PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan banntuan atau tanpa
bantuan atau kekuatan sendiri (Manuaba, 2010). Salah satu pengalaman terberat ibu adalah
persalinan, karena melahirkan merupakan salah satu pertaruhan hidup dan mati seorang ibu,
terutama pada ibu yang merupakan kehamilan maupun persalinan yang pertama, mereka belum
memiliki pengalaman melahirkan yang mana rasa cemas, panik, dan takut yang melanda dapat
mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan lamanya proses persalinan (Keliat et al,
2011).
Kecemasan merupakan keadaan kejiwaan seseorang yang berada dalam suatu tekanan
yang mendalam sehingga dapat menyebabkan masalah psikiatris. Saat kecemasan sudah
mencapai pada tingkatan tertinggi yang disebabkan karena tidak mendapat penanganan yang
tepat dapat berubah menjadi gangguan mental emosional.Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap
orang jika mengalami tekanan dan perasaan mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik
dan dapat berkembang dalam jangka waktu lama (Shodiqoh, 2014). Kecemasan seringkali
berkembang dalam jangka waktu panjang dan sebagian besar tergantung pada seluruh
Salah satu peristiwa yang dapat memicu timbulnya kecemasan adalah kehamilan dan
persalinan. Ada beberapa negara berkembang yang beresiko tinggi terjadinya gangguan
psikologis pada ibu hamil = 15,6% dan ibu pasca persalinan = 19,8%, diantaranya yaitu negara
Ethiopia, Nigeria, Senegal, Afrika Selatan, Uganda, dan Zimbabwe (WHO, 2013). Data WHO
(2012) menjelaskan bahwa 5% wanita tidak hamil mengalami kecemasan, 8-10% wanita dalam
masa kehamilan mengalami kecemasan, dan kecemasan meningkat saat menjelang persalinan
menjadi 13%.
Pada umumnya, seorang ibu yang mengalami kehamilan akan merasa senang dan
semakin tinggi rasa ingin tau terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi, di saat
yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. Tingkat kecemasan ibu dalam
menghadapi persalinan lebih tinggi dan juga pada kehamilan terjadi perubahan hormon stres
pada pertengahan kehamilan sampai menjelang persalinan yang sangat dikaitkan dengan suasana
hati ibu yang tidak menentu, gelisah, dan cemas (Shodiqoh, 2014). Seorang ibu mungkin merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan (Keliat et al.,
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Heriani di UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan
Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2016 dengan hasil sebanyak 53,3 % ibu
mengalami kecemasan menjelang persalinan dan 46,7% tidak mengalami cemas saat persalinan
(Heriani, 2016). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati pada tahun 2010 dalam
(Eka et al., 2015) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Ibu
dalam Menghadapi Persalinan diperoleh hasil 75% ibu mengalami kecemasan sedang dan 25%
ibu mengalami kecemasan rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Astria pada tahun 2009
dalam (Baiq, 2015) juga menjelaskan kecemasan lebih banyak dialami oleh ibu hamil
primigravida dengan hasil sebanyak 66,2%, dan kecemasan pada ibu hamil multigravida dengan
Contoh gejala kecemasan yaitu nervous, berkeringat, mudah marah, kurang tidur,
ketegangan otot, merasa depresi, serta merasa tidak nyaman. Jika hal-hal tersebut semakin
meningkat dan berlebihan, akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu dan bayi yang
dikandungnya(Baiq, 2015).Kecemasan yang dirasakan oleh ibu saat persalinan semakin lama
akan dapat meningkat seiring dengan seringnya kontraksi muncul sehingga keadaan ini akan
Cemas yang dirasakan ibu dapat dipengaruhi oleh dukungan yang diiberikan oleh
lingkungan tempatnya melahirkan, salah satunya dari mereka yang mendampinginya, dan ibu
sendiri juga bisa meminta seorang pendamping selama menjalani proses persalinan. Orang-orang
terdekat itu adalah suami, ibu kandung, ibu mertua, saudara atau sahabat perempuan ibu, sebab
kebutuhan fisik dan psikologis mampu meningkatkan kesejahteraan pasien (Eka et al., 2015).
dukungan dan bantuan kepada ibu saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman,
nyaman, semangat, menentramkan hati ibu, mengurangi ketegangaan ibu atau memperbaiki
persalinan seperti keluarga terdekat dapat memberikan efek positif pada hasil persalinan yang
dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu, persalinan yang lebih
singkat dan menurunnya persalinan dengan operasi termasuk seksio caesaria (Desi et a.,l 2015).
Kehadiran dan dukungan dari keluargasaat persalinan sangat berharga. Ibu bersalin
menginginkan keluarganya memberikan tindakan suportif dan memberikan lebih banyak rasa
sejahtera dibandingkan petugas kesehatan.Suami membantu ibu saat terjadi kontraksi, melatih
profesi pelayanan kesehatan. Dukungan dari suami saat proses awal hingga akhir persalinan akan
memberi efek pada ibu yaitu emosi, yang mana emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel
sarafnya mengeluarkan hormon oksitosin yang reaksinya akan berpengaruh pada kontraksi pada
rahim pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi (Desi et al., 2015).
Ada beberapa penelitian yang mendukung seorang pendamping pada saat persalinan
berlangsung. Ibu merasakan kehadiran pendamping tersebut sebagai penolong persalinan yang
akan memberikan kenyamanan, dan juga kehadiran seorang pendamping pada saat persalinan
dapat menimbulkan efek positif terhadap hasil persalinan yang mana dapat menurunkan
morbiditas, mengurangi rasa sakit, persalinan yang lebih singkat dan menurunnya persalinan
dengan operasi seksio caesaria. Kehadiran seorang pendamping persalinan juga dapat
Kesehatan Kota Padang tahun 2018, total kunjungan persalinan yaitu 16.264 kunjungan dan
kunjungan nifas yaiitu 16.202 kunjungan dari 23 puskesmas kota padang. Puskesmas Andalas
memiliki kunjungsn nifas dan persalinan tertinggi di Kota Padang, yaitu 1596 persalinan dan
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah “Apakah Ada Hubungan
1.3 Tujuan
persalinan.
menghadapi persalinan.
Untuk menjadi salah satu sumber bacaan, referensi, dan sumber kepustakaan tentang
persalinan
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi bahan masukan untuk masyarakat terkhusus
keluarga dari ibu tentang hubungan pendampinga keluarga terhadap tingkat kecemasan