Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KESIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS


JETIS I BANTUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Yanuarita Gitanurani
1610104234

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KESIAPAN PERSALINAN
Yanuarita Gitanurani, Fitria Siswi Utami
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
Email : giiet992@gmail.com

Abstract: Pregnancy and labor are normal thing is women‟s life. However, the potential of
pathology incident in women and babies still threatens. The labor readiness is planning process
for normal labor and an anticipation effort necessary for emergency situation. The study was
conducted investigate the factors related to labor readiness. The design of the study was
analytical survey with cross sectional time approach. The result of the study shows that there is
a correlation between antenatal class (p<0,05), pregnancy plan (p<0,05), social support
(p<0,05) and labor readiness. The most influencing factor on labor readiness is social support.
Pregnant women with social support 3,998 times more are ready in dealing with labor (CI 95%,
0,254 – 0,770). Involve husband starts from planning pregnancy, labor preparation, pregnancy
gymnastic class and social support giving. It is necessary to involve a psychological assesment
in antenatal care a standart operational procedure in order to screen mother‟s psychological
problem during pregnancy, approaching labor, and post-partum period.

Abstrak: Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian normal dalam kehidupan wanita,
walaupun hal tersebut adalah suatu hal yang normal, tetapi potensi terjadinya patologi pada
wanita dan bayi tetap ada. Kesiapan persalinan adalah proses perencanaan untuk persalinan
normal dan antisipasi tindakan yang diperlukan dalam keadaan darurat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan persalinan. Rancangan
penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan kelas ibu hamil (p<0,05), perencanaan kehamilan (p<0,05),
dukungan sosial (p<0,05) dengan kesiapan persalinan. Faktor yang paling berpengaruh pada
kesiapan persalinan adalah dukungan sosial. Ibu hamil dengan dukungan sosial 3,998 kali lebih
siap dalam menghadapi persalinan (CI 95%, 0,254 – 0,770). Melibatkan suami dimulai saat
merencanakan kehamilan, persiapan persalinan, ikut serta dalam kelas hamil dan memberikan
dukungan sosial pada ibu. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeriksaan
psikolog minimal 1 kali, untuk menggali informasi yang dibutuhkan dalam mencari solusi
permasalahan psikis yang dialami pada saat kehamilan, menjelang persalinan, dan nifas.

Kata Kunci: kesiapan persalinan, kehamilan

PENDAHULUAN dicapai dari tujuan pembangunan SDGs pada


Kehamilan dan kelahiran merupakan tahun 2030 adalah 70 per 100.000 kelahiran.
kejadian normal dalam kehidupan, walaupun Angka kematian ibu pada tahun 2015 di
hal tersebut adalah suatu hal yang normal, Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya
tetapi potensi terjadinya patologi pada wanita Kabupaten Bantul pada tahun 2015 sebanyak
dan bayi tetap ada. Semua individu 11 kasus sebesar 87,5/100.000. Penyebaran
mempunyai resiko/potensial terjadinya kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul
patologis (Rohani, Saswita dan Marisah, terjadi pada beberapa wilayah kecamatan,
2011). dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan
Survei Demografi dan Kesehatan terjadi di Puskesmas Sedayu II, Banguntapan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan I dan Jetis I (2 kasus) (Dinas Kesehatan
bahwa AKI sebesar 359 per 100.000 Bantul, 2016).
kelahiran hidup, sedangkan target yang harus
Faktor yang berpengaruh terjadinya perencanaan persalinan yang baik dan
kematian ibu diantaranya rendahnya derajat meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam
kesehatan sejak kehamilan sehingga menghadapi tanda bahaya kehamilan,
menimbulkan komplikasi pada saat persalinan, dan nifas agar dapat mengambil
persalinan, sosial budaya dan kepercayaan tindakan yang tepat (Departemen Kesehatan
tradisional untuk persalinan dirumah oleh RI, 2009).
dukun masih tinggi, dengan pemanfaatan Kesiapan persalinan dan penanganan
tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan komplikasi adalah proses perencanaan untuk
masih rendah. Sosial ekonomi yang rendah persalinan normal dan antisipasi tindakan
dengan kemampuan biaya terbatas dalam yang diperlukan dalam keadaan darurat
upaya mendapatkan pelayanan yang adekuat (Hailu et al, 2011). Menurut Yenly (2009)
di pusat rujukan yang dibutuhkan ibu hamil ada hubungan antara usia ibu hamil dan
serta dukungan suami dan keluarga belum jumlah pendapatan keluarga dengan kesiapan
ada persiapan dan perencanaan untuk mental dalam menghadapi persalinan yang
memperoleh pertolongan persalinan aman ditinjau dari tingkat kecemasan ibu. Dalam
sehingga timbul kesulitan dalam penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi
pengambilan keputusan karena belum ada ANC yang teratur tidak menjamin ibu siap
kesiapan mental, biaya maupun transportasi dalam menghadapi persalinan. Begitu pula
akibatnya terjadi rujukan terlambat (Rochjati, dengan tingkat pendidikan belum tentu
2004). menghilangkan kecemasan dalam
Kebanyakan kematian ibu merupakan menghadapi persalinan.
tragedi yang dapat dicegah, dihindari, dan Penelitian Gebre, Gebremariam dan
membutuhkan perhatian dari masyarakat Abebe (2015) menunjukan bahwa kesiapan
(Saifuddin, 2010). Penyuluhan dalam bentuk kelahiran berhubungan dengan ibu yang
KIE diberikan berulang kali sejak kehamilan mendapat informasi dari layanan antenatal,
muda agar berkembang perilaku tahu sadar, memiliki pengetahuan minimal dua tanda
peduli, sepakat/patuh dan gerak/berangkat. bahaya selama kehamilan. Penelitian Sumiati
Diikuti dengan pengambilan keputusan untuk (2015) menunjukan bahwa dukungan suami
merujuk, ada kesiapan mental dan biaya (P value = 0,005), kunjungan ANC (P value
untuk persalinan aman ada kesiagaan = 0,012), kesiapan ekonomi keluarga (P
terhadap komplikasi persalinan menuju value = 0,001), terdapat pengaruh antara
perlindungan dan keselamatan ibu dan bayi dukungan suami, kunjungan ANC, kesiapan
baru lahir dalam penanganan persalinan yang ekonomi keluarga dengan kesiapan ibu hamil
adekuat di rumah sakit rujukan (Rochjati, dalam menghadapi persalinan.
2004). Menurut penelitian Kabakyenga,
Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan Östergren dan Pettersson (2011) menunjukan
memperkenalkan Program Perencanaan hubungan antara pengetahuan dengan salah
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi satu tanda bahaya kehamilan, atau saat
(P4K). Program tersebut menitikberatkan persalinan atau saat nifas dan kesiapan
kepedulian dan peran keluarga dan persalinan menunjukan statistik signifikan
masyarakat dalam melakukan upaya deteksi yang bermakna setelah disesuaikan dengan
dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu kemungkinan pembaur (OR 1.8 95% CI: 1.2-
hamil, serta menyediakan akses dan 2.6) dan (OR 1.9, 95% CI: 1.2-3.0) masing-
pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan masing. Usia muda dan tingkat pendidikan
neonatal dasar di tingkat Puskesmas mempunyai hubungan dengan pengetahuan
(PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan dan kesiapan persalinan.
obstetri dan neonatal komprehensif di Rumah Menurut Arifin (2015) Ada hubungan
Sakit (PONEK). Pelaksanaan P4K di desa- yang signifikan antara dukungan keluarga
desa tersebut perlu dipastikan agar mampu dan kecemasan ibu hamil (P value=0,009).
membantu keluarga dalam membuat Usia mempunyai hubungan dengan kesiapan
dalam menghadapi persalinan dari persalinan meskipun begitu kedua ibu hamil
kematangan usia saat hamil sehingga timbul tersebut mendapat dukungan baik dari suami
perasaan cemas dan takut dalam menghadapi maupun keluarga.
persalinannya. Pendidikan yang diperoleh Berdasarkan latar belakang diatas
oleh ibu hamil dapat memudahkan dalam maka dapat diambil rumusan masalah:
menerima informasi mengenai kehamilan. “Apakah Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dan dengan dukungan yang baik dari Dengan Kesiapan Persalinan Di Puskesmas
keluarga baik dari segi dukungan moril dan Jetis I Bantul Yogyakarta Tahun 2017?”
materil sehingga ibu hamil percaya diri dan
siap menghadapi persalinan. METODE PENELITIAN
Menurut Rusmita (2015) tidak ada Penelitian ini menggunakan metode
perbedaan kesiapan ibu hamil menghadapi survey analitik menghubungkan variabel
persalinan pada multipara dengan ibu independen (usia, paritas, pekerjaan,
nullipara (P value = 0,965). Tidak ada pendidikan, dukungan sosial, perencanaan
perbedaan kesiapan menghadapi persalinan kehamilan, keikutsertaan kelas ibu hamil)
Pada ibu hamil yang bekerja dan tidak dengan variabel dependen (kesiapan
bekerja (P value = 0,059). Ada hubungan persalinan). Desain yang digunakan dengan
antara senam hamil yoga dengan kesiapan pendekatan cross sectional atau dilakukan
persalinan (P value = 0,014). Menurut dalam waktu yang sama.
Qurniasih (2014) ada hubungan antara Populasi dalam penelitian adalah
aktivitas kelas ibu hamil dengan kesiapan seluruh ibu hamil trimester III yang
persalinan (P value = 0,000). Dalam melakukan ANC di Puskesmas Jetis I Bantul.
menyiapkan persalinan ibu hamil yang Populasi dalam penelitian berjumlah 461
mempunyai jumlah anak banyak tidak orang pada bulan Januari – Desember 2016.
berbeda dengan yang tidak hamil. Ibu hamil Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil
juga dapat melakukan aktivitasnya seperti trimester III yang melakukan ANC di
bekerja sebelum menjalani persalinan namun Puskesmas Jetis I Bantul. Setelah dilakukan
ibu yang tidak bekerja mempunyai peluang perhitungan besar sampel maka sampel yang
lebih siap karena aktivitasnya lebih fokus akan peneliti ambil berjumlah 46 orang.
pada kehamilan. Salah satu kegiatan yang Teknik pengambilan sampel dengan
mendukung ibu dalam kesiapan menghadapi cara accidental sampling yaitu cara
persalinan yakni dengan senam hamil yoga pengambilan sampel yang dilakukan dengan
karena dapat merelaksasi tubuh ibu hamil kebetulan bertemu. Kemudian dilakukan
serta menjalani persalinan dengan nyaman. pemilihan berdasarkan kriteria dengan
Serta kegiatan kelas ibu hamil yang dapat Purposive sampling. Alat pengumpulan data
memberikan informasi untuk persiapan yang digunakan adalah kuesioner yang telah
persalinan. dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang Analisis data untuk mengetahui
telah dilakukan pada tanggal 1 Desember hubungan antara variabel menggunakan uji
2016 jumlah ibu hamil yang melakukan ANC statistik non parametrik Chi-Square. Jika
di Puskesmas Jetis I pada tahun 2015 adalah nilai p < 0,05 maka terdapat korelasi yang
443 orang dan ibu hamil yang beresiko bermakna antara dua variabel yang diuji.
adalah 88 orang. Setelah dilakukan Selain itu, untuk mengetahui faktor yang
wawancara dengan dua orang ibu hamil paling berpengaruh dilakukan analisis
dengan usia kehamilan 28 minggu dan 39 multivariate menggunakan uji statistik
minggu secara langsung, ibu dengan hamil regresi berganda (multiple regression).
anak pertama belum ada kesiapan dalam
menghadapi persalinan karena belum ada
pengalaman. Berbeda dengan hamil anak
kedua sudah lebih siap dalam menghadapi
HASIL PENELITIAN Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan
Karakteristik Responden Kesiapan Persalinan

Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil Tabel 2. Faktor-faktor Yang Berhubungan


Trimester III Di Puskesmas Jetis I Bantul dengan Kesiapan Persalinan di Puskesmas
Yogyakarta Jetis I Bantul Yogyakarta
Karakteristik f % Faktor-faktor Yang
Usia Berhubungan
f % P value
< 20 tahun atau > 35 15 32,6 dengan Kesiapan
tahun Persalinan
20 - 35 tahun 31 67,4 Usia
Paritas < 20 tahun atau > 35 15 32,6
0,741
Primigravida 16 34,8 tahun
Multigravida 30 65,2 20 - 35 tahun 31 67,4
Pendidikan Paritas
Dasar (SD-SMP) 15 32,6 Primigravida 16 34,8 0,515
Menengah (SMA) 22 47,8 Multigravida 30 65,3
Tinggi (Perguruan Pendidikan
9 19,6
Tinggi) Dasar (SD-SMP) 15 32,6
Pekerjaan Menengah (SMA) 22 47,8 0,267
Bekerja 14 30,4 Tinggi (Perguruan
9 19,6
Tidak bekerja 32 69,6 Tinggi)
Kelas Ibu Hamil Pekerjaan
Mengikuti 29 63,0 Bekerja 14 30,4 0,555
Tidak mengikuti 17 37,0 Tidak bekerja 32 69,6
Perencanaan Kelas Ibu Hamil
Kehamilan Mengikuti 29 63,0 0,037
Direncanakan 32 69,6 Tidak mengikuti 17 37,0
Tidak direncanakan 14 30,4 Perencanaan
Dukungan Sosial Kehamilan
0,046
Ada dukungan 27 58,7 Direncanakan 32 69,6
Tidak ada dukungan 19 41,3 Tidak direncanakan 14 30,4
Kesiapan Persalinan Dukungan Sosial
Ada kesiapan 20 43,5 Ada dukungan 27 58,7 0,000
Tidak ada kesiapan 26 56,5 Tidak ada dukungan 19 41,3

Tabel 1 menunjukan bahwa usia ibu Tabel 2 menunjukan bahwa hasil


hamil trimester III di Puskesmas Jetis I signifikan menggunakan uji statistik Chi-
Bantul mayoritas adalah usia 20-35 tahun Square didapatkan hasil ada hubungan kelas
berjumlah 31 orang (67,4%), multigravida ibu hamil (p value = 0,037), perencanaan
berjumlah 30 orang (65,2%), dengan kehamilan (p value = 0,046), dan dukungan
pendidikan menengah (SMA) berjumlah 22 sosial (p value = 0,000) dengan kesiapan
orang (47,8%), tidak bekerja berjumlah 32 persalinan Puskesmas Jetis I Bantul.
orang (69,6%), mengikuti kelas ibu hamil
berjumlah 29 orang (63%), kehamilannya Tabel 3. Faktor Yang Paling Berpengaruh
direncanakan berjumlah 32 orang (69,6%), dengan Kesiapan Persalinan
mendapat dukungan sosial berjumlah 27
orang (58,7%) dan mayoritas tidak ada
kesiapan persalinan berjumlah 26 orang
(56,5%).
Berdasarkan tabel 3 diatas diperoleh multipara memiliki peluang 0,9 kali kurang
bahwa kesiapan persalinan berhubungan siap menghadapi persalinan dibandingkan
dengan perencanaan kehamilan sebesar ibu nullipara. Dapat disimpulkan bahwa baik
1,510, dukungan sosial sebesar 3,998 dan ibu primigravida maupun multigravida dapat
kelas ibu hamil sebesar 0,697. Dari mempersiapkan persalinannya.
keseluruhan variabel independen yang Hasil penelitian menunjukan bahwa
berhubungan dengan kesiapan persalinan tidak ada hubungan paritas dengan kesiapan
terdapat satu variabel yang paling persalinan di Puskesmas Jetis I Bantul. Hal
berhubungan dengan kesiapan persalinan ini dimungkinkan responden dalam
dengan nilai tertinggi 3,998 maka dapat penelitian ini mayoritas multigravida yang
disimpulkan bahwa ibu hamil dengan sudah mempunyai pengalaman dalam
dukungan sosial 3,998 kali lebih siap dalam melahirkan. Adanya perencanaan kehamilan
menghadapi persalinan (CI 95%, 0,254 – perbandingan antara responden primigravida
0,770). dan multigravida jauh berbeda. Sebagian
besar responden ibu hamil merencanakan
PEMBAHASAN kehamilannya sekitar 69,6%, maka meskipun
Menurut Walyani (2015) usia berguna ibu hamil dalam keadaan paritas tinggi
untuk mengantisipasi diagnosa masalah namun melakukan perencanaan kehamilan
kesehatan dan tindakan yang akan dilakukan, maka ibu dapat mengatur jumlah anak dan
ibu dikatakan beresiko apabila berusia jarak kelahiran sehingga menunjang kesiapan
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun. Hal ibu dalam menghadapi persalinan.
ini terdapat hubungan antara usia beresiko Tingkat pendidikan sangat
dapat menimbulkan komplikasi kebidanan. mempengaruhi bagaimana seeorang untuk
Sesuai penelitian Edyanti (2014) menyatakan bertindak dan mencari penyebab solusi dalam
bahwa risiko ibu yang berumur kurang dari hidupnya. Oleh karena itu orang yang
20 tahun atau lebih dari 35 tahun 5,117 kali berpendidikan akan lebih mudah menerima
lebih besar untuk mengalami komplikasi gagasan baru (Walyani, 2015). Pendidikan
kebidanan dibandingkan dengan ibu yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan sikap
berumur 20-35 tahun. ibu dalam menghadapi persalinan. Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa Putranti (2014) menyebutkan bahwa semakin
tidak ada hubungan usia dengan kesiapan baik pengetahuan dan sikap ibu hamil maka
persalinan di Puskesmas Jetis I Bantul. Hal semakin baik pula kesiapan ibu dalam
ini dimungkinkan responden dalam menghadapi persalinan. Penelitian
penelitian ini mayoritas usia tidak beresiko. Kabakyenga, Östergren dan Pettersson
Adanya perencanaan kehamilan menjadi (2011) menyatakan bahwa ada hubungan
perbandingan antara responden yang berusia tingkat pendidikan dengan kesiapan
resiko dan tidak beresiko jauh berbeda. persalinan. Dapat disimpulkan bahwa
Sebagian besar responden ibu hamil kesiapan persalinan bisa dilakukan dari
merencanakan kehamilannya sekitar 69,6%, pendidikan apapun baik pendidikan SD,
maka meskipun usia ibu hamil beresiko tapi SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi.
melakukan perencanaan kehamilan yang baik Hasil penelitian menunjukan bahwa
maka ibu mempunyai kesiapan dalam tidak ada hubungan pendidikan dengan
menghadapi persalinan. kesiapan persalinan di Puskesmas Jetis I
Paritas tinggi berkaitan dengan Bantul. Hal ini dimungkinkan mayoritas
komplikasi dalam kebidanan. Penelitian responden berpendidikan sehingga banyak
Misar (2012) menyebutkan bahwa ibu perubahan dalam pengetahuan dan sikap
melahirkan dengan paritas tinggi memiliki dalam kesiapan persalinan. Adanya
risiko sebesar 1,708 kali untuk mengalami keikutsertaan dalam kelas ibu hamil
komplikasi persalinan. Penelitian Rusmita perbandingan responden yang berpendidikan
(2014) menyatakan bahwa Ibu hamil berbeda jauh. Sebagian besar ibu hamil yang
mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 63%, dan keterampilan ibu-ibu mengenai
maka meskipun ibu tidak berpendidikan kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
tinggi ibu masih bisa mendapat pengetahuan perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir
melalui kelas ibu hamil sebagai sarana dalam rangka membentuk kesiapan ibu hamil
belajar ibu hamil sehingga ibu bisa memiliki dalam menghadapi persalinan. Kelompok
kesiapan persalinan. kelas ibu hamil ini berhubungan dengan
Pekerjaan berhubungan langsung adanya interaksi sosial antar ibu hamil
dengan pendapatan atau kondisi ekonomi ibu sehingga dapat berbagi informasi mengenai
dalam menghadapi persalinan. Penelitian kehamilan dan persalinan yang dinantikan.
Sumiati (2015) menyatakan bahwa ada Menurut Chomaria (2015) untuk mendukung
hubungan kesiapan ekonomi keluarga dengan kondisi ibu hamil langkah yang bisa
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi ditempuh adalah memilih lingkungan
persalinan. Keadaan sosial ekonomi sangat pergaulan dan aktivitas yang positif. Salah
mempengaruhi kehamilan ibu karena satu nya kelas ibu hamil dengan memilih
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan- pergaulan/teman yang dapat saling bertukar
kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain keluh kesah satu sama lain selama masa
makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, kehamilan dan menjelang persalinan. Namun
obat-obatan, tenaga kesehatan dan hasil penelitian menunjukan dari 46 ibu
transportasi/sarana angkutan. Sehingga hamil ada sekitar 10,9% menyatakan bahwa
pekerjaan menjadi salah satu kegiatan untuk kurangnya kesiapan budaya yakni ibu
memenuhi kebutuhan persiapan persalinan. mendapat saran dari teman untuk
Penelitian Rusmita (2014) menyatakan mengkonsumsi makanan/minuman
bahwa ibu hamil yang tidak bekerja memperlancar persalinan hal ini tentunya
mempunyai peluang 2,4 kali siap menjadi saran yang negatif dalam
menghadapi persalinan dibandingkan dengan mempersiapkan persalinan. Penelitian
ibu hamil yang bekerja. Dapat disimpulkan Qurniasih (2015) menyatakan bahwa ada
bahwa ibu hamil yang bekerja maupun tidak hubungan aktivitas kelas ibu hamil dengan
bekerja ibu masih dapat melakukan kesiapan kesiapan persalinan yang ditujukan dengan
persalinan. nilai Asym Sigh 0,000 dengan perhitungan
Hasil penelitian menunjukan bahwa Chi Square, kelas ibu hamil dapat
tidak ada hubungan pekerjaan dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
kesiapan persalinan di Puskesmas Jetis I sehingga dapat merubah perilaku ibu dan
Bantul. Hal ini dimungkinkan responden dapat meningkatkan kesiapan ibu hamil
dalam penelitian ini mayoritas tidak bekerja, dalam menghadapi persalinan, kesiapan
adanya dukungan sosial perbandingan antara tersebut meliputi aspek fisik, psikologis
ibu yang berpenghasilan dan tidak berbeda termasuk tingkat stress dan kecemasan.
jauh. Sebagian besar dukungan sosial yang Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
didapatkan oleh ibu hamil sekitar 58,7%, hubungan kelas ibu hamil dengan kesiapan
maka meskipun kondisi eknomi tidak stabil persalinan di Puskesmas Jetis I Bantul
karena tidak bekerja namun ibu tetap dapat (p=0,037). Faktor pendukung adanya
memenuhi kebutuhan dalam mempersiapkan hubungan yakni perencanaan kehamilan yang
persalinan dengan dukungan sosial berupa matang dilakukan sebelum hamil menjadi
dukungan emosional, dukungan langkah yang baik bagi ibu hamil dalam
penghargaan, dukungan instrumental, menjalani kehamilan. Hasil penelitian
dukungan informasi yang diberikan baik dari menunjukan bahwa ibu yang merencanakan
suami, keluarga, maupun tenaga kesehatan. kehamilannya sekitar 69,6%, maka dengan
Menurut Depkes (2010) kelas ibu hamil perencanaan kehamilan serta mengikuti kelas
merupakan sarana belajar bersama dalam ibu hamil ibu akan lebih siap dalam
bentuk tatap muka dalam kelompok yang menghadapi persalinan.
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
Menurut Bobak (2005) Perencanaan kesiapan persalinan di Puskesmas Jetis I
kehamilan bagaimanapun diperlukan untuk Bantul (p=0,046). Faktor yang mendukung
menjamin penerimaan kehamilan. Tahapan adanya hubungan yakni dukungan sosial
pertama adaptasi peran ibu adalah yang didapatkan ibu selama kehamilannya.
penerimaan kehamilan dan perpaduan Ibu hamil yang mendapat dukungan sosial
pernyataan kehamilan ke dalam pandangan berkisar 58,7%, maka ibu yang sudah
hidup derajat penerimaan merupakan refleksi mempunyai perencanaan kehamilan
dari kesiapan wanita hamil dan respon kemudian mendapatkan dukungan sosial
emosionalnya. Kesiapan untuk kehamilan. berupa dukungan emosional, dukungan
Kesiapan melahirkan dimaksudkan untuk penghargaan, dukungan instrumental dan
mengadakan hubungan antara tanggung dukungan informasi yang diberikan oleh
jawab pasangan. Perencanaan kehamilan suami, keluarga dan tenaga kesehatan akan
berhubungan dengan penerimaan ibu meningkatkan kesiapan ibu dalam
terhadap kehamilannya apabila ibu tidak menghadapi persalinan. Namun sebaliknya
menginginkan karena tidak direncanakan apabila ibu tidak merencanakan
maka dampak yang terjadi ibu mengalami kehamilannya dan kurang mendapatkan
stress dan berakhir pada hasil akhir dukungan sosial ibu tidak akan mempunyai
kehamilan. Menurut Chomaria (2015) sebuah kesiapan menghadapi persalinan dampak
studi baru-baru ini menunjukan bahwa yang terjadi ibu akan mengalami depresi.
wanita hamil yang mengalami stress berat Sarafino dan Smith (2014) mengatakan
memiliki janin yang lebih kecil dibandingkan dukungan sosial adalah keberadaan,
dengan mereka yang tidak mengalami stress. kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang
Seorang wanita yang tidak menerima dapat diandalkan, menghargai dan
kehamilannya, tidak akan menjaga menyayangi. Dukungan sosial merupakan
kehamilannya dengan baik sehingga mudah bantuan atau dukungan yang positif yang
melakukan tindakan pelantaran, menggerutu, diberikan oleh orang-orang tertentu terhadap
mencerca, marah-marah dan terlalu individu dalam kehidupannya serta dalam
mengasihani diri sehingga akan lingkungan sosial tertentu sehingga individu
“memperburuk” kondisinya ketika hamil. yang menerima merasa merasa diperhatikan,
Kondisi inilah yang akan menyebabkan dihargai, dihormati, dicintai. Individu yang
lahirnya anak yang murung, merasa dirinya menerima dukungan sosial akan lebih
ditolak, sehingga memengaruhi penyesuaian percaya diri dalam menghadapi
diri terhadap lingkungannya. persalinannya. Dukungan sosial berkaitan
Penelitian Dibaba, Y., Fantahun, M., & dengan kesiapan ibu dalam menghadapi
Hindin, M. J. (2013) menyatakan bahwa persalinan. Hasil penelitian menunjukan
beberapa studi menghasilkan pengaruh bahwa sekitar 2,2% ibu kurang mendapatkan
kehamilan yang tidak diinginkan berada pada kesiapan psikologis karena keluarga tidak
peningkatan risiko depresi selama kehamilan membantu ibu mempersiapkan persalinan.
daripada wanita dengan kehamilan yang Hal ini tentunya membuat ibu merasa tidak
diinginkan. Kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan dukungan dalam kehamilan
dapat meningkatkan wanita terpapar stres dan persalinannya serta dapat mengganggu
psikososial, kurangnya dukungan sosial yang kesehatan mental. Penelitian Mansel et al.
diberikan oleh suami meningkatkan gejala (2017) mengungkapkan bahwa kesehatan
depresi, dan penurunan keseluruhan mental ibu selama hamil berkaitan dengan
kepuasan hidupnya. Dapat disimpulkan menghasilkan keturunan yang sehat.
bahwa kehamilan yang direncanakan dapat Penelitian Sumaiti (2015) menyatakan bahwa
membuat ibu mempunyai kesiapan dukungan suami (p=0,005), kunjungan ANC
persalinan. (p=0,012), kesiapan ekonomi keluarga
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada (p=0,001) terdapat pengaruh dengan kesiapan
hubungan perencanaan kehamilan dengan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.
dapat disimpulkan bahwa dukungan suami, masa depan (Lobel, 1998; Lobel, Hamilton,
kondisi ekonomi, dan kunjungan ANC dapat & Cannella, 2008 dalam Guardino, 2014).
mempengaruhi kesiapan ibu menjelang Konsekuensi negatif dari stres yang
persalinan. terjadi pada kehamilan. Misalnya, wanita
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dengan stres yang tinggi cenderung untuk
hubungan dukungan sosial dengan kesiapan mempertahankan perilaku kesehatan yang
persalinan di Puskesmas Jetis I Bantul optimal selama kehamilan, dan mereka lebih
(p=0,000). Faktor yang mendukung adanya mungkin untuk merokok dan menjadi
hubungan yakni dilihat dari ibu yang menetap (Lobel, Cannella, Graham,
mengikuti kelas ibu hamil sebanyak 63% dan DeVincent, & Schneider, 2008; Weaver,
perencanaan kehamilan ibu sebanyak 69,6%. Campbell, Mermelstein, & Wakschlag, 2008
Hal ini menjelaskan bahwa ibu hamil yang dalam Guardino, 2014). Selain itu, ibu yang
merencanakan kehamilannya serta mengalami stres atau kecemasan tinggi
mendapatkan pengetahuan seputar kehamilan selama kehamilan beresiko melahirkan
dan persalinan melalui kelas ibu hamil dan prematur dan melahirkan bayi berat lahir
ibu mendapatkan dukungan berupa dukungan rendah (diulas lihat Dunkel Schetter, 2009,
emosional, dukungan penghargaan, 2011; Dunkel Schetter & Glynn, 2010;
dukungan instrumental, dukungan informasi Dunkel Schetter & Lobel, 2012).
yang diberikan oleh suami, keluarga dan Penelitian Mansell et al. (2017)
tenaga kesehatan akan meningkatkan mengungkapkan bahwa kesehatan mental ibu
kesiapan dalam menghadapi persalinan. selama hamil berkaitan dengan menghasilkan
Sarafino dan Smith (2014) mengatakan keturunan yang sehat. Penelitian Alhusen,
dukungan sosial adalah keberadaan, Hayat dan Gross (2013) menyatakan bahwa
kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang ibu dan bayi yang memiliki ikatan akan
dapat diandalkan, menghargai dan menghasilkan anak yang optimal.
menyayangi. Dukungan sosial merupakan Berdasarkan hasil penelitian
pertukaran hubungan antar pribadi yang menunjukan bahwa ibu hamil trimester III di
bersifat timbal balik dimana seseorang Puskesmas Jetis I Bantul mendapatkan
memberi bantuan kepada orang lain. Dari beberapa masalah diantaranya kurangnya
hasil analisis multivariat yang paling kesiapan fisik sebesar 4,3% ibu hamil
berhubungan dengan kesiapan persalinan menyatakan tidak setuju untuk
dengan nilai tertinggi 3,998 adalah dukungan memeriksakan kehamilan selama 4 kali,
sosial maka dapat disimpulkan bahwa ibu selain itu sekitar 6,5% ibu hamil yang kurang
hamil dengan dukungan sosial 3,998 kali setuju untuk memeriksakan diri apabila
lebih siap dalam menghadapi persalinan (CI gerakan bayi kurang dari 10 kali dalam 12
95%, 0,254 – 0,770). Beberapa penelitian jam. Kurangnya kesiapan finansial ibu hamil
mengungkapkan bahwa kehamilan sekitar 3% ibu hamil menyatakan tidak setuju
membutuhkan banyak penyesuaian fisiologis, dalam persiapan persalinan perlu
keluarga, keuangan, pekerjaan, dan menyiapkan pendonor darah. Menurut
lingkungan lain yang bisa menimbulkan Depkes (2010) kesiapan fisik proses
tekanan emosional bagi perempuan, terutama persalinan meliputi kesiapan kondisi
perempuan berpenghasilan rendah yang kesehatan ibu, meliputi kesiapan hal-hal yang
rentan untuk mengalami lebih banyak stres berkaitan dengan perubahan fisiologis selama
dengan lebih sedikit sumber (Norbeck & hamil sampai menjelang persalinan,
Anderson, 1989; Ritter, Hobfoll, Lavin, pengaturan kebutuhan nutrisi saat kehamilan,
Cameron, & Hulsizer, 2000 dalam Guardino, serta upaya perencanaan persiapan persalinan
2014). Ibu hamil juga mungkin khawatir dan pencegahan komplikasi yang mencakup
tentang kesehatan bayi mereka, mendekati tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda
melahirkan, dan tanggung jawab pengasuhan persalinan (Depkes, 2010).
Kurangnya kesiapan psikologis sekitar untuk menghindari berbagai stress dan
2,2% ibu hamil menyatakan keluarga tidak mendorong untuk meminta bantuan pada
membantu mempersiapkan persalinan. kasus PDS.
Dukungan suami dan keluarga memiliki Kurangnya dukungan instrumental
peranan penting dalam meningkatkan sekitar 10,9% ibu hamil menyatakan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi keluarga membuat ibu pesimis dalam
persalinan (Qurniasih, 2014). Kurangnya menghadapi persalinan, dan 2,2% ibu
kesiapan sekitar 10,9% ibu hamil mendapat menyatakan keluarga tidak membantu
saran teman ataupun keluarga untuk mempersiapkan kendaraan apabila
memperlancar persalinan. diperlukan, dukungan suami dan keluarga
Berdasarkan hasil penelitian memiliki peranan penting dalam
menunjukan bahwa ibu hamil trimester III di meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
Puskesmas Jetis I Bantul mendapatkan menghadapi persalinan (Qurniasih, 2014).
beberapa masalah diantaranya dukungan Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang
emosional sekitar 6,5% ibu hamil terdekat pasien (suami, keluarga, teman,
menyatakan jarang mendapatkan perhatian perawat, bidan maupun dokter). Pendamping
dari suami mengenai perkembangan persalinan hendaknya orang yang sudah
kehamilannya, kurang mendapat kepedulian terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal.
pada suasana hati dan tidak bisa Mereka dapat membuat laporan tentang
mencurahkan isi hatinya. Kurangnya kemajuan ibu dan bayi secara terus menerus
dukungan penghargaan sekitar 2,2% ibu memonitor kemajuan persalinan (Walyani,
hamil menyatakan bahwa suami tidak pernah 2015). Sekitar 2,2% ibu hamil menyatakan
meyakinkan ibu bahwa kehamilan dan bidan tidak pernah memberikan motivasi
persalinan adalah sesuatu yang istimewa bagi bahwa persalinan akan berjalan dengan
perempuan, dukungan instrumental dari lancar, dan sekitar 15,2% ibu hamil
suami sekitar 4,3% ibu menyatakan suami menyatakan bahwa bidan jarang memotivasi
tidak pernah menemani ibu untuk ibu bahwa ibu tidak boleh takut dalam
memeriksakan kehamilan. menghadapi persalinan, Kurangnya
Menurut Chomaria (2015) dukungan dukungan informasi sekitar 6,5% ibu hamil
sosial bisa diberikan melalui dukungan menyatakan bahwa bidan tidak pernah
suami. Jika suami menghendaki kehamilan mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan.
istrinya namun tidak memberi support ketika Menurut Walyani (2015) Bidan adalah orang
sang istri mengalami masa-masa sulit, maka yang diharapkan ibu sebagai pendamping
akan timbul rasa jengkel dan mengurangi persalinan yang dapat diandalkan serta
keikhlasan istri dalam menjalani kehamilan. mampu memberikan dukungan, bimbingan
Dalam benak istri akan terlintas pikiran dan pertolongan persalinan.
bahwa ia hanya seorang diri dalam Musbikin (2012) mengungkapkan
menghadapi kepayahan dan kesakitan selama bahwa kehamilan adalah masa yang sangat
masa kehamilannya. Wanita hamil yang istimewa dalam hidup seorang wanita.
mengalami rasa jengkel, tertekan serta rasa Banyak perubahan tubuh terutama karena
cemas ketika menjalani kehamilan akan pengaruh hormon kehamilan terjadi pada
memengaruhi kondisi janin yang masa ini. Tetapi, masa ini sangat
dikandungnya. didambakan, masa ini kadang-kadang
Menurut penelitian Stone et al. (2015) dianggap paling sulit bagi seorang wanita.
bahwa ibu yang mengalami stress selama Agar ibu berhasil melewatinya beberapa
hamil terutama berkaitan stress karena tindakan yang dapat dilakukan adalah
pasangan memiliki peningkatan kejadian merencanakan kehamilan dengan matang,
Postpartum Depressive Syndrom (PDS). Data mengikuti kelas ibu hamil sehingga
menunjukan bahwa ibu harus mendapat mendapat informasi perubahan dalam tubuh
perlindungan secara rutin selama kehamilan selama hamil dan pertumbuhan janin dapat
diketahui serta yang paling penting adalah jarang memberikan perhatian mengenai
dukungan sosial berupa dukungan emosional, perkembangan kehamilannya, kurang
dukungan penghargaan, dukungan mendapat kepedulian pada suasana hati dan
instrumental, dan dukungan informasi dari tidak bisa mencurahkan isi hatinya.
orang terdekat seperti suami, keluarga dan Kurangnya dukungan penghargaan sekitar
tenaga kesehatan sehingga ibu mempunyai 2,2% ibu hamil menyatakan bahwa suami
kesiapan persalinan yang diharapkan anak tidak pernah meyakinkan ibu bahwa
yang dilahirkan menjadi anak yang optimal kehamilan dan persalinan adalah sesuatu
dan generasi yang baik. yang istimewa bagi perempuan, dukungan
Anak adalah titipan ilahi kepada instrumental dari suami sekitar 4,3% ibu
orangtuanya untuk dididik dengan baik menyatakan suami tidak pernah menemani
sehingga menjadi manusia shaleh atau ibu untuk memeriksakan kehamilan.
shalehah yang menyejukan mata dan Allio et al. (2013) mengatakan pria
menentramkan hati. Untuk mendapatkan yang terlibat diidentifikasikan bukan hanya
generasi demikian bukan perkara mudah, sebagai ayah biologis atau pasangan wanita
karena memerlukan kiat tersendiri yang tidak hamil saat ini. Baik pria maupun wanita
banyak orang tua mengetahuinya. Padahal mengutarakan yang ideal adalah ayah atau
hadits Nabi menyatakan bahwa perlakuan pasangan pria terlibat seperti sekarang, yang
orang tua terhadap anak amat menentukan dapat menerima, selalu ada, mengerti, mau
wajah karakter dan format dimensi-dimensi belajar tentang proses kehamilan dan
kepribadian sang anak. “Setiap anak memberikan perhatian, fisik, dan dukungan
dilahirkan atas kesucian (fitrah), maka kedua finansial untuk wanita yang mempunyai
orang tuanyalah yang menyebabkannya anak. Wanita menekankan rasa
menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi”.(H.R. "kebersamaan" selama kehamilan. Saran
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, yang dapat dilakukan membuat program
Ahmad Ibnu Hambal dan Imam Malik). prenatal yang ditargetkan untuk pria,
meningkatkan intervensi saat ini hanya
Dukungan Suami Berhubungan Erat menargetkan pada perempuan, dan
dengan Kesiapan Persalinan meningkatkan kesadaran penyedia layanan
Musbikin (2012) mengatakan bahwa kesehatan tentang pentingnya keterlibatan
dukungan suami bahagiakan istri, proses laki-laki selama kehamilan.
kehamilan 9 bulan yang akan dijalani oleh Menurut Stoppard (2009) suami yang
istri, membutuhkan dukungan moril dan juga baik adalah yang memenuhi kebutuhan
mental dari suami. Banyak perubahan yang istrinya, membantu perawatannya dan terlibat
akan terjadi pada diri pasangan. Dia akan secara dekat dengan segala sesuatu yang
mengalami perubahan fisik dan emosi. terjadi padanya. Ayah seharusnya bekerja
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh keras, bertanggungjawab dan meluangkan
Dr. Robert McCall yang dimuat dalam waktu untuk istri yang akan menciptakan
majalah Better Parenting 1994, sekitar 11- kesenangan, kepuasan dan kebahagiaan yang
65% calon ayah mengalami gejala yang tak terukur. Selama kehamilan, persalinan
mirip seperti yang dialami oleh ibu hamil dan setelahnya istri menggantungkan
misalnya kram pada kaki, mual-mual, dan dukungan dan semangat pada suami.
mengidam atau disebut juga sebagai Alio, et al. (2011) mengatakan
couvade. Sebenarnya, semua gejala itu keterlibatan ayah dapat meningkatkan
bersumber dari perasaan cemas dan juga perilaku kesehatan ibu hamil sehingga
perasaan takut yang dialami sebagai calon mengurangi kemungkinan merugikan hasil
ayah. kehamilan. Apabila suami tidak terlibat maka
Hasil penelitian ibu hamil trimester III akan mempengaruhi kehamilan istrinya.
di Puskesmas Jetis I Bantul menunjukan Penelitian Gosh, et al. (2010) menemukan
bahwa 6,5% ibu hamil menyatakan suami bahwa rendahnya dukungan suami dan stres
kronis selama kehamilan menjadi faktor Saran
risiko potensial untuk kelahiran prematur. Puskesmas Jetis I Bantul memasukan
Sedangkan wanita dengan tingkat dukungan pemeriksaan oleh psikolog minimal 1 kali
moderat sampai tinggi memiliki hasil yang untuk menggali informasi yang dibutuhkan
lebih baik dibanding mereka yang memiliki dalam mencari solusi permasalahan psikis
dukungan rendah. Berdasarkan hal tersebut yang dialami pada saat kehamilan, menjelang
maka dapat disimpulkan bahwa dukungan persalinan, dan nifas. Bagi bidan
suami yang rendah berhubungan erat dengan memberikan KIE mengenai perencanaan
ibu menjalani kehamilan dan bayi yang akan persiapan persalinan sejak pada kehamilan
dilahirkannya. Namun dengan dukungan muda, mengikutsertakan suami ibu hamil
suami yang tinggi maka kesehatan fisik dalam pemeriksaan ANC dan kelas hamil,
mental ibu dan janinnya akan meningkat memberikan dukungan kepada ibu hamil
sehingga dapat menurunkan kematian ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara
dan bayi. rutin, sehingga dapat memantau fisik dan
psikis ibu dalam menghadapi persalinan.
SIMPULAN DAN SARAN Bagi ibu hamil melakukan
Simpulan perencanaan kehamilan bersama suami
Berdasarkan hasil penelitian dan mengenai jumlah anak yang diinginkan,
pembahasan dapat diambil kesimpulan sesuai berkomitmen akan menjalani kehamilan
tujuan penelitian pada distribusi frekuensi dengan sehat, melibatkan suami dalam
karakteristik faktor-faktor yang berhubungan persiapan persalinan. Bagi suami bersama
dengan kesiapan persalinan pada ibu hamil istri dapat merencanakan kehamilan,
trimester III di Puskesmas Jetis I Bantul mengantar dan menemani ibu saat
tahun 2017 mayoritas adalah usia 20-35 pemeriksaan kehamilan, mengingatkan ibu
tahun berjumlah 31 orang (67,4%), minum vitamin dan penambah darah,
multigravida berjumlah 30 orang (65,2%), memenuhi kebutuhan material, aktif dalam
dengan pendidikan menengah (SMA) persiapan persalinan, mendampingi saat
berjumlah 22 orang (47,8%), tidak bekerja persalinan serta mengikuti kelas hamil
berjumlah 32 orang (69,6%), mengikuti kelas sehingga suami dapat memahami proses
ibu hamil berjumlah 29 orang (63%), kehamilan dan persalinan yang dialami
kehamilannya direncanakan berjumlah 32 istrinya. Bagi Peneliti selanjutnya
orang (69,6%), mendapat dukungan sosial memberikan KIE mengenai perencanaan
berjumlah 27 orang (58,7%) dan mayoritas kehamilan dimulai pada masa usia subur,
tidak ada kesiapan persalinan berjumlah 26 mengadakan penyuluhan manfaat kelas ibu
orang (56,5%). hamil, memberikan informasi kepada ibu
Berdasarkan hasil uji analisis bivariat hamil bahwa dukungan sosial sangat penting
didapatkan bahwa ada hubungan kelas ibu dalam kesiapan persalinan.
hamil (p=0,037), perencanaan kehamilan
(p=0,046), dan dukungan sosial (p=0,000) DAFTAR RUJUKAN
dengan kesiapan persalinan. Selanjutnya Alhusen, J., Hayat, M and Gross, D. (2013).
hasil uji analisis multivariat menunjukan A Longitudinal Study Of Maternal
bahwa faktor yang paling berhubungan Attachment And Infant Developmental
dengan kesiapan persalinan dengan nilai Outcomes. Arch Womens Ment Health.
tertinggi 3,998 adalah dukungan sosial, maka Alio, A.P., Mbah, A.K., Kornosky, J.K.,
dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan Wathington, D., Marty, P.J., and Salihu,
dukungan sosial 3,998 kali lebih siap dalam H.M. (2011). Assessing the Impact of
menghadapi persalinan (CI 95%, 0,254 – Paternal Involvement on Racial/Ethnic
0,770). Disparities in Infant Mortality Rates. J
Community Health 36:63–68 DOI
10.1007/s10900-010-9280-3.
Alio, A.P., Lewis, C.A., Scarborough, K., Gebre, M., Gebremariam, A., and Abebe, T.
Harris, K., and Fiscella, K. (2013). A A. (2015). Birth Preparedness and
Community Perspective On The Role Of Complication Readiness among
Fathers During Pregnancy: A Qualitative Pregnant Women in Duguna Fango
Study. BMC Pregnancy and Childbirth, District , Wolayta Zone , 103, 1–12.
13:60. Gurmesa, T.,Mesganaw, F.A., and
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Alemayehu, W.Y. (2014). Factors
Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Affecting Birth Preparedness And
Rineka Cipta. Complication Readiness In Jimma Zone,
Arifin, A. (2015). Hubungan Dukungan Southwest Ethiopia: a multilevel
Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil analysis, 8688, 1–14.
Menghadapi Proses Persalinan Di Guardino, Christine M., Schetter, and
Puskesmas Budilatama Kecamatan Christine D. (2014). Coping During
Gadung Kabupaten Buol Propinsi Pregnancy: A Systematic Review And
Sulawesi Tengah.Skripsi.Jurnal Ilmu Recommendations. Department of
Kesehatan. Psychology, University of California,
Chomaria, N. (2015). Panduan Kehamilan 1285A Franz Hall, Los Angeles, CA
Untuk Muslimah.Surakarta: Ziyad Book. 90095, USA . Health Psychol Rev. 2014
Dahlan, M.S. (2012). Statistik Untuk January 1; 8(1): 70–94.
Kedokteran Dan Kesehatan : Deskriptif, Ghosh, J.K., Wilhelm, M.H., Dunkel-
Bivariat, Dan Multivariat Dilengkapi Schetter, C., Lombardi., C.A., and Ritz,
Aplikasi Dengan Menggunakan B.A. (2010). Paternal Support And
SPSS.Jakarta : Salemba Medika. Edisi 5. Preterm Birth, And The Moderation
Dinas Kesehatan Bantul. (2016). Profil Of Effects Of Chronic Stress: A Study
kesehatan Dinas Kabupaten In Los Angeles County Mothers.
Bantul.Yogyakarta: Dinas kesehatan 13:327–338 DOI 10.1007/s00737-009-
Kabupaten Bantul. 0135-9.
Dinas Kesehatan Bantul. (2016). Profil Hidayat, A.A.A. (2011). Metode Penelitian
Puskesmas Jetis I Tahun Kebidanan dan Teknik Analisis
2015.Yogyakarta: Dinas Kesehatan Data.Jakarta : Salemba Medika.
Kabupaten Bantul. Hailu, M., Gebremariam, A., Alemseged, F.,
Dibaba, Y., Fantahun, M., and Hindin, M. J. and Deribe, K. (2011). Birth
(2013). The Association Of Unwanted Preparedness and Complication
Pregnancy And Social Support With Readiness among Pregnant Women in
Depressive Symptoms In Pregnancy : Southern Ethiopia, 6(6).
Evidence From Rural Southwestern Kabakyenga, J. K., Östergren, P., Turyakira,
Ethiopia, 1–8. E., and Pettersson, K. O. (2011).
Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Knowledge of obstetric danger signs
Program Perencanaan Persalinan Dan and birth preparedness practices among
Pencegahan Komplikasi (P4K) Dengan women in rural Uganda. Reproductive
Stiker : Dalam Rangka Mempercepat Health, 8(1), 33.
Penurunan AKI.Jakarta : Departemen https://doi.org/10.1186/1742-4755-8-33.
Kesehatan RI. Kementerian Agama RI. (2014). Al Qur‟an
Edyanti, D dan Indarwati, R. (2014). Faktor Terjemah dan Tajwid. Bandung : Sygma
Pada Ibu Yang Berhubungan Dengan Creative corp.
Kejadian Komplikasi Kebidanan. Musbikin, I. (2012). Persiapan Menghadapi
Surabaya : Departemen Biostatistika Persalinan Dari Perencanaan
dan Kependudukan Universitas Kehamilan Sampai Mendidik
Airlangga. Anak.Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Bobak, M., Jensen., Irene, D dan Margaret. Simkin, P. (2005). Buku Saku Persalinan.
(2005). Perawatan Maternitas Dan Jakarta : EGC.
Ginekologi. Bandung : Yayasan IAPKP. Sulistyawati, A. (2013). Asuhan Kebidanan
Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba
penyakit kandungan, dan KB untuk Medika.
pendidikan bidan edisi 2.Jakarta : EGC. Sumiati. (2015). Faktor-faktor Yang
Mansell, T., Vuillermin, P., Ponsonby, A., Mempengaruhi Kesiapan Ibu Hamil
and Collier, F. (2017). Maternal Mental Dalam Menghadapi Persalinan Di Ruang
Well-Being During Pregnancy And Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Glucocorticoid Receptor Gene Promoter Labuang Baji Makassar.Jurnal Ilmiah
Methylation In The Neonate, 28(2016), Kesehatan Volume 5.
1421–1430. Stoppard, M. (2009). Panduan
https://doi.org/10.1017/S095457941600 Mempersiapkan Kehamilan Dan
0183. Kelahiran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Misar, Y., Masni, dan Zulkifli, A. (2012). Stone, S.L., Diop, H., Declercq, E., Cabral,
Faktor Risiko Komplikasi Persalinan H.J., Matthew, P., and Wise, L.A.
Pada Ibu Melahirkan di Kabupaten (2015). Stressful Events During
Gorontalo Utara.Sulawesi: Universitas Pregnancy And Postpartum Depressive
Hasanudin. Symptoms Journal Of Women‟s
Putranti, V. (2014). Hubungan Pengetahuan Health.Volume 00, Number 0, Mary
dan Sikap Tentang Persalinan Dengan Ann Liebert, Inc.Doi:
Kesiapan Primigravida Menghadapi 10.1089/Jwh.2014.4857 Journal Of
Persalinan. Tesis. Surakarta : Universitas Women’s Health.
Sebelas Maret. Sofian. A.(2011).Rustam Mochtar Sinopsis
Qurniasih, N. (2014). Hubungan Aktivitas Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri
Kelas Ibu Hamil Terhadap Kesiapan Ibu Patologi Jilid 1.Jakarta : EGC.
Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Di Tancred, T., Marchant, T., Hanson, C.,
Puskesmas Gedong tengen Yogyakarta. Schellenberg, J., & Manzi, F.(2016).
Skripsi. STIKes „Aisyiyah Yogyakarta. Birth preparedness and place of birth in
Rusmita, E. (2015). Pengaruh Senam Hamil Tandahimba district, Tanzania: what
Yoga Terhadap Kesiapan Ibu Hamil women prepare for birth, where they go
Menghadapi Persalinan Di RSIA to deliver, and why. BMC Pregnancy
Limijati Bandung. Skripsi. Bandung: and Childbirth, 16(1), 165.
Politeknik Kesehatan TNI AU Varney, H.(2006).Buku Ajar Asuhan
Ciumbuleuit Bandung. Kebidanan Ed.4 Vol.1. Jakarta: EGC.
Rohani, Saswita, R., dan Marisah. (2011). Walyani, E.S.(2015).Asuhan Persalinan Dan
Asuhan Kebidanan Pada Masa Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka
Persalinan. Jakarta : Salemba Medika. Baru Press.
Rochjati, P. (2004). Rujukan Terencana Widiantari, N.K.N. (2015). Hubungan
dalam Sistim Rujukan Paripurna Karakteristik Ibu Dan Dukungan Sosial
Terpadu Kabupaten/Kota/Poedji Suami Dengan Partisipasi Ibu Mengikuti
Rochjati cetakan 1. Surabaya : Kelas Ibu Hamil Di Kota Denpasar.
Airlangga University Press. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Saifuddin, A.B. (2010). Ilmu Kebidanan. Yenly, S.S. (2009). Hubungan Antara Usia
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Ibu Hamil Dengan Kesiapan Mental
Prawihardjo. Menghadapi Persalinan Di Desa,
Sarafino, E.P., and Smith, T.W. (2014). Kecamatan Ungaran Barat. Skripsi.
Health Psychology Biopshycological Semarang: Akademi Kebidanan Panti
Interaction (8th ed). New York: Wiley. Wilasa.

Anda mungkin juga menyukai