Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang di mulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketik alat-alat kandungan kembali dalam
keadaan seperti sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira-
kira 42 hari atau selama 6 minggu (Asuhan kebidanan pada ibu
nifas,sulistyawati,Ari, 2009).

Masa nifas ialah masa setelah persalinan persalinan, masa


perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan atau reproduksi seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu
atau 42 hari pasca persalinan (Jannah, 2011).

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami


banyak perubahan,baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya
sebagian besar bersifat fisiologis, namu jika tidak dilakukan
pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup
kemungkinan akan terjadi keadaan patologis((Asuhan kebidanan pada ibu
nifas,sulistyawati,Ari, 2009).

Dalam periode ini asuhan masa nifas sangat diperlukan karena ini
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya kematian ibu diakibatkan
kehamilan terjadi setelah persalinan yaitu 60% dan 50% kematian ibu
terjadi 24 jam pertama pada masa nifas. Oleh karena itu diperlukan peran
serta dari masyarakat terutama pada ibu nifas mengetahui tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas. Peran serta dari tenaga kesehatan juga sangatlah
penting guna memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan
dan melakukan kunjungan rumah yaitu Kunjungan Neonatal (KN1) dan
Kunjungan Neonatal kedua (KN2) yang sesuai dengan standar pelayanan.
Diharapkan dari upaya tersebut dapat mengetahui dan mengenal secara
dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan dan
komplikasi bisa segera terdeteksi (Setyo, 2011).

Salah satu upaya meningkatakan pengetahuan ibu dengan


menggunakan media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan adalah
sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik(TV, radio, komputer,dll) dan media ruang, sehingga sasaran
dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya kearah positif terhadap kesehatanya(Depkes, 2006).

Salah satu media cetak yang dapat meningkatkan pengetahuan


seseorang dengan menggunakan media cetak booklet. Menurut Ewles
dalam Aini (2010), media booklet memiiki keunggulan sebagai
berikutklien dapat menyesuaikan diri belajar mandiri. Pengguna dapat
melihat isisnya saat santai. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan
teman. Mudah dibuat, di perbanyak dan diperbaiki serta mudah di
sesuaikan.

Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan,


nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit di
dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1 tahun ada
sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat melahirkan. Sedangkan di
Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal karena komplikasi
kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide Bagus, 2009).

Berdasarkan laporan Riskesdas 2013 kementerian kesehatan,


sebgaian besar kematian ibu terjadi pada masa nifas. Pelayanan masa nifas
berpern penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu yang
diberikan selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan. Periode
masa nifas yang berisiko terhadap komplikasi pasca persalinan terutama
terjadi pada periode 3 hari pertama setelah melahirkan(Riskesdas, 2013).
Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan
yang serius di Negara berkembang. Menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti
Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia
Tenggara 16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu di Negara-negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49
per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup,
Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2014).

Angka Kematian Ibu jauh dari target MDGs pada tahun 2015
selanjutnya program ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs),
meliputi 17 goals bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan
masyarakat, khususnya ibu dilakukan deng an indikator menurunnya
angka kematian ibu dari 359 per 100,00 kelahiran hidup menjadi 346 dan
306 per 100,000 kelahir an hidup serta meningkatnya upaya pening katan
promosi kesehatan dan pemberda yaan masyarakat, pembiayaan kegiatan
pro motif dan preventif.

Kemenkes RI (2017) penyebab kematian ibu terdiri dari


perdarahan 30,3% hipertensi dalamkehamilan (HDK) 27,1% infeksi 7,3%
dan penyebab tidak langsung 35,3%. Kemenkes RI 2016 menyatakan AKI
penyebab kematian berhubugan dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya selama kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

Setiap hari, 830 ibu di dunia meninggal akibat penyakit atau


komplikasi terkait kehamilan dan persalinan (WHO,2018). Kematian ibu
di Indonesia tahun 2018 dari 1.000 kelahiran hidup, sekitar 30 persen
mengalami kematian. Berdasarkan 2018 angka kematian ibu di Indonesia
meningkat, yakni 305 per 1000 kelahiran hidup (Meiwita
Budhiharsana,Fakultas Kesehatan Masyarakat Univ. Indonesia,2018).
Kematian ibu di Kota Bengkulu tahun 2017 terjadi pada ibu nifas
berusia 20-34 tahun sebanyak 3 orang dan pada usia diatas 35 tahun 1
orang, jumlah kematian ibu berjumlah 4 orang(Profil Dinas Kesehatan
kota Bengkulu, 2017).

Dinkes provinsi Bengkulu 2018 secara absolut kematian ibu


sebanyak 39 orang yang meliputi kematian ibu hamil 4 orang kematian ibu
bersalin 10 orang dan kematian ibu nifas 25 orang. Angka kematian ibu
tahun 2018 kota Bengkulu sebanyak 12 orang yang meliputi kematian ibu
hamil,ibu bersalin, dan ibu nifas yang menyumbang dari seluruh angka
kematian ibu di kota Bengkulu sebanyak 12 orang (Profil Dinas Kesehatan
kota Bengkulu, 2018).

Dari survey yang telah dilakukan peneliti dari beberapa PMB di


wilayah kota Bengkulu, PMB Susi irma Novia, SST merupakan PMB
dengan pasien persalinan terbanyak,sehingga peneliti melakukan survey
awal di PMB bidan Susi Irma Novia S.ST, pada studi awal yang dilakukan
pada awal bulan oktober 2019 berdasarkan studi awal tersebut yang
dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara dengan ibu nifas 4
dari 5 ibu nifas tidak mengetahui tentang tanda bahaya nifas. Berdasarkan
data tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya masa nifas
denganmedia booklet terhadap pengetahuan ibu nifas di PMB ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah
penelitian yaitu “ Adakah pengaruh pemberian pendidikan kesehtan pada
ibu nifas mengenai tanda bahaya masa nifas ?”
C. Tujuan Masalah
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh dari tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di PMB bidan Susi
Irma Novia SST kota bengkulu tanhun 2019.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui kebutuhan pengetahuan tanda bahay masa nifas
pada ibu nifas di kawasan belakang pondok.
b) Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tanda bahaya
nifas pada ibu nifas sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan yang
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai referensi dalam proses
perkuliahan dan penelitian yang lebih lanjut dalam bidang yang sama.
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan
praktik di lapangan serta menambah wawasan dalam konteks pengaruh
pendidikan terhadap tingkat pengetahuan tanda bahaya masa nifas
pada ibu nifas.
3. Bagi Ibu Nifas
a) Sebagai informasi tambahan kepada masyarakat khususnya ibu
yang baru selesai persalinan.
b) Meningkatkan kualitas pengetahuan tanda-tanda bahaya masa
nifas khususnya di tempat praktik bidan mandiri yang berada di
kecamatan belakang pondok kota Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai