Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. S


DENGAN IBU HAMIL DI RT 04/ RW 02 DESA LIMPAKUWUS
KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

Oleh:
RIKI RIJALUDIN
I4B015017

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2016
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga. Salah satu tugas kesehatan keluarga adalah
mengenal masalah kesehatan (Friedman, 2003 dalam Supartjo, 2003).
Masalah kesehatan yang muncul pada keluarga yang memiliki ibu hamil ialah
mengenai pemantauan antenatal care dan persiapan melahirkan. Di beberapa negara,
khususnya negara berkembang dan negara belum berkembang, para ibu masih memiliki
resiko tinggi ketika melahirkan. Seperti di Indonesia, rasio kematian ibu diperkirakan
sekitar 228 per 100.000 kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200 selama dekade terakhir,
meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Hal
ini bertentangan dengan negara-negara miskin di sekitar Indonesia yang menunjukkan
peningkatan lebih besar pada peningkatan kesehatan ibu (UNICEF Indonesaia, 2012).
Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, angka kematian ibu di Indonesia mengalami penurunan dari 390 kematian per
100.000 kelahiran tahun 1991 menjadi 228 kematian per 100.000 kelahiran tahun 2007.
Kematian ibu tersebut erat kaitannya dengan karakteristik ibu yang meliputi umur,
pendidikan, paritas dan perilaku yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu
selama hamil (Depkes, 2013).
WHO mengembangkan konsep melalui empat pilar safe motherhood yaitu
keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman serta pelayanan
obstetri dasar. Tujuan upaya ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil, bersalin dan nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan
kematian bayi baru lahir (Depkes, 2013).
Untuk mencapai tujuan tersebut peningkatan pelaksanaan kebijakan program
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
dengan ketentuan : satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan
dua kali pada triwulan ketiga. Dengan pelayanan atau asuhan standar minimal 7 T :
1).Timbang berat badan dan Tinggi Badan, 2).Ukur tekanan darah. 3). Ukur tinggi
fundus uteri, 4). Tetanus Toxoid, 5). Pemberian tablet besi, 6). Test laboratorium
sederhana dan 7). Temu wicara (Dwicaksono dan Setiawan, 2013; Kementerian
Kesehatan, 2012).
Berkaitan dengan asuhan poin ke tujuh maka sangat perlu diadakannya kegiatan
khusus bagi ibu hamil. Salah satu kegiatan sederhana yang dapat meningkatkan
kesehatan ibu hamil adalah dengan pendampingan ibu selama kehamilannya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau dan mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil. Bahwa setiap
kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, maka sebab
itu ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilan.
Analisis Situasi
1. Klien merupakan seorang ibu rumah tangga bernama Ny. N (22 tahun) yang hamil
dengan usia kandungan 33 Mg. Hasil pemeriksaan menunjukan HPHT 05-09-2015,
HPL 12-06-2016, BB sebelum hamil 62 kg, BB hamil: 67 kg, TB: 156 cm, TD 110/70
mmHg, HB 11,8. Saat ini di dalam keluarga klien tidak ada yang sedang sakit. Saat
dilakukan pengkajian klien tidak ada keluahan selain itu klien mengatakan bahwa
belum terlalu memahami tentang ASI Esklusif, teknik menyusui yang benar, dan
kurang mengetahui mengenai tanda bahaya kehamilan dan komplikasi persalinan.
a. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Cara yang dilakukan untuk pemberian ASI Esklusif, teknik menyusui yang benar, dan
tanda bahaya kehamilan dan komplikasi persalinan
b. Masalah keperawatan
Defisit kurang pengetahuan tentang bahaya kehamilan, dan kesiapan ibu menyusui

2. Proses Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan
1. Defisit pengetahuan mengenai bahaya kehamilan (00126)
2. Kesiapan ibu menyusui (00106)
b. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Ny. N mampu memahami tentang pemberian
ASI Esklusif, teknik menyusui yang benar, dan tanda bahaya kehamilan dan komplikasi
persalinan
c. Tujuan khusus
1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami tentang
ASI Esklusif
2) Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami tentang
teknik menyusui yang benar
3) Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keluarga Ny. N mampu memahami tentang
bahaya dan komplikasi kehamilan
4) Evaluasi: keluarga Ny. N mampu menjelaskan kembali tentang ASI Esklusif, teknik
menyusui yang benar, dan tanda bahaya kehamilan

3. Implementasi Keperawatan
a. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
b. Media dan Alat
Leaflet, lembar balik, alat peraga,
c. Waktu dan Tempat
a) Waktu : 13 Mei 2016
Tampat : Rumah Tn. S
b) Waktu : 17 Mei 2016
Tampat : Rumah Tn. S
c) Waktu : 21 Mei 2016
Tampat : Rumah Tn. S

4. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media
3) Kontrak waktu dengan sasaran
4) Menyiapkan tempat
5) Menyiapkan pertanyaan
b. Evaluasi proses
1) Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penkes berlangsung.
2) Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti.
3) Sasaran memberi jawaban atas pertanyan pemberi materi.
4) Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penkes berlangsung.
5) Tanya jawab berjalan dengan baik.
c. Evaluasi hasil
1) Penkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan 80 % lebih
dengan benar.
2) Penkes dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50 – 80% dengan benar.
3) Penkes dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila sasaran hanya mampu
menjawab kuran dari 50 % dengan benar.
Referensi

Depkes. (2013). Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan; Pedoman
bagi tenaga kesehatan. Jakarta: Depkes

Dwicaksono, A., & Setiawan, D. (2013). Monitoring kebijakan dan anggaran komitmen
pemerintah indonesia dalam kesehatan ibu. Bandung: Inisiatif

Kementerian Kesehatan. (2012). Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
UNICEF Indonesaia. (2012). Ringkasan kajian kesehatan ibu dan anak. Jakarta: UNICEF
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai