Anda di halaman 1dari 22

Departemen Komunitas Keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN BONTO BODDIA DESA LEMPANGANG
KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Salah Satu Tugas Departemen Komunitas
Pendidikan Profesi Ners Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh:
KELOMPOK 1
(Sigit Purnomo, S.Kep, La Ode Agustino Saputra, S.Kep,
Nadya Widiasari, S.Kep, Resky Auliyah Insani, S.Kep,
Supiani Yamlean,S.Kep, Muh Aksa, S.Kep, Ikrimah Syam, S.Kep)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian Komunitas
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah
b. Demografi
Berdasarkan data Desa jumlah penduduk Dusun Bonto Boddia
Desa Lempangan sebanyak 1185 orang, dengan jumlah KK sebanyak
300 KK. Dari 300 KK didapatkan sampel menggunakan rumus Taro
Yamane dengan presisi 0.05% sebanyak 171 KK. Selama proses
pengkajian tidak ada hambatan, sehingga pengkajian dapat
dituntaskan dalam kurun waktu 3 hari.
Data sekunder yang didapatkan oleh mahasiswa, jumlah penduduk
perempuan sebesar 582 dan laki-laki sebanyak 603. Dengan rentang
usia Bayi (Infants) 0-1 tahun sebanyak 22 orang, anak-anak (Children)
2-10 tahun sebanyak 189 orang, remaja (Adolescents) 11-19 tahun
sebanyak 226, dewasa (Adult) 20-60 tahun sebanyak 668 orang dan
lanjut usia (Ederly) >60 tahun sebanyak 80 orang.
Pengkajian dilakukan kepada 179 KK, dengan jumlah responden
sebesar 608 orang, dengan rentang usia Bayi (Infants) 0-1 tahun
sebesar 0.9%, anak-anak (Children) 2-10 tahun sebesar 12.9%, remaja
(Adolescents) 11-19 tahun sebesar 13.1%, dewasa (Adult) 20-60 tahun
sebesar 66.4% dan lanjut usia (Ederly) >60 tahun sebesar 6.6%
Berikut ini adalah diagram penduduk Dusun Bonto Boddia Desa
Lempangan Kecamatan Bajeng :
Usia
70.00% 66.40%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%
12.90% 13.10%
10.00% 6.60%
0.90%
0.00%
0-1 Tahun 2-10 Tahun 11-19 Tahun 20-60 Tahun > 60 Tahun

Pendidikan
3%
5%

18%

17%
58%

Tidak Sekolah SD/SR SMP SMA STRATA 1


Suku terbanyak adalah suku Makassar dengan persentase
98.9%, bugis makassar 2%. Bahasa yang digunakan terbanyak adalah
Bahasa makassar dengan persentase 89.9%, bahasa Indonesia 8.4%
dan Indonesia/Makassar 1.7%. Agama masyarakat Dusun Bonto
Boddia 100% Islam.

Suku
Bahasa
1% 2%
8%

99%

Makassar
Makassar Bugis MakassarIndonesia/Makassar
Indonesia
90%
Agama

100%

Islam

Sebagian besar masyarakat Dusun Bonto Boddia adalah petani


dengan persentase sebesar 34.7%, sopir sebesar 20.4%, buruh harian
sebesar 13.4%, tidak bekerja sebesar 13.3%, wiraswasta sebesar 5.3%,
nelayan sebesar 4.3%, tukang batu 2.6%, Ojek Online 1.5%, Pedagang
1.4%, IRT dan PNS sebesar 1.2%.
Pekerjaan
1%

13%

20%

13%
1%
1%
1%
3%
4%

1%
5%

Tidak Bekerja Buruh Harian Petani Wiraswasta Pedagang Nelayan Tukang Batu
35%
Tukang Kayu IRT Ojek Online Sopir PNS

c. Suku dan Kebudayaan


d. Nilai dan Keyakinan
e. Statistik Vital
a) Angka kelahiran
Setelah melakukan survey wawancara data persepsi, mahasiswa
melakukan wawancara dengan Bidan Desa. Sejak 2020 hingga Mei
2021 terdapat 28 kelahiran. Keadaan bayi saat kelahiran normal.
Masalah umum yang dialami ibu hamil didesa Lempangan adalah
Pre eklamsia. Persalinan dibantu oleh Bidan Desa.
b) Nilai dan keyakinan
Kebiasaan masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut
seperti pengajian (Jum’at Ibadah) dan sholat berjamaan di masjid.
Kebiasaan anak-anak mengaji di masjid. Norma yang dianut oleh
masyarakat seperti norma-norma pada umumnya seperti norma
agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, seperti menghormati
yang lebih tua, larangan untuk meninggalkan ibadah, larangan
berzina, tidak mencuri dan berbuat onar ditengah masyarakat.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan, penduduk Dusun Bonto
Boddia mayoritas menganut agama Islam. Tidak ada budaya
masyarakat yang terkait dan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat.
2. Data Sub Sitem Komunitas
a. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dusun Bonto Boddia
memiliki fasilitas kesehatan yang memadai seperti pustu di Desa
Lempangan Kecamatan Bajeng, diwilayah tersebut juga terdapat
fasilitas sekolah dasar (SD). Dusun Bonto Boddia memiliki lingkungan
yang masih asri dengan dikelilingi persawahan.
Mayoritas keluarga dusun Bonto Boddia menggunakan jamban
sehat, pada umumnya masyarakat menggunakan sumur bor sebagai
sarana sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dimana hampir
setiap rumah memiliki sumur bor untuk di masak lalu di minum atau
konsumsi, sebagian juga masyarakat menggunakan air minum galon.
Kondisi rumah secara umum di dusun Bonto Boddia berdasarkan hasil
wawancara dari kepala dusun wilayah tersebut segi bangunan
permanen dan jarak antar bangunan saling berdekatan.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Jenis pelayanan kesehatan yang terdapat di dusun Bonto Boddia
yaitu PUSTU, dan terdapat kegiatan-kegiatan seperti Posyandu balita
dan posyandu lansia.
c. Ekonomi
Mayoritas penghasilan dari masyarakat dusun Bonto Boddia
dibawah upah minimum kerja (UMR) dan mayoritas pekerjaan dari
warga yaitu buruh harian. Pusat pemenuhan kebutuhan masyarakat
yaitu penjual keliling, pasar Moncobalang dan pasar Limbung.
d. Transportasi dan Keamanan
Jenis transportasi yang di gunakan dusun Bonto Boddia yaitu
motor. Akses jalan di dusun Bonto Boddia yaitu aspal dan peping. Pos
keamanan yang terdapat di dusun Bonto Boddia yaitu Pusat Keamanan
Lingkungan (POSKAMLING). Terdapat Search and Rescue (SAR) di
daerah setempat.
e. Politik dan Pemerintahan
f. Komunikasi
g. Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang terdapat di Desa Lempangan khususnya
di desa Lempangan meliputi SD Inpres Manurukki, Taman Kanak
Kanak Ulil Amri, Lembaga Belajar Buta Huruf bagi masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang terdapat di sarana pendidikan meliputi
UKS, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut secara berkala,
pemeriksaan kesehatan secara berkala.
h. Rekreasi
Berdasarkan hasil pengkajian, Desa Lempangan tidak memiliki
fasilitas rekreasi secara khusus. Tersedia lapangan sepak bola yang
menjadi tempat bagi masyarakat untuk latihan sepak bola dan
menonton pertandingan sepak bola. Namun berdasarkan informasi
tambahan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan masyarakat,
sebagian masyarakat sesekali mengisi waktu libur lebaran di Pantai
Galesong dan Permandian Sileo. Waktu luang masyarakat biasanya
diisi dengan menonton TV pada siang atau malam hari.
3. Data Persepsi
a. Persepsi Masyarakat
Perasaan masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat
berdasarkan hasil wawancara adalah mereka merasakan kehidupan
yang aman di desa, tanpa banyak konflik yang terjadi, masyarakat
patuh akan aturan yang dibuat oleh birokrasi desa, kehidupan antar
tetangga rukun. Kerja sama berupa gotong-royong dan rasa
persaudaraan yang tinggi serta saling membantu apabila ada anggota
masyarakat yang mengalami kesulitan menjadi kekuatan masyarakat
Desa Lempangan. Hasil wawancara juga menggambarkan bahwa
masalah yang pernah terjadi pada sebagian kecil masyarakat ialah
sengketa tanah yang kadang terjadi antar anaggota masyarakat yang
terjadi di desa. Namun biasanya apabila masalah tersebut sudah
ditangani oleh pihak kantor desa dan kepala desa, maka menghasilkan
solusi bagi individu yang terlibat dalam masalah tersebut.
b. Persepsi Perawat
Pernyataan terkait kondisi kesehatan masyarakat menurut hasil
wawancara yang diperoleh dari tenaga kesehatan Desa Lempangan
ialah secara umum, kondisi kesehatan masyarakat dapat dikatakan
cukup sehat, dikarenakan jarang ditemukan penyakit kronis serius,
kongenital, regeneratif yang diidap oleh masyarakat. Hanya saja di
tahun 2020 terdapat kasus penyakit HIV/AIDS sebanyak 2 orang, di
mana 1 orang dinyatakan meninggal dunia. Adapun penyakit yang
umum ditemukan ialah penyakit ringan dan akut, seperti demam flu,
batuk, maag akut, sesak nafas, gatal-gatal, dan myalgia. Angka
kematian ibu dan anak selama tahun 2019 dan 2020 dinyatakan tidak
ada. Masyarakat juga menurut tenaga kesehatan desa, sangat anatusias
dengan program kesehatan yang ada dari Pustu maupun Puskesmas
Bajeng yang menjadi kekuatan bagi masyarakat, seperti Posyandu
Balita dengan frekuensi 1 kali sebulan, Imunisasi Bayi dan Balita,
Posyandu Ibu Hamil sebanyak 4 kali sebulan dan Posyandu Lansia
sebanyak 1kali sebulan. Di samping itu terdapat pula program Kelas
Ibu Hamil, Kelas Ibu dan Balita, Kunjungan Ibu Nifas, dan Kunjungan
Bayi Baru Lahir. Sedangkan permasalahan dan potensial masalah yang
terjadi adalah ada beberapa anggota masyarkat yang tidak
tersampaikan mengenai informasi pelayanan kesehatan, sehingga
tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan
serta jadwal kerja masyarakat yang bertepatan dengan hari
pelaksanaan program kesehatan.

ANALISA DATA

No Data Masalah
1. Data Wawancara : Defisiensi Kesehatan
a. Petugas Kesehatan mengatakan Komunitas di dusun
Posbindu PTM di dusun Bonto Bontoboddia
Boddia belum terlaksana
b. Petugas Kesehatan mengatakan faktor
resiko yang menyebabkan hipertensi
di wilayah Bonto Boddia yaitu
masyarakat sering mengkonsumsi
makanan yang berkalori tinggi seperti
bakso
c. Masyarakat mengatakan sering
makan makanan yang asin seperti
ikan kering
Data Observasi :
a. Dari hasil pengkajian yang
didapatkan, penyakit terbanyak yang
diperoleh adalah hipertensi.
b. Media informasi berupa poster atau
media lain mengenai hipertensi masih
kurang terpublikasi dengan baik di
berbagai tempat di Desa Lempangan.
Media informasi hanya terpasang di
pustu dan masyarakat kurang terpapar
Data Angket:
a. Hasil kuesioner mengenai penyakit
yang sering dialami oleh masyarakat
Desa Lempangan, maka diperoleh
bahwa hipertensi menjadi penyakit
terbanyak yang oleh kepala keluarga,
yakni sebesar 50,8 %.
Data Pemeriksaan Kesehatan:
a. Hasil pemeriksaan kesehatan
komunitas, maka diperoleh secara
kolektif penyakit hipertensi adalah
yang terbanyak dialami masyarakat
desa Lempangan, sebanyak 42 orang.
2. Data Wawancara : Ketidakefektifan
a. Menurut hasil wawancara, terdapat manajemen kesehatan
warga yang jarang bahkan tidak pernah di dusun Bontoboddia
mengunjungi posyandu lansia.
b. Petugas kesehatan mengatakan program
kesehatan seperti posyandu balita dan
posyandu lansia telah diadakan setiap
bulan namun masih terdapat warga
belum mengikuti program tersebut.
c. Terdapat pula lansia yang mengatakan
menderita asam urat dan telah berobat
namun tidak kunjung membaik.

