Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesiapan persalinan adalah merupakan proses perencanaan
awal, dan persiapan melahirkan yang bertujuan untuk membantu
perempuan, suami, dan keluarga agar siap untuk melahirkan
dengan membuat rencana menghadapi komplikasi dan hal tak
terduga ( FCI,2016; WHO, 2006 ).
Kesiapan persalinan dibagi menjadi beberapa yaitu,
kesiapan fisik, psikologis, finansial, dan budaya. Selain itu ada
juga faktor yang mempengaruhi kesiapan persalinan pada ibu
hamil yaitu umur, paritas, pengalaman, Pendidikan, dukungan
keluarga terutama dukungan suami, dan dukungan tenaga
Kesehatan.
Unsur kesiapan persalinan ibu hamil dan suaminya dapat
mempersiapkan persalinan, dan menghadapi komplikasi dengan
mengenal tanda tanda bahaya yang mengindikasikan komplikasi
yang mengancam jiwa ibu dan bayi, mengindentifikasi penolong
persalinan terlatih dan tempat persalinan, menyediakan tabungan
dan mengatur alat transportasi. ( WHO, 2006 ).
Seorang Wanita yang telah mempersiapkan unsur kesiapan
persalinan yang telah dijelaskan WHO dikategorikan siap, dan
sebaliknya bila kurang mempersiapkan unsur kesiapan persalinan
dikategorikan tidak siap ( Gitonga, 2014 ).
Beberapa penelitian menunjukan bahwa masih rendahnya
Wanita yang dikategorikan siap dalam kesiapan persalinan
(Mutreja dan Kumar, 2015; Bintara et all, 2015).
Salah satu faktor yang mendorong kesiapan adalah
kunjungan ANC. terdapat proporsi kesiapan yang lebih tinggi pada
Wanita yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih, di
bandingkan yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
(Bintara et all, 2015 ; gitonga, 2014).
Antenatal care ( ANC ) merupakan pelayanan pemeriksaan
Kesehatan ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetric,
serta untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan,
dan persalinan (backe et all, 2015).
Setiap ibu hamil sangat di anjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali,
yaitu minimal 1 kali pada trimester 1 ( sebelum usia kehamilan 14
minggu ), minimal 1 kali pada trimester 2 ( usia kehamilan 14-28
minggu), dan selanjutnya minimal 2 kali pada trimester 3 ( usia
kehamilan 28-36 minggu ). Kunjungan pertama ANC sangat di
anjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu ( Backe et al, 2015 ;
Kemenkes RI, 2015 ; PMK 97, 2014 ).
Pada tahun 2015 hampir seluruh ibu hamil ( 95,75% ) di
Indonesia sudah melakukan pemeriksaan kehamilan pertama ( K1)
dan ( 87,48% ) ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali ( K4 ) sesuai ketentuan
tersebut ( Kemenkes RI, 2016).
Ketidak patuhan dalam pemeriksaan ANC dapat
menyebabkan tidak dapat diketahuinya berbagai macam
kehamilan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi
keberlangsungan kehamilan atau komplikasi hamil, sehingga tidak
segera dapat di atasi yang akan mengakibatkan angka kematian ibu
( AKI) meningkat ( Marni, 2014 ).
Berdasarkan kesepakatan global Millenium Development
Goals ( MDGs ) 2000 pada tahun 2015 di harapkan angka kematian
ibu menurun sebesar tiga perempatnya dalam kurun waktu 1990-
2015, dan angka kematian bayi dan balita menurun sebesar dua-
pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu
Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka
kematian ibu menjadi 102/100.000 KH, angka kematian bayi dari
68 menjadi 23/1.000 KH, dan angka kematian balita 97 menjadi
32/1.000 KH pada tahun 2015.
Menurut data survei demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
terdapat 359/100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB)
34/ 1.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia di sebabkan karena pendarahan, ekslamsia, dan infeksi.
Data dinas Kesehatan kab Garut menunjukan AKI tahun
2022 adalah 121/100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab
kematian 45% perdarahan, 18% ekslamsia, 5% abortus ( Dinkes
Kab. Garut 2022 ).
Beberapa faktor yang melatar belakangi kurangnya
kunjungan ANC adalah usia, Pendidikan, paritas, sosial, ekonomi,
dan jarak ( Depkes RI, 2007 ).
Dampak kurangnya kunjungan ANC pada ibu hamil yaitu
tidak terdeteksi secara dini adanya kondisi ibu hamil yang
tergolong dalam kriteria 4 “Terlalu” yaitu terlalu tua pada saat
melahirkan ( >35 tahun ), terlalu muda pada saat melahirkan ( <20
tahun ), terlalu banyak anak ( > 4 anak ), terlalu rapat jarak
kelahiran/ paritas (< 2 tahun ) yang akibatnya terjadi komplikasi
pada ibu hamil tidak dapat dicegah ataupun diobati ( Dwi et all,
2017 ).
Persiapan persalinan merupakan bagian terpenting dari
proses persalinan yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan
optimal menjelang persalinan dan segera dapat memberikan
laktasi.
Pada saat pemeriksaan kehamilan sangat membantu
persiapan pengendalian risiko, apalagi bagi ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui
apakah kehamilanya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan
risiko tinggi, dan komplikasi obstetric yang dapat membahayakan
ibu dan janinya ( saifudin, 2009 ).
Pada umumnya semakin tinggi tingkat Pendidikan semakin
baik tingkat pengetahuanya ( Notoatmojo, 2007 ). Apabila seorang
ibu hamil memiliki pengetahuan lebih tentang risiko tinggi
kehamilan, maka dari itu ibu akan berfikir untuk menentukan
sikap, berprilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi
masalah risiko kehamilan tersebut, dan ibu memiliki kesadaran
untuk melakukan kunjungan ANC untuk memeriksakan
kehamilanya. Sehingga apabila terjadi risiko pada masa
kehamilanya dapat di tangani secara dini dan tepat oleh tenaga
Kesehatan ( Muflidah, 2009 ).
Salah satu faktor penentu yang dapat mempengaruhi
perilaku seseorang atau masyarakat tentang Kesehatan adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dari orang atau
masyarakat yang bersangkutan ( Notoatmodjo, 2010 ).
Pengetahuan sangat mempengaruhi terhadap perilaku
seseorang, Sebagian besar ibu hamil tidak mengetahui tentang
kehamilan dengan risiko tinggi, daan mereka baru memeriksa
keadaanya ketika keluhan yang dirasakan sudah semakin
memburuk. Hal ini berdampak pada menurunya kesadaran ibu
hamil untuk melakukan kunjungan ANC.
Tujuan dari pemeriksaan ANC salah satunya adalah
mempersiapkan Wanita dalam menghadapi persalinan ( NICE,
2012 ). Maka dari itu jika ibu hamil rutin melakukan kunjungan
ANC maka kesiapan persalinan ibu akan meningkat.
Di era digital seperti sekarang banyak cara untuk
mendapatkan informasi tentang ANC, contohnya kelas ibu hamil
melalui Whatsapp group ( WAG ) yang di dalamnya terdapat
sharing tentang kehamilan, masalah yang di alami selama
kehamilan, dan cara untuk mengatasinya sehingga ibu hamil lebih
mengerti tentang kehamilanya, serta mencegah komplikasi
kehamilan.
Kelas ibu hamil melalui ( WAG ) ini merupakan sarana
untuk belajar bersama bagi ibu hamil dalam bentuk teks, maupun
audio visual tentang suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan
kesehatan baik itu kepada individu, kelompok, maupun
masyarakat, untuk memperoleh pengetahuan kesehatan yang baik.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja
puskesmas samarang kabupaten Garut memiliki 3 tenaga bidan
PNS di bagian KIA dan KB yang dapat memberikan pelayanan
ANC, puskesmas ini juga dibantu 6 bidan desa untuk
melaksanakan programnya. Hasil wawancara awal dengan 4 ibu
hamil yang datang ke posyandu di dapatkan 3 orang ibu hamil
mengatakan belum siap menghadapi persalinan karena berbagai
faktor.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
meneliti “ Pengaruh ANC melalui (WAG) terhadap kesiapan
persalinan” di wilayah kerja puskesmas samarang kabupaten Garut
tahun 2022.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka
rumusan masalah penelitian yaitu : Apakah ada
pengaruh ANC melalui (WAG) terhadap kesiapan
persalinan ibu di wilayah kerja upt puskesmas
samarang kab Garut 2022?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh ANC melalui ( WAG )
terhadap kesiapan persalinan ibu di wilayah kerja upt
puskesmas samarang kab Garut 2022.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
hamil sebelum sharing tentang kehamilan.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
hamil setelah sharing tentang kehamilan.
3. Untuk mengetahui pengaruh ANC melalui
(WAG) terhadap kesiapan persalinan ibu.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Bagi peneliti
Menambah wawasan bagi peneliti tentang ANC
dengan menggunakan media (WAG) terhadap kesiapan
persalinan, serta menerapkan ilmu pengetahuan tentang
metodelogi penelitian.
1.4.2 Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi akademik dalam
pengembangan pembelajaran dan pengembangan
penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi tempat penelitian


Sebagai sumber informasi bagi puskesmas
sebagai tempat penelitian tentang pelayanan Kesehatan
ibu dalam lingkup kehamilan sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai