BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTUL YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh: Riska Rahmadani 1610104230
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II BANTULYOGYAKARTA
Riska Rahmadani, Fitria Siswi Utami
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta Email:rahmadani.riska77@yahoo.com Abstrak : Kehamilan dan kelahiran merupakan kejadian yang fisiologis dan normal dalam kehidupan. Namun, walaupun persalinan merupakan hal yang normal, potensi terjadinya patologi pada ibu maupun janin tetap ada.Salah satu upaya untuk mencegah keterlambatan penanganan adalah dengan adanya kesiapan persalinan.Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kesiapan persalinan di Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kolerasional, dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan diambil berdasarkan teknik purpsive sampling, yaitu sebanyak 40 orang ibu hamil trimester III.Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner.Data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur(p value=0,006),paritas (p value =0,015), pekerjaan (p value =0,026), dan dukungan sosial (p value =0,026)dengan kesiapan persalinan. Namun tidak ada hubungan antara pendidikan (p value =0,569) dan pendapatan dengan kesiapan persalinan (p value =0,616).Ada hubungan yang bermakna antara umur, paritas, pekerjaan, dan dukungan sosial dengan kesiapan persalinan.Oleh karena itu ibu hamil diharapkan dapat mengupayakan segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapan menghadapi persalinan, sehingga dalam menghadapi persalinan ibu memiliki kesiapan yang baik.
Kata kunci: kesiapan persalinan, kehamilan
Abstract : Pregnancyand childbirth are normal and physiological periods in life.
However, though childbirth is a normal thing, the potential of pathological occurence for mother or womb is still possible. One of the ways to prevent the delayed treatment for handling that is the readiness in facing childbirth.The study aims to reveal the factors that are related with the readiness in facing childbirth at Banguntapan II primary health centre of Bantul Yogyakartain 2017. The study was correlational descriptive method with cross sectional approach.Sample used in this research wastaken based on purposive sampling technique. There were 40 pregnant women who were in the third trimester of the pregnancy. The data were collected through instrument which is questionnaire. The data were analyzed with chi squaretest.The result of the study showed that there was correlation between age (p value=0,006),parity (p value =0,015), job (p value =0,026), and social support (p value =0,026)and readiness in facing childbirth. However, there is no correlation between education(p value =0,569) and income and readiness in facing childbirth (p value =0,616).There is significant relation between age, parity, job, and social support with the readiness in facing childbirth. Thus, pregnant mother is expected to prepare anything related with the preparation in facing childbirth. So, in facing childbirth, mother has a good preaparation.
Keywords : readiness in facing labor, pregnancy
PENDAHULUAN 5.007.191 orang dan khusus DI Persalinan adalah proses alamiah Yogyakarta memiliki capaian tertinggi yang dialami perempuan, yang cakupan persalinan sebesar 99,95 % merupakan pengeluaran hasil konsepsi sekitar 43.475 orang. Kebijakan yang telah mampu hidup di luar kementerian kesehatan dalam dekade kandungan melalui beberapa proses terakhir menekankan agar setiap seperti adanya penipisan dan pembukaan persalinan ditolong oleh tenaga serviks, serta adanya kontraksi yang kesehatan dalam rangka menurunkan berlangsung dalam waktu tertentu tanpa kematian ibu dan kematian bayi. Namun adanya penyulit (Rohani, 2013). demikian, meskipun persalinan ditolong Persalinan dan kelahiran oleh tenaga kesehatan tetapi tidak merupakan kejadian fisiologi yang dilaksanakan di fasilitas pelayanan normal dalam kehidupan.Kelahiran kesehatan, dianggap menjadi salah satu seorang bayi juga merupakan peristiwa penyebab masih tingginya angka sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu kematian ibu. Oleh karena itu mulai adalah melahirkan bayinya, sedangkan tahun 2015, penekanan persalinan yang peranan keluarga adalah memberikan aman adalah persalinan ditolong tenaga bantuan dan dukungan pada ibu ketika kesehatan di fasilitas pelayanan terjadi proses persalinan. Dalam hal ini kesehatan (Kemenkes RI, 2015). peranan petugas kesehatan tidak kalah Komplikasi kebidanan adalah penting dalam memberikan bantuan dan kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, dukungan dengan aman dan baik bagi ibu nifas, dan janin dalam kandungan, ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan baik langsung maupun tidak langsung, sehingga angka kematian dapat dihindari termasuk penyakit menular dan tidak (Sumarah, 2008). menular yang dapat mengancam jiwa ibu Sebagian besar masyarakat dan janin. Komplikasi pada proses menganggap kehamilan berkembang persalinan juga merupakan salah satu dengan normal dan menghasilkan penyebab kematian ibu dan kematian kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui bayi. Dampak dari masalah komplikasi jalan lahir, namun kadang-kadang tidak pada ibu bersalin yaitu perdarahan, sesuai dengan yang diharapkan. Sulit hipertensi dalam kehamilan (HDK), diketahui sebelumya bahwa kehamilan infeksi, partus lama/macet, dan abortus akan jadi masalah. Sistem penilaianrisiko (Kemenkes RI, 2015). tidak dapat memprediksi apakah ibu Salah satu upaya untuk mencegah hamil akan bermasalah selama keterlambatan penanganan adalah kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan dengan adanya kesiapan antenatal merupakan cara penting untuk persalinan.Adanya kesiapan persalinan memonitor dan mendukung kesehatan dapat dilakukan dengan mempersiapkan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu rencana kelahiran dan mempersiapkan dengan komplikasi-komplikasi pada rencana jika terjadi komplikasi pada kehamilan (Saifuddin, 2009). persalinan ibu.Mempersiapkan rencana Persentase pertolongan persalinan kelahiran adalah rencana yang dibuat oleh tenaga kesehatan di Indonesia oleh ibu, bapak dan petugas pelayanan menunjukkan kecenderungan kesehatan untuk mengidentifikasi peningkatan dari tahun 2005 sampai penolong dan tempat bersalin, serta dengan tahun 2015. namun demikian, perencanaan tabungan untuk terdapat penurunan cakupan persalinan mempersiapkan biaya persalinan. dari 90,88% pada tahun 2013 menjadi Kemudian keluarga juga perlu 88,55% pada tahun 2015 sekitar mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi pada persalinan ibu, seperti mengidentifikasi tempat rujukan dan minimal di 150 RS (PONEK) dan 300 transportasi untuk mencapai tempat Puskesmas/Balkesmas (PONED). Selain tersebut, mempersiapkan donor darah, itu, pemerintah bersama masyarakat juga mengadakan persiapan finansial serta bertanggung jawab untuk menjamin mengidentifikasi pembuat keputusan setiap ibu memiliki akses terhadap pertama dan pembuat keputusan kedua pelayanan kesehatan ibu yang jika pembuat keputusan pertama tidak berkualitas, mulai dari saat hamil, ada di tempat (Pantiawati dan Saryono, pertolongan persalinan oleh tenaga 2010; Saifuddin, 2009). kesehatan terlatih, perawatan pasca Peran bidan sebagai tenaga persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan kesehatan dijelaskan dalam khusus dan rujukan jika terjadi PERMENKES RI No.47 tahun 2016 komplikasi, memperoleh cuti hamil dan pasal 3 dan 4 bahwa bidan berwenang melahirkan serta akses terhadap keluarga memberikan pelayanan kesehatan berencana (Kemenkes RI, 2015). perseorangan dan pelayanan kesehatan Berdasarkandata studi masyarakat khususnya kesehatan ibu dan pendahuluan yang telah dilakukan di anak. BPM sudah diakui sebagai fasilitas Puskesmas Banguntapan II pada tanggal pelayanan kesehatan. 13 desember 2016, bidan dari Puskesmas Menurut SDKI (Survey Banguntapan II mengatakan pada tahun Demografi Kesehatan Indonesia) AKI di 2015 jumlah cakupan K4 sekitar 364 ibu Indonesia meningkat mencapai 359 per hamil trimester III paling terendah dari 100.000 kelahiran hidup tahun 2012. Puskesmas lainya yang di Wilayah Padahal jika di bandingkan dengan Kabupaten Bantul, dan persalinan yang survey 5 tahun yang lalu pada tahun ditolong tenaga kesehatan sekitar 421 2007 AKI di Indonesia hanya sebesar orang masih termaksuk yang terendah , 228 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah bidan nya sebanyak 12 (Kemenkes RI, 2015). Angka kematian orang. Dengan adanya pelayanan asuhan ibu pada tahun 2015 di DI Yogyakarta kebidanan dengan mendorong ibu hamil khususnya Kabupaten Bantul sebanyak untuk mengikuti kelas ibu hamil yang 11 kasus sebesar 87,5/100.000. diharapkan ibu hamil mendapat Komplikasi yang terjadi pada tahun 2015 informasi mengenai kehamilannya. adalah pre eklampsia berat (PEB) Selain itu untuk mendukung kesiapan sebanyak 36% (4 kasus), pendarahan persalinan yang aman Puskesmas sebesar 36% (4 kasus), TB paru 18% (2 Banguntapan II mempunyai fasilitas kasus), dan emboli air ketuban 9% (1 Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi kasus) ( Profil Kesehatan Kab. Bantul, Dasar (PONED) yang tersedia selama 24 2016).( Profil Kesehatan Kab. Bantul, jam. 2016). Berdasarkan hasil wawancara di Upaya penurunan angka kematian dapatkan tiga orang ibu hamil trimester ibu dan angka kematian bayi melalui III yang kesiapan persalinannya program EMAS (Expanding Maternal berbeda-beda.Ibu yang memiliki umur and Neonatal Survival). Program EMAS kurang dari 20 tahun dengan kehamilan ini merupakan program hasil kerja sama yang pertama belum memiliki persiapan antara pemerintah indonesia dengan secara fisik, psikologis, finansial dan lembaga donor USAID, yang bertujuan kesiapan budaya dalam menghadapi untuk menurunkan AKI dan AKB di persalinannya nanti. Ibu mengatakan Indonesia sebesar 25 %. Dilakukan bahwa dia belum mempunyai dengan cara meningkatkan kualitas pengalaman, dan belum paham tentang pelayanan emergensi obstetri dan bayi apa saja yang disiapkan dalam baru lahir persalinan, belum tahu pasti rencana HASIL DAN PEMBAHASAN melahirkan akan ditolong oleh tenaga Tabel 1.Distribusi FrekuensiResponden kesehatan di Puskesmas atau di RS. Ibu Berdasarkan Karakteristikdi umur 28 tahun dengan kehamilan anak Puskesmas Banguntapan II Bantul ke tiga lebih tahu dan paham tentang Yogyakarta kesiapan yang diperlukan dalam No Karakteristik Frekuensi Presentase persalinannya nanti, sudah siap secara % fisik, psikologis, finansial dan kesiapan 1 Umur budaya, serta sudah merencanakan Tidak beresiko 32 80 persalinannya dimana dan ditolong oleh (20-35 tahun) Beresiko (<20 8 20 tenaga kesehatan. Ibu umur 35 tahun atau >35 tahun) dengan hamil anak pertama belum ada 2 Paritas Kesiapan dalam menghadapi Primipara2357,5 persalinan karena belum ada Multipara 17 42,5 pengalaman.Meskipun begitu ketiga ibu 3 Pendidikan Perguruan Tinggi 9 22,5 hamil tersebut mendapat dukungan baik Menengah 20 50,0 dari suami maupun Pendidikan Dasar 11 27,5 keluarga.Berdasarkan latar belakang 4 Pendapatan masalah tersebut, diatas maka perumusan > Rp. 1.297.700 17 42,5 juta 23 57,5 masalah dalam penelitian ini ≤ Rp. 1.297.700 adalah“Faktor-faktor yang berhubungan juta dengan kesiapan persalinan di 5 Pekerjaan 15 37,5 Puskesmas Banguntapan II Bantul Tidak Bekerja 25 62,5 Yogyakarta” Bekerja 6 Dukungan Sosial METODI PENELITIAN Baik 36 90 Kurang 4 10 Penelitian ini menggunakan 7 KesiapanPersalinan metode deskriptif korelasional yang Siap 23 57,5 menghubungkan antaravariabel Tidak Siap 17 42,5 independent (umur, paritas, pendidikan, Sumber : Data Primer 2017 pendapatan, pekerjaan, dan dukungan sosial) dengan variabel dependent(kesiapan persalinan). Pendekatan waktu yang digunakan penelitian ini cross sectional atau dilakukan dalam waktu yang sama.Populasi dalam penelitian berjumlah 401 orang dan Sampel dalam penelitian ini adalah 40 ibu hamil trimester III yang melakukan ANC di Wilayah kerja Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta Tahun 2017.Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling. Tabel 2.Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesiapan Persalinan di Puskesmas Banguntapan II Bantul Yogyakarta No Faktor- factor Kesiapan Persalinan Total P Kesiapan Siap Tidak Siap Value Persalinan N % N % N % 1 Umur Tidak beresiko 22 68,8 10 31,2 32 100 0,006 2. Beresiko 1 12,5 7 87,5 8 100 Paritas 73,9 Primipara 17 6 26,1 23 100 0,015 3. Multipara 6 35,3 11 64,7 17 100 Pendidikan 5 55,6 4 44,4 9 100 Tinggi Menengah 13 65 7 35 20 100 0,569 4. Dasar 5 45,5 6 54,5 11 100 Pendapatan 9 52,9 8 47,13 >Rp.1.297.700 171 100 0,616 5. ≤Rp.1.297.700 14 60,9 9 9,1 7 100 Pekerjaan 12 80,0 3 20,0 15 100 0,026 Tidak Bekerja 6. Bekerja 11 44,0 14 45,6 25 100 Dukungan Sosial 23 Baik 63,9 13 36,1 36 100 0,026 Kurang 0 0 4 100 4 100
Sumber : Data Primer 2017
Hubungan Umur dengan Kesiapan antara umur dengan kesiapan persalinan
persalinan ibu hamil trimester III di di Puskesmas Banguntapan II Bantul
Puskesmas Banguntapan II Bantul Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Yogyakarta. diperoleh hasil p-value = 0,006 (< α = Berdasarkan Tabel2hubungan 0,05), yang berarti terdapat hubungan umur dengan kesiapan persalinan di yang bermakna antara umur dengan Puskesmas Banguntapan II bantul kesiapan persalinan di Puskesmas Yogyakarta.Menunjukkan bahwa ibu Banguntapan II Bantul hamil yang berada pada kategori umur Yogyakarta.Selain itu, pada penelitian tidak beresiko (20-35 tahun) memiliki ini juga diperoleh nilai Odds Ratio = angka kesiapan persalinan yang lebih 15,400 dengan confidence interval 95 %, tinggi, yaitu sebanyak 22 responden yang berarti bahwa responden dengan (68,8%), Sementara itu ibu hamil umur tidak beresiko memiliki dengan kategori umur beresiko (<20 kecenderungan 15,4 kali lebih siap atau >35 tahun) memiliki angka ketidak menghadapi persalinan dibandingkan siapan yang tinggi, yaitu sebanyak 7 dengan responden yang memiliki umur orang (87,5 %). beresiko. Hasil uji statistik dengan Chi- Hal ini menunjukkan adanya Square menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara umur, dukungan angka harapan dari cell yang kurang sosial dan kesiapan persalinan, yaitu dari 5 lebih dari 20 %, sehingga analisis umur yang tidak beresiko akan data dilakukan dengan menggunakan cenderung memiliki dukungan sosial hasil uji Fisher Exact.Berdasarkan hasil yang baik dan pada akhirnya akan lebih uji Fisher Exact diperoleh hasil p-value siap dalam menghadapi persalinan. =0,006 (< α = 0,05), yang berarti terdapat hubungan yang bermakna Dari hasil penelitian ini peneliti memiliki kecenderungan 5,19 kali lebih berpendapat bahwa umur tidak beresiko siap menghadapi persalinan merupakan faktor yang dibandingkan dengan responden yang mendukung ibu hamil untuk memiliki memiliki paritas multipara. kesiapan persalinan yang baik.Hal ini Hasil penelitian menyatakan dikarenakan Umuumur 20-35 tahun, ibu sebagian responden justru baru sekali hamil memiliki kematangan dalam mengalami kehamilan sehingga belum berpikir, sehingga ibu hamil memiliki memiliki banyak pengalaman, namun akan lebih matang dalam dalam penelitian ini ibu yang memiliki mempersiapkan segala sesuatu untuk paritas primipara justru lebih siap dalam menghadapi persalinan. menghadapi persalinannya. Hal ini Hal ini sesuai dengan konsep yang sedikit berbeda dengan teori Depkes RI dikemukakan oleh Dede (2010), bahwa (2008) yang menyatakan Ibu yang umur yang cukup dalam mengawali atau belum pernah bersalin memiliki memasuki masa perkawinan dan kecenderungan merasa takut dan cemas kehamilan akan membantu seseorang menjelang persalinan, hal ini dalam kematangan dalam menghadapi dikarenakan mereka belum pernah persoalan atau masalah, dalam hal ini memiliki pengalaman sebelumnya, menghadapi kehamilan dan perubahan berbeda dengan ibu yang telah selama hamil. Demikian sebaliknya pengalaman sebelumnya, mereka akan dengan umur kurang dari 20 tahun maka memiliki kesiapan yang lebih karena kemungkinan kematangan pikiran dan belajar dari pengalamannya terdahulu. perilaku juga kurang menghadapi Namun, dalam penelitian ini ibu perubahan dan adaptasi selama hamil primipara justru lebih siap kehamilan. dibandingkan ibu multipara yang Hubungan paritas dengan kesiapan memilki presentase ketidaksiapan persalinan ibu hamil trimester III di terhadap persalinan yang cukup tinggi Puskesmas Banguntapan II Bantul (64,7%). Hal ini dikarenakan kecemasan Yogyakarta. yang dimiliki oleh ibu hamil primipara Berdasarkan Tabel 2 shubungan terhadap kehamilan dan persalinannya paritas dengan kesiapan persalinan di yang membuat ibu hamil tersebut lebih Puskesmas Banguntapan II bantul memperhatikan segala sesuatu yang Yogyakarta.menyatakan bahwa berhubungan dengan persiapan untuk responden dengan paritas primipara menghadapi persalinan. memiliki angka kesiapan persalinan Sementara itu ibu hamil multipara yang paling tinggi, yaitu sebanyak 17 yang sudah memiliki banyak orang (73,9%). Sementara responden pengalaman walaupun sudah siap secara dengan paritas multipara terdapat psikologi namun ibu cenderung acuh sebanyak 11 orang (64,7%) tidak siap terhadap berbagai persiapan lainnya terhadap persalinannya. Dari hasil uji yang harus disiapkan dalam menghadapi statistic dengan Chi-square diperoleh p persalinan, hal ini dikarenakan rasa value = 0,015 (< α = 0,05), yang berarti percaya diri ibu karena sudah memiliki bahwa Ada hubungan yang bermakna pengalaman sebelumnya. Selain itu pada antara paritas dengan kesiapan penelitian ini paritas primipara juga persalinan di Puskesmas Banguntapan II didukung dengan umur yang tidak Bantul Yogyakarta. Selain itu, pada beresiko, sehingga responden akan penelitian ini juga diperoleh nilai Odds memiliki kesiapan yang baik dalam Ratio = 5,194 dengan confidence menghadapi persalinan. interval 95 %, yang berarti bahwa Berdasarkan hasil penelitian ini responden dengan paritas primipara peneliti berpendapat bahwa paritas berhubungan dengan kesiapan persalinan pendidikan namun karena pengetahuan pada ibu hamil, ibu hamil yang memiliki yang didapat dari pemeriksaan paritas primipara akan lebih kehamilan. mempertimbangkan segala sesuatu yang Selain itu dari penelitian ini juga harus dipersiapkan untuk menghadapi dapat dilihat bahwa sebenarnya persalinan dengan baik, karena rasa mayoritas responden (55,6%) yang cemas yang dimiliki oleh ibu primipara memiliki pendidikan tinggi adalah terhadap keselamatan bayinya dan responden yang juga masuk dalam kelancaran proses persalinan, belum lagi kategori siap menghadapi persalinannya. bila kehamilan pertama sehingga bayi Hanya saja dalam penelitian ini secara yang dikandung sudah lama ditunggu- statistik tidak ada hubungan antara tunggu kehadirannya, sehingga ibu akan pendidikan dengan kesiapan persalinan. lebih mempersiapkan segala sesuatu Hal ini dikarenakan oleh faktor untuk menyambut kelahiran bayinya dan pekerjaan yang dimiliki oleh responden memastikan persalinannya berjalan yang berpendidikan tinggi. Sehingga lancar. menyebabkan intensitas pemeriksaan Hubungan pendidikan dengan menjadi berkurang, yang menyebabkan kesiapan persalinan ibu hamil trimester pengetahuan dan hal lainnya terkait III di Puskesmas Banguntapan II Bantul kesiapan persalinan menjadi rendah. Yogyakarta. Berbeda mungkin dengan ibu hamil Berdasarkan Tabel 2 hubungan yang berpendidikan menengah yang pendidikan dengan kesiapan persalinan notabene merupakan ibu rumah tangga di Puskesmas Banguntapan II dapat yang memiliki kesempatan lebih banyak diketahui bahwa mayoritas responden untuk mengakses fasilitas kesehatan yang memiliki kesiapan persalinan yang akhirnya membuat mereka secara dengan kategori siap adalah responden rutin mendapat pengetahuan- dengan tingkat pendidikan menengah, pengetahuan baru terkait dengan yaitu sebanyak 13 responden (65%). kesiapan persalinan dan yang lainnya. Dari hasil analisis statistik dengan uji Seperti halnya teori yang Chi-square, diperoleh hasil p value = dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), 0,569 (> α = 0,05), yang berarti bahwa bahwa terdapat beberapa faktor yang tidak terdapat hubungan yang bermakna mempengaruhi perilaku pemanfaatan antara pendidikan dengan kesiapan pelayanan kesehatan, diantaranya faktor persalinan di Puskesmas Banguntapan II presdisposisi (umur, paritas, pendidikan, Bantul Yogyakarta. Pekerjaan, dll), faktor pemungkin Dari hasil penelitian ini peneliti (ketersediaan fasilitas layanan berpendapat bahwa pendidikan tidak kesehatan, jarak ke tempat pelayanan, memberikan pengaruh secara statistik ketersediaan informasi) dan faktor dalam hal ini mungkin dikarenakan penguat (dukungan suami, dukungan responden melakukan pemeriksaan keluarga, dukungan dari tenaga kehamilan rutin yang sudah diwajibkan kesehatan). oleh pemerintah. Seperti teori milik Hubungan pendapatan dengan Simkin (2008) yang menyatakan Ketika kesiapan persalinan ibu hamil trimester ibu hamil melakukan pemeriksaan III di Puskesmas Banguntapan II Bantul antenatal, makan akan meningkatkan Yogyakarta. pengetahuan dan pengalamannya Berdasarkan Tabel 2 hubungan terhadap kehamilan, yang kemudian pendapatan dengan kesiapan persalinan akan mempengaruhi kesiapan fisik dan di Puskesmas Banguntapan II dapat psikologis. Sehingga responden diketahui bahwa paling banyak memiliki kesiapan bukan karena responden dengan kesiapan persalinan kategori siap memiliki pendapatan ≤ Rp. terhadap kebutuhan nutrisi.Semua 1.297.700 juta sebanyak 14 responden kebutuhan saat hamil dan bersalin (60,9%). Dari hasil analisis statistik disesuaikan dengan pendapatan, dengan uji Chi-square diperoleh hasil p sehingga dengan pendapatan yang tinggi value = 0,616 (> α = 0,05), yang berarti harapannya semua kebutuhan ibu hamil bahwa tidak terdapat hubungan yang dapat terpenuhi dan ibu pun bermakna antara pendapatan dengan mendapatkan pelayanan kesehatan yang kesiapan persalinan di Puskesmas sesuai, namun hal ini tidak berlaku saat Banguntapan II Bantul Yogyakarta. ini. Dengan adanya program pemerintah Selain itu, pada penelitian ini juga terkait dana gotong royong milik BPJS, diperoleh nilai Odds Ratio = 0,723 (<1) seseorang dengan pendapatan yang dengan confidence interval 95 %, yang rendah masih memiliki harapan untuk berarti bahwa responden yang memiliki pelayanan kesehatan yang sesuai. pendapatan > Rp. Dalam penelitian ini pendapatan 1.297.700 juta mempunyai secara statistik tidak ada hubungan dengan kecenderungan lebih kecil untuk siap kesiapan persalinan, akan tetapi jika menghadapi persalinan dibandingkan kembali melihat pada hasil penelitian ini dengan responden yang memiliki maka dapat terlihat bahwa 95% responden pendapatan ≤ Rp. 1.297.700. tidak memiliki BPJS, dan sebanyak 35 % Hasil penelitian ini menyatakan responden menyatakan belum memiliki pendapatan tidak memiliki hubungan biaya persalinan. Namun tidak memiliki dengan kesiapan persalinan, hal ini BJS dalam hal ini bukan berarti mereka mungkin dikarenakan adanya faktor lain seluruhnya tidak memiliki jaminan yang juga mempengaruhi kesiapan kesehatan, karena di era sekarang ini persalinan, seperti kita ketahui kesiapan jaminan kesehatan ada beberapa jenis persalinan bukan hanya tentang kesiapan yang tetap bisa digunakan seperti JKN- financial, tetapi juga kesiapan fisik dan KIS, JAMKESDA dan JAMKESMAS, psikis. Pada penelitian ini dapat diketahu Hal ini dimungkinkan mereka yang tidak juga bahwa responden yang memiliki memiliki BPJS mengikuti program JKN- pendapatan tinggi (>Rp. 1.297.700) KIS, JAMKESDA dan JAMKESMAS. mayoritas juga merupakan perempuan yang bekerja, sehingga mungkin Hubungan pekerjaan dengan kesempatan untuk ke fasilitas pelayanan kesiapan persalinan ibu hamil trimester kesehatan dan mempersiapkan III di Puskesmas Banguntapan II Bantul persalinan juga berkurang. Yogyakarta. Selain itu, saat ini pemerintah Berdasarkan Tabel 2 hubungan sudah memiliki program untuk pekerjaan dengan kesiapanpersalinan di pembiayaan dalam membantu persalinan Puskesmas Banguntapan II dapat dengan adanya BPJS, sehingga diketahui bahwa mayoritas responden responden tidak memiliki kendala dalam yang tidak bekerja memiliki kesiapan faktor biaya untuk kesiapan persalinan dengan kategori siap, yaitu persalinan.Alasan tersebut sudah sebanyak 12 orang (80,0%). Dari hasil membantu responden untuk analisis statistik dengan uji Chi-square mempersiapkan persalinan lebih diperoleh hasil p value = 0,026 (< α = matang.Hal ini didukung oleh teori milik 0,05), yang berarti bahwa terdapat Depkes (2008) bahwa Hal-hal yang hubungan yang bermakna antara dipengaruhi oleh pendapatan dalam pekerjaan dengan kesiapan persalinan di mempersiapkan persalinan adalah Puskesmas Banguntapan II Bantul kesiapan biaya persalinan, kesiapan Yogyakarta. Selain itu, pada penelitian perlengkapan persalinan, kesiapan fisik ini juga diperoleh nilai Odds Ratio = 5,091 (<1) dengan confidence interval95 Seperti halnya dalam hasil %, yang berarti bahwa responden yang penelitian ini, terdapat sekitar 7,5 % tidak bekerja memiliki kecenderungan responden yang mengatakan bahwa 5,09 kali lebih siap untuk menghadapi suami membiarkan untuk persalinan dibandingkan dengan mengumpulkan biaya persalinan sendiri. responden yang bekerja Hal ini jugalah yang mungkin menjadi Dari hasil penelitian ini peneliti hambatan bagi ibu hamil untuk berpendapat bahwa status pekerjaan ibu melakukan berbagai persiapan mempengaruhi kesiapan persalinan pada menghadapi persalinan, karena ibu hamil TM III.Hampir semua ibu berkurangnya waktu akibat dari yang memiliki persiapan persalinan yang pekerjaan untuk mencari biaya baik tidak memiliki pekerjaan atau persalinan. sebagai ibu rumah tangga.Banyak ibu Hubungan dukungan sosial dengan bekerja mencari nafkah, baik untuk kesiapan persalinan ibu hamil trimester kepentingan sendiri maupun III di Puskesmas Banguntapan II Bantul keluarga.Faktor status pekerjaan Yogyakarta. mempengaruhi ibu dalam Berdasarkan Tabel 2 hubungan mempersiapkan persalinan, dimana dukungan sosial dengan kesiapan kondisi kerja yang menonjol sebagai persalinan di Puskesmas Banguntapan II faktor yang mempengaruhi persiapan dapat diketahui bahwa paling banyak karena tersitanya waktu.Walaupun pada responden dengan kesiapan persalinan ibu yang bekerja di luar rumah kategori siap memiliki dukungan sosial sebenarnya juga sudah melakukan yang baik sebanyak 23 responden persiapan persalinan, hanya saja belum (63,9%). Sementara itu responden yang begitu maksimal. memiliki dukungan sosial yang kurang Hasil penelitian ini sesuai dengan sebanyak 4 orang (100%) tidak siap teori Depkes RI (2008) yang terhadap persalinannya. menyatakan jika ibu bekerja diluar Hasil uji statistik dengan Chi- rumah, maka akan banyak menyita Square menunjukkan bahwa terdapat waktunya sehingga akan berpengaruh cells dengan angka harapan kurang dari dengan kesiapan persalinan. 5 sebanyak 50 %, sehingga analisis Dari hasil penelitian ini peneliti statistik dilakukan dengan menggunakan berpendapat bahwa status pekerjaan ibu hasill uji fisher’s Exact. Dari hasil uji mempengaruhi kesiapan persalinan pada Fisher’s Exact diperoleh hasil p value = ibu hamil TM III.Hampir semua ibu 0,026 (< α = 0,05), yang berarti bahwa yang memiliki persiapan persalinan yang terdapat hubungan yang bermakna baik tidak memiliki pekerjaan atau antara dukungan sosial dengan kesiapan sebagai ibu rumah tangga.Banyak ibu persalinan di Puskesmas Banguntapan II bekerja mencari nafkah, baik untuk Bantul Yogyakata. kepentingan sendiri maupun Hasil penelitian ini relevan dengan keluarga.Faktor status pekerjaan penelitian Sumiati (2015), dengan judul mempengaruhi ibu dalam Faktor-faktor yang mempengaruhi mempersiapkan persalinan, dimana kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kondisi kerja yang menonjol sebagai persalinan, hasil penelitiannya faktor yang mempengaruhi persiapan menyatakan bahwa ada hubungan karena tersitanya waktu.Walaupun pada signifikan antara dukungan sosial ibu yang bekerja di luar rumah dengan kesiapan persalinan. Hal yang sebenarnya juga sudah melakukan sama juga diungkapkan dalam penelitian persiapan persalinan, hanya saja belum Ratna Puspitasari (2012), yang begitu maksimal. menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan kesiapan penelitian pada distribusi frekuensi persalinan. karakteristik faktor-faktor yang Hal ini sesuai dengan yang berhubungan dengan kesiapan dikemukakan oleh Yuliana (2015) yang persalinan di Puskesmas Banguntapan II menyatakan dukungan sosial merupakan Bantul Yogyakartatahun 2017 mayoritas bantuan atau dukungan yang positif yang memiliki umur idak beresiko (20-35 diberikan oleh orang-orang tertentu tahun) berjumlah 32 orang (80%), terhadap individu dalam kehidupannya memiliki paritas primipara sebanyak 23 serta dalam lingkungan sosial tertentu orang (57,5%), berpendidikan menengah sehingga individu yang menerima sebanyak 20 orang (50%), memiliki merasa diperhatikan, dihargai, dihormati, pendapatan ≤ Rp. 1.297.700 juta dicintai. Individu yang menerima sebanyak 23 orang (57,5%), memiliki dukungan sosial akan lebih percaya diri pekerjaan sebanyak 25 orang (62,5%), dalam menghadapi persalinannya. Selain memiliki dukungan sosial baik sebanyak itu menurut Sumitai (2015), Orang yang 36 orang (90%), dan mayoritas paling penting bagi seorang wanita responden juga telah memiliki kesiapan hamil adalah suami. Semakin banyak yang baik dalam menghadapai bukti yang menunjukkan bahwa wanita persalinan, yaitu sebanyak 23 orang yang diperhatikan dan dikasihi oleh (57,5%). pasangannya maupun keluarganya akan Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan lebih gejala emosi dan dapat diketahui bahwa terdapat fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan hubungan antara umur dengan kesiapan dan lebih mudah melakukan penyesuaian persalinan (p=0,006),terdapat hubungan selama masa nifas. antara paritas dengan kesiapan persalinan (p=0,015), terdapat hubungan Dari hasil penelitian ini peneliti antara pekerjaan dengan kesiapan berpendapat bahwa dukungan sosial baik persalinan (p=0,026), dan terdapat dari keluarga dan utamanya suami hubungan antara dukungan sosial merupakan faktor yang ikut mendorng dengan kesiapan persalinan(p=0,026), ibu untuk memiliki kesiapan persalinan. namun tidak ada hubungan antara Melihat kenyataan di masyarakat pendidikan dengan kesiapan persalinan dukungan keluarga maupun suami (p=0,569), serta tidak ada hubungan sangat membantu seorang ibu untuk antara pendapatan dengan kesiapan menjalani kehidupan baru sebagai persalinan (p=0,616). wanita hamil yang akan mengalami Saran berbagai perubahan fisik maupun emosi. Bagi pengembangan ilmu Peran aktif suami untuk memberikan Hasil penelitian dapat menjadi dukungan pada istri yang sedang hamil pengetahuan tambahan mengenai faktor- tersebut sangat berpengaruh terhadap faktor yang berhubungan dengan keperdulian ibu atas kesehatan diri dan kesiapan persalinan. Penelitian ini janinnya, yang pada akhirnya akan ikut diharapkan dapat menjadi acuan tentang memotivasi ibu dalam memiliki kesiapan faktor apa saja yang berhubungan yang baik untuk menghadapi dengan kesiapan ibu menghadapi persalinannya. persalinan. Bagi Ibu Hamil TM III SIMPULAN DAN SARAN Diharapkan agar ibu hamil TM III Simpulan dapat mengupayakan berbagai hal Berdasarkan hasil penelitian dan berkaitan dengan persiapan persalinan, pembahasan di atas dapat diambil sehingga dalam menghadapi proses kesimpulan sesuai dengan tujuan persalinan ibu memiliki kesiapan yang baik, yang akhirnya berdampak baik 2694. pada proses persalinan yang berjalan Prawirohardjo.(2011). Ilmu lancar dan aman. Kebidanan.Jakarta : Bina Pustaka Bagi Puskesmas Banguntapan II Sarwono Prawirohardjo Hasil penelitian dapat menjadi tambahan literatur wacana kepustakaan baru mengenai faktor-faktor yang Rohani, Saswita, Marisah. (2013). berhubungan dengan kesiapan Asuhan Kebidanan pada Masa persalinan. Diharapkan puskesmas Persalinan. Jakarta: Salemba Banguntapan II Bantul Yogyakarta Medika. untuk tetap meningkatkan upaya promotif kepada ibu hamil tentang apa Saifuddin.(2009). Pelayanan Kesehatan saja yang harus dipersiapkan menjelang Maternal Dan Nenonatal.Jakarta : persalinan, memberikan dorongaan Bina Pustaka Sarwono motivasi kepada setiap ibu hamil agar Prawirohardjo. mempersipakan persalinan dengan baik. Bagi Peneliti Selanjutnya Sumarah, (2008).Perawatan Ibu Hasil penelitian dapat Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya. dijadikansebagai sumber data dan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya Sumiati (2015).Faktor-Faktor Yang tentang faktor-faktor yang berhubungan Mempengaruhi Kesiapan Ibu dengan kesiapan persalinan. Diharapkan Hamil Dalam Menghadapi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan Persalinan Di Ruang Bersalin penelitian dengan teori-teori yang Rumah Sakit Umum Labuang Baji terbaru.. Makassar.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol.5, No.6 tahun DAFTAR PUSTAKA Desrinah. 2015.diakses 22 November (2009). Pengaruh Teknik 2016. Relaksasi Hipnosis Diri Terhadap Tingkat Nyeri dan Lama Persalinan Yuliana, S.( 2015).Dukungan suami pada Ibu Primipara.Skripsi. Jakarta. pada ibu hamil dalam menghadapi Universitas Indonesia. masaPersalinan di Desa Joho Departemen Kesehatan RI. (2008). Kabupaten Sukoharjo Faktor yang Mempengaruhi (http:ejurnal.akbidcm.ac.id/index. Kematian Maternal. Jakarta : php/maternity/article/download/31 Departemen Kesehatan /28)diakses22 November 2016. Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Puspitasari,R(2012).Hubungan antara Peran Suami Dengan Kesiapan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di Rb. Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang.Prosising Sminar Ilmiah Nasional Kesehatan, ISSN:2338-