Data Angket :
Hasil kuesioner menunjukan bahwa penyakit
terbanyak yaitu penyakit tidak menular
(PTM) seperti hipertensi dengan 11,2%, asam
urat dengan 8,9% dan lainnya.

B. Diagnosis Keperawatan Komunitas


SKORING MASALAH KOMUNITAS

No Diagnosis Pentingnya Pengaruh Peningkat Tingkatan Total


Keperawatan Masalah Positif untuk an Semua Skor
Komunitas untuk Masyarakat Kualitas Masalah
(Masalah0 Diselesaikan Jika Masalah Hidup dari Level 1
(1: rendah, Diselesaikan Jika sampai 6
2: sedang, 3: (0: tidak Masalah (1: kurang
tinggi) berpengaruh, Diselesaik penting, 6:
1: rendah, 2: an (1: sangat
sedang, 3: rendah, 2: penting)
tinggi) sedang, 3:
tinggi)
1 Defisiensi 2 (sedang) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 5 (penting) 13
Kesehatan
Komunitas di
dusun
Bontoboddia
2 Ketidakefektifan 3 (tinggi) 3 (tinggi) 3 (tinggi) 6 (sangat 15
manajemen penting)
kesehatan di
dusun
Bontoboddia
3

C. Prioritas Diagnosis Keperawatan Komunitas


PRIORITAS DIANOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosis Keperawatan Skor


1 Ketidakefektifan manajemen 15
kesehatan di dusun Bontoboddia
2 Defisiensi Kesehatan Komunitas di 13
dusun Bontoboddia

D. Perencanaan Keperawatan Komunitas

No Data Diagnosis Kriteria Evaluasi Intervensi


Keperawatan (NOC/SLKI) (NIC/SIKI)
1 Data Domain 1: Prevensi Primer Prevensi Primer:
Wawancara : promosi Setelah dilakukan Level 1: Domain
a. Petugas kesehatan pendidikan kesehatan VII : Kesehatan
Kesehatan Kelas 2: selama 2x30 menit, Komunitas
mengataka Manajemen diharapkan Level 2: Kelas
n Posbindu Kesehatan pengetahuan C : Kesehata
PTM di DX: masyarakat meningkat komunitas
dusun Defisiensi Level 1: Domain VII Level 3:
Bonto Kesehatan Kesehatan Komunitas Intervensi
Boddia Komunitas Level 2 : Kelas BB Pendidikan
belum 00215 Kesejahteraan Kesehatan
terlaksana Komunitas a. Targetkan
b. Petugas Level 3 : Outcomes sasaran
Kesehatan Status kesehatan pada
mengataka komunitas kelompok
n faktor a. Mengidentifikas beresiko
resiko i status tinggi dan
yang kesehatan orang renytang
menyebab dewasa usia yang
kan b. Tingkat akan
hipertensi partisipasi mendapat
di wilayah dalam manfaat
Bonto pelayanan dari
Boddia perawatan pendidika
yaitu kesehatan n
masyarakat preventif kesehatan
sering b. Gunakan
mengkons Prevensi Sekunder berbagai
umsi Level 1 : Domain strategi
makanan VII : Kesehatan dan
yang Komunitas intervensi
berkalori Level 2 : Kelas CC : utama
tinggi Proteksi kesehatan dalam
seperti komunitas program
bakso Level 3 : Outcome : pendidika
c. Masyaraka Kontrol risiko n
t komunitas penyakit c. Kembakan
mengataka kronik gkan
n sering a. Tingkat materi
makan pasrtisipasi tertulis
makanan populasi target yang
yang asin dalam program tersedia
seperti pengurangan dan
ikan kering risiko ssesuai
Data Observasi : b. Pemantauan dengan
c. Dari hasil mobiditas audiens
pengkajian penyakit kronik yang
yang menjadi
didapatkan Prevensi Tersier sasaran
, penyakit Level 1 : Domain d. Tekankan
terbanyak VII : Kesehatan manfaat
yang komunitas kesehatan
diperoleh Level 2: kelas BB positif
adalah Kesejahteraan yang
hipertensi. komunitas lansung
d. Media Level 3: Outcome : atau
informasi kompetensi komunitas jangka
berupa a. Tingkat pendek
poster atau partisipasi yang bisa
media lain dalam kegiatan diterima
mengenai komunitas oleh
hipertensi b. Pencapaian perilaku
masih tujuan gaya
kurang komunitas hidup
terpublikas positif
i dengan daripada
baik di jangka
berbagai panjang
tempat di atau efek
Desa negative
Lempanga
n. Media Prevensi
informasi Sekunder
hanya Kelas
terpasang Level 1: Domain
di pustu 7: Komunitas
dan Level 2: Kelas
masyarakat D : Manajaemn
kurang risiko komunitas
terpapar Level 3 :
Data Angket: Intervensi
b. Hasil Skrining
kuesioner Kesehatan
mengenai a. Dapatkan
penyakit riwayat
yang kesehatan
sering keluarga
dialami yang
oleh sesuai
masyarakat b. Lakukan
Desa pengkajia
Lempanga n fisik,
n, maka yang
diperoleh sesuai
bahwa c. Ukur
hipertensi tekanan
menjadi darah,
penyakit tinggi
terbanyak badan,
yang oleh berat
kepala badan, dan
keluarga, kadar
yakni glukosa
sebesar darah
50,8 %. d. Lengkapi
Data catatan
Pemeriksaan sesuai
Kesehatan: yang
Hasil pemeriksaan dengan
kesehatan departeme
komunitas, maka n
diperoleh secara kesehatan
kolektif penyakit atau
hipertensi adalah catatan
yang terbanyak lain untuk
dialami memantau
masyarakat desa hasil-hasil
Lempangan, yang
sebanyak 42 abnormal
orang. e. Berikan
informasi
pemeriksa
an diri
yang tepat
selama
skrining
f. Beri saran
kepada
pasien
dengan
emuan
abnormal
mengenai
alternative
prnobatan
atau
kebutuhan
untuk
evaluasi
lebih
lanjut

Prevensi Tersier
Level 1: Domain
6 : Sistem
Kesehatan
Level 2 : Kelas B
: Manajemen
Informasi
Level 3:
Intervensi
Rujukan
a. Lakukan
pemantaua
n untuk
menentuk
an
kebutuhan
rujukan
b. Identifikas
i
perawatan
yang
diperlukan
c. Tentukan
apakah
perawatan
pendukun
g yang
tepat
tersedia
dirumah
atau di
komunitas
d. Atur
layanan
perawatan
rumah
yang
tepat,
sesuai
kebutuhan
e. Hubungi
instansi
yang
berwenan
g atau
penyedia
layanan
perawata
kesehatan
2 Data Wawancara Domain 1 : Prevensi primer: Prevensi Primer
: Promosi Setelah dilakukan Domain 3 :
d. Menurut hasil Kesehatan pendidikan kesehatan Perilaku
wawancara, Kelas 2 : selama 2x30 menit,
Kelas S
terdapat Manajemen diharapkan
kesehatan pengetahuan Pendidikan pasien
warga yang Intervensi :
00078 masyarakat meningkat.
jarang bahkan Kelas 3 : Level 1 Domain IV: 5510 Pendidikan
tidak pernah Diagnosis : pengetahuan tentang kesehatan
mengunjungi Ketidakefektif kesehatan dan perilaku. Aktivitas :
posyandu an Level 2 Kelas S: a. Indentifikasi
lansia. Manajemen Pengetahuan tentang
faktor internal
e. Petugas Kesehatan kesehatan
Level 3: Outcome: atau eksternal
kesehatan yang dapat
Pengetahuan proses
mengatakan penyakit meningkatkan
program a. Faktor-faktor atau
kesehatan penyebab mengurangi
seperti penyakit motivasi untuk
posyandu b. Tanda dan
berperilaku
balita dan gejala penyakit
c. Strategi sehat
posyandu b. Manfaatkan
meminimalkan
lansia telah perkembangan dukungan
diadakan penyakit sosial dan
setiap bulan keluarga untuk
namun masih Prevensi Sekunder meningkatkan
terdapat Level 1: Domain IV
efektifitas
warga belum Pengetahuan tentang
kesehatan dan perilaku gaya hidup
mengikuti atau
Level 2 : Class T
program Kontrol risiko dan modifikasi
tersebut. Keamanan perilaku
f. Terdapat pula Level 3 : Outcome kesehatan.
lansia yang a. Memeriksa
c. Diskusikan
mengatakan tekanan darah
sesuai anjuran perubahan
menderita gaya hidup
b. Berpartisipasi
asam urat dan dalam olahraga yang mengkin
telah berobat secara teratur diperlukan
namun tidak c. Memanfaatkan untuk
kunjung fasilitas mencegah
membaik. kesehatan untuk
komplikasi
skrining
Data Angket : hipertensi dimasa yang
Hasil kuesioner akan datang.
menunjukan Prevensi Tersier d. Edukasi
bahwa penyakit Level 1: Domain VII penderita
terbanyak yaitu Kesehatan Komunitas
mengenai
penyakit tidak Level 2 : Kelas BB
menular (PTM) Kesejahteraan tindakan untuk
seperti hipertensi Komunitas mengonrol
dengan 11,2%, Level 3 : Outcomes atau
asam urat dengan Status kesehatan meminimalkan
8,9% dan lainnya. komunitas gejala
a. Tingkat hipertensi
partisipasi
e. Diskusikan
dalam
pelayanan tindakan terapi
perawatan f. Jelaskan
kesehatan alasan dibalik
preventif penanganan
b. Tingkat yang
partisipasi direkomendasi
dalam program
kan
kesehatan
komunitas
Prevensi
Sekunder
Domain 6 Sistem
Kesehatan
Kelas B
Manajemen
Informasi
Intervensi :
7910 Konsultasi
Aktivitas :
a. Identifikasi
tujuan
berkonsultasi.
b. Kumpulkan
data dan
identifikasi
masalah yang
menjadi focus
dalam
konsultasi.
c. Kaji ulang
data yang
didapat dari
pengkajian
risiko secara
rutin
d. Identifikasi
faktor biologis
e. Diskusikan
dan
rencanakan
aktivitas-
aktivitas
pengurangan
risiko
berkolaborasi
dengan
kelompok
f. Lakukan
pemeriksaan
fisik yang
sesuai
g. Dapatkan
riwayat
kesehatan
termasuk
riwayat pola
hidup, faktor
risiko dan
penggunaan
obat-obatan.

Domain 1 :
Physiological
complex
Kelas H :
Manajemen Obat
a. Tentukan
kemampu
an pasien
untuk
mengobati
diri sendiri
dengan
cara yang
tepat
b. Pertimban
gkan
pengetahu
an pasien
mengenai
obat-
obatan
c. Kembang
kan
strategi
bersama
pasien
untuk
meningkat
kan
kepatuhan
mengenai
obat yang
diresepkan

Prevensi Tersier
Domain 7 :
Perawatan yang
mendukung
kesehatan
komunitas
Kelas C :
Peningkatan
kesehatan
komunitas
Intervensi :
Pengembangan
kesehatan
komunitas
Aktivitas :
a. Identifikasi
bersama
komunitas
mengenai
masalah,
kesehatan
dan prioritas
kesehatan
b. Lakukan
diskusi untuk
menentukan
masalah-
masalah
kesehatan
dan
mengembang
kan rencana
tindakan
c. Bantu
anggota
komunitas
untuk
meningkatka
n kesadaran
dan
memberikan
perhatian
mengenai
masalah-
masalah
kesehatan

E. Implementasi Keperawatan Komunitas


Planning of Action (POA) Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun
Bonto Boddia Desa Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Bulan Mei-Juni Tahun 2021

No Diagnosis Kegiatan Tujuan Sumber Daya


Keperawatan
1
2

F. Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Diagnosis Kegiatan Evaluasi Analisis RTL


Keperawatan
1  Kegiatan
 Bentuk
Kegiatan
2 

Anda mungkin juga menyukai