Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN IBU PRIMIGRAVIDA

DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GLUMPANG BARO


KABUPATEN PIDIE TAHUN 2021

Proposal

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Terapan Kebidanan pada Prodi D-IV Kebidanan
Stikes Darussalam Lhokseumawe

Disusun oleh :

FITRIANI
NIM 202204186

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN LHOKSEUMAWE
TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketepatan pengambilan keputusan saat terjadi komplikasi merupakan

salah satu upaya pencegahan kematian pada Ibu hamil. Hal ini dapat dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh Ibu hamil dan keluarga tentang

kehamilan dan persalinan serta mendapatkan informasi tentang pelayanan

antenatal sehingga dapat mempersiapkan persalinan dan kesiapan menghadapi

komplikasi (Kemenkes RI, 2013).

Resiko yang terjadi pada ibu dan bayinya yang lebih besar dari biasanya

merupakan resiko tinggi kehamilan, yang dapat mengakibatkan timbulnya

penyakit atau kematian sebelum ataupun sesudah persalinan. Kematian ibu secara

tidak langsung disebabkan karena tingkat pendidikan, social ekonomi yang

rendah, social budaya, dan sulit terjangkaunya pelayanan kesehatan. Pendarahan,

partus lama, eklamsi merupakan penyebab kematian ibu secara langsung,

sedangkan penyebab kematian ibu secara tidak langsung yaitu kurang energi

kronis (KEK) 37% sedangkan pada anemia dalam kehamilan 40% (Corneles

Maria & Losu, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) data kematian ibu masih

cukup tinggi, setiap hari diseluruh dunia sekitar 800 perempuan meninggal karena

komplikasi kehamilan atau persalinan. Pada tahun 2013, terdapat 289.000

perempuan meninggal selama dan setelah masa kehamilan serta persalinan.

Angka kematian ibu di dunia pada tahun 2013 yaitu berjumlah 100.000 kelahiran

1
2

hidup. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang

(WHO, 2015).

Menurut Data Kementrian Kesesehatan (Kemenkes) melalui Program

Indonesia Sehat telah menunjukkan perbaikan seperti pada kesehatan ibu dan

anak. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan dari 390 per 100.000

kelahiran hidup menjadi 305 per 100.000 per kelahiran hidup. Data penurunan

AKI dan AKB terjadi karena beberapa faktor, yakni hampir seluruh Puskesmas

yaitu 9456 telah melaksanakan kelas ibu hamil, 96,1% ibu hamil pernah

mendapatkan pelayanan antenatal sekali selama kehamilannya, 86% ibu hamil

periksa sekali sewaktu trimester I, dan 74,1% ibu hamil periksa sesuai standar,

serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan telah mencapai 86%. (Kemenkes

RI, 2019).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh masalah kesehatan masyarakat di

Aceh masih tergolong cukup besar. Hal itu dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu

(AKI) yang masih cukup tinggi, yaitu 143 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sebanyak 10 per 1000 kelahiran hidup (Dinkes Aceh,

2019).

Tahap awal persalinan dapat menjadi waktu yang sulit bagi sebagian besar

Ibu, khususnya ibu yang melahirkan anak pertamanya. Rasa takut dan cemas

akan memainkan peranan dalam kemampuan ibu untuk beradaptasi, terutama jika

ibu sendirian dan tidak yakin mengenai apa yang sedang dialaminya (Baston dkk,

2012).
3

Setiap ibu yang memasuki masa persalinan akan muncul perasaan takut,

khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara (Yuliatun, 2008). Ketakutan

sering dirasakan oleh ibu yang akan melahirkan, disebabkan oleh ketakutan

dengan kondisi janinnya dan ketakutan akan rasa sakit. Rasa cemas dan takut

menyebabkan rasa nyeri dan membuat rahim semakin keras kontraksinya.

Kecemasan dan ketakutan memacu keluarnya adrenalin dan menyebabkan serviks

kaku dan membuat proses persalinan lebih lambat (Aprillia, 2010).

Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah

memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika proses persalinan. Dalam hal

ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan

dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan

aman baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan (Sumarah dkk, 2009).

Umumnya hampir semua primigravida mengalami kecemasan,

kekhawatiran, dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan,

maupun setelah persalinan. Kecemasan yang ibu rasakan umumnya berkisar mulai

dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh

sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, bahkan komplikasi

saat persalinan sampai terjadinya kematian. Kadang kekhawatiran yang tidak

rasional pun sering kali muncul di benak ibu apalagi ibu primigravida sehingga

mengalami kecemasan saat mendekati persalinan (Aprilllia, 2010).

Asuhan fisik dan psikologi, Kehadiran seorang pendamping secara terus-

menerus, pengurangan rasa sakit, penerimaan atas sikap dan perilakunya,

informasi kepastian tentang hasil persalinan yang aman merupakan lima


4

kebutuhan wanita dalam persalinan (Rukiyah, dkk. 2009). Saat persalinan akan

berlangsung, istri tetap menunggu suaminya bila tidak ada di rumah sehingga

pertolongan persalinan terlambat diberikan kepada istri karena suami mempunyai

peran besar dalam pengambilan keputusan. Namun, pada kenyataannya suami

sering kali kurang memperhatikan kesehatan istri selama hamil dan tidak

mengetahui apakah kehamilan istrinya termasuk risiko tinggi atau tidak (Sudarma,

2008).

Kesiapan persalinan dan penanganan komplikasi adalah proses

perencanaan untuk persalinan normal dan antisipasi tindakan yang diperlukan

dalam keadaan darurat (Hailu, 2011). Menurut Yenly (2012) ada hubungan antara

usia ibu hamil dan jumlah pendapatan keluarga dengan kesiapan mental dalam

menghadapi persalinan yang ditinjau dari tingkat kecemasan ibu. Dalam

penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi ANC yang teratur tidak menjamin ibu

siap dalam menghadapi persalinan.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan Ibu primigravida dalam

menghadapi persalinan di Puskesmas Glumpang Baro Kabupaten Pidie.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan masalah

“Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan Ibu primigravida dalam

menghadapi persalinan di Puskesmas Glumpang Baro Kabupaten Pidie Tahun

2021”
5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Kesiapan Ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Glumpang Baro

Kabupaten Pidie Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap Kesiapan Ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Glumpang Baro

Kabupaten Pidie Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui pengaruh kunjungan ANC terhadap Kesiapan Ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Glumpang Baro

Kabupaten Pidie Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian

khususnya tentang faktor - faktor yang mempengaruhi dengan kesiapan ibu

primigravida dalam menghadapi persalinan.

2. Bagi Petugas Kesehatan, Perawat atau Bidan

Dapat dijadikan sebagai pedoman bagi petugas kesehatan, perawat atau bidan

di Puskesmas dalam memberikan konseling dan dukungan pengetahuan

kepada Ibu hamil yang akan menghadapi persalinan.


6

3. Bagi Ibu Hamil

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan Ibu hamil mengenai pentingnya

mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan.

4. Bagi STIKes Darussalam Lhokseumawe

Untuk kajian keilmuan dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dengan

pengembangan ilmu melalui penelitian ini.

E. Keaslian Penelitian

1. Mansel (2017) mengungkapkan bahwa kesehatan mental ibu selama hamil

berkaitan dengan menghasilkan keturunan yang sehat. Penelitian Sumaiti

(2015) menyatakan bahwa dukungan suami (p=0,005), kunjungan ANC

(p=0,012), kesiapan ekonomi keluarga (p=0,001) terdapat pengaruh dengan

kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.

Anda mungkin juga menyukai