c. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Diagram 3.3 Distribusi Tingkat Pendidikan
Pendidikan
4; 0% 88; 2% 5; 0% 20; 1%
S2
S1
D3 776; 20%
813; 21%
D1/D2
SLTA?Sederajat
SLTP/Sederajat 403; 11%
Tamat SD
Belum Tamat SD
Tidak/belum sekolah 768; 20%
920; 24%
Agama
Kristen Katholik
1% 1%
Islam
98%
Berdasarkan diagram di atas, Desa Geneng merupakan desa yang toleransi antar
agama. Warga yang beragama islam sebanyak 3758 (98%). Beragama kristen
sebanyak 20 (1%) orang, beragama katholik sebanyak 55 (1%) orang, beragama
hindu dan budha tidak ada.
2. Pengkajian Sub-Sistem
Pengkajian subsistem masyarakat 8 komponen.:
a. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
Kondisi perumahan di Desa Geneng mayoritas cukup bersih dan tertata.
Warga biasa membuang sampah di rumah masing-masing kemudian dibakar
di halaman namun beberapa warga membuang sampah di sungai.
Pembuangan air limbah di selokan atau got dengan kondisi terbuka dan
lancar dan beberapa pembuangan lewat sungai. Di setiap rumah terdapat
ventilasi udara dan mayoritas warga Desa Geneng membuka jendela setiap
hari. Pencahayaan di dalam rumah cukup baik dan cahaya matahari bisa
6
Mayoritas masyarakat Desa Geneng bekerja sebagai tani, buruh, pedagang, dan
swasta. Mayoritas tingkat sosial ekonomi masyarakat dengan pendapatan yang
terima sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) atau rata – rata sebesar
Rp. 1.500.000 tiap bulan.
d. Keamanan dan Transportasi
Sarana jalan yang berada di wilayah Desa Geneng adalah jalan yang sudah
beraspal. Sarana tranportasi yang digunakan dengan menggunakan kendaraan
pribadi yaitu sepeda motor/mobil dan tidak terdapat transportasi umum seperti
bus. Kualitas udara di Desa Geneng cukup bersih karena wilayah Desa Geneng
merupakan wilayah yang masih banyak sawah dan tidak ada kawasan pabrik
industri sehingga udara di Desa Geneng tidak tercemar.
e. Politik dan Pemerintahan
Desa Geneng dipimpin oleh Kepala Desa. Kebijakan pemerintah desa mengenai
kesehatan cukup menunjang dengan adanya pemantauan langsung yang
dilakukan oleh bidan desa dan petugas kesehatan Puskesmas Gatak dibantu
dengan perangkat desa dalam menangani masalah kesehatan yang terjadi di Desa
Geneng.
f. Komunikasi
Fasilitas komunikasi di Duesa Geneng yaitu TV, internet dan penyuluhan di
puskesmas/posyandu. Cara masyarakat menyebarluaskan informasi dilakukan
dengan lisan, pengumuman di papan, pengeras suara di masjid, sosial media, dan
grup WA.
g. Pendidikan komunitas
Desa Geneng memiliki sarana pendidikan yaitu 2 Sekolah Dasar dan 2 Taman
Bermain yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
h. Rekreasi
Di Desa Geneng tidak terdapat tempat rekreasi.
8
15
12
2. 10 8
6 6
5
5 3
2 2
1 1
0 0 0
0
1&2 3 4 5 6
25 – 30 4 30,76 %
31 – 36 6 46,15 %
37 – 43 2 15,38 %
Total 13 100 %
Berdasarkan tabel diatas, ibu maternal yang berpendidikan SMP sebanyak 5 orang
(38,4%), pendidikan SMA sebanyak 7 orang (53,85%) dan pendidikan perguruan
tinggi 1 orang ( 7,69%). Ibu maternal memiliki pendidikan cukup untuk dapat
menerima informasi yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayi.
46%
54%
Cukup Kurang
Berdasarkan data pada diagram 3.6 terdapat 7 ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tentang ASI. Berdasarkan data tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa
masalah yang muncul antara lain kurang pengetahuan ibu dengan ASI Ekslkusif.
Wawancara :
a. Ibu Menyusui mengatakan tahu tentang ASI Eklusif namun karena keluar
sedikit – sedikit menjadi tidak sabar dalam memberikan ASI
b. Ibu Menyusui mengatakan tidak mengetahu jadwal pemberian ASI yang tepat,
menyusui jika anak nangis saja
c. Ibu nifas mengatakan belum mengetahui tentang ASI eksklusif dikarenakan
masih anak pertama.
d. Ibu menyusui mengatakan mengetahui ASI Eksklusif namun tidak tahu
tentang breast care untuk memperlancar ASI
C. ANALISA MASALAH
NO. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. - Ibu Menyusui mengatakan tahu Tingginya angka Kurangnya
tentang ASI Eklusif namun balita yang tidak Pengetahuan dan
karena keluar sedikit – sedikit mendapatkan ASI kesadaran ibu
11
D. DIAGNOSA
1. Kurangnya Pengetahuan dan kesadaran ibu maternal dalam upaya pemberian ASI
Ekslusif berhubungan dengan tingginya angka balita yang tidak mendapatkan ASI
Ekslusif.
12
E. Skoring
No. Diagnosa Kriteria Jumlah Keterangan
Keperawatan A B C D E F G H I J K L
1. Tingginya angka 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 43 Keterangan criteria:
balita yang tidak A. Sesuai dengan peran perawat
mendapatkan ASI komunitas
Eksklsif B. Risiko terjadi
berhubungan C. Risiko parah
dengan kurang D. Potensi untuk pendidikan
pengetahuan kesehatan
E. Interest untuk komunitas
F. Kemungkinan diatasi
G. Relevan dengan program
H. Tersedianya tempat
I. Tersedianya waktu
2. Resiko tinggi 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 40 J. Tersedianya dana
pada kehamilan K. Tersedianya fasilitas
berhubungan L. Tersedianya sumber daya
dengan kurang Keterangan pembobotan:
pengetahuan 1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
13
mengetahui Dukuh
risiko tinggi Kaworan,
pada kehamilan. dan Dukuh
2. Memahami dan Krecekan
mengetahui
tanda bahaya
kehamilan.
3. Memahami dan
mengetahui,
serta dapat
melakukan
pencegahan
penyakit
komplikasi
kehamilan.
38
17
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Kencana.
Bulkis, A. ST. (2013). Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Hemoglobin pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.Skripsi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitass Hasanuddin. Makasar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.
Fallen, R., & R.Budi Dwi .K. (2010). Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fatkhiyah, Natiqotul. (2018). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Kab.Tegal).
Indonesia Jurnal Kebidanan Vol.2 No.2 Hal: 86-91.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kholifah, Siti Nur dan Wahyu Widagdo.2016.Keperawatan Keluarga dan Komunitas.Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika
Mufdlilah. (2009). Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika. Hal. 11-13, 15-18, 21, 45.
Prawirohardjo, S.(2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
18
Ratih Dwi Ariani, A. N. (2015). EFEKTIVITAS SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA.ejournal.
Riskesdas, 2018, Laporan Nasional. (2018).Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.
Widagdo, W. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas.
Yuliana.(2015). Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Masa Persalinan Di Desa Joho Kabupaten
Sukoharjo.Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan Volume 2 / Nomor 2 / November 2015.