Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sri Suarni

N I M : 152221060
PRODI S1 KEBIDANAN
TRANSFER KARYAWAN KELAS
B

1. Judul :
“Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Teknik Meneran Pada Ibu
Inpartu Kala I RSUD Palagimata Kota Baubau”
2. Populasi : Ibu inpartu kala I di RSUD Palagimata Kota Baubau tahun 2018.
3. Sampel : Sampel dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi
sebanyak 36 orang dimana sampel diambil dengan teknik purposive
sampling
4. Variabel
 Variabel Terikat : Komunikasi Terapeutik dengan teknik meneran
 Variabel Bebas : Umur, suku, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan,
paritas, komunikasi tereupatik responden, teknik meneran

5. Kesimpulan :

Penelitian ini dilakukan pada 36 orang ibu inpartu kala I yang bersalin
spontan di RSUD Palagimata Kota Baubau pada bulan Mei-Juni tahun 2018.
Setelah diolah dan di bahas pada pembahasan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik dengan teknik
meneran pada ibu inpartu kala I di RSUD Palagimata Kota Baubau
135 | ISSN : 2656-9167

Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Teknik Meneran Pada Ibu Inpartu


Kala I RSUD Palagimata Kota Baubau
Nurjannah Supardi1, Rahayu Eryanti K2, Nurfaizah Alza3, Rina Inda Sari4
1,2,3
S1 Kebidanan, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
4
DIV Bidan Pendidik, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky
Email: nurjannahsupardi90@gmail.com

ABSTRAK

Masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian
ibu atau bayi. Masalah kesiapan ibu bersalin dan tenaga kesehatan merupakan masalah yang mendasar. Dapat
diketahui masih banyak bidan yang belum memberikan bimbingan meneran yang benar sejak ANC (Antenatal care)
hingga inpartu sekitar 45-60%. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi
interpersonal.Teknik meneran merupakan upaya dalam memperlancar dan mempercepat proses persalinan, sehingga
keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinyahubungan komunikasi
terapeutik dengan teknik meneran pada ibu inpartu kala I di RSUD Palagimata Kota Baubau tahun 2018. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Mei-Juni tahun 2018, dan penelitian ini bersifat survei analitikdengan menggunakan
rancangan Cross sectional Studydengan jumlah populasi 130 orang, sampel dalam penelitian sebanyak 36orang
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dan teknik pengumpulan data dengan cara
mengobservasi langsung ibu Inpartu kala I. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai P- Value = 0.003<ɑ = 0,05. Maka
p< ɑ yang berarti hipotesisnya Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan
komunikasi terapeutik dengan teknik meneran pada ibu inpartu kala I di RSUD Palagimata Kota Baubau tahun
2018. Dari hasil penelitian ini di harapkan bagi bidan setempat untuk terus memperbaiki kualitas dalam
berkomunikasi, memberikan pengetahuan tentang teknik meneran yang benar dan meningkatkan penerapan
komunikasi terapeutik dalam melaksanakan pelayanan kebidanan khususnya di ruang bersalin. Agar terjalin suatu
hubungan kerjasama yang baik antara bidan dan klien, mempermudah klien dalam menerapkan teknik meneran yang
benar. Sehingga dapat menciptakan persalinan yang berjalan dengan lancar serta meningkatkan pula kualitas dalam
pelayanan di ruang bersalin.

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Teknik Meneran ibu inpartu kala I

ABSTRACT

Health problems that Indonesian nation still have is high mortality rate of mother or baby. maternity
readiness issues and health personnel are fundamental issues. It can be seen there are still many midwives who have
not provided correct mentoring guidance since antenatal care up to inpartu around 45-60%. Therapeutic
communication is a consciously planned communication, aimed and focused on the patients’ healing. Therapeutic
communication leads to the form of interpersonal communication. Casting technique is an effort in accelerating and
accelerate the process of delivery, so that the safety of mother and baby is more secure. This research aimed to find
the correlation of therapeutic communication with the technique of casting on the inpartu mother of phase I in
palagimata regional Publich Hospital of Baubau in 2018. This research was conducted on May-June in 2018, and
this research was analytic survey by using cross sectional study design with 130 populations. The samples in this
research were 36 people, sampling technique used purposive sampling and data collection by observing directly
inpartu mother of phase I. The result of statistic test got the P- value = 0.003 < a = 0,05. So P< a It meant Ha the
hypothesis was accepted and Ho rejected. From the result of this research showed that there was the correlation of
therapeutic communication with the technique of casting on the inpartu mother of phase I at palagimata regional
Publich Hospital of Baubau in 2018. The result of this research expected to midwives to improve quality in
communicating, provide knowledge about good casting techniques and improve the application of therapeutic
communication in performing midwifery services, especially in the delivery room. in order to establish a good

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


136 | ISSN : 2656-9167

relationship between midwives and clients, facilitate the client in applying the correct casting technique. so as to
create a smooth delivery and also improve the quality of services in the delivery room.

Keywords: Therapeutic Communication, Technique of Casting on the Inpartu Mother of Phase I

PENDAHULUAN meneran yang benar sejak ANC (Antenatal


Persalinan dan kelahiran normal care) hingga inpartu sekitar 45-60%. Dilihat
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi dari manfaatnya, meneran secara benar
pada kehamilan cukup bulan (37- 42 sangat penting dalam kelancaran proses
minggu), lahir spontan dengan presentasi persalinan kala II. Jika semua ibu bersalin
belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu menyadari pentingnya bimbingan meneran
maupun janin (Sukarmi et al., 2013). yang benar, maka kasus ketidaklancaran
Indonesia mempunyai target persalinan kala II dapat menurun
pencapaian kesehatan Sustainable (Supriatmaja, 2015).
Development Goals (SDGs) sehingga Kala I adalah waktu di mulainya
tercapai pembangunan masyarakat. SDGs persalinan, keadaan ini dimulai sejak
merupakan program yang kegiatannya terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan
meneruskan agenda-agenda Milenium serviks hingga mencapai pembukaan
Development Goals (MDGs) yang dimulai lengkap (10 cm). Kala I disebut juga kala
pada tahun 2016 - 2030 sekaligus pembukaan (Marni, 2016). Secara klinis
menindaklanjuti program yang belum partus dimulai bila timbul his dan wanita
selesai. MDGs dalam bidang kesehatan yang tersebut mengeluarkan lendir yang
menjadi sorotan diantaranya adalah tingkat bercampur darah (bloody show). Lendir
kematian ibu. MDGs berakhir pada tahun yang bercampur darah ini berasal dari lendir
2015 dan digantikan oleh SDGs. Dalam kanalis servikalis karena serviks mulai
agenda SDGs yang telah disepakati adanya membuka atau mendatar. Sedangkan
17 tujuan dan 169 target yang harus tercapai darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh
pada tahun 2030. Target penurunan AKI kapiler yang berada di sekitar kanalis
masuk dalam tujuan ke tiga, yakni pada servikalis itu pecah karena pergeseran-
tahun 2030 target global SDGs adalah pergeseran ketika serviks membuka (Ilmiah,
menurunkan angka kematian ibu sebesar 70 2015).
kematian per 100.000 kelahiran hidup pada Hasil penelitian terdahulu yang telah
tahun 2030. dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di
Masalah kesehatan yang dihadapi Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran Barat
bangsa Indonesia sekarang ini adalah masih sebagian besar ibu masih memiliki
tingginya angka kematian ibu atau bayi. pengetahuan kurang tentang teknik meneran
Masalah kesiapan ibu bersalin dan tenaga yang benar saat persalinan dengan
kesehatan merupakan masalah yang presentase (22.2%) sehingga diharapkan
mendasar. Dapat diketahui masih banyak bidan dan petugas kesehatan lebih
bidan yang belum memberikan bimbingan meningkatkan perannya dalam memberikan

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


137 | ISSN : 2656-9167

informasi tentang teknik meneran yang pendekatan cross sectional Study yaitu
benar saat ibu melakukan Antenatal care dan untuk melihat adakah hubungan
dalam inpartu (Mulyani, 2014). komunikasi terapeutik dengan teknik
Pada dasarnya memimpin persalinan meneran pada ibu inpartu kala I di
adalah suatu seni. Selain harus memiliki RSUD Palagimata Kota Baubau tahun
berbagai pengetahuan bidan juga harus 2018.
mempunyai keterampilan salah satunya B. Teknik Pengumpulan Data
adalah keterampilan dalam berkomunikasi. Untuk memperoleh data dalam
Komunikasi merupaan cara yang paling penelitian ini penulis menggunakan data
efektif untuk mengirimkan dan menerima primer. Data primer adalah data yang
pesan, karena pasien akan menganggap diperoleh langsung dari subjek
bahwa dirinya di hargai dan dicintai. penelitian dengan menggunakan alat
Terlebih pada tahap awal persalinan yang pengukuran atau alat pengambil data,
merupakan waktu yang sulit bagi seorang langsung pada subjek sebagai sumber
calon ibu. Komunikasi pada ibu bersalin di informasi yang dicari (Saryono &
fokuskan pada teknik-teknik bersalin seperti Anggraeni, Mekar, 2013). Data primer
teknik meneran atau mengatur pernafasan diperoleh dari hasil wawancara dan
dan lain-lain. Untuk membuahkan menilai hasil temuan pada ibu inpartu
keberhasilan dalam pelayanan, seorang kala I dengan menggunakan lembar
bidan (pemberi pesan) harus mampu observasi
memberikan informasi pada saat ibu bersalin
agar ibu mudah tanggap dan mampu HASIL PENELITIAN
mempraktikan dengan benar. Karena tiap
ibu bersalin memiliki berbagai karakter yang A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
berbeda dalam menghadapi persalinan. 1. Letak Geografis
Dukungan yang terus menerus dan Rumah Sakit Umum Daerah
penatalaksanaannya yang terampil dari (RSUD) Palagimata Kota Baubau
bidan dapat menyumbangkan suatu secara geografis terletak
pengalaman melahirkan yang di Kecamatan Murhum bagian
menyenangkan dengan hasil persalinan yang utara diantara 5º47’-5º48’ Lintang
sehat dan memuaskan. Selatan dan 122º59’-122º60’ Bujur
Timur, berlokasi di Jalan Drs. H. La
METODE PENELITIAN ode Manarfa No.20 Kelurahan
Baadia, Kecamatan Murhum,
A. Jenis Penelitian Kota Baubau, dengan luas tanah 6000
Jenis penelitian yang m² dan luas bangunan 2071,10 m².
digunakan adalah penelitian survei Dengan lokasi yang sangat strategis
analitik dengan menggunakan dan dikelilingi oleh pusat-pusat

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


138 | ISSN : 2656-9167

pertumbuhan ekonomi, sosial dan Terapeutik Dengan Teknik Meneran


budaya sehingga sangat potensial Pada Ibu Inpartu Kala I di RSUD
untuk pengembangan di masa Palagimata Kota Baubau tahun 2018”.
mendatang. Penelitian ini menggunakan data primer
dengan mengobservasi langsung pada
B. Hasil Penelitian responden. Sampel dalam penelitian ini
Penelitian ini dilakukan di yang memenuhi kriteria inklusi
RSUD Palagimata Kota Baubau pada sebanyak 36 orang dimana sampel
bulan Mei-Juni tahun 2018 dengan diambil dengan teknik purposive
judul “Hubungan Komunikasi sampling dengan hasil sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1 <20 tahun 3 8.3
2 20-35 tahun 28 77.8
3 >35 tahun 5 13.9
Total 36 100
Sumber: Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 20-
35 tahun yaitu sebanyak 28 orang (77.8%) dan sebagian kecil responden berumur <20
tahun yaitu sebanyak 3 orang (8.3%).

b. Suku Responden
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku
No Suku Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Buton 34 94.4
2 Jawa 1 2.8
3 Bugis 1 2.8
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden bersuku
buton yaitu sebanyak 34 orang (94.4%) dan sebagian kecil responden bersuku jawa dan
bugis yaitu sebanyak 1 orang (2.8%)

c. Agama Responden
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


139 | ISSN : 2656-9167

No Agama Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Islam 34 94.4
2 Kristen 0 0
3 Katolik 0 0
4 Hindu 2 5.6
5 Budha 0 0
S Total 36 100
Sumber: Data Primer,2018

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden beragama


islam yaitu sebanyak 34 orang (94.4%) dan sebagian kecil responden beragama hindu
yaitu sebanyak 2 orang (5.6%).

d. Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Tidak sekolah 1 2.8
2 SD 1 2.8
3 SMP 0 0
4 SMA 26 72.2
5 Perguruan Tinggi 8 22.2
Total 36 100
Sumber: Data Primer,2018
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir
responden adalah SMA yaitu sebanyak 26 orang (72.2%) dan sebagian kecil pendidikan
terakhir responden adalah Tidak sekolah dan SD yaitu sebanyak 1 orang (2.8%).

e. Pekerjaan Responden
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


1 IRT 31 86.1

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


140 | ISSN : 2656-9167

2 Wiraswasta 1 2.8
3 Tenaga honorer 2 5.6
4 PNS 2 5.6
Total 36 100

Sumber: Data Primer,2018


Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar pekerjaan
responden adalah IRT yaitu sebanyak 31 orang (86.1%) dan sebagian kecil pekerjaan
responden adalah wiraswasta yaitu sebanyak 1 orang (2.8%)

f. Paritas Responden
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas
No Paritas Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Primigravida 10 27.8
2 Multigravida 16 44.4
3 Grandemultipara 10 27.8
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar paritas responden
adalah Multigravida yaitu sebanyak 16 orang (44.4%) dan sebagian kecil paritas
responden adalah primigravida dan grandemultipara yaitu sebanyak 10 orang (27.8%)
g. Komunikasi Terapeutik Responden

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Komunikasi Terapeutik Responden
No Komunikasi Frekuensi (f) Persentase (%)
Terapeutik
1 Sesuai 20 55.6
2 Tidak Sesuai 16 44.4
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa responden yang sesuai mendapatkan
komunikasi terapeutik sebanyak 20 orang (55.6%) sedangkan yang tidak sesuai
mendapatkan komunikasi terapeutik sebanyak 16 orang (44.4%).

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


141 | ISSN : 2656-9167

h. Teknik Meneran Responden

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Teknik Meneran Responden
No Teknik Meneran Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Benar 24 66.7
2 Tidak benar 12 33.3
Total 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa responden yang melakukan teknik meneran
dengan benar sebanyak 24 orang (66.7%) sedangkan teknik meneran yang tidak benar
sebanyak 12 orang (33.3%).
i. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Teknik Meneran Pada Ibu
Inpartu Kala I Di RSUD Palagimata Kota Baubau

Tabel 4.9
Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Teknik Meneran
Pada Ibu Inpartu Kala I Di RSUD Palagimata Kota Baubau
Komunikasi Teknik Meneran Jumlah Uji Statistik
Terapeutik Benar Tidak
Benar
N % N % N %
Sesuai 18 90.0 2 10.0 20 100 P value
= 0.003
Tidak Sesuai 6 37.5 10 62.5 16 100
Total 24 66.7 12 33.3 36 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 benar, sedangkan dari 16 ibu yang
menunjukkan bahwa dari 20 ibu yang tidak sesuai mendapatkan komunikasi
sesuai mendapat komunikasi terapeutik terdapat 6 orang (37.5%)
terapeutik terdapat 18 orang (90.0%) yang melakukan teknik meneran
yang melakukan teknik meneran dengan benar dan 10 orang (62.5%)
dengan benar dan 2 orang (10.0%) yang melakukan teknik meneran tidak
yang melakukan teknik meneran tidak benar.

PEMBAHASAN meneran adalah mengadakan tekanan di


Komunikasi terapeutik adalah dalam tubuh bagian bawah untuk
komunikasi yang direncanakan secara mendorong bayi keluar. Bahaya teknik
sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk meneran yang salah diantaranya bisa
kesembuhan pasien. Sedangkan Teknik terjadi robekan jalan lahir, oedema pada

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


142 | ISSN : 2656-9167

vulva, pendarahan bahkan kehabisan menunjukan angka 1/5. Makin efesien


tenaga sebelum waktunya (Lailiyana et dorongan ibu, maka makin
al., 2015). memudahkan bayi keluar (Ilmiah,
Komunikasi merupakan salah 2015).
satu bentuk kewajiban penolong Berdasarkan tabel 4.9 distribusi
terhadap hak pasien untuk memperoleh hubungan komunikasi terapeutik
informasi objektif dan lengkap tentang dengan teknik meneran pada ibu inpartu
yang dialaminya. Komunikasi yang baik kala I di RSUD Palagimata Kota
sangat membantu terbinanya hubungan Baubau tahun 2018 menunjukan ada
antar manusia yang serasi diantaranya hubungan komunikasi terapeutik
pasien dan penolong, keserasian dengan teknik meneran pada ibu inpartu
hubungan sangat diperlukan dalam kala I.
memperoleh rasa saling percaya Menurut Supriatmaja, masalah
(Saifuddin, 2014). kesiapan ibu bersalin dan tenaga
Menurut suryani, komunikasi kesehatan merupakan masalah yang
terapeutik pada ibu melahirkan mendasar. Dapat diketahui masih
merupakan pemberian bantuan pada ibu banyak bidan yang belum memberikan
yang melahirkan dengan kegiatan bimbingan meneran yang benar sejak
bimbingan proses persalinan. ANC (Antenatal care) hingga inpartu
Komunikasi dilaksanakan oleh bidan sekitar 45-60%. Dilihat dari
dengan sikap sebagai orang tua yang manfaatnya, metode meneran secara
dewasa (Luthfia & Azizah, 2015). benar sangat penting dalam kelancaran
Komunikasi pada ibu bersalin proses persalinan kala II. Akibat dari
difokuskan pada teknik-teknik bersalin kurangnya pengetahuan ibu tentang
seperti teknik meneran atau mengatur teknik meneran yang benar, dapat
pernafasan dan lain-lain. Untuk berakibat pada persalinan ibu
membuahkan keberhasilan dalam diantaranya meneran sebelum waktunya
pelayanan, seorang bidan (pemberi (Sukarsi et al., 2014).
pesan) harus mampu memberikan Teori diatas sejalan dengan
informasi pada saat ibu bersalin agar ibu penelitian sebelumnya yang dilakukan
mudah tanggap dan mampu oleh Sri Sukarsi pada tahun 2014 di
mempraktikan dengan benar. Waktu BPS dan polindes Desa Kasengan
yang tepat bagi ibu untuk meneran kecamatan Manding Kabupaten
adalah sampai perineum teregang oleh Sumenep, bahwa sebagian besar
kepala anak dan ibu merasakan adanya pengetahuan ibu Primipara kurang
keinginan kuat untuk meneran. Kepala tentang teknik meneran yang benar pada
janin dikatakan sudah engage (masuk saat persalinan yaitu sebanyak 11
panggul) bila pada perabaan perlimaan responden (73.3%). Akibatnya bayi

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


143 | ISSN : 2656-9167

mengalami asfiksia, odema pada jalan tidak baik cara meneran maka semakin
lahir dan bila persalinan berlangsung besar pula kemungkinan terjadi ruptur
lama dapat menimbulkan komplikasi- perineum.
komplikasi, baik terhadap ibu maupun Selanjutnya terdapat pula teori
bayi sehingga dapat meningkatkan lain pada penelitian terdahulu yang
angka kematian ibu dan anak. dilakukan oleh Erien Luthfia dan Nur
Teori lain dalam penelitian Azizah tahun 2015, di RSUD
terdahulu yang dilakukan oleh Sri Kabupaten Bojonegoro, dari hasil
Mulyani pada bulan Maret tahun 2014 wawancara dengan bidan di ruang
di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran bersalin dan ibu yang melahirkan
Barat menyatakan bahwa sebagian besar diketahui bahwa saat persalinan ibu
ibu masih memiliki pengetahuan kurang sering mengalami kecemasan yang
tentang teknik meneran yang benar saat ditandai dengan tegang, bingung, sering
persalinan dengan presentase (22.2%) bertanya ke petugas tentang
sehingga diharapkan bidan dan petugas perkembangan kemajuan persalinan,
kesehatan lebih meningkatkan perannya perasaan tidak menentu, gelisah,
dalam memberikan informasi tentang gampang menangis dan sebagainya.
teknik meneran yang benar saat ibu Dari 4 orang ibu yang bersalin 2
melakukan Antenatal care dan dalam diantaranya menjelaskan kecemasannya
inpartu. dapat berkurang karena keluarga yang
Hal tersebut dapat dihindari mendampingi dan bidan memberikan
apabila ibu memahami atau mengerti penjelasan terhadap pertanyaan maupun
tentang teknik meneran yang benar. keluhan ibu, hanya saja kadang-kadang
Maka dari itu dibutuhkan suatu tindakan komunikasi yang terjadi oleh bidan
promotif seperti penyuluhan dan masih kurang dimengerti oleh ibu.
memberikan pendidikan kesehatan atau
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) PENUTUP
(Sukarsi et al., 2014).
Selanjutnya ada kesamaan pada A. Kesimpulan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Penelitian ini dilakukan pada 36
oleh Risma Dinawati Siagian tahun orang ibu inpartu kala I yang bersalin
2014, pada klinik Nurhalma Deli spontan di RSUD Palagimata Kota
Serdang, bahwa ibu bersalin yang tidak Baubau pada bulan Mei-Juni tahun
baik cara meneran mengalami ruptur 2018. Setelah diolah dan di bahas pada
perineum sebesar 79,3%. Mengacu pada pembahasan sebelumnya dapat ditarik
uji chi-square diperoleh probabilitas kesimpulan bahwa ada hubungan
0,000< α 0, 05 berarti Ho ditolak Ha komunikasi terapeutik dengan teknik
diterima, menunjukkan bahwa semakin meneran pada ibu inpartu kala I di

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


144 | ISSN : 2656-9167

RSUD Palagimata Kota Baubau tahun pelayanan kebidanan khususnya di


2018. ruang bersalin. Agar terjalin suatu
hubungan kerjasama yang baik
B. Saran antara bidan dan klien. Sehingga
Adapun saran - saran setelah melakukan dapat menciptakan persalinan yang
penelitian ini yaitu sebagai berikut: berjalan dengan lancar serta
1. Bagi Mahasiswi Kebidanan meningkatkan pula kualitas dalam
Diharapkan bagi mahasiswi pelayanan di ruang bersalin.
kebidanan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan, pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
serta bahan kajian tentang hubungan
komunikasi terapeutik dengan teknik Ilmiah, W. S. (2015). Buku Ajar Asuhan
meneran yang benar. Persalinan Normal. Nuha Medika.
2. Bagi Institusi Lailiyana, Laila, A., & Diyah, I. (2015).
Diharapkan bagi Institusi Pendidikan Buku Ajar Asuhan Kebidanan
hasil penelitian ini dapat menjadi Persalinan. EGC.
bahan referensi bagi perpustakaan, Luthfia, E., & Azizah, N. (2015). Hubungan
Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan
dapat menjadi bahan masukan Kecemasan Ibu Bersalin Di RSUD
mengenai komunikasi terapeutik Kelas B DR.R.Sosodoro Djatikoesoemo
dengan teknik meneran, serta Bojonegoro. STIKES Bodjonegoro.
digunakan sebagai bahan masukan Mulyani, S. (2014). Gambaran Pengetahuan
penelitian lainnya. Tentang Teknik Mengejan Yang Benar
3. Bagi Tempat Penelitian Saat Persalinan Pada Ibu Primigravida
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran
Diharapkan bagi tempat penelitian
Barat. STIKES Ngadi Waluyo.
untuk tetap lebih meningkatkan Saifuddin. (2014). Metode Penelitian.
pemberian komunikasi terapeutik Pustaka Pelajar.
dalam setiap pertolongan persalinan Saryono, & Anggraeni, Mekar, D. (2013).
dan petugas kesehatan tetap terus Metodologi Penelitian Kualitatif dan
berupaya untuk memberikan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
pengetahuan/informasi tentang Nuha Medika.
Sukarmi, Incesmi, & Margareth. (2013).
teknik meneran yang benar kepada
Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
klien. Nuha Medika.
4. Bagi Bidan Sukarsi, S., Susilowati, E., & Pratiwi, I. G.
Diharapkan bagi bidan setempat D. (2014). Gambaran Pengetahuan Ibu
untuk terus memperbaiki kualitas Primipara Tentang Teknik Mengejan
dalam berkomunikasi dan Yang Benar Pada Saat Persalinan.
meningkatkan penerapan komunikasi Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika,
78–81.
terapeutik dalam melaksanakan
Supriatmaja, A. (2015). Ketebalan Selaput

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021


145 | ISSN : 2656-9167

Ketuban dan Persalinan Preterm. E- 3(4).


Journal Obstetric and Gynecology,

Jurnal Antara Kebidanan Vol. 4 No. 3 Juli - September Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai