Kesiapan persalinan adalah merupakan proses perencanaan awal, dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu perempuan, suami, dan keluarga agar siap untuk melahirkan dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak terduga ( FCI,2016; WHO, 2006 ). Kesiapan persalinan dibagi menjadi beberapa yaitu, kesiapan fisik, psikologis, finansial, dan budaya. Selain itu ada juga faktor yang mempengaruhi kesiapan persalinan pada ibu hamil yaitu umur, paritas, pengalaman, Pendidikan, dukungan keluarga terutama dukungan suami, dan dukungan tenaga Kesehatan. Unsur kesiapan persalinan ibu hamil dan suaminya dapat mempersiapkan persalinan, dan menghadapi komplikasi dengan mengenal tanda tanda bahaya yang mengindikasikan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan bayi, mengindentifikasi penolong persalinan terlatih dan tempat persalinan, menyediakan tabungan dan mengatur alat transportasi. ( WHO, 2006 ). Seorang Wanita yang telah mempersiapkan unsur kesiapan persalinan yang telah dijelaskan WHO dikategorikan siap, dan sebaliknya bila kurang mempersiapkan unsur kesiapan persalinan dikategorikan tidak siap ( Gitonga, 2014 ). Beberapa penelitian menunjukan bahwa masih rendahnya Wanita yang dikategorikan siap dalam kesiapan persalinan (Mutreja dan Kumar, 2015; Bintara et all, 2015). Salah satu faktor yang mendorong kesiapan adalah kunjungan ANC. terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada Wanita yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih, di bandingkan yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali (Bintara et all, 2015 ; gitonga, 2014). Antenatal care ( ANC ) merupakan pelayanan pemeriksaan Kesehatan ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetric, serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan, dan persalinan (backe et all, 2015). Setiap ibu hamil sangat di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, yaitu minimal 1 kali pada trimester 1 ( sebelum usia kehamilan 14 minggu ), minimal 1 kali pada trimester 2 ( usia kehamilan 14-28 minggu), dan selanjutnya minimal 2 kali pada trimester 3 ( usia kehamilan 28-36 minggu ). Kunjungan pertama ANC sangat di anjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu ( Backe et al, 2015 ; Kemenkes RI, 2015 ; PMK 97, 2014 ). Pada tahun 2015 hampir seluruh ibu hamil ( 95,75% ) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama ( K1) dan ( 87,48% ) ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali ( K4 ) sesuai ketentuan tersebut ( Kemenkes RI, 2016). Ketidak patuhan dalam pemeriksaan ANC dapat menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai macam kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil, sehingga tidak segera dapat di atasi yang akan mengakibatkan angka kematian ibu ( AKI) meningkat ( Marni, 2014 ). Berdasarkan kesepakatan global Millenium Development Goals ( MDGs ) 2000 pada tahun 2015 di harapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990- 2015, dan angka kematian bayi dan balita menurun sebesar dua- pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi 102/100.000 KH, angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan angka kematian balita 97 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Menurut data survei demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia terdapat 359/100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB) 34/ 1.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia di sebabkan karena pendarahan, ekslamsia, dan infeksi. Data dinas Kesehatan kab Garut menunjukan AKI tahun 2022 adalah 121/100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab kematian 45% perdarahan, 18% ekslamsia, 5% abortus ( Dinkes Kab. Garut 2022 ). Beberapa faktor yang melatar belakangi kurangnya kunjungan ANC adalah usia, Pendidikan, paritas, sosial, ekonomi, dan jarak ( Depkes RI, 2007 ). Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu tidak terdeteksi secara dini adanya kondisi ibu hamil yang tergolong dalam kriteria 4 “Terlalu” yaitu terlalu tua pada saat melahirkan ( >35 tahun ), terlalu muda pada saat melahirkan ( <20 tahun ), terlalu banyak anak ( > 4 anak ), terlalu rapat jarak kelahiran/ paritas (< 2 tahun ) yang akibatnya terjadi komplikasi pada ibu hamil tidak dapat dicegah ataupun diobati ( Dwi et all, 2017 ). Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari proses persalinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan laktasi. Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu persiapan pengendalian risiko, apalagi bagi ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilanya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi, dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan ibu dan janinya ( saifudin, 2009 ). Pada umumnya semakin tinggi tingkat Pendidikan semakin baik tingkat pengetahuanya ( Notoatmojo, 2007 ). Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan lebih tentang risiko tinggi kehamilan, maka dari itu ibu akan berfikir untuk menentukan sikap, berprilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah risiko kehamilan tersebut, dan ibu memiliki kesadaran untuk melakukan kunjungan ANC untuk memeriksakan kehamilanya. Sehingga apabila terjadi risiko pada masa kehamilanya dapat di tangani secara dini dan tepat oleh tenaga Kesehatan ( Muflidah, 2009 ). Salah satu faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat tentang Kesehatan adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dari orang atau masyarakat yang bersangkutan ( Notoatmodjo, 2010 ). Pengetahuan sangat mempengaruhi terhadap perilaku seseorang, Sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui tentang kehamilan dengan risiko tinggi, daan mereka baru memeriksa keadaanya ketika keluhan yang dirasakan sudah semakin memburuk. Hal ini berdampak pada menurunya kesadaran ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah mempersiapkan Wanita dalam menghadapi persalinan ( NICE, 2012 ). Maka dari itu jika ibu hamil rutin melakukan kunjungan ANC maka kesiapan persalinan ibu akan meningkat. Di era digital seperti sekarang banyak cara untuk mendapatkan informasi tentang ANC, contohnya kelas ibu hamil melalui Whatsapp group ( WAG ) yang di dalamnya terdapat sharing tentang kehamilan, masalah yang di alami selama kehamilan, dan cara untuk mengatasinya sehingga ibu hamil lebih mengerti tentang kehamilanya, serta mencegah komplikasi kehamilan. Kelas ibu hamil melalui ( WAG ) ini merupakan sarana untuk belajar bersama bagi ibu hamil dalam bentuk teks, maupun audio visual tentang suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan kesehatan baik itu kepada individu, kelompok, maupun masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan kesehatan yang baik. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas samarang kabupaten Garut memiliki 3 tenaga bidan PNS di bagian KIA dan KB yang dapat memberikan pelayanan ANC, puskesmas ini juga dibantu 6 bidan desa untuk melaksanakan programnya. Hasil wawancara awal dengan 4 ibu hamil yang datang ke posyandu di dapatkan 3 orang ibu hamil mengatakan belum siap menghadapi persalinan karena berbagai faktor. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “ Pengaruh ANC melalui (WAG) terhadap kesiapan persalinan” di wilayah kerja puskesmas samarang kabupaten Garut tahun 2022.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian yaitu : Apakah ada pengaruh ANC melalui (WAG) terhadap kesiapan persalinan ibu di wilayah kerja upt puskesmas samarang kab Garut 2022? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh ANC melalui ( WAG ) terhadap kesiapan persalinan ibu di wilayah kerja upt puskesmas samarang kab Garut 2022.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum sharing tentang kehamilan. 2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil setelah sharing tentang kehamilan. 3. Untuk mengetahui pengaruh ANC melalui (WAG) terhadap kesiapan persalinan ibu.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi peneliti Menambah wawasan bagi peneliti tentang ANC dengan menggunakan media (WAG) terhadap kesiapan persalinan, serta menerapkan ilmu pengetahuan tentang metodelogi penelitian. 1.4.2 Bagi institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan bagi akademik dalam pengembangan pembelajaran dan pengembangan penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi tempat penelitian
Sebagai sumber informasi bagi puskesmas sebagai tempat penelitian tentang pelayanan Kesehatan ibu dalam lingkup kehamilan sehingga dapat meningkatkan pelayanan kehamilan.