Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ibu adalah sosok perempuan yang paling berjasa dalam kehidupan
seorang anak termasuk kita. Kasih ibu sepanjang masa, begitulah
peribahasa yang kita kenal untuk menggambarkan betapa besarnya kasih
sayang ibu untuk anaknya, tak ada perumpamaan seindah apapun
mungkin yang sebanding dengan realita kasih sayang yang ibu berikan
dengan tulus kepada kita (Infodatin, 2014). Menjadi seorang ibu
merupakan kodrat seorang perempuan. Hamil, melahirkan, dan
mempunyai anak juga hal yang sangat dinanti-nantikan oleh perempuan
yang telah hidup berkeluarga. Menurut Manggarsari (2010) bahwa ibu
yang sedang mengalami kehamilan dan ingin melahirkan secara normal,
dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara
mental.

Melahirkan normal merupakan proses melahirkan yang diidamkan


oleh para ibu yang sedang menjalani kehamilan. Selain itu, melahirkan
normal juga merupakan proses melahirkan yang disarankan oleh dunia
medis. Dengan menjalani melahirkan normal, salah satunya menandakan
bahwa kehamilan yang telah dikandung, atau janin serta ibunya mengalami
kesehatan yang baik (Manggarsari, 2010). Menurut Arafah dan Aizar
(2012) kehamilan dan persalinan pada seorang perempuan merupakan suatu
siklus yang normal dan alamiah, akan tetapi siklus itu tetap menjadi
beban tersendiri bagi seorang perempuan.

Menurut Mansjoer, kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang


dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (dalam
Patriasari, 2009). Ketika hamil, ibu mengalami perubahan yang signifikan

1
pada fungsi fisiologis dan psikologis, proses penyesuaian diri terhadap
keadaan baru ini seringkali menimbulkan kecemasan (Aprianawati &
Sulistyorini, 2007). Menurut Martalisa (2013), perubahan secara fisik
pada ibu hamil seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan
yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka
yang mengelupas. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil antara
lain rasa cemas mengenai kelahiran, konsentrasi mengenai perubahan
hubungan dengan pasangan dan teman, serta rasa cemas mengenai masalah
keuangan. Pada saat yang sama, juga akan merasakan kegelisahan
mengenai kelahiran bayi dan permulaan dari fase baru dalam hidup
calon ibu. Menurut Nurdiana (2012), rasa cemas yang dialami oleh ibu
hamil itu disebabkan karena meningkatnya hormon progesteron. Selain
membuat ibu hamil merasa cemas, peningkatan hormon itu juga
menyebabkan gangguan perasaan dan membuat ibu hamil cepat lelah.

Menurut Sijangga (2010), tidak jarang kehamilan membawa rasa


cemas yang akan berpengaruh terhadap fisik dan psikis baik pada ibu
maupun janin yang dikandung, misalnya mengakibatkan kecacatan jasmani
dan kemunduran potensi intelegensi serta aspek mental emosional.
Perasaan cemas ibu saat memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi
yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan
pertama, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Meskipun
ibu hamil telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi persalinan
tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada (Patriasari, 2009).

Ibu hamil semakin merasa cemas dengan bertambahnya usia kehamilan


yang akan mendekati kelahiran. Rasa takut menjelang persalinan menduduki
peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Aprianawati
&Sulistyorini, 2012). Bagi seorang perempuan khususnya ibu muda, proses
persalinan seringkali merupakan sesuatu yang menakutkan. Hal ini
diperparah dengan rumor-rumor yang beredar dan menyatakan bahwa proses
melahirkan itu menyakitkan, sehingga rasa takut yang dimiliki semakin

2
tinggi dan cenderung menyebabkan kecemasan pada ibu hamil.
Tingginya rasa cemas perempuan hamil juga diungkapkan oleh
Kartono (dalam Sijangga, 2010) bahwa pada setiap perempuan apabila
hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani
menanggung segala beban dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan
benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia,
harapan penuh kegembiraan dan rasa cemas, yang semuanya akan menjadi
lebih intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayi. Hal-hal yang
biasanya menjadi penyebab ketakutan dan kegelisahan pada ibu hamil
saat mendekati masa kelahiran tersebut adalah takut mati, trauma
kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan bayi akan lahir
cacat.
Pendapat lain yang juga mengatakan bahwa ibu hamil sering
mengalami perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan adalah menurut
Ikarowina (2013) beberapa perasaan cemas yang sering dialami ibu
yang sedang menjalani masa kehamilan seperti karena memikirkan
rasa sakit saat melahirkan akan membuat ibu pingsan, memikirkan tidak
bisa melahirkan secara normal, ketakutan apabila melahirkan dengan
cara operasi caesar, dan ketakutan dengan kondisi janin yang akan
dilahirkan tidak sehat atau mengalami kecacatan. Beberapa ibu hamil
mengaku sangat mencemaskan bentuk tubuhnya, takut menjadi gemuk
setelah melahirkan nanti. Ada yang takut tidak bisa melahirkan dengan
cara yang normal, ada juga yang mengaku takut keguguran karena
terdapat pengalaman pernah keguguran sebelumnya, selain itu
terdapat pula ibu hamil yang begitu mencemaskan keadaan janin di
dalam kandungannya sampai takut bertemu dengan orang-orang banyak
atau keramaian.
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah
kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh

3
kecelakaan/cedera. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih
tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini sedikit menurun
jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000
kelahiran hidup. Target global MGDs (Millenium Development Goals) ke -
5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 (Infodatin, 2014).

Menurut Sulistiyani (2013) bahwa salah satu komplikasi


kehamilan yang sering terjadi pada ibu saat mengandung adalah pra
eklampsia yang merupakan kondisi kehamilan disertai dengan naiknya
tekanan darah walaupun tanpa adanya riwayat tekanan darah tinggi
sebelumnya pada calon ibu. Pra eklampsia merupakan penyebab utama
perempuan hamil meninggal. Pra eklampsia terjadi karena obesitas,
perempuan merokok, dan kecemasan berlebihan yang berpengaruh pada
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor (Sulistiyani,
2003).
Menurut Astria (2009), bahwa ibu hamil yang mengalami
kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi
prematur bahkan keguguran. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil
dengan kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan risiko
hipertensi pada kehamilan. Risiko hipertensi dapat berupa terjadinya stroke,
kejang, bahkan kematian pada ibu dan janin (Astria, 2009). Jika hal itu
dibiarkan terjadi, maka angka mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil
akan semakin meningkat.
Perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan yang dirasakan ibu
hamil merupakan suatu bentuk kecemasan yang dialami oleh ibu selama
menjalani masa mengandung. Kondisi cemas yang berlebihan, khawatir dan
takut tanpa sebab yang terus dirasakan seiring dengan bertambahnya usia
kehamilam, sehingga akan berujung pada stres, maka akan dapat
mempersulit proses persalinan dan juga membahayakan calon bayi

4
(Enikmawati, 2008). Kondisi tersebut yang mengakibatkan otot tubuh
menegang, terutama otot-otot yang berada di jalan rahim ikut menjadi kaku
dan keras sehingga sulit mengembang. Selain itu, emosi yang tidak stabil
dapat membuat merasa sakit yang menjadi-jadi. Menurut Freud (dalam
Sijangga, 2010) mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi
kecemasan, yaitu: frustrasi, konflik, ancaman, harga diri dan lingkungan.
Ketika ibu menjalani masa kehamilan sampai menjelang persalinan,
ibu hamil membutuhkan ketenangan agar tidak mengalami kecemasan yang
berlebih sehingga proses persalinan menjadi lancar tanpa hambatan. Semakin
ibu tenang menghadapi persalinan maka persalinan akan berjalan semakin
lancar. Terdapat beberapa cara olah tubuh yang bisa dilakukan ibu hamil
untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin agar berkembang dengan baik dan
juga membuat emosi ibu tetap stabil, seperti senam hamil, yoga hamil
(Larasati & Komolohadi, 2010). Selain itu, terdapat satu alternatif alami
yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk membuat jiwa menjadi lebih
tenang dengan energi-energi positif dan membantu meringankan rasa
sakit saat kontrksi serta dapat mempercepat proses persalinan adalah dengan
teknik relaksasi hypnobirthing.
Menurut Ilmiasih (2010), istilah hypnobirthing dipatenkan oleh Marie
F. Mongan sejak tahun 1989. Metode hypnotherapy untuk melahirkan di
Amerika Serikat sudah dikenal sejak tahun 1950-an dengan istilah lain
yang mengandung pemaknaan yang sama yaitu hypnobabies, hypnobirth,
hypnosis for birthing, hypnosis for babybirth, atau hypnosis for child.
Metode hypnobirthing mulai disebarluaskan pada tahun 2003 oleh
Lanny Kuswandi di Indonesia. Hypnobirthing adalah penggunaaan
hipnosis untuk membantu ketenangan jiwa ibu hamil serta membantu
proses persalinan yang lancar dan alami (Manggarsari, 2010).
Metode hypnobirthing berguna untuk mengurangi rasa sakit dan
memperlancar proses persalinan karena dalam metode ini selalu
memberikan energi-energi positif untuk ibu hamil. Selain itu,
hypnobirthing atau penggunaan hipnosis selama masa kehamilan bisa

5
mencegah gangguan emosional baik saat sebelum persalinan dan setelah
persalinan (Andriana, 2012).
Menurut Manggarsari (2010), hypnobirthing memiliki manfaat yang
cukup besar bagi ibu hamil, diantaranya adalah kemampuan untuk
mengatur kadar rasa sakit saat proses persalinan, menekan cemas,
stres atau depresi saat proses persalinan, memudahkan ibu hamil untuk
mengontrol emosinya, mendatangkan rasa tenang, aman, nyaman, dan
bahagia karena proses persalinan berjalan lancar, dan mengurangi
komplikasi akibat proses persalinan. Hypnobirthing juga bermanfaat
untuk memperkuat ikatan batin dan kedekatan emosi janin dengan sang
ibu.
Dengan relaksasi akan membantu ibu hamil untuk mencapai
kondisi yang senantiasa rileks dan tenang, efek dari kondisi ini akan
berpengaruh pada ibu hamil dan lingkungan ibu hamil hingga proses
persalinan (Harianto, 2010). Melahirkan merupakan suatu proses yang
sangat kompleks, perlu kesiapan mental dan semangat yang besar,
ketenangan dan keyakinan yang kuat untuk dapat melahirkan bayi secara
alami disamping syarat-syarat untuk proses persalinan normal secara
medis sudah terpenuhi semua. Disinilah hypnobirthing berperan besar,
membantu memberikan kesiapan mental dan keyakinan untuk melahirkan
secara alami dengan rasa sakit yang minimal. Hal ini sangat mempengaruhi
kualitas bayi yang dilahirkan, karena terhindar dari kekurangan oksigen
(asfiksia) selama proses persalinan sehingga perkembangan otaknya lebih
baik.
Pengontrolan nyeri dan pencegahan kecemasan pada persalinan
telah menjadi salah satu fokus dan tujuan bagi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap ibu agar dapat bersalin
dengan nyaman dan sehat. Perawat mempunyai peran dan tanggung
jawab sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara holistik baik bio-psiko-sosial dan spiritual. Metode hypnobirthing
ini sangat sesuai bagi perawat dari aspek legal etik kewenangan

6
perawat dan dapat menjadi metoda alternatif yang dipilih oleh banyak
ibu.
Hipnosis dalam persalinan menggunakan filosofi persalinan di
samping teknik atau metode untuk melahirkan. Anggapan mendasar
dalam metode ini adalah melahirkan merupakan suatu fungsi normal,
alami, dan sehat bagi wanita. Penggunaaan tekhnik hipnosis untuk
proses persalinan tetap dilakukan dalam keadaan relaksasi dan sadar
sambil mendengarkan kalimat-kalimat penegasan positif dan lembut
sehingga menciptakan pengalaman persalinan yang sehat dan nyaman.
Tekhnik hipnosis dalam persalinan ini menggunakan kemampuan diri
sendiri untuk masuk dalam kondisi relaksasi sehingga masuk dalam
kategori hipnosis diri.
Perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada ibu bersalin perlu merencanakan persiapan ibu dalam
menghadapi persalinan. Penggunaan tekhnik relaksasi hipnosis diri
sebagai salah satu intervensi nonfarmakologis mengatasi rasa nyeri
dan cemas dalam persalinan pada prinsipnya bertujuan untuk membuat
ibu yang melahirkan lebih tenang dan rileks, sehingga sikap tersebut
dapat memblokir rasa cemas dan takut yang dirasakan. Metode hipnosis
selama persiapan persalinan dapat menumbuhkan rasa relaksasi, nyaman
dan percaya diri serta memfasilitasi peningkatan sense of control dalam
menjalani proses persalinan normal yang nyaman dan sehat (Martin,
Schauble, Rai & Curry, 2001).

Metode hipnosis diri ini oleh perawat dapat diterapkan dalam materi
pendidikan kesehatan pada kelas persiapan persalinan bagi ibu hamil
khususnya ibu primigravida untuk mempersiapkan kondisi psikologisnya
saat persalinan. Hal ini sesuai dengan Nicholas dan Humenick (2000)
yang menyatakan bahwa pendidikan persalinan adalah suatu proses
pembelajaran yang dinamis pada ibu hamil, mengenai informasi tentang
persiapan fisik dan emosi dalam kehamilan, persalinan awal menjadi

7
orang tua, mengajarkan ketrampilan koping dan teknik-teknik yang
digunakan dalam melahirkan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami lebih dalam mengenai metode


hypnobirthing sebagai salah satu intervensi keperawatan holistik dalam
membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian hypnobirthing.
b. Mahasiswa mampu menyebutkan manfaat hypnobirthing.
c. Mahasiswa mampu memahami prosedur melakukan teknik
hypnobirthing.
d. Mahasiswa mampu mengaplikasikan prosedur teknik
hypnobirthing.
e. Mahasiswa mampu memahami intervensi teknik hypnobirthing
berdasarkan eviden based.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hypnobirthing
1. Definisi Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self
hypnosis) yaitu upaya alami menanamkan niat positif/sugesti ke
jiwa/pikiran bawah sadar dalam menjalani masa kehamilan dan
persiapan persalinan. Dengan demikian, setiap ibu hamil dapat
menikmati indahnya kehamilan dan lancarnya proses persalinan
(Semple, 2011).
Hypnobirthing merupakan sugesti yang dilakukan pada ibu
hamil dengan cara mengusap bagian bawah payudaranya hingga
perut, terlebih saat bayinya bergerak-gerak sambil mengucapkan
kalimat - kalimat positif yanng dapat membangun kecerdasan otak
pada anak (Chandy, 2011, hlm.76)
Metode hypnobirthing didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap perempuan memiliki potensi untuk menjalani proses
melahirkan secara alami, tenang dan nyaman (tanpa rasa sakit).
Program ini mengajarkan ibu hamil untuk menyatu dengan gerak
dan ritme tubuh yang alami saat menjalani proses melahirkan,
membiarkan tubuh dan pikiran untuk bekerja serta meyakini bahwa
tubuh mampu berfungsi sebagaimana seharusnya sehingga rasa
sakit menghilang (Semple, 2011).
Hypnobirthing juga mampu untuk menetralisir dan
memprogram ulang (reprogramming) rekaman negatif dalam
pikiran bawah sadar dengan program positif. Dengan demikian,
rekaman yang terpatri dalam pikiran bawah sadar bahwa
persalinan itu menakutkan dan menyakitkan, bisa terhapus.
Berganti dengan keyakinan bahwa persalinan berlangsung

9
mudah, lancar dan tanpa rasa sakit (nyaman) (Mongan, 2005).

2. Sejarah Hypnobirthing
Hypno-birthing berasal dari kata “hypnosis” dan “birthing”.
Hypnosis berasal dari kata hypnos (bahasa Yunani) adalah nama
Dewa Tidur. Arti tidur di sini adalah pikiran yang tenang,
sedangkan birthing (bahasa Inggris) berarti proses persalinan
(Mongan, 2005). Hypnosis sudah dipergunakan sejak zaman
dahulu, hanya saja saat ini hipnosis lebih sering dikaitkan dengan
magic, supranatural bahkan mistik. Saat ini, hipnosis dapat
dijelaskan secara ilmiah dan terprogram sehingga untuk
kepentingan terapi, hasil sebelum dan sesudah terapi hipnosis bisa
dilihat dan dibandingkan.
Metode hypnobirthing dikembangkan oleh Marie F Mongan,
M.Ed sejak tahun 1959 berdasarkan teori Dr. Grantley Dick-Read
(seorang ahli kebidanan Inggris yang hidup di tahun 1890-1959),
yang dikenal sebagai bapak kelahiran alami). Di Indonesia,
program ini dikembangkan oleh Ibu Lanny Kuswandi, seorang
perawat dan bidan yang juga menjadi clinical hypnoterapist sejak
tahun 2002. Ia menjadi pakar hypnobirthing di Indonesia bersama
dr. Tb. Erwin Kusuma, SpKJ (K), seorang psikiater anak dan pakar
medical hipnoterapy, yang mempunyai visi ”lets change the next
generation, started from the pregnant women”. Saat ini di
Indonesia, Lanny Kuswandi mulai mengembangkan dan
memperkenalkan ilmu hipnostetri kepada para bidan dan dokter
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan (Aprillia, 2010, hal.2).

3. Manfaat Hypnobirthing
a. Selama kehamilan
1) Mengatasi rasa tidak nyaman selama hamil dan rasa

10
sakit saat melahirkan tanpa efek samping terhadap janin.
2) Mengurangi rasa mual, muntah dan pusing pada trimester
pertama.
3) Membantu janin terlepas dari kondisi lilitan tali pusat,
bahkan bisa memperbaiki janin yang letaknya sungsang
menjadi normal (letak belakang kepala).
4) Membuat kondisi ibu hamil menjadi tenang dan damai
selama kehamilannya. Ketenangan dan rasa damai sang
ibu akan dirasakan janin sehingga ia pun mempunyai nilai
kedamaian dalam dirinya (spiritual quoetient).

b. Menjelang persalinan
1) Melatih relaksasi untuk mengurangi kecemasan serta
ketakutan menjelang persalinan yang dapat menyebabkan
ketegangan, rasa nyeri dan sakit pada saat persalinan.
2) Mampu mengontrol sensasi rasa sakit pada saat kontraksi
rahim.
3) Meningkatkan kadar endorfin dalam tubuh untuk
mengurangi, bahkan menghilangkan rasa nyeri pada saat
kontraksi dan persalinan (endorfin/endogenic morphin
adalah neuropeptide yang dihasilkan tubuh saat tenang).

c. Saat persalinan

1) Memperlancar proses persalinan (kala 1 dan 2 lebih lancar).


2) Mengurangi risiko terjadinya komplikasi dalam persalinan
dan terjadinya perdarahan. Kondisi yang tenang
membuat keseimbangan hormonal di dalam tubuh.
3) Membantu menjaga suplay oksigen selama proses
persalinan.

11
d. Setelah persalinan
1) Meningkatkan ikatan batin bayi dengan ayah dan bundanya.
2) Mempercepat pemulihan dalam masa nifas.
3) Mencegah depresi paska persalinan (baby blues).
4) Memperlancar produksi ASI.
(Kuswandi, 2011 & Semple, 2011)

4. Kontra Indikasi
Cegah penggunaan hypnobirthing pada keadaan :

a. Klien memiliki ketidak mampuan berkomunikasi.


b. Klien yang tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan akan
manfaat hypnobirthing.
c. Klien dengan penyakit epilepsy.
d. Klien memiliki ketegangan atau gangguan jiwa berat.
e. Klien yang memiliki masalah pada jantung dan pernafasan.

5. Bagaimana Hypnobirthing Bekerja

a. Manusia makhluk rohani yang berjasmani


1) Mengenal tubuh dan energi manusia
Secara garis besar tubuh manusia terbagi menjadi badan
kasar dan badan halus. Badan kasar yaitu tubuh seluler
(dapat dilihat melalui indera mata), sedangkan badan halus
berupa aura dan cakra (tidak tampak secara kasat mata,
kecuali orang tertentu, tetapi bisa dirasakan dan dapat
dideteksi dengan alat). Tubuh manusia menyimpan lima
jenis energi. Empat energi diantaranya disimpan dalam
badan kasar, meliputi energi elektrik (rangsangan saraf dalam
tubuh), energi kimia (proses kimiawi yang berhubungan
dengan metabolisme tubuh), energi kalorik/termik (suhu

12
tubuh), serta energi kinetik (gerakan otot). Satu energi
yang tersimpan dalam badan halus yang juga berperan
sebagai penyimpan data adalah energi elektromagnetik
(sinar). Energi elektromagnetik ini berada di aura dan cakra.

2) Mengenal aura dan cakra


Aura adalah cahaya atau medan elektromagnetik
yang mengelilingi tubuh manusia (juga semua makhluk
hidup) dengan panjang gelombang 6-14 mikron. Meskipun
tidak tampak secara kasat kecuali oleh orang-orang yang
memiliki kemampuan untuk melihatnya, aura bisa dilihat
keberadaannya dengan alat aura video station.
Cara merasakan aura secara sederhana, misalnya dengan
menggosok dengan lembut kedua telapak tangan secara
terus menerus. Kita akan merasakan adanya rasa hangat
dan sensasi seperti magnet yang tarik menarik diantara
kedua telapak tangan. Di antara kedua telapak tangan
memang terdapat medan energi aura. Contoh lain, jika kita
berada bersama orang yang gelisah, kita pun dapat
merasakan energi yang tidak nyaman.
Aura bisa dipengaruhi oleh lingkungan. Semakin
positif lingkungan (penuh kasih sayang, cinta dan damai),
semakin baik dan sehat pula kondisi aura. Kata cakra
berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti roda. Cakra
sebagai pusat keluar masuknya cahaya elektromagnetik yang
berasal dari matahari/energi hidup.
Cakra juga sebagai penghubung badan kasar dengan
badan halus. Pada manusia terdapat tujuh cakra utama yang
terletak pada pleksus (simpul-simpul syaraf) dan berpusat
sepanjang tulang belakang. Ketujuh cakra tersebut, yaitu
cakra dasar, cakra seks, cakra solar-pleksus, cakra dada,

13
cakra tenggorokan, cakra ajna dan cakra mahkota.
Mengapa aura dan cakra penting bagi kesehatan jiwa dan
raga ibu hamil?
a) Manusia memiliki tubuh fisik, jiwa dan batin/roh.
Sebagai makhluk rohani yang berjasmani, batin
berperan sebagai programer, jiwa bawah sadar (badan
halus) sebagai penyimpan data dan otak bagian limbik
berperan sebagai monitor, dan fisik (badan kasar)
merupakan hasil print outnya.
b) Kesehatan badan halus (aura dan cakra) mempengaruhi
kondisi fisik dan kehamilan.
c) Biasanya, ibu hamil yang cakra dasarnya kuat dan
seimbang, lebih percaya diri selama hamil dan
persalinan.
d) Ibu hamil yang ketakutan memiliki bentuk aura yang
semakin kecil, semakin tipis, dan dirasakan oleh janin
yang masih ada di dalam kandungan.
e) Itu sebabnya, kesehatan serta ketenangan dan kestabilan
jiwa ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan
kesehatan janin.
f) Aura dan cakra dapat disehatkan melalui
relaksasi dan visualisasi dalam teknik hipno-birthing.

b. Jiwa/pikiran bawah sadar berperan besar


Apa yang dialami tubuh seseorang tergantung dari yang
ada dalam pikiran bawah sadarnya. Menurut para ahli,
jiwa/pikiran bawah sadar manusia berperan sebesar 82%
terhadap fungsi dirinya, sedangkan jiwa sadarnya hanya
berperan 18%. Misalnya, seorang perempuan yang
keyakinannya sudah “tertanam” oleh “cerita” orang lain
bahwa kehamilan merupakan masa sulit dan melahirkan itu

14
sakit, akan menyimpan rasa takut. Akibat rasa takut yang
sudah tertanam itu, saat hamil ia akan melewatinya dengan rasa
berat dan proses melahirkannya pun benar-benar sulit,
melelahkan dan menyakitkan.
Perlu disadari setiap manusia unik dan berbeda sehingga
setiap pengalaman persalinan juga sangat individual. Jadi,
boleh saja mendengarkan cerita pengalaman orang lain, tetapi
tidak perlu sampai “terpaku” dan menjadi rekaman di
jiwa/pikiran bawah sadar. Yakinkan diri bahwa “saya akan
punya pengalaman yang menyenangkan”. Untuk itu ibu hamil
perlu melakukan persiapan secara fisik, mental dan
spiritual. Betapa kuat rekaman di jiwa bawah sadar. Kabar
baiknya, jika rekamannya negatif, bisa dinetralisir untuk
kemudian diprogram ulang (reprogramming) dengan
niat/sugesti positif. Untuk wanita hamil, hypnobirthing
adalah solusi jitu.
Pada ibu hamil seperti contoh diatas, bisa dilakukan
program ulang terhadap keyakinannya dengan cara mensyukuri
kehamilannya. Sadari bahwa kehamilan merupakan anugerah
yang indah dan melahirkan merupakan peristiwa yang
membahagiakan. Setiap perempuan diberkahi kemampuan
untuk melewatinya dengan tenang, nyaman dan lancar (tanpa
rasa sakit).

c. Nyeri persalinan
Nyeri persalinan memang selalu menjadi “momok” bagi ibu
hamil. Sebenarnya darimana timbul rasa sakit?
Timbulnya rasa sakit pada kehamilan dan persalinan adalah
sebuah “sinyal” yang menandakan bahwa ibu hamil yang
bersangkutan segera memasuki tahap persalinan. Namun,
sebenarnya rasa sakit itu sifatnya sangat individual. Banyak

15
faktor yang mempengaruhinya. Mulai dari kondisi fisik hingga
budaya ibu hamil yang bersangkutan, termasuk kepribadian,
pengalaman hidup, rasa takut, cemas, persiapan menghadapi
persalinan, serta seberapa besar dukungan lingkungan
terdekatnya. Artinya, semakin sehat fisik ibu semakin
singkat dan lancar proses persalinan yang terjadi serta
semakin ringan rasa nyeri yang muncul. Begitu pula,
semakin siap ibu menghadapi proses kelahiran bayinya
secara mental, semakin sehat jiwanya. Hal ini dapat
meringankan segala rasa nyeri yang muncul. Rasa
nyeri itu berhubungan dengan tahap-tahap proses persalinan.
Ada dua tahap persalinan :

1) Tahap pertama persalinan


a) Dimulai dengan munculnya kontraksi rahim yang
terus menerus secara teratur. Kontraksi adalah
gerakan alami otot-otot rahim yang mengerut dan
meregang secara bergantian, akibat pengaruh
hormon oksitosin yang meningkat produksinya
menjelang persalinan.

b) Adanya kontraksi membuat mulut rahim (serviks)


semakin menipis dan membuka (sehingga bayi bisa
keluar). Awalnya mulut rahim membuka sekitar 0-
4 cm (fase awal), secara perlahan terus membuka
dari 4 cm hingga 10 cm (fase aktif).
c) Selama masa ini, kepala bayi turun perlahan-lahan
memasuki rongga panggul ibu.
d) Rasa sakit muncul mulai dari bagian pinggang,
perut dan menjalar hingga paha.

16
2) Tahap kedua persalinan
a) Dimulai setelah membukanya mulut rahim secara
sempurna/ lengkap hingga lahirnya bayi.
b) Saat ini, kontraksi terasa semakin kuat untuk
membantu mendorong bayi melewati dan keluar dari
jalan lahirnya. Sensasi yang ditimbulkan kontraksi ini
sangat kuat.
c) Rasa sakit yang dirasakan ibu di daerah vagina,
rektum dan perineum (antara vagina dan rektum).

d. Rekaman rasa takut mengganggu proses persalinan


Rasa takut terhadap proses persalinan tentu memberi akibat
tidak baik. Ketika seseorang mengalami stress (rasa takut),
pesan tersebut disampaikan oleh reseptor ke seluruh tubuh.
Tubuh secara otomatis mengeluarkan “hormon stress” yaitu
katekolamin dan adrenalin. Ibu hamil yang tidak bisa
melepaskan rasa cemas dan takut sebelum melahirkan akan
melepas hormon katekolamin dalam konsentrasi tinggi. Secara
fisiologis dapat menyebabkan kontraksi rahim terasa semakin
nyeri dan sakit.
Sebaliknya, jika saat-saat persalinan dihadapi dengan
tenang, ikhlas dan pasrah, secara alami tubuh akan
mengeluarkan zat yang justru membuat perasaan menjadi
nyaman, mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit.
Dalam kondisi rileks, tubuh ibu mengeluarkan endorfin,
penghilang rasa sakit alami dari dalam tubuh. Menurut para
ahli, efek endorfin 200 kali lebih kuat dari morfin.
Dalam keadaan rileks, rahim secara alami dapat
melakukan gerakan ritmis yang seirama dengan gerakan janin
yang sedang mencari jalan keluar. Dengan demikian, janin
menemukan jalan keluarnya dengan tenang dan rasa nyeri

17
melahirkan pun berkurang.

e. Pikiran positif dan relaksasi membuat proses persalinan


berjalan lancar
Melalui latihan hipno-birthing, seorang ibu hamil
mampu memasuki kondisi relaksasi yang dalam sehingga ia
bisa menjaga ketenangan dan kestabilan emosi. Dengan
kondisi emosi yang tenang, nyaman, stabil dan rajin
menanamkan afirmasi positif, ibu hamil mampu menetralisir
semua rekaman-rekaman negatif di pikiran bawah sadarnya
mengenai kehamilan dan proses persalinan. Selanjutnya,
mengganti dengan program positif.
Kondisi stabil dan seimbang dengan relaksasi yang
dalam juga membuat ibu hamil bertambah peka terhadap
janinnya. Ia mampu berkomunikasi, bahkan bekerja sama
dengan janinnya di saat hamil maupun saat melahirkan. Hal ini
dimungkinkan karena :
1) Seperti halnya orang dewasa, janin pun memiliki tubuh
(meski masih kecil), jiwa (yang baru memiliki unsur
perasaan) dan roh. Karena jiwa baru memiliki unsur
jiwa yang sederhana, yaitu perasaan maka ibu hamil
dalam kondisi tenang (alpha), tetha bahkan delta, janin
pun akan merasakannya. Frekuensi ibu hamil mudah
tersambung dengan janinnya.
2) Semua program/niat positif bisa diterima keduanya
dengan baik. Setiap gerakan janin bisa dipahami sang
bunda. Bunda pun akan dapat bekerja sama dengan
janinnya, terutama di saat proses persalinan berlangsung.
Dengan demikian proses persalinan bisa dilalui dengan
tenang, nyaman dan tanpa rasa sakit.

18
6. Teknik Hypnobirthing

Hypnobirthing dapat dilakukan dengan langkah langkah


sebagai berikut :

a. Pre- Induction
Merupakan tahap awal disaat klien bertemu dengan
hypnotherapis. Tahap ini dimulai dari pengumpulan data
awal, persepsi tentang hypnotherapy dan prosesnya,
serta masalah yang dihadapi. Proses ini juga diperlukan
untuk mencari akar masalah klien, harapan klien akan
therapy ini, riwayat penyakitnya, kebiasaannya sehari-
hari, kesepakatannya mengenai jumlah sesi terapi, dan
pengukuran skala distress untuk mengetahui tingkat stress
klien.

b. Uji Sugestibilitas
Sugestibilitas adalah kepribadian hypnotik seseorang
yang dipengaruhi oleh semua pengondisian dan
pengalaman hidup. Uji sugestibilitas digunakan untuk
mengetahui apakah seseorang type sugestibilitas fisik
atau sugestibilitas perasaan. Uji ini penting untuk
menentukan type induksi yang digunakan dan tekhnik
therapy yang cocok. Macam - macam test sugestibilitas
yang lazim dipakai adalah test ayunan badan, test buku
dan balon, test mata terpejam, test tangan
menggenggam, test dengan pendulum, dan test dengan
lemon.
Penting pula untuk menguji sugestibilitas subjek baik
secara formal maupun non formal. Sugestibilitas test
bertujuan untuk mengetahui tingkat sugestibilitas klien

19
dan menentukan tehnik yang akan digunakan untuk
proses selanjutnya. Semakin tinggi tingkat
sugestibilitasnya makin mudah proses hypnosis
diberikan. Selain itu seringkali test sugestibilitas juga
berdampak makin percaya diri orang yang menghipnotis
serta makin yakin kliennya.

Adapun ciri klien berhasil focus pada sugesti dari therapist


adalah:
1) Kata - kata yang digunakan dalam melakukan Eyelid
fixation
“silahkan secara pelan - pelan, tutup mata
anda..ya..bagus sekali…biarkan kedua kelopak mata
anda menutup secara rileks, lemaskan kedua
kelopak mata dan otot – otot disekitar mata
anda..biarkan beristirahat..katakan pada mata anda:
wahai mata mulai saat ini engkau menutup dengan
rileks dan tenang…setiap detik engkau makin terasa
berat, menutup, serta lengket satu sama
lainnya…siapapun tidak bisa membuka engkau
karena engkau sangat lengket dan menutup
erat…semakin berusaha dibuka maka engkau terasa
semakin berat dan lengket…sekarang silakan anda
berusaha membuka mata, namun rasakan mata terasa
semakin berat dan lengket” Ciri berhasil : Klien
kesulitan untuk membuka mata.
2) Kata - kata yang digunakan untuk Locking hand
Telapak tangan klien menggenggam satu dan yang
lainnya, bantu dengan tangan anda, mintalah klien
memandang mata anda, ucapkan : “ Bayangkan dan
rasakan bahwa kedua tangan anda saling mengunci

20
satu dan lainnya sangat keras …dan kini tangan anda
benar – benar menyatu…dan tidak seorangpun
dapat memisahkannya...termasuk anda…semakin
kuat anda mencoba melepaskan…maka semakin kuat
pula tangan anda menyatu. Ciri berhasil : Klien
merasa kesulitan melepaskan kaitan kedua tangan.
Penampilan otot tangan makin tegang dan ekspresi
wajah menunjukan kesungguhan / kecemasan.

3) Kata - kata yang digunakan untuk Relaksasi

“ Saya akan membimbing anda untuk memasuki


relaksasi…silahkan tutup mata anda, kendorkan
seluruh otot - otot tubuh anda…tarik nafas dalam
dalam…hembuskan perlahan - lahan…ya bagus
sekali…lakukan sekali lagi tarik nafas lebih panjang
dan lepaskan perlahan - lahan…ulangi beberapa kali
secara lembut, pelan dan santai…rasakan mulai saat
ini setiap kali anda menarik dan menghembuskan
nafas..tubuh anda terasa sangat rileks dan santai…dan
rasakan setiap tarikan napas membuat anda
merasakan ngantuk yang luar biasa…biarkan saja..
nikmati dan masuki kedalaman relaksasi yang
membuat anda merasakan sangat nyaman. Jika anda
menginginkan untuk tidur silakan masuki tidur anda
yang lelap dan dalam… Ciri berhasil : Klien nampak
rileks, santai, sampai dengan tertidur. Pada beberapa
klien yang ekstrim tubuhnya bisa lemas seperti tanpa
tulang dan merosot dari kursi tempat duduknya ke
lantai. Pernapasan dan nadi menjadi lebih lambat,
wajah kemerahan, dan tampak bola mata bergerak -
gerak ( Rapid Eye Movement ). Tidak semua ciri itu

21
harus selalu ada. Minimal klien mau duduk tenang,
santai, rileks dan focus dalam beberapa menit sudah
cukup sebagai awalan.
c. Induksi
Induksi adalah bagian dari sesi hypnotherapy yang
mengantar klien memasuki kondisi “ trance hypnosis “,
yaitu suatu kondisi kesadaran ketika bagian kritis fikiran
sadar tidak aktif, sehingga klien merasa sangat reseptif
terhadap sugesti yang diberikan oleh therapis. Melalui
induksi, therapis berperan sebagai pemandu klien untuk
memasuki kondisi trance, yang dimulai dengan
memusatkan perhatian klien pada objek tertentu yang
bertujuan mengisolasi klien dari banyaknya rangsangan
atau stimulus lingkungan sekitarnya. Pikiran yang telah
terfokus dan terarah secara fisiologis membawa klien
masuk perlahan dari irama beta ke alfa, kemudian ke
delta, sampai tubuh dan pikirannya terasa rileks.

d. Deepening
Deepening merupakan kelanjutan induksi. Tujuan
penggunaan tekhnik ini adalah untuk membuat klien
semakin mampu menerima sugesti.

e. Terapi atau Implantasi


Pada sesi ini hypnotherapis mulai memberikan therapy
sesuai permasalahan yang dihadapi klien. Terapis akan
menanamkan sugesti pascahipnotis sesuai kesepakatan
dalam kontrak dengan klien, sugesti ini berupa kalimat
terapeutik yang berfungsi menghilangkan gejala dan
kebutuhan klien, menghilangkan akar masalah dan

22
penyebab gangguan, serta kaitannya dengan aspek-aspek
lain.

f. Terminasi
Terminasi merupakan bagian akhir dari sesi
hypnotherapy. Sebelum sesi terminasi ini dimulai ada
baiknya klien dipersiapkan sedemikian rupa untuk keluar
dari kondisi hypnosis.

7. Relaksasi dengan Hypnobirthing

a. Relaksasi dasar dari hypnobirthing


Dasar dilakukannya hipnobirthing adalah relaksasi.
Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat tubuh dan
jiwa (pikiran, kemauan dan perasaan). Dalam melakukan
hipnobirthing, ibu hamil dituntun secara alami
meningkatkan ketenangan diri dan menanamkan program
/niat/sugesti positif selama masa kehamilan sampai
proses persalinan. Salah satu cara untuk mengetahui
seseorang sudah rileks atau belum, yaitu dengan
melakukan pemeriksaan EEG (Elektro Enchephalo
Graphy). Dalam pemeriksaan tersebut, terlihat perbedaan
irama otak :
1) Kondisi beta (saat otak bekerja/berpikir), irama otak
diatas 12 Hertz (cycles per second)
2) Kondisi alpha (relaksasi ringan), berkisar 8-12
Hertz (cycles per second)
3) Kondisi tetha (relaksasi sedang), berkisar 408 Hertz
(cycles per second)
4) Kondisi delta (relaksasi dalam), berkisar < 4 Hertz
(cycles per second)

23
Selain EEG, cara lainnya :
1) EMG (Electro Myleo Graft), yaitu alat untuk
mendeteksi ketegangan otot.
2) AVS (Aura Video Station), yaitu alat untuk
mendeteksi medan elektro magnetik.
3) Test kortisol dalam darah.

b. Teknik Physiological Relaxation (PRE)


Teknik relaksasi ini dikembangkan oleh Dr. TB Erwin
Kusuma, SpKJ. Sebuah teknik yang sangat sederhana,
tetapi bermakna.Teknik ini didasarkan pada pemahaman
akan penciptaan manusia dan alam semesta sehingga
bermakna untuk semua tipe learning Channel. Ada tiga
jenis learning channel yang sering digunakan yaitu
visual, auditory dan kinestetik.
1) Tipe visual akan lebih mudah mencapai relaksasi
melalui proses membayangkan. Jika ingin rileks,
bayangkan tempat yang nyaman dan indah.
2) Tipe auditori lebih mudah mencapai relaksasi
melalui proses mendengarkan. Misalnya, dengan
cara mendengarkan panduan terapis atau musik.
3) Tipe kinestetik lebih mudah rileks melalui proses
merasakan. Misalnya dengan merasakan semilir
angin.
Jika ibu hamil rajin melatih diri untuk berada dalam
kondisi tenang/rileks, ia dengan mudah melakukan
penyesuaian dengan alam semesta. Suatu kondisi yang
selalu dibutuhkan dalam setiap aktivitas kehidupan
manusia.

24
c. Persiapan latihan relaksasi pada kehamilan
Persiapan untuk berlatih relaksasi dan hipnobirthing
perlu dilakukan hingga ibu hamil terampil. Kelak, ibu
hamil sudah terampil mengkondisikan dirinya menjadi
rileks, dengan sendirinya persiapan fisik semacam ini
sudah tidak diperlukan lagi. Kapan pun ibu hamil
memerlukan kondisi rileks, dengan segera bisa
menciptakan kondisi itu. Kemampuan menciptakan
kondisi rileks ini penting, karena setelah rileks
kemampuan melakukan “isolasi” sangat diperlukan,
yaitu upaya untuk melindungi diri agar tetap tenang
meski lingkungan disekitar cukup gaduh. Di rumah
sakit, seperti hal yang biasa jika terdengar kegaduhan
dan berbagai suara ibu hamil lain yang segera ingin
melahirkan bayinya. Dengan kemampuan menciptakan
relaksasi pada diri sendiri atau “isolasi” ini, ibu hamil
tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk di kamar bersalin.
Sebaliknya, dengan tenang bisa memusatkan
perhatiannya secara penuh dengan “proses”nya sendiri.
Yang perlu dipersiapkan :
1) Pilih waktu yang tepat untuk melakukan relaksasi
agar tidak terganggu. Katakan pada orang di rumah
bahwa anda tidak ingin diganggu untuk beberapa
saat. Hindari telepon dan bel rumah sementara
waktu.
2) Sebaiknya lakukan latihan dengan teratur dan disiplin.
3) Persiapkan tempat. Awalnya, kondisikan ruangan
/tempat berlatih yang tenang dengan lampu yang
bisa dibuat remang-remang. Jadikan tempat yang
sama untuk berlatih setiap hari.
4) Jika suka, boleh gunakan aroma terapi lavender.

25
Mengingat tidak semua aroma bisa digunakan oleh
ibu hamil, sebaiknya anda konsultasikan dengan
ahlinya sebelum menentukan aroma terapi.
5) Pastikan kandung kemih anda dalam keadaan kosong.
6) Kenakan baju yang longgar dan nyaman.
7) Pasang CD panduan hipnobirthing atau musik
yang dapat membawa anda ke dalam ketenangan dan
kedamaian hati.

d. Langkah melakukan relaksasi dan hypnobirthing


1) Lakukan relaksasi otot
Otot adalah bagian yang paling luas dari tubuh
manusia dan banyak digunakan untuk beraktifitas.
Saat berpikir yang seharusnya menggunakan
kemampuan otak saja, ternyata otot mampu ikut
berpikir alias tegang. Ketegangan ini banyak
tersimpan di daerah sekitar leher, tengkuk, bahu kiri
dan kanan, serta punggung. Berikut ini tahap-tahap
relaksasi otot yang perlu diikuti :
a) Sebelum mulai, lakukan beberapa gerakan
penghantar. Perlahan tundukan kepala, lalu
tengadahkan. Gerakkan kepala ke kiri, lalu ke
kanan. Selanjutnya, putar kepala searah jarum
jam, lalu putar berlawanan arah secara
perlahan. Putar kedua bahu ke arah depan, lalu
ke belakang.
b) Persiapkan posisi yang paling nyaman, duduk
atau berbaring.
c) Tegangkan otot-otot tubuh, mulai dari telapak
kaki hingga wajah. Rasakan ketegangannya
beberapa saat.

26
d) Lepaskan ketegangan sambil mengendurkan
seluruh otot mulai dari wajah sampai telapak
kaki.

2) Lakukan relaksasi wajah


Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat
penting karena membuat bagian tubuh lain lebih
mudah mengikuti. Setelah menguasai seni
relaksasi wajah, rahang anda akan benar-benar
rileks dengan mulut sedikit terbuka. Anda akan
dapat memasuki kondisi rileks yang alami dengan
cepat.
a) Biarkan kedua kelopak mata anda pelan-pelan
menutup. Jangan dipaksa, tetapi biarkan
menutup sendiri dengan perlahan.
b) Pusatkan perhatian anda pada otot-otot di
dalam dan di sekitar mata.
c) Begitu terasa otot-otot mata rileks secara
alami, rasakan ketenangan mengalir dari
kedua kening, turun ke kelopak mata, ke
tulang pipi dan sekeliling rahang.
d) Biarkan rahang bawah sedikit rileks sehingga
gigi atas dan gigi bawah terpisah. Kelopak
mata tak dapat bergerak lagi.
e) Rasakan daerah kepala semakin rileks.
f) Ketika mempraktikkan teknik ini, anda akan
merasakan leher, bahu dan siku turun.
Bayangkan bahu terbuka ke luar dan kedua
tangan tergantung rileks dari siku.
3) Lakukan relaksasi napas
4) Lakukan relaksasi pikiran

27
5) Posisi relaksasi
6) Relaksasi dengan posisi berbaring
7) Relaksasi dengan posisi lateral
8) Panduan relaksasi otot
9) Kegiatan Ideomotor

8. Penanaman Sugesti menjelang Persalinan


Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi /
ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan mempergunakan
kata - kata atau situasi tertentu. Kemampuan berkomunikasi menjadi
kunci utama. Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan :
a. Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah
b. Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat
penanaman sugesti ke dalam fikiran bawah sadar.
c. Client Language Preference, mempergunakan bahasa yang
mudah dimengerti atau kebiasaan klien
d. Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih
mudah diterima oleh fikiran sadar maupun bawah sadar.

Contoh sugesti menjelang persalinan bagi pemeluk agama islam:


“ Ya Allah dengan menyebut namaMu, ku pasrahkan diri ini
dalam kekuatanMu Yang Maha Agung… Dengan menyebut
namaMu dan penuh keyakinan akan kekuatanMu aku
mempersiapkan kelahiran bayiku …aku merasakan rileks dan
bahagia karena bayiku akan segera tiba.
Persalinanku berjalan dengan mudah dan lancar…aku percaya
pada tubuhku dan aku mengikuti iramanya…Ya Allah…jadikanlah
setiap tarikan dan hembusan napasku membuat fikiranku serta
tubuhku tenang dan rileks. Aku merasa percaya diri, aman dan
nyaman…otot - ototku bekerja dalam harmoni yang utuh

28
untuk memudahkan persalinan…aku merasakan kedamaian
alami dan kehangatan mengalir ke seluruh tubuhku. Aku tetap
rileks di setiap detik persalinan dengan cepat dan
mudah…pintu rahimku terbuka, sangat elastic, lentur dan
bayiku dengan mudah melaluinya…bayiku mengambil posisi yang
tepat pada setiap tahap persalinan..
Aku melihat bayiku keluar dengan mulus dari rahimku…sangat
mudah dan lancar dan aku begitu santai menjalaninya…
Terimakasih ya Allah…atas kasih sayangMu aku dan bayiku
selamat dan sehat lahir bathin..

B. Konsep Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanyapenyulit. Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus bekontraksi dan menyebabkan perubahan
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus
tidak mengakibatkan perubahan servik (Cunningham, 2006)
Persalinan adalah rangkaian-rangkaian proses yang berakhir
dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai
dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks dan diakhiri dengan pengeluaran plasenta
(Bobart, 2002)
Persalinan adalah suatu proses membuka dan menipisnya
serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah
proses dimana janin didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

29
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Bobart, 2002)

2. Tahapan Dalam Persalinan

Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :

a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10 cm) Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten
(8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam)
servik membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.

b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam
pada multi.

c. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV
Dimulai dari saatnya plasenta lahir sampai 2 jam pertama post
partum.

3. Faktor Psikologis Pada Persalinan

Proses persalinan yang membutuhkan waktu 8 - 12 jam,


membutuhkan kesabaran, kekuatan fisik dan mental ibu.
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi
penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan

30
menjadi kurang lancar.
Perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang
menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh
terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan
menjadi lama. Tidak hanya keadaan emosi seperti ketakutan dan
kecemasan, faktor kejiwaan, pengalaman, adat istiadat, dan
dukungan dari orang-orang tertentu dapat mempengaruhi proses
persalinan.
Perubahan emosi selama persalinan bagi kebanyakan ibu,
persalinan akan disambut dengan beragam respon emosi mulai dari :

1) Kebahagiaan yang besar.

2) Ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui.


3) Ketakutan terhadap teknologi, intervensi dan hospitalisasi.
4) Ketegangan, ketakutan dan kecemasan mengenai nyeri
serta kemampuan untuk melatih kontrol diri selama persalinan.
5) Perhatian mengenai kesejahteraan bayi dan kemampuan
pasangan untuk melakukan koping.
6) Ketakutan yang berlebihan terhadap kematian, Rumah
Sakit mungkin dipandang sebagai tempat berkumpulnya segala
penyakit.
Dengan adanya dukungan pendamping selama persalinan
tentu akan membuat ibu bersalin kooperatif, tenang, aman
dan nyaman. Sehingga diharapkan kemajuan dan proses
persalinan berjalan dengan baik.

4. Dukungan Persalinan
a. Metoda-metoda dukungan persalinan
b. Kategori untuk metoda dukungan persalinan
c. Mengurangi nyeri

31
d. Persalinan dan kelahiran

5. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Proses Persalinan


Faktor-faktor yang memperlancar persalinan :
a. Ketenangan dan relaksasi tubuh yang sempurna.
b. Tenaga yang mendorong bayi keluar (his yang bekerja secara
intensif dan kuat, tenaga mengejan yang tergantung dari kekuatan
kontraksi otot-otot dinding dada dan diafragma).
c. Relaksasi otot-otot dasar panggul dan segmen bawah rahim.
d. Gerakan anak pada persalinan.

32
BAB III
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
HYPNOBIRTHING

Standar Prosedur Operasional (SOP) Hypnobirthing


Pre-Induction
Kesiapan Klien Data pribadi :
Nama Lengkap :
Nama Panggilan :
TTL :
Usia Kehamilan :
Kehamilan Ke- :
Keluhan :

Kesukaan :
Hal yang tidak disukai :
Harapan-harapan :

Kesiapan lingkungan
1. Ruangan yang tenang dan nyaman
2. Pencahayaan cukup
3. Musik relaksasi
4. Matras dan bantal
5. Jam dinding
6. Tensi meter dan timbangan

33
A. Induction
Prinsip tekhnik induction: 1. Fokuskan perhatian/ pikiran klien kepada anda/ sugesti anda
2. Buat klien merasa aman dan nyaman dengan anda dan
siatuasi di sekitarnya
3. Gunakan berbagai stimulus untuk merangsang emosi bawah
sadar

Teknik induction: “Tarik nafas dalam - dalam…………hembuskan perlahan-


a. Flying hand lahan……(lakukan beberapa kali seirama gerakan tangan
Posisi duduk atau anda)…….rasakan mata anda semakin lama semakin berat
berbaring. ….berat….dan anda mulai mengantuk…..jangan
Minta klien untuk ditahan……..biarkan saja……..dan sekarang tutup mata
berkonsentrasi sambil anda……….tidur yang lelap dan dalam”
memandang tangan
terapis serta mengikuti
irama gerakan tangan
dengan lambat dan
lembut (naik turun)
jarak wajah dengan
tangan terapis (sekitar
20 cm)

b. Pendulum “Silahkan konsentrasikan pandangan anda pada gerakan


Mintalah mata klien pendulum ini…..rasakan bersama ayunan pendulum ini mata
untuk mengikuti anda terasa berat……..semakin berat…….dan anda tidak perlu
gerakan pendulum menahannya……..biarkan saja…….rasakan semakin
berat…….dan bahkan anda saat ini mulai mengantuk
…….sangat berat……..dan silahkan tutup mata
anda……rasakan anda memasuki kondisi yang sangat rileks
……semakin dalam………Bila anda merasa mengantuk….anda

34
tidak perlu menahannya …….biarkan tubuh anda
tertidur....beristirahat....dan rileks……”

c. Relaksasi Progresive “ Saya akan memandu anda untuk melakukan


relaksasi…..silahkan duduk atau berbaring dengan posisi santai
dan nyaman menurut anda…..baik kita mulai…..silahkan tutup
mata anda, singkirkanlah dahulu beban pikiran anda untuk
sementara waktu….

Tarik nafas dalam-dalam……hembuskan perlahan-


lahan…..terus lakukan dan rasakan anda semakin rileks dan
santai ……tarik nafas lebih dalam lagi……tahap 3 hitungan
…..satu, dua, tiga…….hembuskan lebih panjang ……rasakan
sekarang anda mulai terasa mengantuk ……bagus sekali,
lepaskan saja….lepaskan semua pikiran-pikiran yang
mengganggu……karena ini tandanya anda sudah dalam kondisi
yang sangat relaks…….oke terus tarik nafas dan hembuskan
yang panjang …….rasakan kini anda makin relaks, dan semakin
santai dan bilamana merasa ngantuk, biarkan saja, ini tandanya
anda sudah sangat rileks dan tenang!”.

B. Teknik Deepening:

a. Menghitung Mundur “Saya akan berhitung dari 10 ke 1….Dan rasakan bahwa setiap
kali saya menghitung…….Maka anda akan semakin
rileks…santai…..Dan ketika hitungan Saya sudah mencapai
angka 1….Maka anda akan benar-benar memasuki relaksasi
yang sangat total………
Baiklah ….Sepuluh….anda mulai rileks…..Sembilan,,,anda
semakin santai …Delapan…rasakah bahwa tubuh anda benar-

35
benar telah beristirahat….Tujuh ……anda semakin
dalam….semakin nyaman….Enam….anda semakin menikmati
relaksasi ini ….Lima….semakin dalam….semakin
lelap….Empat….biarkanlah……..Tiga…tubuh anda semakin
lepas..santai..bebas…Dua…lepaskan semuanya…dan…
satu…..tubuh anda benar-benar rileks…. nyaman…
santai…beristirahat…dalam….semakin dalam…dan silakan
anda menikmatinya…..

b. Ingatan Peristiwa “Saya akan menghitung dari 10 ke 1 dan tepat ketika hitungan
saya mencapai angka 1…Saya minta anda mengimajinasikan
bahwa anda kembali ke suatu masa yang sangat berkesan dan
indah dalam kehidupan anda ….Anda dapat memilahnya sendiri
….suatu masa yang sangat menyenangkan bagi anda….dan
dapat dengan mudah anda ingat….”
Baiklah…Sepuluh…silahkan mulai bayangkan saat
tersebut…..Sembilan….rasakan bahwa hal terebut semakin
jelas……Delapan……rasakan bahwa anda mulai dapat
merasakan bahwa anda kembali ke saat itu….Tujuh….anda
benar-benar dapat merasakan berada disitu…..Enam….anda
mulai benar-benar dapat mengamati keadaan
sekeliling….Lima…..semakin nyata dan semakin
jelas…..Empat…anda benar-benar menikmatinya….
Tiga…rasakan bahwa hal ini sangat nyata…Dua…anda benar-
benar berada disitu….dan Satu…silahkan anda
menikmatinya…merasakan sangat nyata..sangat jelas….dan
anda sangat menyenanginya….”

c. Turun tangga “Imajinasikan bahwa saat ini anda berada disuatu gedung
berlantai 2…Dan anda tengah bersiap-siap turun kelantai
bawah dengan menggunakan tangga …..imajinasikan bahwa

36
anda tengah berada di depan sebuah tangga…Tangga ini
memiliki 10 anak tangga…..dan kini bersiaplah untuk menuruni
anak tangga…maka anda akan semakin sangat rileks dan
semakin dalam.”

d. Tempat favorit “Saya akan menghitung dari 10 ke 1…dan tepat ketika hitungan
saya mencapai angka 1…saya minta dengan mengi-majinasikan
bahwa anda berada diseuatu tempat yang sangat nyaman untuk
anda…tempat itu boleh saja alam…pengunungan…pantai atau
bahkan rumah anda…kamar tidur anda …atau tempat apapun
juga yang membuat anda nyaman…. ”.
Baiklah …Sepuluh…silahkan mulai bayangkan tempat
tersebut……..Sembilan rasakan bahwa tempat tersebut semakin
jelas…Delapan…tempat tersebut semakin nyata….Tujuh…anda
benar-benar dapat merasakanan berada disitu….Enam….anda
benar-benar mulai dapat mengamati keadaaan sekeliling….
Lima…semakin nyata dan semakin jelas….Empat…anda benar-
benar menikmatinya……. Tiga…… rasakan bahwa hal ini
sangat nyata……….Dua….anda benar-benar
disitu……...dan…….. Satu…silahkan anda menikmatinya….
merasakannya…..sangat nyata……sangat jelas….dan anda
sangat menyenanginya…”.

C. Suggestion Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan:


1. Permisif
Sugesti berifat ajakan bukan perintah
2. Repetition
Pengulangan dimaksud untuk memperkuat penanaman
sugesti ke dalam pikiran bawah sadar
3. Client language preference
Mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti atau

37
bahasa kebiasaan klien
4. Progresif
Sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih
mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar

Script suggestion
Trimester I “ Katakanlah dalam hati anda… Ya Tuhan segala puji bagi
Engkau Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Pencipta
mahluk dan alam seisinya…..
Ya Tuhan hamba terima anugrahmu ini (kehamilan) dengan
penuh rasa syukur dan bahagia…tiada engkau menitipkan
sesusatu kecuali terkandung hikmah dan berkah yang besar
didalamnya…
Ya Tuhan berika kekuatan kepada hamba untuk menjaganya
basuhlah ketenangan dalam hati hamba…berikan pula kekuatan
pada hamba untuk selalu sabar menghadapi segala tantangan
dan godaan hanya kepada-Mu memohon dan berserah diri…
Bayangkan bola cahaya putih ceerlang memancar diatas kepala
anda turun perlahan masuk melalui ubun-ubun kepala
anda…terus turun ke bawah sehingga setiap inchi tubuh anda
yang dilaluinya menjadi bercahaya dan terasa sangat nyaman
dan tentram…. biarkan cahaya itu perlahan
makin meliputi seluruh
kepala…leher…dada…perut….tangan…pinggang dan
kaki….anda…dan saat itu tubuh nada telah dipenuhi cahaya
putih cemerlang sebagai tanda keberkahan dan anugrah Tuhan
yang luar biasa..rasakan pula kebahagiaan dan damai yang
sangat dalam, yang mungkin belum pernah anda rasakan
sebelumnya….terimalah kebahagiaan ini sebagai anugrah
Tuhan atas rasa syukur anda….dan katakan dalam hati anda:
ya Tuhan…tetapkanlah cahaya kebahagiann, ketenangan dan

38
kedamaian ini bersemayan dalam hati dan pikiran
hamba….jadikan pula cahaya ini selalu menerangi bathin
hamba sehingga selalu menuntun Hamba ke Jalann-
Mu…menerima dan menetapi amanah yang engkau berikan
kepada hamba…tiada apapun yang bisa berbuat kesusahan atau
penderitaan pada diri hamba, karena cahaya kebahagiann-Mu
jauh lebih besar dari segala kesusahan yang datang….”
“Selamat datang Roh kehidupan baruku…kehadiranmu sungguh
mempesona, kehadiranmu membahagiakan, kehadiranmu
memberikan semangat bagiku…bersatulah dalam cinta kasih
kami, tumbuhlah dalam kasih saying dan Ridho
Tuhan…………..”

Script suggestion “Hamba semakin yakin dan percaya diri menjalani


Trimester II kehamilan…suami tercinta, keluarga dan orang-orang
mendukungku setulusnya…hari demi hari kulewati dengan sehat
dan nyaman, aku makin bersyukur dan bahagia..bayiku dalam
rahim semakin sehat dan cerdas”

Script suggestion “Wahai anakku yang sholeh/ sholehkah, ibu dan ayah
Trimester III menantimu, wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk jiwa
orang tua…….”

Scrip suggestion “ Ya Alloh dengan menyebut namaMu, ku pasrahkan diri ini


Menjelang Persalinan dalam kekuatanMu Yang Maha Agung....Dengan penuh
Lakukan penanaman sugesti keyakinan akan kekuatanMu aku mempersiapkan kelahiran

39
ini mulai 2-3 minggu bayiku....dalam kasih sayangMu aku merasakan rileks dan
menjelang saat perkiraan bahagia karena bayiku akan tiba ....
kelahiran. Persalinanku berjalan dengan mudah dan lancar....aku percaya
pada tubuhku dan aku mengikuti iramanya.... Ya
Alloh...jadikanlah setiap tarikan dan hembusan nafasku
membuat pikiranku serta tubuhku tenang dan rileks...
Aku merasa percaya diri, aman dan nyaman...Otot – ototku
bekerja dalam harmoni yang utuh untuk memudahkan persalinan
....aku merasakan kedamaian alami dan kehangatan mengalir ke
seluruh tubuhku...
Aku tetap rileks disetiap detik persalinan dengan cepat dan
mudah...Pintu rahimku terbuka, sangat elastis, lentur, dan
bayiku dengan mudah melaluinya.... Bayiku mengambil posisi
yang tepat pada setiap tahap persalinan....
Aku melihat bayiku keluar dengan mulus dari rahimku
......sangat mudah dan lancar....Terimakasih Ya Alloh, kelahiran
bayiku mudah dan aku begitu santai menjalaninya .....
Ya Alloh dengan pertolongan Mu aku siap menghadapi apapun
yang terjadi dalam persalinan, dan atas kasih dan sayangMU
...aku dan bayiku selamat dan sehat lahir batin”

Termination Lakukan secara perlahan


Jangan tergesa-gesa
Berikan afirmasi positif

“Ibu, Saya akan mengakhiri sesi ini…Saya akan menghitung


secara perlahan angka 1 sampai 20….rasakan pada setiap
hitungan, anda merasakan semakin nyaman, sehat dan lebih kuat
dari sebelumnya..tepat pada hitungan ke dua puluh, silahkan
anda membuka mata dan terbangun dengan tubuh yang lebih
sehat, kuat dan fresh…

40
Saya mulai…Satu, tarik nafas panjang...Dua..rasakan aliran
energy yang hangat mengalir diseluruh tubuh anda…Tiga,
rasakan tubuh anda semakin kuat….Empat, makin sehat….Lima,
lebih sehat….Enam, rasakan nyaman yang luar biasa….Tujuh,
rasakan seratus kali lebih sehat dari
sebelumnnya…..Delapan…Sembilan, tarik nafas dalam, rasakan
kesegarannya…Sepuluh, makin segar….Sebelas, jauh lebih
segar….Dua Belas, Tiga Belas, Empat Belas, Lima Belas,
Enam Belas, ucapkan rasa syukur anda dalam hati kepada
Tuhan…..Tujuh Belas, tarik nafas dalam-dalam, Delapan belas,
gerakan jari-jari anda….Sembilan Belas, bersiap-siap…Dua
Puluh, silahkan buka mata anda…
(Script terminasi diatas untuk tahap Trimester I,II, III)

1. Akhiri kegiatan dengan salam


2. Kontrak waktu, tempat, topik
3. Validasi klien
4. Rapikan alat dan ruangan

41
BAB IV
EVIDENCE BASE INTERVENSI HYPNOBIRTHING

No Studi/Outhor Prosedur Metode penelitian/ Alat ukur Outcome

Hubungan Intensitas Variabel intensitas keikutsertaan Statistik non-parametrik Spearman Rank Hasil uji analisis data didapat nilai signifikansi
Keikutsertaan Hypnobirthing hypnobirthing diukur dengan sebesar p = 0,001 (p<0,05) dengan koefisien
dengan Tingkat Kecemasan Ibu menggunakan daftar hadir sesuai Alat ukur yang digunakan dalam penelitian korelasi -689. Koefisien korelasi tersebut
Hamil di Gianyar dengan jadwal pelatihan teknik ini adalah: mengindikasikan adanya hubungan yang negatif
hypnobirthing di (BPS) Bidan antara variabel kecemasan terhadap intensitas
Praktek Swasta Wayan Sulandri Variable bebas : intensitas keikutsertaan keikutsertaan hypnobirthing. Maka dari itu
Winda Martalisa dan Wulan yaitu dilakukan seminggu sekali. hypnobirthing menggunakan daftar hadir hipotesis (Ha) dalam penelitian ini diterima.
Budisetyani (2013) Dianggap rutin apabila daftar hadir sesuai dengan jadwal pelatihan teknik Artinya, apabila intensitas keikutsertaan
terhitung 4-8 kali datang selama hypnobirthing di (BPS) Bidan Praktek hypnobirthing semakin rutin maka tingkat
kurun waktu 2 bulan dan melakukan Swasta Wayan Sulandri kecemasan akan menurun.
1.
teknik hypnobirthing di (BPS) Dukungan dari peran ayah dan keluarga sangat
Bidan Praktek Swasta Wayan Variable terikat : tingkat kecemasan ibu disarankan dalam proses hypnobirthing untuk ibu
Sulandri. Sedangkan dianggap tidak hamil diukur dengan menggunakan hamil agar memperoleh hasil yang lebih baik.
rutin apabila daftar hadir terhitung kuesioner kecemasan
1-3 kali datang selama kurun waktu
2 bulan dan melakukan teknik Penelitian ini menggunakan try out
hypnobirthing. terpakai dan hasil uji validitas item
berkisar antara 0,270 hingga 0,738,
sedangkan nilai reliabilitas sebesar (a =
0,908)

42
2. Brithing outcomes from an Panjang rata-rata untuk kedua tahap Randomized Control Trial (RCT) Wanita yang menghadiri program Hypnobirthing
Australian Hypnobirthing kerja lebih pendek pada kelompok menunjukkan hasil yang sama dengan yang
programme Hypnobirthing dibandingkan ditemukan dalam penelitian lain di hipnosis untuk
dengan angka populasi umum. tarif melahirkan. Namun, dalam temuan juga
Julie Philips-Moore 2010 operasi caesar lebih rendah, seperti menunjukkan beberapa manfaat tambahan dari
penggunaan gas dan epidural. dari hypnobirthing. mayoritas wanita dilaporkan merasa
81 peserta, 46 (51%) tidak lebih percaya diri, santai, kurang menangis, fokus
menggunakan obat penghilang rasa dan lebih memegang kendali. mereka juga
sakit sama sekali dan tingkat mengomentari kemudahan dan kenyamanan
ketidaknyamanan keseluruhan untuk persalinan dan kelahiran dan kepuasan memiliki
persalinan dan kelahiran adalah 5,8 mitra mereka yang terlibat dan mendukung.
dari 10 dengan 23% dari peserta
mencetak di bawah 5,8, termasuk
dua peserta yang tercatat nol
ketidaknyamanan.

3. Hypnosis for pain relief in labour Percobaan klinis di mana hipnosis Meta analisis yang menyertakan Risiko = profil manfaat hipnosis menunjukkan
and childbirth: a systematic selama kehamilan dan persalinan Randomized Control Trial (RCT), hasil test perlunya uji lanjutan yang dirancang untuk
review Kasus kasus dibawah ini akan di simpulkan “baik” atau “cukup” mengkonfirmasi efek hipnosis saat melahirkan
dikecualikan dari test: seri kasus sesuai dengan tata cara penilaian
Cyna AM, McAuliffe tanpa perbandingan
GL, Andrew MI. kelompok, studi yang tidak secara
(2004) eksplisit menyatakan bahwa mereka
menyelidiki penggunaan hipnosis
atau saran. Yang di test adalah hasil
yang mencantumkan semua uji
komparatif di mana setidaknya satu
pengobatan adalah hipnosis atau

43
penggunaan sugesti , dan
menyertakan setidaknya satu hasil
ukuran rasa sakit
atau analgesia dengan beberapa
persyaratan

Intervensi non - hypnosis , tidak ada


pengobatan atau placebo.

4. Unexpected consequences : Partisipan dilakukan wawancara, Kualitatif Hasil analisis nya ditemukan 5 tema tak terduga
Women’s experiences of a self- fase penelitian 12 bulan (Periode dari partisipan yaitu
hypnosis intervention to help with Feb 2012 – Jan 2013). Partisipan 1. Ketenangan dalam suasana ketakutan
pain relief during labour. mengikuti sesi training antenatal
2. Dari skeptis menjadi percaya
self hypnosis dan didukung
penggunaan CD untuk di dengarkan 3. Menemukan ruang untuk saya
Kenneth Finlayson, Soo Downe, setiap haridari usia kehamilan 32 4. Penundaan dan kekecewaan
Susan Hinder, etc (2015) minggu sampai persalinan. 5. Preferensi pribadi
Kebanyakan responden melaporkan pengalaman
yang positif tentang self-hypnosis dan sangat
merasa tenang, percaya diri, pemberdayaan.
5. The effect of hypnosis on Pain Kualitatif Responden merasa:
Relief During Labor and - Lega dan nyaman
Childbirth in Iranian Pregnant - Percaya diri
Women - Nyeri berkurang
- Rasa takut menurun
Abbasi, (2009) - Lelah berkurang
- Puas

6. Kuantitatif Rata – rata lama kala satu lebih singkat (10,09) jam
Pengaruh hypnobirthing Randomized Controlled Trials (RCT) pada kelompok eksperimen dibandingakan
(melahirkan dengan hipnosis) kelompok kontrol dengan perbedaan 6,74 jam.

44
terhadap lama persalinan kala
satu di Daerah Istimewa
Yogyakarta
Batbual (2010)
7. Kuantitatif Hypnosis :
Clinical Psychological Review : - Metode yang efektif
The eficacy of hypnosis as in - Mendukung konseling
intervention for labor and - Mengurangi rasa sakit
delivery pain : A comprehensive - APGAR bayi jadi lebih baik
methodological review - Kala satu lebih pendek

Landolt dan Milling (2011)


8. Kuantitatif Ada perbedaan signifikan pada stres saat akan
Stres pada saat akan melahirkan melahirkan antara ibu yang melakukan
antara ibu yang melakukan hypnobirthing dan yang tidak melakukan
hypnobirthing dan yang tidak hypnobirthing.
melakukan hypnobirthing

Margaretha DM (2010)

45
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Nilai filosofi dari hypnobirthing adalah natural childbirth dimana cara
persalinan dengan “teknologi rendah” dimana persalinan dibiarkan
berlangsung secara alami.
2. Hypnobirthing adalah upaya alami untuk menanamkan niat positif ke
pikiran bawah sadar agar ibu dapat menjalani kehamilan dengan sehat
dan menghadapi persalinan dengan tenang, alami, nyaman, dan lancar
dengan upaya pemberdayaan pikiran bawah sadar dengan
mengistirahatkan pikiran sadar.
3. Hypnobirthing merupakan asuhan berkesinambungan (Continuity of
care) mulai dari kehamilan sampai persalinan dan nifas pada ibu
agar ibu lebih tenang, tidak merasa lelah sehingga rasa nyeri yang
dialami saat bersalin dapat berkurang, kualitas kesehatan lebih
baik dan ibu siap mengasuh dan mendidik anaknya.
4. Pada saat memberikan asuhan kerja lebih ringan, karena wanita yang
masuk program hypnobirthing lebih stabil emosinya, tidak
banyak mengeluh. Meminimalkan penggunaan obat,
meminimalkan penggunaan induksi, kemungkinan komplikasi
persalinan lebih kecil. Proses pembukaan jalan lahir lebih singkat,
memperpendek tahap awal persalinan, proses persalinan jauh lebih
lancar dan cepat.
5. Sudah banyak evidence base intervensi hypnobirthing terbukti sangat
efektif dalam menurunkan nyeri saat persalinan, selain itu mampu
meningkatkan ketenangan ibu dalam mengahadapi persalinan,
meningkatkan kepercayaan diri ibu, menurunkan tingkat kecemasan
dan dukungan suami dan keluarga sangat diperlukan.

46
B. SARAN
Diharapkan dengan kerjasama dari semua pihak metode
hypnobirthing tidak hanya didengar tetapi dapat dinikmati oleh
semua ibu hamil baik yang berada dikota maupun
didesa untuk mempersiapkan persalinan dan mengasuh anaknya
karena metode ini adalah salah satu metode untuk mengurangi rasa
sakit saat persalinan yang sangat bermanfaat untuk
ketenangan ibu dan bayi.

47
DAFTAR PUSTAKA

1. Aprilia,Y.(2010). Hypnostetri rileks, nyaman dan aman saat hamil dan


melahirkan. Jakarta: Gagas Medika

2. Arafah, E. A. (2012). Kecemasan ibu primagravida dalam


menghadapi persalinan di klinik HJ. Hadijah Medan setelah
menonton video proses persalinan normal. Keperawatan Klinis, 3.

3. Bobart, V. B. D. (2002). Medical obstetrical hypnosis and apgar scores


and the use ofanesthesia and analgesia during labour and delivery.
Hypnosis

4. Cyna, A.M., McAulliffe, G.L., Andrew, M.L. (2004). Hypnosis for pain
relief in labour and childbirth. ( a systematic review). Br J Anaesthesia

5. Cunningham, F.(2006). Obstetri wlliams: Jakarta: EGC

6. Kenneth F., Soo D.,etc. (2015). Unexpected consequences : Women’s


experiences of a self-hypnosis intervention to help with pain relief during
labour. BMC Pregnancy and Childbirth

7. Kuswandi, L .(2011). Keajaiban hypno-birthing . Jakarta: Pustaka


Bunda

8. Lelik, A. (2010). Smart Birthing. Panduan Praktis Hypnosis Dasar Untuk


Kehamilan dan Persalinan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

9. Manggarsari, M. D. (2010). Stres pada saat akan melahirkan antara ibu


yang melakukan hypnobirthing dan yang tidak melakukan hypnobirthing.
Psikologi. Dikutip 24 Februari 2016, dari eprints. unika. ac
.id/3104/1/05.40.0101_Margaretha_Dwi_M.pdf

10. Mongan, M F. (2005). Hypnobitrhing : The mongan metho: A natural


approach to a safe, easier ,more comfortablebirthing, : Health
Communications, Inc .Florida.

11. Nurdiana. (2012). Rasa cemas pada ibu hamil. Dikutip 24 Februari 2016,
dari http://nurdianalia.wordpress.com/2012/07/28/rasa-cemas-pada-ibu-
hamil/.
12. Patriasari. (2010). Evaluasi penggunaan antiemetik pada penderita
hiperemesis gravidarum di rsud DR. Moewardi Surakarta tahun 2009.
Dikutip 24 Februari 2016, dari http://
www.scribd.com/doc/101413251/BAB-I

13. Semple, A., Newburn, M. (2011). Research overview: Self- hypnosis for

48
labour and birth. NCTs J Preparing Parent for Birth and Early
Parenthood

14. Sijangga, W. N. (2010). Hubungan antara strategi coping dengan


kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil hipertensi. Psikologi.
12

15. Winda, M., Wulan B. (2013). Hubungan Inbtensitas Keikutsertaan


Hypnobirthing dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Gianyar. Jurnal
Psikologi UdayanaVol. 1No. 1, ISSN : 2354 - 5607

49

Anda mungkin juga menyukai