Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGATLANSIA DI RW 01

KELURAHAN UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN


SEMARANG

OLEH :

KELOMPOK 5

Darwin Benmardon Yulius 0701191009


Alravido Ma’ruf 0701191056
Dimas Agil Yosa 0701191019
Nikadek Noviani Rambu Nati 0701191103
Emiliana Tawuru May 0701191002
Devi Nyandrasari 0701191062
Dina Purnamasari 0701191066
Icha Octaviani Widya Pinasti 0701191046
Yuli Ambar Nirmala Dewy 0701191013
Ani Maftuchah 0701191067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BERLAKANG
Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia, yang mencapai
18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk (Rosyada, Budi, & Di, 2018)
Badan Pusat Statistik (2013) memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia
(60+) diperkirakan akan meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi
33,7 juta jiwa pada tahun 2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.2 Perhatian pemerintah
terhadap keberadaan lanjut usia ini cukup besar, yang diawali pada tahun 1996
dengan ditetapkannya tanggal 29 Mei yang diperingati setiap tahun sebagai Hari
Lanjut Usia. Di bidang kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan
berkelanjutan. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia ditujukan untuk
menjaga agar para lanjut usia tetap sehat, mandiri, aktif dan produktif secara sosial
dan ekonomi sehingga untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah berkewajiban
untuk menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
pengembangan kelompok lanjut usia (Rosyada et al., 2018)
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah
meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) suatu penduduk. Di banyak negara baik
negara maju maupun negara berkembang, usia penduduk tua atau lanjut usia
mengalami peningkatan yang cukup pesat, tak terkecuali di Indonesia. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki penduduk dengan usia
harapan hidup atau UHH yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk (Yogyakarta, 2017)
Menurut data demografi internasional dari Bureau of the Census USA tahun
1993, kenaikan jumlah lansia Indonesia antara tahun 1990-2025 mencapai 414%,
tertinggi di dunia. Kenaikan pesat itu berkait dengan usia harapan hidup penduduk
Indonesia. Dalam sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) 1998, harapan
hidup penduduk Indonesia rata-rata 63 tahun untuk kaum pria, dan wanita 67 tahun.
Selain itu menurut kajian WHO (1999) usia harapan penduduk Indonesia rata-rata
59,7 tahun, menempati peringkat ke-103 dunia, sedangkan nomor satu adalah Jepang
(74,5 tahun) (Elfian Zulkarnain, 2015)
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of
daily living (Fatmah, 2010).
Berdasarkan data Susenas 2014, jumlah rumah tangga lansia sebanyak 16,08
juta rumah tangga atau 24,50% dari seluruh rumah tangga di Indonesia. Rumah
tangga lansia adalah yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berumur 60
tahun ke atas. Jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan
8,03% dari seluruh penduduk Indonesia tahun 2014. Jumlah lansia perempuan lebih
besar daripada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia perempuan dibandingkan 9,47 juta
lansia laki-laki. Adapun lansia yang tinggal di perdesaan sebanyak 10,87 juta jiwa,
lebih banyak daripada lansia yang tinggal di perkotaan sebanyak 9,37 juta jiwa
(BPS, 2015).
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang masalah asuhan keperawatan kelompok lansia
dengan agregat lansia di komunitas RW 1 Kuncen lama kelurahan ungaran.
2. Untuk mengetahui pengertian tujuan asuhan keperawatan kelompok lansia
dengan agregat lansia di komunitas RW 1 Kuncen lama kelurahan ungaran.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup asuhan keperawatan kelompok lansia dengan
agregat lansia di komunitas RW 1 Kuncen lama kelurahan ungaran.
4. Untuk mengetahui proses keperawatan kelompok lansia dengan agregat lansia di
komunitas RW 1 Kuncen lama kelurahan ungaran.
5. Untuk mengetahui pengembangan asuhan keperawatan kelompok lansia dengan
agregat lansia di komunitas RW 1 Kuncen lama kelurahan ungaran.
C. Waktu dan Tempat Praktik
Praktek dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019 – 5 Januari 2020.
Di RW 1 Dusun Kuncen Lama, Kabupaten Semarang.
Puskesmas Pembina: Puskesmas Ungaran Barat.
D. BATASAN KELOMPOK BINAAN

Lansia dengan tekanan darah tinggi di RW 1 Dusun Kuncen Lama, Kabupaten


Semarang.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MASALAH KESEHATAN YANG UMUM TERJADI PADA AGREGAT


LANSIA
Masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia yaitu :
1. Mudah lelah
2. Sulit tidur
3. Nyeri lutut
4. Kesemutan
5. Kepala pusing
6. Pegal linu
B. INDIKATOR-INDIKATOR KESEHATAN KELOMPOK BINAAN
Para lansia mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan posyandu lansia hanya
terpusat di puskesmas sekitarnya. Program tersebut kurang menjangkau desa desa
yang hanya terdapat puskesmas pembantu. Sementara puskesmas pembantu banyak
yang terbengkalai, tidak menjalankan program lansia dan program program yang lain.
Mereka mengharapkan posyandu lansia menjadi tempat berkumpul, pengobatan,
ceramah kesehatan, bermain, makan-makan, serta tempat membagi bingkisan atau
hadiah bagi para lansia di wilayah mereka. Seluruh lansia yang diwawancara
mempunyai beberapa harapan yang sama terhadap pelayanan kesehatan dan program
lansia. Mereka mengharapkan pelayanan kesehatan di wilayah mereka ditingkatkan,
petugas kesehatan lebih rajin dan selalu tersedia di puskesmas, serta program-program
berjalan dengan baik. Kepedulian petugas kesehatan terhadap kelompok lansia
diharapkan ditingkatkan, tetapi tidak ada lansia yang mengeluhkan sarana/prasarana
publik serta kesejahteraan lansia di wilayah mereka. Seluruh lansia menerima
pekerjaan dan kondisi hidup mereka sehari-hari serta tetap ingin tinggal di wilayah
mereka masing-masing (Aswin & Cornelles, 2010)
Indikator asuhan keperawatan kelompok khusus lansia dengan tekanan darah tinggi
mencakup upaya-upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan resosilitatif
melalui berbagai kegiatan yang terorganisisasi sebagai berikut :

1. Pelayanan kesehatan dan keperawatan


2. Penyuluhan kesehatan
3. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota, kader kesehatan, dan
petugas kesehatan
4. Penemuan kasus secara dini
5. Melakukan rujukan medis dan kesehatan
6. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat, kader, dan petugas
kesehatan
C. PROGRAM-PROGRAM KESEHATAN UNTUK KELOMPOK BINAAN
(LANSIA)
1. Lansia mampu melakukan kegiatan secara mandiri
2. Pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan
3. Ketenangan dan produktif sampai akhir hayat

DAFTAR PUSTAKA

Aswin, L., & Cornelles, P. (2010). Permasalahan Lanjut Usia di Daerah Perdesaan Terpencil
Problems of The Elderly in Remote Rural Area, (71), 201–211.
Rosyada, D. F., Budi, S. C., & Di, U. (2018). 0.
Yogyakarta, D. I. K. (2017). No Title, 5, 53–68.
BAB III

PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian Data Core dan Subsistem

1. Data Core
a. Jumlah keluarga : 72 KK
b. Jumlah rumah : 73 rumah
c. Jumlah penduduk : 225 warga
d. Distribusi penduduk berdasarkan Agregat
No. Agregat Frekuensi Presentase
1 Anak Sekolah 52 8%
2 Remaja 85 14 %
3 Dewasa 244 39%
4 Lansia 234 37 %
5 Ibu Menyusui 7 1%
6 Ibu Hamil 3 1%
Jumlah 625 100 %

Sales

1%8%
1% Anak Sekolah
14% Remaja
37% Dewasa
Lansia
ibu menyususi
39% ibu hamil
Jenis Kelamin Lansia Frekuensi Percent
Perempuan 126 54%
Laki – Laki 108 46%

Jenis Kelamin

Perempuan
46%
54% Laki-Laki

2. Sub Sistem
a) Lingkungan Fisik
1) Perumahan dan lingkungan: antar rumah lansia berdekatan, tipe rumah
permanen, jalan di depan rumah agak kotor.
2) Lingkungan terbuka : mayoritas lansia tidak mempunyai halaman rumah
yang luas.
3) Kebiasaan: banyak lansia yang enggan memeriksakan kesehatannya secara
rutin karena sibuk dirumah dan tidak ada yang mengantar ke Posyandu.
4) Transportasi: kebanyak lansia yang berjalan kaki ke posyandu.
5) Pusat pelayanan diwilayah agregat lansia: terdapat 1 posyandu, 1 posbindu
dan 1 puskesmas.
6) Tempat belanja: Pasar tradisional (±5km), pedagang kaki lima (±5)
7) Tempat ibadah: Masjid (±7), Gereja (±2, ±6-7 km)
b) Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu, 1 posbindu dan 1 puskesmas.
c) Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, penghasilan rata-rata lansia mengandalkan uang
dari anak dan suami sebagai buruh. Pendapatan pokok 400.000-900.000
perbulan.
d) Keamanan Dan Transportasi
Keamanan di lingkungan RW 1 ini sangat terjaga, karena tiap malam ada
giliran ronda malam. Mayoritas lansia berjalan kaki karena jarang bepergian
jauh karena sudah tua.
e) Pemerintahan
Posyandu di Dusun Kuncen di rumah Ibu RW 01 Kelurahan Ungaran.
Kader yang dimiliki sebanyak 13 orang, yang aktif 13 orang.
f) Politik
Puskesmas sudah memberikan pelatihan kepada kader tentang 5 meja
posyandu.
g) Komunikasi
Komunikasi lansia mayoritas menggunakan bahasa jawa. Ada sebagian lansia
menggunakan alat komunikasi handphone untuk mempermudah komunikasi
h) Pendidikan
Pendidikan pada binaan lansia mayoritas sampai dengan SLTP
i) Rekreasi
Dari hasil wawancara, kebanyakan lansia hanya mengobrol dengan tetagga,
terkadang ada yang mengasuh cucu.

Aspek Yang Sub Aspek Sumber Data Metode


Dikaji Pengumpulan
Data
Lansia  75 orang yang Pengkajian Wawancara/
memiliki riwayat anamnesa
tensi menunjukan Pemeriksaan fisik/
hipertensi angket (Kuesioner)
 16 Orang yang
memiliki riwayat
DM
 Lansia mengatakan,
jarang mengecek
kesehatan ke
pelayanan
kesehatan
 Lansia mengatakan
periksa ketika ada
keluhan
3. Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Pada Agregat Lansia

PENGKAJIAN HASIL TABULASI KUISONER LANSIA

1. Apakah sering mengkonsumsi makanan yang mengandung?

Rutin konsumsi makanan Frekuensi Percent


Tinggi Garam, Lemak.
Ya 132 56%
Tidak 102 41%

Konsumsi Tinggi garam, lemak

44% Ya
56% Tidak

2. Apakah lansia sering minum minuman manis?

Minum minuman Frekuensi Percent


Manis
Ya 137 59%
Tidak 97 41%

Minum-minuman manis

41% Ya
59% Tidak

3. Apakah ada riwayat penyakit saat ini?

Riwayat Penyakit Frekuensi Percent


Hipertensi 75 69%
DM 16 15%
Rematik 17 16%
Asma 3 2%
Katarak 1 1%
Stroke 9 7%
Jantung 7 5%
Kholesterol 2 1%
Hemoroid 1 1%
Susp. TB 1 1%
Osteoporosis 2 1%
HbsAg 1 1%

Riwayat Penyakit
Hipertensi
DM
Rematik
Asma
1%
1%
1%
1% katarak
5%1%
stroke
7%
1% jantung
2%
Kolestrol
13% 55%
Hemoroid
Suspek TB
osteoporosis
12%
HbsAg

4. Apakah Lansia memiliki KMS?

Memiliki KMS Frekuensi Percent


Ya 81 36 %
Tidak 143 64 %

KMS

36% YA

64% TIDAK
5. Apakah lansia memiliki Jamkesmas

Memiliki Jamkesmas Frekuensi Percent


Ya 168 72 %
Tidak 66 28 %

Jamkesmas

28%
Ya
Tidak
72%

6. Apakah ada posyandu lansia?

Posyandu lansia Frekuensi Percent


Ya 152 65 %
Tidak 82 35 %

posyandu lansia

35% Ya

65% Tidak

7. Apakah lansia rutin cek kesehatan?

Lansia rutin cek Frekuensi Percent


kesehatan
Ya 109 47 %
Tidak 125 53%

Rutin cek kesehatan

Ya
47%
53%
Tidak
8. Apakah lansia demensia?

