Anda di halaman 1dari 11

DAMPAK KECEMASAN PADA

IBU HAMIL TERHADAP


PROSES PERSALINAN
KELOMPOK 28
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BAB I
PENDAHULUAN

Kecemasan pada kehamilan merupakan reaksi emosional yang terjadi pada ibu hamil terkait dengan
kekhawatiran ibu dengan kesejahteraan diri dan janinnya, keberlangsungan kehamilan, persalinan, masa
setelah persalinan dan ketika telah berperan menjadi ibu. Prevalensi kecemasan dan depresi pada negara
maju sekitar 7-20% dan di negara berkembang sekitar lebih dari 20% (Alza & Ismarwati, 2017).
Berdasarkan data dari WHO, menunjukkan bahwa setiap hari, sekitar 810 wanita meninggal akibat
kehamilan dan persalinan. Dari tahun 2000 sampai 2017, rasio kematian ibu turun sekitar 38% di seluruh
dunia. 94% dari semua kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Perawatan
terampil sebelum, selama dan setelah melahirkan dapat menyelamatkan nyawa wanita dan bayi baru lahir
(WHO, 2019).

Kecemasan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan
berakibat pembukaan yang lama. Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada persalinan
serta berakibat timbulnya dilatasi serviks yang tidak baik (Mochtar, 2010). Studi lain mengungkapkan
bahwa terdapat 67% ibu hamil menyatakan agak cemas menjelang persalinannya, 12% sangat cemas dan
sisanya 23% menyatakan tidak cemas (Artanty, 2011).
Tujuan
Untuk mengetahui dampak kecemasan ibu hamil terhadap proses persalinan
 
Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber acuan teori psikologi perkembangan terkait dampak kecemasan ibu hamil terhadap
proses persalinanMemberikan gambaran ilmu untuk mecegah dampak terjadinya kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses
persalinan
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dampak kecemasan ibu hamil terhadap proses
persalinan
A. Konsep Kecemasan
Dalam Bahasa Inggris kecemasan berarti anxiety yang berawal dari Bahasa Latin angustus
artinya kaku. Kecemasan hampir sama dengan ketakutan, tapi fokusnya berbeda. Ketakutan
merupakan suatu tindakan terhadap suatu ancaman yang langsung, sedangkan kecemasan merupakan
timbulnya rasa khawatir terhadap suatu bahaya yang tak terduga di masa depan. (Annisa & Ifdil,
2016).

B. Konsep Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu masa bermula dari proses konsepsi hingga janin terlahir.
Normalnya kehamilan dihitung berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu 280 hari (40

BAB II
minggu) atau terhitung 9 bulan 7 hari. Masa kehamilan terbagi menjadi 3 triwulan atau trimester,
masing-masing terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut perhitungan kalender. Trimester pertama
kehamilan terhitung mulai usia 1 minggu hingga minggu ke-12 (12 minggu), trimester kedua mulai
usia 13 minggu sampai minggu ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga mulai minggu ke- 28 sampai
minggu ke-40 (13 minggu) (Andhini, 2017; Oliver, 2019).

C. Konsep Persalinan
Persalinan merupakan proses dimana hasil konsepsi dilahirkan yaitu janin, plasenta beserta selaput
ketuban dari uterus ke dunia melewati jalan lahir ataupun jalan lain, baik dengan pertolongan
ataupun dengan kekuatan sendiri. Proses ini berlangsung ketika usia kehamilan genap, yaitu 37-40
minggu, lahir secara spontan selama ±18 jam, tanpa adanya komplikasi baik pada ibu ataupun janin
(Oliver, 2019).
BAB III
ANALISA MASALAH

KASUS
DS : Pasien Ny. A usia 20 Tahun hamil 35
minggu (G1P0A0H0 uk 35 minggu T/H/IU
dengan gangguan kecemasan) datang ke Rumah
Sakit pada tanggal 5 Januari 2023 ingin
melakukan USG. Pasien mengeluh tidak tidur
saat malam hari dan pasien juga mengeluh keluar
flek coklat sejak tanggal 4 januari 2023 pukul
19.00 wita. Pasien memiliki riwayat sering
berkeringat, mudah lelah, serta jantung sering
berdebar-debar, panik berlebihan dan sering
cemas karena takut akan menghadapi proses
persalinan . Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya setiap bulan ke tenaga kesehatan
(Bidan dan DSOG) dan sudah dua kali imunisasi
TT serta dua kali cek laboratorium (Hb dan
protein urin, hasilnya normal.
 
DO : Pada saat pengkajian awal (5 januari 2023), ibu merasa
cemas dan takut akan menghadapi proses persalinan. BB 63 kg,
TB 155 cm, TD 110/70 mmHg, Nadi : 78 x/’, Rr : 24 x/’, S :
36,0C. Konjungtiva merah muda, payudara simetris, puting susu
menonjol, TFU 28 cm, puka, presentasi kepala, belum masuk
PAP. DJJ 148 x/’ reguler. Terdapat penngeluaran pervaginam
flek coklat, His (-), VT tidak dilakukan.
Pemeriksaan Penunjang : Hb : 11,0 gr/dl, Protein urine (-)
Glukosa (-) Reduksi (-)
Hasil USG : Ibu dan janin dalam keadaan sehat tidak terdapat
masalah
 
 
ANALISA : G1P0A0H0 uk 27 Minggu T/H/IU dengan
kehamilan normal gangguan kecemasan
PENATALAKSANAAN :
1. Berdasarkan hasil pengkajian di atas, Ny. A dan suami diberikan pengertian bahwa
proses persalinan proses dimana hasil konsepsi dilahirkan yaitu janin, plasenta
beserta selaput ketuban dari uterus ke dunia melewati jalan lahir ataupun jalan lain,
baik dengan pertolongan ataupun dengan kekuatan sendiri. Ny. A dan suami dapat
memahaminya.
2. Bidan memberikan asuhan kebidanan terkait kecemasan yang dialami oleh Ny. A.
Bidan menginformasikan kepada Ny. A dan suami tentang cara sederhana yang dapat
dilakukan untuk mengurangi gangguan kecemasan yang muncul secara mandiri,
yaitu : Menarik nafas dalam selama 4 detik, kemudian tahan selama 7 detik, lalu
lepaskan kembali perlahan-lahan selama 8 detik, lakukan beberapa kali hingga
pikiran lebih tenang. Memusatkan pikiran pada aktifitas yang dijalani seperti
menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah dan berkumpulkan dengan teman-teman.
Bercerita kepada orang terdekat. Dan makan secara teratur dan minum cukup air.
3. Menganjurkan Ny. A untuk bedrest total dan meberikan terapi penguat kandungan.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter Spesialis Kejiwaan.
Dampak Kecemasan pada psikologi perkembangan ibu hamil terhadap proses
persalinan
1. Kecemasan dalam kehamilan kecemasan dapat mengakibatkan menurunnya kontraksi
uterus, sehingga persalinan akan bertambah lama, peningkatan insidensi atonia uteri,
laserasi perdarahan, infeksi, kelelahan ibu, dan syok, sedangkan pada bayi dapat
meningkatkan resiko kelahiran prematur dan BBLR (Hasim, 2018).
2. Dampak untuk ibu memicu terjadinya kontraksi rahim sehingga melahirkan premature,
keguguran dan depresi. Akibat dari kondisi tersebut dapat meningkatkan tekanan darah
sehingga mampu memicu terjadinya preeklampisa dan keguguran (Alder, dkk., 2019).
3. Kecemasan dalam persalinan memberi efek gelisah, dan aktifitas saraf autonom dalam
merespon terhadap ancaman yang tidak jelas yang individu rasakan, sehingga
menghambat proses persalinan.
PEMBAHASAN

Kecemasan merupakan hal yang wajar yang dialami setiap ibu hamil terutama pada saat menjelang
persalinan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan,
diantaranya belum ada pengalaman persalinan sebelumnya.
Pada ibu yang baru pertama kali melahirkan, belum ada bayangan mengenai apa yang akan terjadi saat
bersalin dan ketakutan karena sering mendengar cerita mengerikan dari teman atau kerabat tentang
pengalaman saat melahirkan seperti sang ibu atau bayi meninggal dan ini akan mempengaruhi mindset ibu
mengenai proses persalinan yang menakutkan.
Berdasarkan penelitian Siska Febrina (2021), sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan tingkat
sedang dan berat menjelang persalinan. Kecemasan meningkat seiring dengan bertambahnya faktor risiko yang
dimiliki. Pada beberapa wanita kecemasan tersebut dapat berkembang menjadi ketakutan yang dapat
menimbulkan dampak negatif baik bagi ibu maupun janinnya.
Meskipun merupakan hal yang wajar, kecemasan yang dialami ibu hamil menjelang persalinan dapat
menyebabkan dampak negatif jika tidak ditangani secara tepat. Gangguan psikologis dapat mengganggu
kondisi fisik, begitu pula sebaliknya. Beberapa resiko melahirkan dengan kecemasan tinggi, di antaranya
adalah persalinan akan berjalan lebih lama dan lebih menyakitkan, bahkan bisa sampai berhenti, bayi lahir
prematur, dan kematian ibu hamil.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Ny. A adalah seorang primigravida yang mengalami kecemasan menjelang proses persalinan.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas baik bagi ibu maupun
janinnya.
Penanganan kecemasan dapat dilakukan dengan melakukan beberapa cara salah satunya dengan
relaksasi. Konseling diperlukan untuk memberikan pengertian pada ibu mengenai proses
persalinan serta memberikan dukungan emosional dan spiritual sehingga ibu dapat lebih
tenang .
B. SARAN
Edukasi ini juga dapat menghindarkan ibu hamil, terutama dalam menghadapi kecemasan
dalam kehamilan yang dapat Menghambat Proses Persalinan . Kecemasan menjelang
persalinan seperti yang dialami oleh Ny. A dalam kasus ini. Adapun ketika ibu hamil telah
mengalami kecemasan yang berisiko menimbulkan masalah kesehatan, tenaga kesehatan perlu
melakukan tindakan proaktif untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu. Kehadiran tenaga
kesehatan dalam memberikan dukungan yang komprehensif dan berkelanjutan menjadi sangat
penting untuk mengoptimalkan asuhan yang diberikan.
terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai