Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan
lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang diperkirakan
sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014).Kehamilan
berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan international, 10 bulan
menurut penanggalan luar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi
tiga periode bulanan atau trimester. Trimester Pertama adalah periode minggu
pertama sampai minggu ke 13. Trimester Kedua adalah periode minggu ke 14
sampai ke 26, Sedangkan Trimester ke Tiga, minggu ke 27 sampai kehamilan
cukup bulan 38-40 minggu .
Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu).Dalam masa
kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada sel
telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam 3fase yaitu fase ovum, fase embrio
dan fase janin. Fase ovum sejak proses pembuahan sampai proses implamasi
pada dinding uterus, fase ini di tandai dengan proses pembelahan sel yang
kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10 – 14 hari
setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan pembentukan organ
organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8 minggu.
Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya waktu kelahiran,
pada fase ini tidak ada lagi pembentukan melainkan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Pemeriksaan dokter atau bidan secara rutin pada periode
kehamilan trimester II bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu
yang sedang hamil, sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan
atau tidak.( Helen Varney, 2000)
Jumlah ibu hamil di Indonesia pada tahun 2017 tercatat sekitar
5.324.562 jiwa. Sedangkan di Jawa Tengah, jumlah ibu hamil mencapai

1
2

590.984 jiwa (Kemenkes RI, 2018). Dan jumlah ibu hamil di puskesmas
Tanon I sebanyak 181 yang terdiri dari TM I, TM II dan TM III
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan
mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan
calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga
disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan
menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada
masa kehamilan (Johnson, 2016).
Perubahan terjadi kepada ibu hamil Trimester Pertama seperti
perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita. Selain
perubahan fisik, terjadi juga perubahan psikologis, yang dipengaruhi oleh
perubahan hormon. Perubahan ini berinteraksi dengan faktor interna dan
mepengaruhi masa transisi wanita hamil ke masa menjadi ibu. Sering kali,
seorang wanita mengatakan betapa bahagia akan menjadi seorang ibu.
Namun, tidak jarang juga wanita yang merasa khawatir dengan kehamilannya,
khawatir akan kehilangan kecantikan atau kemungkinan bayinya tidak normal
(Dewi &Sunarsih, 2011).
Pada kehamilan fisiologis terapat perubahan selama kehamilan baik
perubahan secara psikologis fisiologis yang menyebabkan ketidakyamanan
pada ibu baik pada TM I, TM II dan TM III.
Pada trimester pertama, ibu akan merasakan mual dan muntah pada
pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat
dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, pada awal
masa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil. Pada triesemester pertama,
ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuh akan selalu
diperhatikan secara seksama. Pada triesemester kedua biasanya ibu sudah
merasa sehat. Tubuh ibu telah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi
3

dan rasa tidak nyaman karena hamil pada TM I yang sudah berkurang. Ibu
telah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi serta
pikirannya secara lebih kosntruktif dan terdapat ketidaknyamanan pada ibu
hami TM II diantaranya nyeri pinggang, inkotinensia urine, keram pada kaki,
keputiham, kontstipasi dan ada beberapa ibu hamil yang masih mengalami
mual di TM II. Pada trisemester ketiga seringkali disebut periode menunggu
dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya dan ketidaknyamanan pada ib hamil TM III diantara lain nyeri
punggung, braxton-his, sesak, kaki odema (Asrinah et al, 2010).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan
penanggulangan komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan,
serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang
meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil
(Prawirohardjo, 2013). Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut
dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan
kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti
kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada
abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di
ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per
100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan [Depkes] RI, 2012).
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya
AKI. Di Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000
kelahiram hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup
4

pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2018
sebanyak 421 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus
kematian ibu tahun 2017 yang sebanyak 475 kasus. Dengan demikian Angka
kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 88,05 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 78,60 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2018 angka kematian maternal sebanyak 25,42%
terjadi pada kehamilan. (profil jateng, 2018) Angka kematian ibu di kabupaten
Sragen sebanyak 7.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah
dengan melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang
merupakan mulai dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang
harus dilakukan. Maka kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan
tindakan bidan sesuai manajemen asuhan kebidanan antenatal, khususnya
dalam kasus ini adalah pada trimester 1.
Salah satu penatalaksanaan untuk mengatasi ketidaknyamanan ibu
hamil secara fisiologis pada kehamilan TM I, TM II dan TM III adalah
dengan terapi farmakologis, non farmakologis, dan komplementer. Terapi
farmakologis dilakukan dengan pemberian antiemetik, antihistamin,
antikolinergik, dan kortikosteroid dan jenis obat-obatan lainnya yang
diaanjurkan sesuai resep dokter kepada ibu hamil. Dan terapi non
farmakologi untuk ketidaknyamanan ibu hamil dapat diatasi menggunakan
terapi komplementer seperti dengan yoga, senam hamil, aromatherapy,
rebusan tanaman toga dll yang sudah memiliki penelitian dan teruji
berdasarkan evianbased midwifery nya.
5

Berdasarkan study pendahuluan yang telah dilakukan di wilayah kerja


puskesmas tanon I di peroleh bahwa dari 181 ibu hamil terdapat 65% ibu
mengalami ketidaknyamanan pada saat kehamilan.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengambil kasus Asuhan
Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan di Puskesmas Tanon I

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan
kebidanan antenatal pada trimester I Fisiologis dengan masalah emisis
gravidarum di UPTD Puskesmas Tanon I ?

C. Tujuan
1. Umum
a. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan menggunakan manajeman kebidanan.
b. Mahasiswa Mampu menerapkan teori, konsep dan prinsip
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan
2. Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c. Mengidentifikasi kebutuhan segera
d. Menentukan perencanaan
e. Melakukakan penatalaksanaan
f. Mengevaluasi tindakan
g. Mendokumentasikan asuhan kebidanan
6

D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas kesehatan
setempat seperti Puskesmas, Rumah Sakit, BPM untuk lebih meningkatkan
pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil dan meningkatkan fasilitas
kesehtan yang belum memadai di lingkup kerja tenaga kesehatan. Hasil
laporan ini juga semoga dapat menambah motivasi masyarakat sendiri untuk
dapat meningkatkan kesadaran setiap ibu hamil tentang pengetahuan risiko
kehamilan dan manfaat dari kunjungan ANC Ke fasilitas kesehatan

2. Bagi Responden
Diharapkan dapat memberi wawasan dan informasi bagi ibu hamil untuk
mencegah serta mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan dengan
pemberian konseling serta terapi pada pasien untuk meningkatkan pengetahan
ibu tentang kehamilan, ketidaknyamanan pada kehamilan, serta bagaimana
cara menangani ketidaknyamanan selama kehamilan.
3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan ilmiah yang
telah di lakukan dan dapat di kembangkan kembali kedepan nya. Dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi pendidikan dan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai