SKRIPSI
Disusun oleh:
ERMIDA GINTING
1901032087
PENDAHULUAN
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh normal di
dalam rahim ibu. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester ke satu
sembilan kali lipat dan progesteron sebanyak dua puluh kali lipat yang dihasilkan
sehingga tanpa ada sebab yang jelas seorang ibu hamil merasa sedih, mudah
kehamilan menginjak usia trimester ketiga, ibu hamil mengalami perubahan emosi
yang dapat mempengaruhi diri seperti muncul rasa takut dan kecemasan berlebih
dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar
dengan kehadiran seorang bayi. Kewaspadaan yang timbul saat trimester ketiga
1
2
tersebut menyebabkan kecemasan pada ibu hamil hingga masa persalinan yang
akan dijalaninya nanti. Dimasa pada periode ini ibu hamil merasa cemas terhadap
berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan
pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas atau takut karena
Kecemasan yang terjadi pada ibu hamil tersebut dapat memberikan dampat
negatif terhadap ibu dan bayi yang dikandung. Ibu hamil dengan tingkat
keguguran. Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu hamil
juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi
pada ibu hamil ini jika terjadi terus menerus dan berlebihan maka dapat
preeklamsia bahkan eklamsia tingkat terparah dari kecemasan yang dialami dan
dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Kecemasan sebelum persalinan
ini masih menjadi masalah bagi ibu hamil terutama di Indonesia. Angka Kematian
Ibu (AKI) masih tinggi di Indonesia, walaupun beberapa tahun belakangan tahun
2017 angka tersebut menurun di beberapa provinsi, salah satu penyebabnya adalah
(ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap
tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, target AKI Indonesia pada
tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kepala Badan Kependudukan
2019 menyatakan bahwa tingginya AKI merupakan salah satu tantangan yang
nasional, yaitu mengakhiri kematian ibu saat hamil dan melahirkan. AKI saat ini
Development Goals (SDGs) yakni 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2019 sebanyak 179 dari 302.555 kelahiran hidup atau 59,16 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini menurun dibandingkan AKI tahun 2018 yang mencapai 186 dari
305.935 kelahiran hidup atau 60,79 per 100.000 kelahiran. Angka itu juga jauh
bisa ditekan dari target kinerja AKI tahun 2019 pada Rencana Pembangunan
kesehatan pada masa hamil. Pada Bab II Pasal 12 ayat 1 dijelaskan bahwa tujuan
dari pelayanan kesehatan masa hamil adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
4
dapat dijalani dengan sehat, dan melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas. Satu
hal yang disayangkan yaitu pelayanan masa kehamilan yang diberikan belum
diberikan hanya terfokus pada kesehatan fisik ibu hamil saja, sehingga rasa cemas,
khawatir, dan stress yang terjadi yang secara tidak langsung memberikn pengaruh
katkan kadar norepinefrin dalam darah. Akan lebih sering terbangun karena
Kualitas tidur ibu hamil yang buruk dapat membahayakan ibu hamil dan bayi yang
yang tidur <6 jam/malam cenderung akan melewati persalinan yang lebih lama dan
pada primigravida 4,5 kali lebih beresiko untuk menjalani persalinan Caesar,
setelah melahirkan. Demikian pula pada bayi, hal tersebut menyebabkan berat lahir
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, diantaranya dengan
menunjukkan bahwa usaha Indonesia untuk menurunkan AKI sampai saat ini
5
penjelasan secara baik kepada para ibu hamil. Karena dengan memberikan
dukungan yang baik akan membuat kecemasan dan ketakutan ibu hamil menurun
bahkan membuat ibu hamil percaya akan kemampuan yang mereka miliki agar
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Persalinan dapat berjalan dengan baik apabila keadaan psikologis ibu
baik pula. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang
dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi oleh suami atau orang-
positif bagi keadaan psikis ibu. Selain dukungan suami, kompetensi yang dimiliki
terjadi. Dengan memastikan proses persalinan akan berjalan lancar dan dukungan
dari berbagai pihak yang berperan besar dalam kehidupan ibu hamil dapat
6
menurunkan kecemasan dan mengolah kecemasan ibu agar semua upaya yang
telah dilalui hingga masa persalianan datang dapat dilalui dengan baik dan lancar.
yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil trimester III di RBM Indah tahun
2020.
berhubungan dengan kecemasan ibu hamil trimester III dan sebagai wacana dalam
Penelitian ini dapat menjadi salah satu motivasi bagi ibu hamil agar dapat
mengontrol kecemasan saat berada pada trimester III dan terus meningkatkan
b. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tentang faktor yang
persalinan. Selain itu juga dapat dijadikan acuan dalam tindakan asuhan
keperawatan pada ibu hamil trimester III yang mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Bersalin
persalinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam
niali p = 0,006 < α 0,05 dan untuk variabel dukungan keluarga diperoleh p =
0,002 < α 0,05. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Tahun 2017. Hasil ini menunjukkan bahwa
faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil trimester III adalah
dukungan suami dengan p value 0,048 (p < 0,05) sedangkan usia ibu, tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III dengan p > 0,05. Simpulan faktor yang
berpengaruh terhadap kecemasan ibu hamil trimester III adalah dukungan suami.
(10)
Ibu hamil yang berpartisipasi mengisi kuesioner adalah 144 dari 160 (Respon
Rate 90,62%). Ibu hamil yang mengalami kecemasan antenatal sebanyak 38 orang
(26,4%) dan yang tidak mengalami kecemasan antenatal sebanyak 106 orang
bahwa kecemasan merupakan gangguan mental yang sering terjadi pada ibu
kecemasan antenatal agar dapat merencanakan asuhan kebidanan yang tepat serta
pembahasan setelahnya.(1)
1. Pengertian Kehamilan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
2) Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).
Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu; kehamilan trimester pertama mulai
0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan
waktu normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari).(1)
penyakit.(1)
b. Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang untuk
antara lain:
12
janin;
Pada rahim yang normal/ tidak hamil sebesar telur ayam, umur dua
bulan kehamilan sebesar telur bebek, dan umur tiga bulan kehamilan
uteri dari simfisis maka diperoleh, usia kehamilan 22-28 minggu : 24-
c. Serviks
berwarna kebiruan (Chadwic) perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan
d. Ovarium
tenang/ beristirahat.
e. Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin
diantaranya:
agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi
16 minggu sampai 32 minggu warna cairan agak putih seperti air susu
dengan efek samping mual dan muntah, selain itu terjadi juga perubahan
10 mmHg. Selama trimester ketiga tekanan darah ibu hamil harus kembali
Chloasma.
karies gigi.
50% atau lebih, serta pembesaran uterus yang menekan kandung kemih
volume darah pada atau mendekati akhir kehamilan rata-rata adalah sekitar
dengan kecepatan lebih lambat selama trimester ketiga. Selain itu terjadi
1) Trimester Pertama
16
Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada ibu hamil dan
penyesuaian seorang ibu hamil terhadap kenyataan bahwa dia sedang hamil.
Fase ini sebagian ibu hamil merasa sedih dan ambivalen. Ibu hamil mengalami
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan depresi terutama hal itu serigng kali
terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan yang tidak direncanakan. Namun,
berbeda dengan ibu hamil yang hamil dengan direncanakan dia akan merasa
2) Trimester Kedua
Trimester kedua sering dikenal dengan periode kesehatan yang baik, yakni
ketika ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Di
trimester kedua ini ibu hamil akan mengalami dua fase, yaitu fase
akan mengalami lagi dan mengevaluasi kembali semua aspek hubungan yang
dia alami dengan ibunya sendiri. Di trimester kedua sebagian ibu hamil akan
mulai mereda dan menuntut kasih 40 sayang dari pasangan maupun dari
keluarganya.
3) Trimester Ketiga
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai menyadari kehadiran
17
bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan
2.2.2. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan atau ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau
takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak
mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang
dan Hartono cemas merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang
dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya. (11)
Menjelang hari-hari terakhir sebelum melahirkan, seorang calon ibu sering kali
dilanda kecemasan menghadapi masa persalinan, hal ini dialami oleh calon ibu
yang akan melahirkan bayi pertamanya ataupun yang telah mengalami trauma
18
imaji yang akan memperburuk kecemasan. Ketika ibu merasa sangat cemas
untuk merasa sakit, akibatnya saat persalinan nanti persepsi nyeri semakin
meningkat. Selain itu, cemas yang berlebihan pada ibu hamil juga dapat
(11)
2. Tingkat Kecemasan
hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi atau gugup. Hal ini
persepsi.
3) Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus pada sesuatu
yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang lainnya.
19
freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di tempat dan berjuang
3. Gejala Kecemasan
yaitu:
perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah
tersinggung.
2) Ketegangan (tension) yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan
3) Ketakutan yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal
sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan takut
4) Gangguan tidur yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan
sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang hari.
20
7) Gejala somatik (otot) yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot,
mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung seperti
menghilang/berhenti sekejap.
10) Gejala respiratori yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik,
rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, kehilangan
12) Gejala urogenital yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
13) Gejala otonom yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing
14) Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari gemetar,
kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat,
sistem visceral yaitu sistem urogenital (sering kencing atau sulit kencing), sistem
cardiovasculer (tekanan darah tinggi, berkeringat dingin, sakit kepala, dan lain-
Gejala kecemasan diatas sering juga terjadi pada ibu hamil karena saat hamil
kondisi emosional seorang wanita mudah seklai berubah ubah, selain dari
ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi
menjadi dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan menjelang
persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi menjadi dua jenis,
yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan suami. Kepercayaan pada
faktor internal merupakan tanggapan percaya atau tidak percaya dari ibu hamil
mengenai cerita atau mitos yang didengar dari orang lain atau yang berkembang
berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami oleh ibu menjelang
penting bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi
membuat ibu hamil lebih siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi saat
persalinan dan ibu tidak terbebani dengan perasaan takut dan cemas. Selain
informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami juga merupakan faktor eksternal
yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami dapat mengurangi kecemasan
sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa tenang dan memiliki mental
Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis
dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Faktor biologis
melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti kesiapan mental ibu hamil
penulis akan melakukan pengumpulan data yang membahas beberapa faktor yang
mempengaruhi kecemasan pasa ibu hamil yaitu faktor internal berupa usia ibu
23
hamil dan pengetahuan ibu hamil serta faktor eksternal yaitu berupa dukungan
kecemasan adalah :
1) Usia
2) Pendidikan
3) Dukungan Keluarga
4) Ekonomi
psikologi ibu hamil. Jika kondisi ekonomi baik, maka ibu hamil akan
sebaliknya dengan kondisi ekonomi buruk maka ibu hamil tidak mendapat
kesejahteraan fisik dan pesikologis secara baik. Pekerjaan ibu hamil tidak
24
terlalu berat dan tidak terlalu banyak tenaga, dimana ibu bisa menjalaninya
selama kehamilan, pekerjaan bisa membawa dampak positif. Ibu akan focus
kepekerjaanya dan kecemasan ibu dapat teralihkan. Ditempat kerja ibu bisa
Said N, dkk (2015) terdapat responden yang tidak bekerja sebanyak 31 orang
5) Pekerjaan
dalam diri seseorang memberikan kesan dan pengetahuan. Diketahui ibu yang
bekerja lebih aktif dibanding dengan ibu yang tidak bekerja atau ibu yang
bekerja lebih stabil dibanding ibu yang tidak bekerja. Pekerjaan ibu dapat
tempat pekerjaan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang
terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang ibu hamil yang bekerja mengalami
6) Paritas
rasa khawatir dan takut dalam menghadapi proses persalinan tersebut. Rasa
bisa berkonsentrasi dengan baik dan hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan
1) Kecemasan Ringan
2) Kecemasan Sedang
meningkat.
3) Cemas Berat
memusatkan pada suatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berpikir
a. Nafas pendek, rasa tercekik, pusing, sakit kepala, rasa tertekan, rasa
tegang.
4) Panik
Individu sangat kacau atau berbahaya bagi diri maupun orang lain. Tidak
perasaan takut, panik, dan gugup. Ibu menanti kehadiran bayinya sebagai
tidak lahir tepat pada waktunya. Ibu takut terhadap hidupnya dan bayinya dan
tidak tahu kapan akan melahirkan. Ibu merasa takut akan rasa sakit dan
rasa sakit saat bersalin, gangguan saat melahirkan dan aneka kekhawatiran
kamar perawatan yang nyaman. Perhatikan juga jarak tempuh dari rumah
kandung dan sebagainya bisa memberi dorongan supaya ibu lebih tenang
proses persalinan juga kurang bijak karena hanya akan membuat ibu
cemas.
merasakan nyeri atau rasa sakit yang berlebihan. Rasa takut akan menghalangi
proses persalinan karena ketika tubuh manusia mendapatkan sinyal rasa takut,
tubuh akan mengaktifkan pusat siaga dan pertahanan. Akibatnya rahim hanya
panjang.
proses persalinan.
Rating Scale). Skala ini adalah pengukuran kecemasan yang didasarkan pada
skala HARS ada 14 symptom yang nampak pada individu yang mengalami
terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Berdasarkan
dan reliabilitas karena instrument ini sudah baku. Menurut Nursalam juga
telah melakukan uji validitas dan reliabilitas HARS. Hasil dari penelitiannya
table= 0,349). Hasil koefisien reliabilitas dianggap reliable jika r> 0,60. Hal
tersinggung.
4. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
7. Gejala somatik : nyeri pada otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
13. Gejala autonomy : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
14. Perilaku atau sikap : gelisah, jati- jari gemetar, mengkerutkan dahi atau
kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
kategori :
2.3. Hipotesis
kemungkinan hasil dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis
32
1. Ada Hubungan Paritas dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di RBM
2. Ada Hubungan Usia dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di RBM
3. Ada Hubungan Dukungan Suami dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor risiko (independen) dan
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai September 2020.
penelitian ini. Populasi yang diambil adalah seluruh ibu hamil trimester III di
3.3.2. Sampel
Sampel adalah yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh populasi dijadikan sampel
1. Paritas adalah jumlah kehamilan dan persalinan yang pernah ibu alami
4. Kecemasan ibu hamil trimester III adalah Perasaan takut dan tidak nyaman
yang tidak jelas penyebabnya yang dialami oleh ibu hamil trimester III
Aspek pengukuran data adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat
Jumlah
Cara dan Jenis
Nama Pertan Skala
Alat Value Skala
Variabel yaan Pengukuran
Ukur Ukur
Independen
Paritas 1 Kuesioner - Satu kali Primigravida(1) Ordinal
- lebih dari satu Multigravida
kali (0)
Usia 1 Kuesioner - - < 20 tahun(1) Ordinal
- 20-35 tahun
(2)
- >35 tahunC
Dukungan 25 Kuesioner Favourable: Kurang Ordinal
Suami a. Selalu skor: 4 mendukung
36
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, baik individu
ataupun perseorangan atau data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh
pihak lain, misalnya rekam medic, data kunjungan pasien, dan lain-lain.
37
3. Data Tersier
Data tersier merupakan data primer dan sekunder yang telah disusun dan
menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari tempat
3. Data Tersier merupakan data yang diperoleh dari berbagai referensi yang
sangat valid dan telah dipublikasikan seperti data WHO, jurnal-jurnal, dan
1. Collecting
2. Checking
3. Coding
38
2, 3, dst.
4. Entering
aplikasi SPSS.
5. Data Processing
komputer.
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.
(dependentvariable).
menunjukan nilai p< p value(0.05) maka dikatakan (H0) di tolak dan Ha diterima,
responden atau sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana
1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2x2, misal 2x3, maka jumlah cell
DAFTAR PUSTAKA
40
Antenatal. 2019;5(1):16–23.
Penanganannya. 2019;
https://mediaindonesia.com/read/detail/280473-sumut-berhasil-tekan-
angka-kematian-ibu-dan-bayi
https://www.wartaekonomi.co.id/read174433/angka-kematian-ibu-
melahirkan-di-sumut-capai-194-jiwa.html
11. Sari wydia NI. Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Kecemasan
13. Tris Eryando. Teori dan Aplikasi Pengumpulan Data Kesehatan Termasuk
Assalamu’alaikum Wr Wb
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Medan, 2020
Peneliti
( Ermida Ginting )
Lampiran : Lembar Kuisioner Dukungan Suami dan Tingkat Kecemasan
43
Identitas diri:
Nama :
Umur :
Prndidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Berikan tanda (√) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan
keadaan suami anda. Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban benar.
Silahkan berikan tanda (√) pada kolom isi sesuai dengan yang anda
rasakan saat ini dengan skala penelian:
No Gejala Kecemasan
1. Saya mengalami perasaan cemas dalam menghadapi persalinan diantaranya:
□ cemas terhadap proses persalinan
□ firasat buruk menjalani
□ mudah tersinggung dengan orang lain
□ ketegangan menghadapi persalinan