Demensia Frekuensi Percent


Ya 19 8%
Tidak 215 92 %

Demensia

8%
Ya
Tidak
92%

4. Analisa Data

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


1 Data subjektif : Defisit kesehatan komunitas
(D0110)
Dari hasil wawancara lansia mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit yang diderita dan
belum pernah mendapatkan pendidikan
kesehatan
Data obyektif :
- Dari hasil prengkajian, didapatkan
hasil bahwa lansia yang yang
menderita hipertensi sebanyak 75
(69%), sebanyak 16 (15%) lansia
menderita DM dan sebanyak 17
(16%) lansia menderita rematik.
- Dari pemeriksaan tekanan darah
saat pengkajian, menunjukan hasil
banyak lansia tekanan darah > 140
mmhg sebanyak 75 orang dengan
presentasi (69%).
2 Data Subjektif : Perilaku kesehatan cenderung
beresiko pada lansia (D.0099)
- Lansia mengatakan masih sering
mengkonsumsi makanan tinggi
garam, berlemak dan bersantan, mie,
kopi dan makanan tinggi gula.
- Saat dikaji banyak Lansia mengeluh
pusing, sakit pada tengkuk namun
tidak melakukan cek kesehatan
secara rutin dipelayanan kesehatan.
Data obyektif :
- Dari hasil pengakjian, didapatkan
hasil yang mengkonsumsi makanan
berlemak, tinggi garam sebanyak
132 lansia dengan presentasi (56%).
- Dan didapatkan jumlah yang lansia
yang mengkonsumsi makan manis
sebanyak 137 dengan (59%).
3 Data subyektif : Ketidakpatuhan (D0104)
Dari hasil wawancara lansia mengatakan tidak
rutin mengecek kesehatan dan tidak memiliki
KMS.
Data obyektif :
- Dari hasil pengkajian, didapati hasil
bahwa sebanyak 125 (53%) lansia
tidak rutin cek kesehatan RW 01
Kelurahan Kuncen lama Kecamatan
Ungaran.
- Dan didapatkan jumlah yang tidak
memiliki KMS sebanyak 143 (64%)
lansia RW 01 Kelurahan Kuncen
lama Kecamatan Ungaran.

5. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi


Komunitas Hasil
Defisit kesehatan komunitas Status kesehatan Pengembangan kesehatan
(D0110) komunitas ( 2701 ) komunitas (8500)

Definisi : terdapat masalah Definisi : membantu anggota


Definisi : keadaan
kesehatan atau factor resiko masyarakat untuk
yang dapat mengganggu umum atau mengidentifikasi masalah
kesejahteraan pada suatu kesejahteraan masalah kesehtaan komunitas,
kelompok. masyarakat atau mobilisasi sumber daya, dan
populasi menerapkan solusi
Batasan Karakteristik :
1. Program tidak atau Kriteria hasil : Aktifitas-aktifitas :
kurang didukung 1. identifikasi bersama
1. tingkat partisipasi
komunitas komunitas mengenai
2. Komunitas kurang dalam pelayanan masalah, kekuatan, dan
puas dengan program keperawatan priortas kesehatan
yang dijalankan kesehatan 2. bantu anggota komunitas
3. Program tidakmemiliki prefentif untuk meningkatakan
data hasil yang 2. tingkat partisipasi kesadaran dan
memadai daalam program memberikan perhatian
4. Program tidak mengenai masalah
kesehatan di
memiliki rencana masalah kesehatan
evaluasi yang optimal tempat kerja 3. lakukan dialog untuk
3. tingkat partisipasi menentukan masalah
dalam kesehatan masalah kesehatan
komunitas komunitas dan
4. kesesuaian menggembangkan rencana
tindakan
dengan standar
4. fasilitasi implementasi dan
kesehatan revisi dari rencana
lingkungan komunitas
5. angka penyakit 5. bantu angggota komunitas
kronis yang terkait dengan
6. angka perokok pengembangan dan
7. angka cidera pengadaan sumber daya
6. kembangkan strategi
8. standar kesehatan
untuk mengelola konflik
komunitas untuk 7. bangun komitmen kepada
unkuran dan komunitas dengan
evaluasi menunjukan bagaimana
kesehatan partisipasi akan
ditetapkan mempengaruhi kehidupan
9. monitoring individu dan
meningkatkan outcome
standar kesehatan
komunitas untuk
ukuran dan
evaluasi
kesehatan
10. demografi
komunitas
terwakili dalam
perencanaan dan
evaluasi
pelayanan
kesehatan
Perilaku kesehatan Perilaku Kesehatan 1. Promosi perilaku upaya
cenderung beresiko pada (12107) kesehtan (12472)
lansia (D.009)
Definisi : kemampuan Definisi : meningkatkan
Definisi : dalam mengubah gaya perubhan perilaku klien agar
Hambatan kemampuan hidup atau perilaku memiliki kemauan dan
dalam mengubah gaya untuk memperbaiki kemampuan yang kondusif
hidup atau perilaku untuk status kesehatan bagi kesehatan secara
memperbaiki status menyeluruh baik bagi
kesehatan Kriteria hasil : lingkungan maupun
1. Penerimaan atas masyarakat sekitarnya.
Batasan karakteristik : perubahan status
1. Menunjukan kesehatan Aktifitas-aktifitas :
2. Penolakan terhadap 2. Kemampuan  Orientasi pelayanan
perubahan status melakukan kesehatan yang dapat
kesehatan tindakan dimanfaatkan
pencegahan  Edukasi melakuakan
3. Gagal melakukan maslah kesehatan aktifitas fisik setuap hari
tindakan pencegahan 3. Pencapaian (contoh senam hipertensi)
masalah kesehatan pengendalian
4. Menunjukan upaya kesehatan
peningkatan status 2. Edukasi perilku upaya
kesehatan minimal kesehatan (12435)

Definisi : mengajarkan dan


memfasilitasi perubahan dan
perilaku yang mendukung
kesehatan.

Aktifitas-aktifitas :
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
 Gunakan pendekatan
promosi kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh
dan hambatan dari
lingkungan social serta
budaya
 Edukasi penanganan
masalah kesehatan
 Edukasi menggunakan
fasilitas kesehatan
 Eduasi program kesehatan
dalam kehidupan sehari hari

Ketidakpatuhan (D0104) Perilaku patuh (1600) Panduan system pelayanan


kesehatan (7400)
Definisi : perilaku individu Definisi : tindakan
dan atau pemberian asuhan inisiatif sendiri untuk Definisi : fasilitasi pasien
tidak mengikuti rencana meningkatkan mengenai lokasi dan
keperawatan atau kesejahteraan, pengggunaan pelayanan
pengobatan yang disepakati pemulihan, dan kesehatan yang tepat
dengan tenaga kesehatan, rehabilitasi secara
sehinggga menyebabkan optimal. Aktifitas :
hasil perawatan atau 1. jelaskan system perawatan
pengobatan tidak efektif Kriteria hasil : kesehatan segera, cara
1. menanyakan kerjannya dan apa yang
Btasan Karakteristik : pertanyaan terkait bisa diharapkan pasien dan
1. Disabilitas kesehatan keluarga
2. Efek samping program 2. mencari infirmasi 2. bantu pasien atau keluarga
perawatan atau kesehatan dari untuk berkoordinasikan
pengobatan berbagai macam dan mengkomunikasikan
3. Beban pembiayaan sumber perawatan kesehatan bantu
pengobatan 3. mengevaluasi pasien atau keluarga untuk
4. Lingkungan tidak efektif keakuratan dari memilih professional
5. Hambatan mengakses informasi perawatan kesehatan yang
pelayanan kesehatan kesehatan yang tepat
6. Ketidak adekuatan diperoleh 3. anjurkan pasien mengenai
pemahaman 4. menggunakan jenis pelayanan yang bisa
informasi diharapkan dari setiap
kesehatan yang jenis penyedia pelayanan
dapat dipercaya kesehatan (misalnnya
untuk perawat spesialis, ahli gizi
mengembangkan berlisensi, perawat
strategi berlisensi, perawat praktisi
5. menggunakan jasa berlisensi, terapi fisik, ahli
pelayanan jantung, internis, dokter
kesehatan sesaui mata, da psikolog )
dengan kebutuhan 4. informasikan pasien
6. melakukan mengenai perbedaan
aktifitas hidup bebagai jenis pefasilitas
harian sesuai pelayanan kesehatan
dengan energy dan (misalnya RS umum, RS
toleransi khusu, RS Pendidikan ,
7. melakukan klinik rawat jalan, dan
skrining sendiri. kinik bedah rawat jalan )
dengan tepat
5. informasikan pasien
mengenai sumberdaya
masyarakat dan kontak
person yang tepat di
komunitas
6. POA PLANNING OF ACTION

NO MASALAH MASALAH KEGIATAN NARASUMBER WAKTU DAN


KESEHATAN KEPERAWATAN TEMPAT

1 Lanjut usia Defisiensi kesehatan Penyuluhan Rumah bu RT 8


Komunitas di RW 1 kesehatan
Dusun Kuncen Lama
Senam Hipertensi

2 Lanjut usia Perilaku kesehatan Melakukan Cek Rumah bu RT 8


cenderung beresiko Kesehatan
pada lansia di RW 1
Dusun Kuncen Lama

3 Lanjut Usia Ketidakpatuhan| pada Penyuluhan Rumah bu RT 8


lansia Di RW 1 Dusun kesadaran kesehatan
Kuncen Lama

Anda mungkin juga menyukai