BAB I
PENDAHULUAN
1
2
dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta jiwa
pada tahun 2020, dalam kurun waktu tersebut (usia lebih dari 60 tahun)
hampir 100% telah mengalami menopause dengan segala akibat serta
dampak yang menyertainya (WHO, 2015).
Menurut Kusmiran, 2011 Usia lebih dari 45 tahun ke atas, seorang
wanita akan meninggalakn usia reproduksi (secara umum berkisar antara 15-
44 tahun) dan tidak demikian dengan laki-laki. Proses ini pasti akan
berdampak pada perubahan akan kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi.
Usia median dari menopause, yaitu suatu periode tanpa menstruasi, adalah
51,3 tahun dan menopause dapat terjadi pada usia 48-55 tahun.
Perimenopause dapat terjadi 3-5 tahun sebelum menopause. Pada periode
perimenopause level estrogen seorang wanita tidak dapat diduga, ovatium
mulai mengecil, dan terjadi penurunan fertilitas.
Gejala- gajala menopause adalah pada masa menopause secara fisik di
antaranya hot flush atau rasa panas pada wajah, leher, daria dan punggung.
Kulit menjadi merah dan hangat di sertai keringat yang berlebihan (keringat
terutama pada malam had) dan jantung berdebar – debar.
Melihat kasus tersebut, saya selaku mahasiswa PKL kebidanan
komunitas merasa perlu melakukan penyuluhan mengenai tanda-tanda pada
masa menopause. Setelah melakukan Survey Mawas Diri (SMD) di RT 02
RW 06 terdapat seorang wanita yang masih memakai pakai dalam masa
menuju meopause. Melihat kasus tersebut, saya sebagai mahasiswa PKl
kebidanan komunitas merasa perlu melakukan penyuluhan mengenai tanda-
tanda pada masa menopause.
Oleh karena itu dalam mencegah terjadinya kasus mengenai
menoapuse, maka penulis pada kesempatan ini akan mencoba menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien secara langsung berupa penyuluhan dan
demontrasi mengenai “ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA NY.
O DENGAN TANDA-TANDA MENOPAUSE DI RT 02 RW 06 DESA
KARYAWANGI KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN
BANDUNG BARAT 2019”
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
3
5
6
2. Intranatal
3. Postnatal, yaitu dengan melakukan kunjungan rumah, pemeriksaan ibbu
nifas, imunisasibayi, balita, dan pelayanan kepada remaja.
4. Penyeuhan gizi, seperti pemberian makanan tambahan
5. Pemberdayaan masyarakat (Karwati, 2013).
2.1.1 Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas
Ukuran keberhasilan bidan di komunitas adalah bangkitnya atau
lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhan kesehatan serta kualitas hidup perempuan di wilayah tertentu
dengan sasaran sebagai berikut :
1. Sasaran umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh
masyarakat dan kelompok masyarakat.
2. Sasaran khusus
Sasaran khusus kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
kelompok khusus.
3. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya
sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, mka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya dan anggota keluarga yang ada di sekitar
tempat tinggal mereka. Peran bidan komunitas adalah membantu individu
agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan
fisik, mental yang dialami, keterbatasan pengetahuan seta kurangnya
kemauan menuju kemandirian (Karwati, 2013).
4. Keluarga
Definisi keluarga menurut Depkes adaalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Karwati, 2013).
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah
a. Patrilineal : keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
7
3. Penemu kasus
Deteksi dini yang berkaitan engan masalah kesehatan ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi dan anak balita.
4. Pelaksana rujukan
Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) yang tidak dapat teratasi oleh bidan
karena keterbatasan kewenangan, perlu dirujuk. Bidan di masyarakat
bertanggung jawab untuk mengetahui hasil dari setiap kasus yang dirujuk
dan melaksanakan tindak lanjut di rumah.
a. Penghubung
Bidan merupakan mata rantai antara sasaran keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang diperlukan, menggalang
komunikasi untuk memperoleh informasi yang akurat.
b. Konselor
Konseling dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak (KIA). Kegiatan konseling harus
membawa kepada proses pemecahan masalah kesehatan klien secara
mandiri.
c. Anggota tim
11
sosial politik dan budaya yang ada di masyarakat serta waktu dan dana
yang diperlukan untuk mengatasi masalah. Penentuan prioritas masalah
bisa menggunakan metode carl(cability, accesbility, readness, leverage)
dengan menggunakan skor nilai 1-5.
