BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian
dunia oleh karena itu pada bulan September 2000 diadakan Unite Nations
(MDG’s) dengan target pencapain pada tahun 2015. MDG’s berisi 8 buah tujuan
(http://www.waspada.cp.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=158076:penurunan-akikb-secara
1
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau
100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di
Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi selama hamil, bersalin dan 25%
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi ibu
dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
150.000 kematian ibu setiap tahun didunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena
misalnya Thailand dengan AKI 130/100.000 KH. Data SDKI tahun 2007
mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
AKI menjadi 102/100.000 (KH) pada tahun 2015 masih memerlukan upaya
khusus dan kerja keras dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun
masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu (Profil
Pada Tahun 2012 di Provinsi Lampung terjadi 787 kasus kematian Perinatal, 110
kasus kematian neonatal, 159 kasus kematian bayi dan kasus kematian balita
sebanyak 64 kasus. Tingginya kasus kematian ibu dan anak di Provinsi Lampung
kematian ibu bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan
suatu negara. Masalah kesehatan ibu dan anak ini perlu diatasi dengan segera
karena derajat kesehatan ibu dan anak akan sangat menentukan kualitas sumber
daya manusia pada masa yang akan datang (Profil DinKes Provinsi Lampung,
2012).
Penyebab utama dari kematian neonates di kota Bandar Lampung adalah asfiksia
kasus (17,92%) penyebab lain yaitu unchepalitis, kejang, dan kebiruan, kelainan
ASI dikatakan sebuah mukjizat dikarenakan ASI sudah diciptakan tuhan untuk
kedekatan antara ibu dan bayi, tidak ada makan didunia ini sebaik ASI, ASI
mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun
inflamasi, nutrisi hampir 200 unsur zat makanan (Rukiyah, et. All, 2011; h. 28).
susu jolong atau susu pertama mengandung antibody yang kuat untuk mencegah
infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali memberikan ASI pada jam
pertama sesudah bayi lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga jam
diberikan yaitu anjurkan ibu untuk menyusui diputing yang normal yang lecet nya
lebih sedikit, massase payudara lalu kompres dingin untuk mengurangi rasa nyeri,
ajarkan teknik menyusui yang benar dan cenderung terjadi pada ibu primigravida
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI
dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet
dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu.
Apabila ibu enggan menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali
ibu- ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-faridahari-6544-2-
babi.pdf).
Berdasarkan hasil study pendahuluan di BPS Nurmala Dewi, S.ST, Raja basa
Raya Bandar Lampung bulan Januari-Mei Tahun 2013 di peroleh hasil 183 ibu
post partum, dan diperoleh 38 ibu post partum primi dan pada tanggal 18 Mei
2013 terdapat 4 ibu post partum dan 3 ibu post partum primi yang tidak
Terhadap Ny.S Umur 24 Tahun P1A0 Post Partum 1 Hari di BPS Nurmala Dewi,
Diharapkan peneliti dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan
Teknik Menyusui Terhadap Ny.S Umur 24 Tahun P1A0 1 Hari Post Partum di
Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data dasar pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny.S Umur 24 Tahun P1A0 1 Hari Post
Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun 2013
b. Dapat membuat interpretasi data untuk mengidentifikasi `diagnosa pada Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny.S Umur 24
Tahun P1A0 1 Hari Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar
pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny.S
Umur 24 Tahun P1A0 1 Hari Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya
d. Dapat melaksanakan tindakan segera untuk melakukan konsultasi pada Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny. S Umur 24
Tahun P1A0 1 Hari Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar
Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny.S Umur 24 Tahun P1A0 1 Hari
Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun 2013
f. Dapat melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman padaAsuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny. S Umur 24
Tahun P1A0 1 Hari Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar
g. Dapat melakukan evaluasi asuhan yang diberikan pada Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui Terhadap Ny.S Umur 24 Tahun P1A0 1 Hari
Post Partum di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun 2013.
1. Sasaran
Obyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah 1 orang ibu nifas yaitu
2. Tempat
Dalam penelitian ini penulis mengambil di BPS Nurmala Dewi Rajabasa Bandar
Lampung
3. Waktu
3. Masyarakat
ibu post partum primiyang belum mengetahui teknik menyusui yang benar.
4. Peneliti
Metode yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalah metode penelitian
Study Kasus. Menurut Aziz S.R. (2003) menyatakan bahwa penelitian yang
terinci tentang seseorang (individu) atau sesuatu unit sosial selama kurun waktu
tertentu disebut studi kasus. Lebih tegas Aziz menambahkan bahwa penelitian
studi kasus adalah penelitian terhadap fenomena dalam konteks kehidupan nyata,
bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan
(http://target-blank.blogspot.com/2013/03/pengertian-penelitian-studi-kasus.html)
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama).
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,
kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan
narasumber
(http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/)
1) Wawancara
Penulis melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien mulai dari
kepala sampai kaki dengan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
(http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/)
berdasarkan kasus yang dibahas yakni Asuhan Nifas Normal dari beberapa buku
dan informasi dari internet. Metode pengumpulan data juga dapat diperoleh
melalui pemanfaatan bahan pustaka ataupun dokumen. Dalam metode ini, peneliti
tulisan yang ditulis oleh orang lain tersebut. Dokumen-dokumen yang dipakai ini
memiliki fokus kebijakan serta dokumen yang memiliki orientasi historis (Blaxter,
(http://putrinyaperwira-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-64796Analisis
%20Hubungan%20InternasionalTeknik%20 Pengumpulan%20Data.html).
Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari
catatan bidan, maupun sumber lain yang menunjang seperti hasil pemeriksaan
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas (puerpurium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 minggu) setelah itu. Puerpurium adalah masa pulih kembali, mulai
2. Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha,
2009; h. 4).
3. Masa Nifas (peurpurium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula/
2009; h.1).
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
12 Tujuan Asuhan masa nifas
b. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
3. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah
40 hari
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan,
ketika hormon yang di hasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya
ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan.
Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, sehingga timbul rasa
hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai
berfungsi ketika bayi mulai menghisap puting, refleks saraf merangsang lubus
refleks let down (mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus
laktiferus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan
karena isapan bayi atau dengan di pompa sel-sel acini terangsang untuk
menghasilkan ASI lebih banyak. Refleks ini dapat berlanjut sampai waktu yang
Pembuluh darah uterus yang besar pada saat kehamilan sudah tidak diperlukan
lagi. Hal ini karna uterus yang tidak pada keadaan hamil tidak mempunyai
permukaan yang luas dan besar yang memerlukan banyak pasokan darah.
Pembuluh darah ini akan menua kemudian menjadi lenyap dengan penyerapan
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horizontal mulai
dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di
jaringan sub kutan tepatnya diantara jaringan sub kutan superficial dan profundus
Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil adalah 200 gram,
pada wanita aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram.
Bentuk dan ukuran akan bervariasi menurut aktifitas dan fungsionalnya. Payudara
menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah
3. Papilla atau putting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
a. Korpus
1) Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah
sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang
lebih besar
b. Areola
Areola (kalang payudara) adalah bagian payudara yang mengelilingi puting yang
pada kulitnya. Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar,
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
c. Papilla
Papilla atau putting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubungan
adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya pun akan bervariasi
pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari
duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler
sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
akan menarik kembali putting susu tersebut. Bentuk puting ada empat, yaitu
bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (Ambarwati, 2008; h.
29-30).
ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi
tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).
ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih (Ambarwati, 2008; h.
30).
Tetapi pada seorang ibu yang hamil dikenal dua reflek yang masing-masing
Reflek ini sangat memegang peranan penting dalam proses kolostrum, dimana
hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu
kadar prolaktin ibu yang akan menyusui akan normal kembali tiga bulan setelah
seperti:
2) Anastesi
3) Oprasi
fenotiazid
Rangsangan ini bersal dari hisapan bayi yang dilanjutkan neorohiposis yang
(http://www.balitasehat.co.id/gambar-ibu-menyusui/).
9. Lidah bayi terjulur melewati gusi bawah (dibawah gudang ASI), melingkari “dot”
jaringan payudara
1. Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase laktogenesis. Saat
Pada saat itu, tingkat progesteron tinggi mencegah produksi ASI yang sebenarnya.
Namun, hal ini bukan merupakan masalah medis. Apabila ibu hamil
mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum bayi lahir, hal ini bukan merupakan
2. Laktogenesis II
progesteron, estrogen dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap
tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan
fase laktogenesis II. Apabila payudara dirangsang, jumlah prolaktin dalam darah
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga
keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa jumlah prolaktin
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul
02.00 dini hari hingga 06.00 pagi, sedangkan jumlah prolaktin rendah saat
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil,
sistem kontrol otokrin dimulai. Fase ini dinamakan laktogenesis III. Pada tahap
ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak
pula. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seberapa sering
dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering payudara dikosongkan
Refleks inimemungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila
ia diletakkan di payudara
Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu
sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah
dan pipi
Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini
Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibody yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting bagi bayi sekali untuk
segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap
2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi
bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja –tanpa tambahan makanan lain-
merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan
pertama. Sesudah 6 bulan, beberapa bahan makanan lain harus ditambahkan pada
bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama setidaknya 1 tahun
a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya.
rahim).
b. Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari
c. Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil
kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan
d. Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya
a. ASI selalu bersih dan bebas hama yang menyebabkan infeksi
d. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali akan memperoleh
c. Mengikut sertakan suami dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam
proses menyusui.
b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
c. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
d. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
e. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
h. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan
i. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
j. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
a. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas jari yang lain menopang di bawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
c. Posisikan putting susu di atas “bibir atas” bayi dan berhadapan dengan hidung
bayi
d. Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi
e. Setelah bayi menyusu/ menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu di
f. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi.
c. Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (bagian
bawah)
d. Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
(http://www.posisimenyusui.co.id/2010/05/posisi-teknik-menyusui.html).
4. Melepas Isapan Bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti
a. Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut
ditepuk perlahan-lahan
b. Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu ibu
menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya dan bayi tidak mau menyusu. Tanda-tanda bayi
1. Tanda-tanda ibu telah menyusui banyinya dengan baik dan benar
c. Bayi sudah memasukan sebabyak mungkin bagian aerola kedalam mulutnya
2. Tanda-tanda ibu belum menyusui bayinya dengan baik dan benar
c. Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan tidak gugup, menyusu dengan sungguh-
e. Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur (Saleha, 2009; h. 37-38).
3. Kelenjar Air Susu Ibu mempunyai 15-20 saluran ASI. Tekanan jari ibu pada
waktu menyusui, tekanan oleh BH yang terlalu kuat, atau posisi yang sedemikian
rupa yang dapat menyebabkan ASI tidak keluar. Sehingga dapat terjadi
pembengkakan payudara. Hal tersebut dapat dicegah dengan beberapa hal antara
lain :
b. Posisi menyusui perlu diubah agar semua saluran ASI tekosongkan
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini
akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu
Cara menangani :
b. Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu
c. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di putting susu dan biarkan
Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet.
Cara menangani :
a. Cari penyebab putting lecet (posisi menyusui salah, candidiasis atau dermatitis)
d. Ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak begitu sakit
e. Olesi putting susu dengan ASI akhir (hindmilk), jangan sekali-sekali memberikan
f. Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1
x 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2 x 24 jam
g. Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan
h. Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan
dengan sabun
i. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk
j. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa
k. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas. Jangan menggunakan dot
l. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang
lebih singkat
m. Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk kepuskesmas (Ambarwati, 2009;
h. 50)
3. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri
Penyebab bengkak :
a. Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas, dan keras. Bila diperiksa ASI
b. Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, putting susu kencang, kulit
mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/ diisap ASI tidak keluar. Badan
bisa demam setelah 24 jam. Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini,
perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi harus sering lebih disusui.
Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan
1) Susui bayinya sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
2) Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa
kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher
dan punggung
(http://www.kti.skripsi.co.id/2010/09/masalah-ibu-menyusui.html).
5. Mastitis
Mastitis adalah radang pada payudara. Gejala yang dirasakan adalah sebagai
berikut :
d. Panas badan dan rasa sakit umum (Saleha, 2009; h. 109).
kelanjutan/ komplikasi dari mastitis. Hal ini, disebabkan oleh karena meluasnya
Gejala yang dirasakan oleh ibu dengan abses payudara adalah sebagai berikut :
c. Benjolan lebih lunak karena berisi nanah, sehingga perlu diinsisi untuk
a. Bayi merasa tidak “aman”. Ia justru membutuhkan banyak dekapan dan “ditemani
selalu”
d. Bayi kurang gizi. Kurang sering menyusu, kurang lama menyusu, menyusu tidak
efisien
Bingung putting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi
mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada bayi.
Peristiwa ini terjadi karena mekanisme menyusu pada putting ibu berbeda dengan
mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot
pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sebaliknya pada menyusu botol bayi secara
pasif dapat memperoleh susu buatan. Yang menentukan pada menyusu botol
adalah faktor dari “si pemberi” antara lain kemiringan botol atau tekanan gravitasi
a. Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang
kuat
b. Kalau terpaksa harus memberikan susu formula berikan dengan sendok atau pipet
dan bahkan cangkir, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot atau bahkan
memberi kempeng
(http://www.kti.skripsi.co.id/2010/09/masalah-ibu-menyusui.html).
Perawatan yang dilakukan pada payudara supaya payudara tetap sehat dan tidak
tejadi infeksi.
melalui pemijatan
d. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha untuk
mengatasi
a. Puting susu dikompres dengan kapas minyak selama 3-4 menit, kemudian
b. Pengenyalan yaitu puting susu dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk diputar
b. Peganglah payudara lalu diurut dari pangkal ke putting susu sebanyak 30 kali
c. Pijatlah puting susu pada daerah areola mammae untuk mengeluarkan colostrums
Gambar 2.5
Pengurutan buah dada dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar 2.6
Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar 2.7
Pengurutan buah dada berputar dari tengah ke samping kemudian ke bawah
Gambar 2.8
Pengurutan buah dada dari pangkal ke puting.
Setelah selesai pengurutan, payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara
bergantian selama ± 5 menit (air hangat dahulu kemudian air dingin). Kemudian
6. Manfaat
Senam payudara
Manfaat senam payudara adalah menjaga otot dada sebagai penyangga, agar tetap
kencang, juga untuk mencegah payudara turun atau kendur sebelum waktunya.
Manfaat aerobik, seperti berjalan, joging atau naik sepeda dapat membantu
berenang, dan latihan aerobik yang menggunakan alat – alat pemberat tangan serta
beberapa gerakan yoga. Senam ringan ini tidak menjamin perubahan bentuk dan
ukuran payudara. Namun dengan melakukan senam tersebut otot – otot dada akan
menguat dan tampilan payudara akan lebih padat dan indah. Langkah – langkah
4) Lengan bawah saling menggenggam. Cengkeram lengan bawah tangan dengan
telapak tangan kiri, dan lengan bawah kiri dengan telapak tangan kanan, dengan
gerakan tersebut 10 x
6) Pertemukan jari – jari kedua tangan anda di bawah dagu dan tekuk keduanya
dengan posisi saling mengunci, kemudian tariklah. Tahan selama 5 detik ulangi
gerakan ini 10 x.
1) Usap payudara, dimulai dengan payudara kanan, dengan gerakan ke atas,
2) Dengan sapuan telapak tangan, bentuk payudara agar menjulang dengan cara
mengusap – usap dari segala arah menuju ketengah (puting susu), kumpulkan
(http://www.lusa.web.id/perawatan-payudara/).
Menurut varney (1997), proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya
kebidanan. Selain itu, diperlukan pula kemampuan kolaborasi atau kerjasama. Hal
berikut :
Semua data dikumpulkan dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi
pasien
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas
3) Agama
4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana
132).
6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingat social ekonominya, karena ini
7) Alamat
2008; h. 132).
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas
Memberikan ASI pada bayi kita merupakan suatu “kewajiban”. ASI memang
sangat penting untuk bayi kita, mengingat ASI kaya akan zat-zat gizi seimbang,
lengkap dan juga mengandung zat untuk kekebalan / imunitas tubuh bayi. Untuk
itu, jika kita ingin mempunyai anak yang sehat, cerdas, kuat, dan lincah, maka
memberikan ASI merupakan kewajiban bagi kita para ibu, tapi tentunya para
bapak juga harus perhatian dan memberikan dukungan bagi sang istri untuk bisa
memberikan ASI kepada sang buah hati. Akan tetapi, karena berbagai hal si ibu
tidak bisa memberikan ASI langsung kepada si bayi, mungkin karena bekerja.
Banyak sekali para ibu yang lantas memberikan susu formula kepada anaknya
dengan alasan kepraktisan. Padahal dengan ASI, anak sehat, ibupun hemat (Nanny
Cairan pertama yang diperoleh bayi pada ibunya adalah kolostrum, yang
mengandung campuran kaya akan protein, mineral, dan antibodi daripada ASI
yang telah matang. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke-3 atau hari ke-4 (Nanny
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit
akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya
keluarga terhadap gagguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada
karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan
2008; h. 133).
5) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati, 2008; h. 134).
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan
menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami
h. 136).
a) Nutrisi
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan
protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan
produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.
1) Kebutuhan kalori ibu rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6
bulan pertama dan 510 kal/hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah
susu normal. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui.
seimbang, porsinya cukup, dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak,
menyusui jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Protein
diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel yang rusak atau mati.
3) Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per hari dalam bentuk air putih, susu,
dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Mineral, air, dan
vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur
b) Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post partum, apabila setelah 8
jam post partum ibu belum dapat berkemih maka ibu hendaknya dilakukan
kateterisasi. Untuk pola buang air besar, setelah 2 hari ibu diharapkan sudah dapat
buang air besar, jika pada hari ke 3 ibu belum dapat buang air besar maka ibu
menyebabkan usus menjadi kosong. Supaya buang air besar kembali teratur dapat
diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang
Usus besar cenderung seret/ tidak lancar setelah melahirkan karena masih adanya
efek progesterone yang tertinggal dan penurunan tonus otot abdomen (Maryunani,
2009; h. 20).
c) Istirahat
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan terasa lebih lelah bila
partus berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu
merasa anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur,
alasan lainnya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah,
ibu harus bangun malam untuk meneteki, atau mengganti popok yang sebelumnya
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, untuk mencegah kelelahan yang
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga
e) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji
ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri, apakah
Dinding vagina kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan,
maka aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada
waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena istirahat dan tidur yang
postpartum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai >38°C
nifas adalah mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan. Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-
melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat
60).
1) Payudara
Menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah
Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna
kulitnya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya
belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari
kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis,
sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi
a) Simetris/ tidak
Uterus normal :
b) Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas segera
Abnormal :
a) Lembek
c) Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air
Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil
setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
Involusi uterus
Lokia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi/
alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal. Lokia rubra muncul pada hari 1 sampai hari
b) Normal :
3. Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil)
4. Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu mengganti pembalut
c) Abnormal :
d) Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomy /robekan, hecting
1. Varices
2. Oedema
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, anak hidup,
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang
2. Masalah
2008; h. 100).
penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lainya sesuai dengan kondisi
klien, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli perawat klinis (Soepardan,
2008; h. 100).
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat
dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan
dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperhatikan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efesien dan
aman. Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainya (Soepardan, 2008; h.
102).
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi)
e. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh
f. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran
b. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai
c. Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga
3. Istirahat
a. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah
b. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan
menyebabkan perdarahan
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Akan terasa lebih lelah bila
partus berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu
merasa anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur,
alasan lainnya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah,
ibu harus bangun malam untuk meneteki, atau mengganti popok yang sebelumnya
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, untuk mencegah kelelahan yang
4. Gizi
a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu
harus mengkonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (nanny dan sunarsih, 2011;
h. 71).
b. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan. Secara fisik aman
untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri (nanny dan sunarsih,
2011; h. 77).
7. Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati
G. Evaluasi
sebagai bagian dari proses yang dilakukan. Secara terus menerus untuk
2) Kewenangan:
d) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas Fasilitasi/ bimbingan inisiasi
menyusui dini (IMD) dan promosi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
e) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
2) Kewenangan
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
b) perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali
pusat
c) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
f) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
kewenangan:
keluarga berencana
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak,
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
lainnya
terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/ desa) yang belum ada