5. Rencana
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebabnya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan.
tindakan dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di komunitas
dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk
pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, maka disusun rencana
pelaksanaan. Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan kriteria
keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
6. Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka
perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam
melaksanakan tindakan dan evaluasi.
7. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
14
tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.
b. Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter/bidan/konselor.
Pelayanan konseling spesifik dilakukan diklinik dan diupayakan agar
diberikan secara perorangan diruangan khusus. Pelayanan konseling
diklinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil
konseling lapangan. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik
tentang metode yang diinginkan, alternative, keuntungan-
keterbatasan, akses, dan fasilitas layanan.
c. Konseling pratindakan
Konseling yang dilakukan pada saat akan dilakukan prosedur
penggunaan kontrasepsi.
d. Konseling pasca tindakan
Konseling pascatindakan adalah konseling yang dilakukan
setelah tindakan selesai dilaksanakan. Tujuannya untuk menanyakan
keada klien bila ada keluhan yang mungkin dirasakan setelah
tindakan, lalu berusaha menjelaskan terjadinya keluhan tersebut
(Marmi, 2016).
2.7.7 Jenis Pendekatan dalam Memberikan Konseling
1. Mengarahkan (Directive) – “Counsellor Centred”
Suatu proses konseling dimana konselor lebih aktif dengan cara
memberikan saran aktif dan memotivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu, antara laian: menasihat, memancing informasi dari seseorang;
mengidentifikasi masalah , menyarankan tindakan yang dapat diambil
seseorang untuk dapat menyelesaikan persoalannya.
21
b) Diafragma
c) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/ intra uterine device
(IUD)
2) Metode hormonal/kimiawi
a) Pil KB
b) Suntikan KB
c) Implant/ susuk KB
d) Spermaticide
3) Metode operatif : Medis Operatif Wanita (MOW)/Tubektomi
b. Kontrasepsi untuk laki-laki :
1) Metode mekanis : kondom KB
2) Metode operatif : Medis Operatif Pria (MOP)Vasektomi
2. Metodenya yaitu sederhana atau modern.
a. Metode kontrasepsi sederhana/ Alamiah/ Tradisional :
1) Metode kalender/ pantang berkala/ metode ritmil dari knaus dan
ogino (The Safe Period)
2) Metode suhu basal
3) Metode lender serviks/ metode ovulasi
4) Metode sanggama terputus (coitus interuptus)
5) Tidak langsung berefek kontrasepsi : metode laktasi (menyusui)
6) Aborsi
b. Metode kontrasepsi modern/konvensional :
1) Metode mekanis :
a) Kondom KB
b) Kap serviks (cervical cap)
c) Diafragma
d) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)/ Intra uterine Device
(IUD)
2) Metode hormonal :
a) Pil KB
b) Implant/ susuk KB
c) Suntikan KB
3) Kimiawi :
a) Supositorial
b) Jelly/ cream/ pasta
c) Tissue
d) Tablet berbusa
e) Aerosol
4) Metode operatif :
a) Medis Operatif Wanita (MOW)/ Tubektomi
b) Medis Operatif Pria (MOP)/ Vasektomi
3. Tujuan pemakaian yaitu untuk menunda kehamilan, mengatur
kehamilan, atau untuk mengakhiri kesuburan (Marmi,2016).
2.8.2.1 AKDR
23
pengeluaran sel telur, hal ini berarti kemungkinan utuk hamil kecil, namun
bila terjadi kehamilan pada usia ini, kemungkinan besar memperoleh anak
yang cacat/ dengan kualitas yang kurang baik. Masa 4-5 tahun sebelum
menopause disebut klimakterium, dimana wanita mulai merasakan perubahan
yang gejala timbulnya tidak sama, bergantung pada faktor budaya, tingkat
pendidikan, lingkungan, dan genitika (Kumalasari, 2012).
2.9.1 Faktor- faktor yang mempengaruhi Menopause
1. Usia haid pertama kali (menarche)
Semakin muda seorang mengalami menstruasi pertama kalinya, semakin
tua atau lama ia memasuki masa menopause (Kumalasari, 2012).
2. Jumlah anak
Semakin sering seorang wanita melahirkan makan semakin tua atau lama
mereka memasuki masa menopause (Kumalasari, 2012).
3. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki
usia menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan
memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan
memperlambat proses penuaan tubuh (Kumalasari, 2012).
4. Faktor psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga
memengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa
penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih muda,
dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak
menikah dan tidak bekerja (Kumalasari, 2012).
5. Wanita dengan histerektomi
Menopause juga dapat terjadi pada wanita yang mengalami
pengangkatan rahim (histerektomi, misalnya sebagai akibat adanya tumor
di uterus. Mereka akan mengalami gejala menopause pada usia yang
lebih muda (Kumalasari, 2012).
6. Pemakaian kontrasepsi
26
4. Postmenopause
Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi sesudah siklus
menstruasi terakhir dan merupakan periode tahun setelah menopause
(Kusmiran, 2011).
2.9.3 Gejala-gejala Menopause
Setiap menopause menimbulkan gejala yang unik. Gejala-gejala tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Sistemik 1. Fatigue
2. Penurunan libido
3. Cemas, depresi, dan irritable
4. Kesukaran kognitif
5. Nyeri punggung
6. Kekakuan
Vasomotor (sistem vaskular) 1. Sakit kepala
2. Palpitasi
3. Keringat malam
4. Insomnia dan gangguan tidur
5. Hot flashes
Genitouribary 1. Vagina terasa kering
2. Nyeri saat berhubungan seks
3. Vagina terasa gatal atau terbakar
4. Frekuensi urine meningkat
(Kusmiran, 2011).
2.9.4 Pencegahan dampak negative Menopause
28
33
34
G 3 k
4. Tessa Anak P 13 Th Islam SMP Sekolah A BC 1 1,2, Polio Campa
G 3 k
5. Ikhsan Cucu L 6,5 Th Islam TK Belum - BC 1 1,2, Polio Campa
G 3 k
Tn. I Ny. O
An. R An. T
Keterangan :
= KK Binaan
2. Sifat Keluarga
a. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan yaitu suami
sebagai kepala keluarga.
b. Kebiasaan hidup sehari-hari
1) Kebiasaan makan
a) Waktumakan : Teratur
b) Frekuensi makan : 3 kali/hari
c) Jenis makanan
Makanan pokok :Nasi
Lauk pauk :Ayam, telur, tahu, tempe
Sayuran :Kangkung, brokoli, kol, selada dan wortel
Buah-buahan :pisang, jeruk, dan pepaya
Susu : kadang-kadang
d) Cara pengolahan makanan
Memenuhi syarat makanan : Ya
Menu dalam seminggu : Bervariasi
e) Makan garam beryodium :Ya
f) Kebiasaan cuci tangan :
Sebelum makan :Ya dengan air
Sesudah makan :Ya dengan air
g) Makanan pantangan dalam keluarga :Tidak ada
h) Kebiasaan minum keluarga :
35
39
40
b. Penyuluhan : 25 menit
c. Evaluasi dan diskusi : 10 menit
d. Penutup : 5 menit
IV. Metode
a. Penyeluhan
b. Tanya jawab
V. Bahan dan alat
a. Leaflet
VI. Rincian Kegiatan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN
PENYULUH PENDENGAR
1 Pembukaan 5 menit o Memberisalam o Membalassalam
o Memperkenalkan o Menyetujui
diri kesepakatan
o Melakukan kontrak
waktu
waktu
2 Penyajian materi 25 menit o definisi kontrasepsi o Mendengarkan
jangka panjang, dan menyimak
macam-macam materi yang
kontrasepsi jangka diberikan oleh
panjang, penyuluh
keuntungan dan
kerugian kontrasepsi
jangka panjang,
indikasi dan
kontraindikasi
kontrasepsi jangka
panjang.
o Menyampaikan
materi tentang
tentang menopause
o Menyampaikan
tanda-tanda
menopause
o Menyampaikan
tentang perubahan
organ reproduksi
wanita
40
41
o Menyampaikan
terapi hormon
3 Diskusi dan 10 menit o Melakukan timbal o Mengajukan
evaluasi balik dengan pertanyaan
mengajukan kembali dan
pertanyaan pada menjawab
audience pertanyaan dari
o Memberikan
penyuluh
apresiasi pada Ny. O
yang menjawab
pertanyaan
4 Penutup 5 menit o Mengucapkan o Menjawab salam
terima kasih pada
audience
o Mengucapkan salam
penutup
VII. Materi
A. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah metode kontrasepsi
yang masa kerjanya lama dan mempunya efektifas tinggi terhadap
pencegahan kehamilan yang terdiri dari IUD, implan, dan MOW (Metode
Operatif Wanita). Adapun jenis-jenis MKJP yaitu:
1. IUD
41
42
42
43
43
44
2. Perimenopause
Perimenopause dimulai dengan munculnya tanda-tanda dan
gejala awal perubahan dari sistem tubuh ketika siklus menstruasi
mulai tidak teratur. Perimenopause dapat terjadi pada awal usia 30-an
dan berakhir 1 tahun setalah siklus menstruasi berakhir. Rata-rata
terjadi pada usia 47-51 tahun (Kusmiran, 2011).
3. Menopause
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang
terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi. Rata-rata
menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk Negara industry,
secara umum terjadi pada usia 40-58 tahun. Menopause dapat
dipengaruhi oleh faktor genetic, merokok, pengangkatan ovarium, dan
kemoterapi (Kusmiran, 2011).
4. Postmenopause
Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi sesudah siklus
menstruasi terakhir dan merupakan periode tahun setelah menopause
(Kusmiran, 2011).
D. Gejala-gejala Menopause
Setiap menopause menimbulkan gejala yang unik. Gejala-gejala
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sistemik 7. Fatigue
8. Penurunan libido
9. Cemas, depresi, dan irritable
10. Kesukaran kognitif
11. Nyeri punggung
12. Kekakuan
Vasomotor (sistem vaskular) 6. Sakit kepala
7. Palpitasi
8. Keringat malam
9. Insomnia dan gangguan tidur
10. Hot flashes
44
45
45
46
VIII. Referensi
Kusmiran Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remajadan Wanita. Bandung;
STIKES Rajawali Pres
Marmi. 2016. Pelayanan KB. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
46
48
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Data Subjektif
Setelah dilakukan Survey Mawas Diri (SMD) yang dilaksanakan pada
tanggal 22 Mei 2019 didapatkan satu keluarga yang dijadikan keluarga
binaan yaitu keluarga Tn. I dan Ny. O dengan memberikan asuhan kepada
Ny. O. Dari hasil SMD yang dilakukan didapatkan hasil bahwa Ny. O yang
berusia 48 tahun mengalami tanda-tanda menopause, dan setelah dilakukan
kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesa didapatkan
hasil Ny. O masih menggunakan kontrasepsi kb suntik 3 bulan. Sehingga,
dari data yang didapat terdapat peluang untuk memberikan penyuluhan
tentang menopause dan konseling kontrasepsi jangka panjang (IUD) untuk
menambah pengetahuan kepada ibu agar tidak perlu khawatir yang
dilakukan pada tanggal 07 Mei 2019 Ny. O di Kampung Karyawangi RT 02
RW 06 Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat tahun 2019.
4.1.2 Data Objektif
Dalam peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) no. 585 Tahun 1989
tentang Persetujuan tindakan medik dinyatakan bahwa, informed consent
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut, baik diminta maupun tidak diminta, secara tertulis maupun lisan.
Sebelum penyuluhan mengenai menopause dan konseling kontrasepsi
jangka panjang, sebaiknya memberikan penjelasan mengenai menopause,
dan tanda-tanda terjadinya meopause. Pemeriksaan yang dilakukanpada Ny.
O meliputi pemeriksaan fisik sesuai dengan teori yang telah dilakukan.
4.2 Interpretasi Data
Menopause adalah keadaan wanita yang mengalami penurunan fungsi
indung telur, sehingga produksi hormone estrogen berkurang yang berakibat
terhentinya menstruasi untuk selamanya (Kumalasari, 2012).
49
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komunitas maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yaitu pengkajian dalam asuhan kebidanan keluarga
pada Tn. I mengenai menopause dan konseling kontrasepsi jangka panjang
pada Ny. O di Kp. Karyawangi Rt 002 Rw 006 Desa Karyawangi Kecamatan
Parongpong Kabupaten Bandung Barat yaitu :
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. O di Desa
Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2019.
2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada Ny. O di Desa
Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2019.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang
terjadi pada Ny. O di Desa Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan
Parongpong Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan atau intervensi pada Ny. O
di Desa Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2019.
5. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada Ny. O di Desa
Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2019.
6. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada Ny. O di Desa
Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2019.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi rencana asuhan yang sudah dilakukan
pada Ny. O di Desa Karyawangi RT 02 RW 06 Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat Tahun 2019.
5.2 Saran
Dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pembangunan
ilmu dan praktikum maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi RW dan RT
51
Diharapkan masyarakat dapat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan merubah perilaku yang dapat memberikan pengaruh positif di
lingkungan masyarakat tersebut.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai tambahan pengetahuan mengenai pentingnya tanda-tanda
menopause dan kontrasepsi jangka panjang.
3. Bagi STIKes Rajwali
Diharapkan institusi dapat terus meningkatkan program yang sudah ada
dan dapat melakukan evaluasi dari setiap program praktik lapangan yang
telah dilakukan. Serta, disarankan institusi membuat kerjasama dengan
masyarakat agar pemberdayaan masyarakat ini bukan hanya program
kegiatan kerja lapangan kebidanan saja, melainkan dapat diadakannya
program-program yang khusus secara rutin untuk membangun masyarakat.
Sehingga, hasilnya akan berdampak lebih bagus bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Karwati, Dewi Pujiati, Sri Mujiwati. 2013. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan
Komunitas). Jakarta: CV. Trans Info Media
Kumalasari Intan, Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maternity Dainty, Ratna Dewi P, Devy Lestari NA. 2017. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET
Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Yulifah Rita, Tri Johan AY. 2014. Asuhan Kebidanan Komunitas Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika
51
LAMPIRAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
Konsul judul
Senin ACC Judul
1 KK Binaan
06 Mei 2019 Intan Karlina, S.S.T.,
M.Keb
2. Kamis, SAP
Dan Leaflet
23 Mei 2019
Perbaiki BAB I
Perbaiki BAB II
Perbaiki BAB III
a. Bab I Perbaiki BAB IV
b. Bab II Perbaiki BAB V
Senin, c. Bab III
3. d. Bab IV
03 Juni 2019 e. Bab V Intan Karlina, S.S.T.,
f. Leaflet M.Keb
g. SAP
a. Bab I
Senin, b. Bab II ACC KK Binaan
4. c. Bab III
10 Juni 2019 d. Bab IV
e. Bab V
Intan Karlina, S.S.T.,
M.Keb
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
HARI /
NO TOPIK BIMBINGAN PARAF
TANGGAL
Minggu
1 Survei Mawas Diri (SMD)
05 Mei2019
Penyeuhan mengenai
Jum’at Menopause dan konseling
4.
24 Mei 2019 kontrasepsi jangka panjang
(IUD)