PENDAHULUAN
ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter,dan tenaga para medis lainnya).
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. (Syarifudin dan Hamidah,
2009).
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya, karena telah terlatih dan
ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan,
ANC yang kurang ada dalam dan identifikasi pertolongan persalinan tenaga
persalinan harus dilakukan oleh tenaga medis yang professional, namun menurut
kemudian oleh dokter (18,5%), non Tenaga Kesehatan (11,8%) Namun sebanyak
0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja
peningkatan, yaitu dari 74,27 % pada tahun 2003 menjadi 90,88 % pada tahun
2013. Angka ini sudah mencapai target MDGs pada tahun 2015 sebesar 90 %.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang cukup tinggi pada tahun 2013
yaitu sebesar 90,88 %, namun terjadi penurunan hingga tahun 2015 menjadi
kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan, atau persalinan ditolong oleh
87,91%. Jumlah ibu bersalin sebesar 18.510 jiwa yang ditolong oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2014. Jumlah kematian ibu karena persalinan adalah 0%.
Tingginya angka kematian ibu maupun bayi harus lebih di pertekan lagi
yang professional meliputi dokter spesialis kandungan dan bidan. Selain tenaga
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegerasi dan
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
diharapkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga non nakes dapat menurun
bahkan dapat tergantikan oleh tenaga kesehatan professional. Dapat kita lihat
persalinan oleh nakes di Indonesia sudah semakin meningkat sejak tahun 2004
hingga tahun 2013. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis professional
bertujuan untuk mengurangi resiko komplikasi pada ibu hamil hingga nifas,
yakni dengan cara pemantauan sedini mungkin mulai kehamilan hingga nifas
berakhir dan ibu diharapkan mengikuti program KB, diharapkan jika terdapat
masalah dapat diketahui sedini mungkin dapat mencegah adanya komplikasi lain
yang membahayakan ibu dan bayinya maka dapat dilakuka penanganan segera
melahirkan, masa nifas, neonatus dan KB, maka penyusunan LTA ini penulis
1.3 Tujuan
1. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, BBL, dan
KB.
dialami pasien.
ibu agar jika terjadi masalah dapat dilakukan penanganan secara dini.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kehamilan
1. Definisi
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
sel telur atau ovum dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9
bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama
Putrono, 2016).
sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Vivian dan Tri, 2011 ). Secara
2. Etiologi
dalam 12 minggu, trimester ke dua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27), dan
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu trimester pertama (0-12 minggu),
trimester kedua (13-27 minggu), dan trimester ketiga (28-40 minggu). (Saminem,
2010).
a. Timester I
adalah sperma membuai ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel. Sejak
b. Timester II
system organ. Mulai dari sistem sirkulasi yang berhubungan dengan denyut
jantung janin dan aliran darah untuk mememnuhi kebutuhan oksigen dan
kebutuhan janin lainnya melalui plasenta bayi yang terhubung dengan ibu,
tampak 26-28 minggu, dan secara normal janin meminum air ketuban 450cc
per hari, cairan empedeu mulai diproduksi sejak trimester I,diikuti oleh
ditunjukkan dengaan kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal.
Sistem urinarius ginjal mulai berfungsi sejak trimester II, dan didalam vesika
urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra dan
bercampur dengan cairan amnion. Dan yang terakhir adalah Sistem endokrin,
pembentukannnya.
Timester III
Pada awal bulan ke-3 ukuran kepala merupakan separuh ukuran kepala-
a. Trimester 1
Tanda Fisik yang pertama dapat dilihat pada beberapa ibu adalah
perdatahan sedikit atau spotting sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat
biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan
yang kronis/menetap sering BAK. Ibu akan mengalami dua gejala uang
terakhir selama tiga bulan berikutnya. Morning sickness atau mual dan
badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama (Vivian dan Tri, 2011).
Kelelahan yang kronis (menetap) dan sering BAK mulai terjadi. Keadaan
ini berlngsung selama 3 bualn berikutnya. HCG ada didalam urine dan
3. Minggu ke-12/bulan ke 3
b. Trimester 2
Penambahan berat badan sekitar 0,4-0,5 kg/mg. Ibu mungkin akan merasa
merasa gerakan janin dan juga mengalami perubahan yang normal pada
Fundus berada di tengah antara simfisis dan pusat. Berat ibu bertambah
energi. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal jika tidak gatal, iritasi,
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin
terjadi pada fase ini. Perubahan kuliat dapat berupa cloasma gravidarum,
strie gravidarum, linea nigra dan jerawat. Mimisan pun mungkin dapat
c. Trimester 3
pusat dan procesus sifoideus . Pada usia kehamilan 32-36 minggu, fundus
mencapai prosecus sifoideus. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering BAK
dalam panggul. Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Ibu mungkin
menjasdi sulit tidur. Kontraksi Braxton Hicks meningkat (Vivian dan Tri,
2011).
Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas dalam perut mungkin
mulai terasa.
setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5-
0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK meningkat. Braxton Hicks
persalinan.
saat inilah tugas psikologi pertama sebagai calon ibu untuk dapat
wanita merasa butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun
b. Trimester II
Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa
secara konstruktif.
c. Trimester III
bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia akan melahirkan (Intan, 2015).
a. Nutrisi/Gizi
kecukupan gizi untuk ibu hamil, memenuhi aspek karbohidrat, protein, air,
tambahan vitamin dan tablet Fe. Kebutuan nutrisi ibu hamil diantaranya
b. Seksual (Coitus/senggama)
c. Aktifitas fisik
d. Mobilisasi/ Bepergian
e. Personal hiegien
pada vagina.
sampai 150 %.
4) Pakaian menyerap keringat karena pada ibu hamil fungsi ekskresi dan
keringat bertanbah.
5) BH yang menyangga
dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit. Tidur
Imunisasi yang dibutuhkan oleh ibu yang terutama adalah tetanus toksoid.
h. Eliminasi
konseling untuk ibu mengenai pola nutrisi dan pola makan ibu yang
mempengaruhi kebiasaan BAB dari Ibu hamil. Ibu hamil tidak dianjurkan
disbanding siang hari, sedangkan pada malam hari dikurangi agar frekuensi
BAK yang sering tidak mengganggu istirahat pada malam hari sebaiknya
kurangi minuman yang mengandung zat diuretic seperti kopi dan teh.
i. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil.
pada bayi yang akan dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas dan
2.1.2 Persalinan
1. Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu, Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
durasi dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan muncul kecil, kemudian
terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap hingga siap
ketuban dan cairan ketuban), yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui
jalan lahir. Pada proses lahirnya bayi posisi bayi letak belakang kepala dengan
tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak meluaki ibu dan bayinya
1) Abortus (Keguguran)
2) Partus Prematurus
Persalinan pada usia kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan
Persalinan yang terjadi 2 minguu atau lebih dari waktu partus yang di
6) Partus Percobaan
dari luar
2011)
3. Etiologi
tertentu.
b. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontaksi sehingga persalinan
dapat mulai.
dimulai.
4. Teori Prostaglandin
dkk, 2011)
4. Faktor yang mempengaruhi persalinan (Elisabeth dan Th.Endang, 2015).
danperubahan pada vagina dan dasar panggul. Jalan lahir dibagi atas :
c. Passanger
janin lenbih lebar daripada bagian bahu kurang lebih seperempat dari
panjang ibu , 96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama.
d. Psikologi
a. Persalian Kala I
mulai membuka dan berdilatasi. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
berdilatasi dan membuka. Kala 1 dimulai sejak terjadiny kontraksi uterus dan
1) Fase Laten
lebih 8 jam.)
2) Fase Aktif
selama 6 jam. Pada fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi adekuat / 3 kali lebih dalam 10 menit dan berlangsung
dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum
sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
pendataran (dilatasi) serviks terjadi dalam waktu yang sama. Fase Aktif dibagi
dalam 3 subfase :
cm menjadi 10 cm (lengkap).
1) Tekanan darah
naik) 10-20 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan
tekanan darah.
3) Metabolisme
cairan.
4) Suhu tubuh
5) Detak jantung
6) Pernafasan
7) Ginjal
8) Gastrointestinal
9) Hematologi
b. Persalinan Kala II
Kala II Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada Primipara berlangsung sekitar 2
1) His terkoordinir, semakin kuat, cepat, dan lama dengan interval 2 sampai
3 menit
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
Pada waktu his kepala janin muali kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
ingin meneran. Karena tekanan rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinta his, kepala janin mulai terlihat,
vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin,
Lama pada Kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
Kala III disebut juga kala uri yakni waktu pelepasan plasenta (uri). Pada Kala
secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan
menekuk, menebal kemudian plasenta terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
waktu 1- 5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan lahir spontan
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir). Pada pengeluaran plasenta biasanya
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah.
d. Persalinan Kala IV
kurang lebih 2 jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari jalan
lahir. Tapi tidak banyak yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding
rahim tempat terlepasnya plasenta , dan setelah beberapa hari anda akan
mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lochea yang berasal dari sisa-sisa
menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa factor seperti lemahnya kontraksi atau
tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan
2.1.3 Nifas
1. Definisi
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata Puer yang
artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi Puerperium berarti masa setelah
melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Susilo dan Feti, 2016).
a) Puerperium Dini
Kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan. Dalam agama
b) Puerperium Intermedial
c) Remote Peuerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila saat
1) Involusi Uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60gr. Proses ini
dimulai segera setealh plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Tabel 2.2
Involusi uteri dari luar dapat diamati dengan memeriksa fundus uteri dengan
jam kemudian kembali 1cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1cm
setiap hari.
b. Pada hari ke 2 setelah persalinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah
pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi fundus uteri 2cm dibawah pusat
haemorhage)
2) Afterpains
multipara dan biasa menimbulkan nyeri yang yang bertahan sepanjang masa
awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata setelah ibu
melahirkan, ditempat uterus terlalu teregang (misalnya, pada bayi besar dan
3) Lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.
Lochea ini muncul pada hari ke 1 sampi 4 masa post partum, berwarna
b) Lochea Sangunolenta
ke 4-7.
c) Lochea Serosa
d) Lochea Alba
e) Lochea Statis
f) Lochea Purulenta
adanya infeksi.
4) Serviks
sebelum hamil.
besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8
minggu post partum. Penurunan hormone esterogen pada masa post partum
berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan
6) Payudara (Mamae)
Pada semua wanita yang telah melahirkan, proses laktasi terjadi secara
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diet atau makanan
kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus svingterani alami
persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi
selama persalinan.
1) Oksitosin
2) Prolaktin
sehingga mnestimulasi prduksi Air Susu Ibu (ASI). Pada ibu yang
4) Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, tingkat hormone
sebelum 20 minggu, dan tidak terjadi diatas 28 minggu pada ibu yang
setelah kala III ketika besarnya volume darah dari uterus terjepit didalam
pembekuan darah menurun cukup cepat. Akan tetapi darah lebih mampu
persalinan tetap menigkat dalam beberapa hari pertama post partum. Jumlah
sel darah putih dapat meningkat lebih lanjut samapi 25.000 hingga 30.000 di
luar keadaan patolog jika ibu mengalami partus lama. Hb, Ht, dan eritrosit
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 C . Sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,50 C dari keadaan normal, namun tidak akan
akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 380 C, mungkin terjadi infeksi
pada klien.
dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh
tidak panas mungkinada perdarahan berlebihan atau ada vitium kordis
pada penderita. Pada masa nifas umunya denyut nadi labil dibandingkan
3) Tekanan darah
berat badan pada masa nifas diantaranya adalah peningkatan berat badan
menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5kg selama masa post partum.
Pada waktu hamil terjadi pignentasi kulit pada beberapa tempat karena
Periode Leting go
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mememngaruhi susunan air susu. Diet yang doberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan dan serat
untuk mencegah konstipasi. Obat-obatan dikonsumsi sebatas yang dianjurkan
dan tidak berlebihan, selai itu ibu memerlukan asupan sebagai berikut :
kalori. Pada saat minggu pertama dari 6 bulan menyusui (ASI Eksklusif)
jumlah susu yang haeus dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap
harinya.
vitamin yang cukup, pedoman umum yang baik untuk diet adalah 2-4 porsi
per hari dengan menu 4 kebutuhan dasar makanan (Daging, buah, sayuran,
roti/ biji-bijian).
4) Table zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
b. Ambulasi
Jika tidak ada kelainan mobilisasi sedini mungkin, 2 jam setelah persalinan
normal. Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-
12 jam post partum. Sedangakan pada ibu dengan partus section caesarea
ambulasi dini dilakukan paling tidak setelah 12 jam post partum, setelah ibu
Tahapan ambulasi yaitu miring kiri atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk,
dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan.
Eliminasi
1) Buang Air Kecil (BAK) pengeluaran urine akan meningkat 24-48 jam
pertama sampai hari ke 5 post partum karena volume darah ekstra yang
2) Buang Air Besar (BAB) kesulitan Buang Air Besar (Konstipasi) dapat
terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena
Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kebersuhan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkunagan sangat penting untuk
dijaga kebersihannya. Perawatan diri yang dianjurkan diantaranya mandi 2x
setelah buang air dan membasuh dengan arah dari depan ke belakang.
Hal-hal yang bias dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan
2) Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secar perlahan-
lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur. Kekurangan
jumlah ASI yang di produksi dan memperlambat proses involusi uteri dan
e. Aktivitas seksual
Secara fisik aman untuk memulai coitus begitu darah merah (lochea) berhenti
dan ibu dapat memasukkan dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Coitus
Setelah persalinan terjadi involusi uterus. Involusi ini sangat jelas terlihat
sangat terganggu. Cara untu mengembalikan bentuk tubuh seperti sebelum hamil
1) Atonia uteri
2) Retensio plasenta
3) Ruptur uteri
4) Inversio uteri
mencapai 500 cc .
e. Pucat.
definisi mordibitas puerperalis adalah kenaikan suhu sampai 380C atau lebih
1) Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang
kejang.
C. Bendungan ASI
Pada permulaan nifas, apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau
terjadi pembendungan air susu. Payudara panas, keras, dan nyeri pada perabaan,
D. Mastitis
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi pada payudara, terutama pada primipara
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah.
E. Postpartum Blues .
Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi) atau serimg
disebut
F. Tromboflebitis
pemeriksaan.
Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
2.1.4 Neonatus
1. Definisi
a) BBL
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 250 gram sampai dengan 400 gram.
adalah 0- 28 hari.Neonatus memili dua fase yaitu Neonatus dini adalah BBL
sampai dengan usia 1 minggu. Neonatus lanjut adalah BBL dari usia 8-28 hari
c) Bayi
Bayi merupakan tahapan perkembangan individu baru. Disebut bayi jika berusia
Tabel 2.2
Penilaian Apgar Score
Tampilan 0 1 2
Badan merah, Seluruh tubuh
Appearance
A Pucat ekstremitas kemerah-
(warna kulit)
biru merahan
Pulse
Tidak Kurang dari Lebih dari 100
P rate(frekuensi
ada 100 x/menit x/menit
nadi)
Grimace (reaks Sedikit gerak
Tidak Batuk dan
G i terhadap mimik,
ada bersin
rangsangan) menyeringai
Ekstremitas
Activity Tidak
A dalam sedikit Gerakan aktif
(tonus otot) ada
fleksi
Resfiration (pe Tidak Lemah/tidak Baik/menangis
R
rnafasan) ada teratur kuat
Sumber : Intan Kumalasari, 2015. Panduan Praktik Laboratorium Klinik, Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan kontrasepsi.
Interprestasi :
Usaha dan frekuensi nafas. Frekuensi nafas bayi yang normal 40-60
kali/menit yang cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur, kecepatan
irama dan kedalamnya tidak teratur, namun jika ditemukan nafas bayi 30-60
Perkembangan paru-paru yang muncul dari titik faring, yang tidak bercabang
ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar 8 tahun sampai jumlah
memperlihatkan adanya bukti gerakan nafas sepanjang trimester ke dua dan tiga.
Awal adanya nafas, terdapat dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas
secara mekanis.
Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan
Dari cairan menuju udara, bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam
paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar 1/3
cairan ini akan di peras ke luar paru-paru. Dengan beberapa kali tarikan nafas
pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan
sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh
vasokontriksi. Keadaan ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka untuk
luar rahim.
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
jaringan tubuh. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan
sebagai berikut :
1) Pada saat tali pusat di potong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
berkurangnya aliran darh ke atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan
tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
e. Sistem Metabolisme
Setelah mendapatkan susu kurang lebih hari ke 6 energi dari lemak 60% dan dari
karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar
gula darah, untuk menambah energy pada jam jam pertama setelah lahir diambil
dari hasil metabolisme asam lemak, sehingga kadar gula dapat mencapai 120 mg
per 100 ml. Apabila karena sesuatu hal, misalnya bayi dari ibu yang menderita
f. Suhu Tubuh
Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada ditempat yang suhu
lingkungannya lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonates
yang normal yaitu 36,50C sampai 370C. Bila bayi dibiarkan dalam suhu kamar
pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya per sepuluh dari jumlah
membungkus kepala bayi, disimpan ditempat tidur yang sudah dihangatkan atau
dimasukkan sementara kedalam incubator. Bayi baru lahir belum dapat mengatur
tertentu. Pada saat kelahiran, begitu tali pusat diklem, seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,
kadar glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
1) Melalui pemberian air susu ibu (bayi baru lahir yang sehat harus didorong
(gluconeogenesis).
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan
terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia pada saat
terbilang kecil hingga setelah kelahiran. Urine bayi encer, berwarna kekuning-
kuningan, dan tidak berbau. Warna cokelat dapat disebabkan oleh lendir bebas
membran mukosa dan udara sama dan akan hilang setelah bayi banyak minum.
Garam asam urat dapat menimbulkan warna merah jambu pada urine, namun hal
ini tidak penting. Tingkat filtrasi glomelurus rendah dan kemampuan reabsorpsi
tubular terbatas. Bayi tidak mampu mengencerkan urine dengan baik saat
mendapatakan asupan cairan, dan juga tidak dapat mengantisipasi tingkat larutan
yang tinggi atau rendah dalam darah. Urine dibuang dengan cara mengosongkan
kandung kemih secara refleks. Urine pertama dibuang saat lahir dan dalam 24
i. Sistem Gastrointestinal
dengan orang dewasa. Membran mukrosa pada pada mulut berwarna merah
jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum
lahir, janin cukup-bulan akan mulai mengisap dan menelan. Refleks muntah dan
batuk yang matur sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi
untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan
sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi baru lahir cukup-bulan.
pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang seiring oleh bayi sendiri sangat
Jumlah asam lambung pada bayi sama dengan orang dewasa dalam
beberapa hari pertama. Pada hari ke-10, bayi sama sekali tidak memiliki asam
lambung adalah 2,5-3 jam. Usus bayi terdiri dari sejumlah besar kelenjar sekresi
daerah permukaan yang besar untuk menyerap gizi makanan. Sejumlah enzim
sudah dihasilkan, walaupun masih terdapat kekurangan amylase dan lipase yang
Pada waktu lahir, usus bayi dalam keadaan steril hanya dalam beberapa
jam. Bising usus terdengar dalam 1 jam kelahiran. Mekonium yang ada dalam
kehidupan dan benar-benar dibuang dalam waktu 48-72 jam. Kotoran pertama
berwana hijau kehitam-hitaman, keras dan mengandung empedu. Pada hari ke-
3-5, kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. Begitu bayi diberi
makanan, kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol
lebih pucat warnanya, lunak, dan berbau agak tajam. Bayi defekasi 4-6 kali
j. Sistem Imun
Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan
mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan memberi kekebalan
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang
membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada
bayi baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir
Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir
dengan kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodi
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan
anak. Salah satu tugas utama selama masih bayi dan balita adalah pembentukan
yang aman membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga
macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi. Yang ditandai dengan huruf untuk
masing-masing golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup
kecil untuk melewati sawar plasenta. ASI dan terutama kolostrum memberikan
kekebalan pasif .
menyusui ASI dini terutama kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini
k. Sistem Muskuloskeletal
Proses ini selesai dalam waktu beberapa hri setelah lahir. Fontanel posterior
tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18
Struktur kulit bayi sudah terbentuk sejak lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa
juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitive dan
dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit
kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki
stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat
sementara dan bertahan selama 7 10 hari, terutama jika terpajan pada udara
m. Sistem Reproduksi
Setelah lahir, ovarium bayi wanita berisi beribu ribu sel germinal
primitive yang akan berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa.
Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan
Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki laki.
Prepusium yang ketat seringkali dijumpai pada bayi baru lahir. Muara uretra
dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama 3 4 tahun.
Sebagai respon terhadap estrogen ibu, ukuran genetalia bayi baru lahir cukup
bulan dapat meningkat begitu juga pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi
kantong skrotum.
estrogen selama kehamilan. Pada beberapa bayi baru lahir terlihat rabas encer,
ini tidak memilki makna klinis, akan hilang seiring dengan penurunan hormon
n. Sistem Neurologi
Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf bayi baru lahir masih
sangat muda, baik secara anatomi maupun fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan
refleks spina dan batang otak dengan control minimal oleh lapisan luar serebrum
pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi social terjadi lebih
awal.
glukosa yang tetap dan memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap
perkembangan otak dan mielinisasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru lahir
musculoskeletal.
a. Bayi berat lahir rendah, bila berat lahir kurang dari 2500 gram
b. Bayi berat lahir cukup, bila berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
c. Bayi berat lahir lebih, bila berat lahir 4000 gram atau lebih
Klasifikasi menurut masa gestasi, yaitu periode sejak konsepsi sampai bayi
menjadi :
a. Bayi kurang bulan (preterm infant), masa gestasinya kurang dari 259 hari
b. Bayi kurang bulan (term infant), masa gestasinya 259-293 hari (37-42
minggu)
c. Bayi kurang bulan (postterm infant), masa gestasinya lebih dari 294 hari
kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk penilaian
2) Panjang badan 48 52 cm
3) Lingkar dada 30 38 cm
4) Lingkar kepala 33 35 cm
6) Pernafasan 40 60 x/menit
7) Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
10) Genitalia
14) Refleks morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
16) Refleks rooting mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga akan
menyebabkan air ketubah melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi dan
bayi kehilangan panas tubuh. Pada lingkungan dingin, pembenntikan suhu tanpa
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Oleh karena itu penanganan untuk
b. Pencegahan Infeksi
penanganan bayi
Baru lahir yang diperhatikan adalah pencegahan infeksi pada tali pusat dengan
perawatan tali pusat yang benar, pencegahan infeksi pada kulit, pencegahan
infeksi pada bayi dengan pemberian salep mata dan Imunisasi (Intan, 2015).
snagt dibutuhkan oleh bayi. Pada awal pemberian ASI yakni dilakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Protokol Evidence Based beru yang telah diperbarui oleh
WHO dan UNICEF mengenai asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama
1) Bayi harus mendapat kontak kulit ibunya segera setelah lahir selama
3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan pada bayi baru
d. Bounding Attachment
Orang tua yang mampu menciptakan ikatan emosional kuat dengan anak akan
lebih muda membentuk karakter anak dan mengisinya dengan nilai-nilai baik.
Bounding memberikan rasa aman pada anak yang bias dipupuk melalui kontak
Seorang ibu yang mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat dapat
memebentuk anak lebih bersikap empati, dan memilii penguasaan diri yang baik.
Sehingg mudah dibentuk dan diberi nilai-nilai yang baik. Lingkungan stres dan
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal pada bayi setelah
berada di dunia luar yang bertujuan untuk memeriksa adanaya kelaian fisik da
nada atau tidaknya reflek primitive. Pmeriksaan ini dilakukan setelah kondisi
Prinsip yang haru diperhatikan dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan Umum
tidak)
kelainan)
5. Tangis bayi
Pemeriksaan Khusus
Lingkar Dada
1. Definisi
Sujiatini, 2009)
karena kegiatan senggama masih tinggi pada pasangan muda.Oleh sebab itu,
Fase ini biasanya dilakukan pada wanita yang berusia 20-30 tahun karena
rentang usia tersebut merupakan rentang usia terbaik untuk mengandung dan
yang telah dilahirkan dapat dirawat dengan baik dan mendapat kasih sayang
reversibilitas yang tinggi, dapat dipakai 2-4 tahun sesuai jarak anak yang
Biasanya dianjurkan pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun . Pada
fase ini, pengguna pil oral kurang dianjurkan karena usia wanita yang relatif
kontrasepsi pil. Oleh sebab itu, sebaiknya metode kontrasepsi yang dipilih
memiliki efektivitas sangat tinggi, dapat dipakai jangka panjang dan tidak
3. Tujuan
Secara umum tujuan 5 tahun ke depan yang ingin dicapai dalam rangka
dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang
kuat di masa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas
dapat tercapai
menurunkan tingkat/angka kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB) dan nak serta
kecil berkualitas. Perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan tersebut berkaitan erat dan
a) Tujuan demografis berupa penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50% dari
kondisi TFR.
b) Tujuan filosofi berupa kelembagaan dan pembudidayaaan Norma Keluarga
dalam KB
a. Pengaturan usia melahirkan yang tidak terlalu tua atau terlalu muda
dalam KB
program KB
Sujiatini, 2009)
4. Metode Kontrasepsi
A. Sederhana
efektif bila dipakai dengan tertib dan sesuai aturan, KB alami tidak menimbulkan
masa subur ibu (ketika ibu tersebut dapatmenjadi hamil). Atau senggama pada
1) Macam
2. Metode Simtothermal
2. Diafragma
1. Spermisida
2) Keuntungan
tertentu.
3) Kerugian
4) Indikasi
b. Kesepakatan pasangan
5) Kontra indikasi
a. Tidak dianjurkan untuk diterapkan pada ibu yang siklus haidnya tidak
teratur.
6) Efek smaping
b. Dapat terjadi alergi atau hipersensitivitas jika tidak cocok dengan alat
B. Hormonal
1) Macam
a) Oral
b) Injeksi
progesteron)
Progesteron.
2) Keuntungan
a. Aman
3) Kerugian
a. Jika lupa meminum atau lupa waktu suntik dapat berisiko terjadi
kegagalan KB
4) Indikasi
c. Usia produktif
5) Kontra indikasi
hormonal
6) Efek smaping
a. Sakit kepala
e. Penurunan libido
1) Macam
b. MOP
c. MOW
2) Keuntungan
b. Efektifitas 90 %
3) Kerugian
a. Biaya mahal
b. Dilakukan pembedahan
5) Kontra indikasi
a. Pasangan yang masih ingin memiliki anak dan ingin mengatur jarak
kelahiran
Seksual (IMS)
c. Sedang hamil
6) Efek smaping
klien yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidan kesehatan ibu hamil,
masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana.
yang berdasarkan pada PERMENKES RI No. 1464 tahun 2010 dan harus sesuai
dengan standar asuhan kebidanan yang telah diatur dalam KEPMENKES Nomor
Standar 1 : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari
Standar 3 : Perencanaan
ditegakkan.
Standar 4 : Implementasi
aman berdasarkan evidence based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif,
Standar 5 : Evaluasi
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
1. Managemen Varney
yang ditemukan oleh perawat bidan pada awal 1970-an. Proses ini
dengan urutan yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien maupun bagi
dari pemberi asuhan. Proses manajemen bukan hanya terdiri atas pemikiran dan
tindakan, melainkan juga perilaku pada setiap langkah agar layanan yang
harus mengikuti urutan yang logis dan memberi pengertian yang menyatukan
pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah pisah menjadi satu
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu
kerangka lengkap yang dapat dipublikasikan dala situasi apapun. Akan tetapi,
setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah langkah yang lebih detail
dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien. (Hj. Saminem, 2009)
semua data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap, yaitu:
1. Riwayat kesehatan
Pada tahap ini, bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dari
berbagai sumber. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap tentang
kolaborasi. Pada kondisi tertentu, langkah pertama dapat tumpang tindih dengan
langkah ke-5 dan ke-6 (atau menjadi bagian langkah tersebut) karena data yang
diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
diagnostik yang lain. Terkadang bidan perlu memulai manajemen dari langkah
ke-4 untk memperoleh data dasar awal yang perlu disampaikan kepada dokter.
kebutuhan klien secara tepat berdasarkan interpretasi data yang akurat. Data
masalah atau diagnosis sama sama digunakan karena beberapa masalah tidak
tertuang dalam sebuah rencana asuhan bagi klien. Masalah seringkali berkaitan
dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan arahan.
benar terjadi.
Langkah ini sangat penting dala memberikan asuhan yang aman bagi
klien. Mari kita lihat contoh kasus seorang wanita yang mengalami pemuaian
pascapartumtiba tiba akibat atonia uteri yang disebabkan pemuaian uterus yang
berlebihan. Pada kasus persalinan dengan bobot bayi besar, bidan sebaiknya
melakukan antisipasi dan bersiap siap terhadap kemungkinan distosia bahu dan
atau bayi kecil. Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji
segera
oleh bidan maupun oleh dokter, dan/atau kondisi yang perlu dikonsultasikan atau
ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
primer berkala atau kunjungan pranatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Dari data yang dikumpulkan, akan
terlihat mana situasi yang memerlukan tindakan segera dan mana yang harus
mungkin akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi bersaa dokter atau tim
kesehtan lainnya, seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau ahli perawatan klinis bayi
baru lahir. Bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa upaya konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat
lengkap.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah terkait, tetapi juga dari
dan apakah perlu dirujuk klien bila ada masalah yang berkaitan dengan kondisi
Dengan kata lain, asuhan bagi wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan harus sudah
disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan klien, agar dapat dilaksanankan
dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut.
Oleh sebab itu, tugas bidan dalam tahap ini adalah merumuskan rencana asuhan
bersama sebelummelaksanakannya.
Pada langkah ke enam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
terlaksana). Dalam upaya kolaborasi bersama dokter untuk menangani klien yang
benar benar telah terpenuhi sesuai dengan masalah dan diagnosis yang telah
dilaksanakan secara efektif bisa saja sebagian lagi belum. Mengingat manajemen
asuhan merupakan kontinum, bidan perlu mengulang kembali dari awal setiap
berlangsung di dalam tatanan klinis, dan dua langkah terakhir bergantung pada
klien dan situasi klinik. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses manajemen ini
2. Pendokumentasian SOAP
Catatan SOAP terdiri atas empat langkah yang disarikan dalam proses pemikiran
pasien dalam rekam medis sebagai catatan kemajuan. SOAP adalah catatan
tertulis secara singakt, lengkap, dan bermanfaat bagi bidan atau pemberian
asuhan yang lain. Selama masa antepartum, seorang bidan dapat menuliskan satu
catatan SOAP untuk setiap kali kunjungan, sementara dalam masa Intrapartum,
seorang bidan boleh menuliskan lebih dari satu hari. Seorang Bidan harus melihat
SOAP
S : Data Subyektif
O : Data Obyektif
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu
melakukan pemeriksaan dan hasil lab atau pemeriksaan penunjang lain.
A : Assesment
P : Perencanaan
buat.
2. Subyekif (S)
b) Riwayat kehamilan ini (hari pertama haid terakhir, gerak janin, masalah
atau keluhan)
3. Obyektif (O)
Pemeriksaan Fisik meliputi TTV (TD, Suhu, Nadi, RR), Pemeriksaan Khusus
Head to toe Inspeksi, Palpasi (Leopold), Asukultasi (DJJ, Nd, bising usus),
4. Assesment (A)
pemeriksaan :
a. Hamil
d. Hidup/mati
e. Tunggal/kembar
f. Letak janin
g. Janin intrauterin/ekstrauterin
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 dan 28)
1. Subyekif (S)
a) Periksa kondisi ibu dan janin untuk mengetahui adanya tanda komplikasi
kehamilan
d) Pengkajian selanjutnya
Bila tidak tersedia, tanyakan riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan yang lalu
(paritas, bedah sesar atau uterus, berat badan bayi lahir dan masalah lain, bila ada)
2. Obyektif (O)
3. Assesment (A)
4. Planing/Perencanaan (P)
3) Pencegahan infeksi
APN 60 Langkah
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c. Perineum menonjol
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dalam.
tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkan kembali di partus
suntik).
ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perieneum, atau anus terkontaminasi
oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari
memakai sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) Setelah kontraksi berakhir untuk
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
keinginannya.
temuan.
mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
a. Membiming ibu untuk meneran saat ibu ada keinginan untuk menerean.
ibu.
h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam
waktu 120 menit (2 jam) meneran ibu untuk primipara atau 60 menit (1
jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak memiliki
j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 -6 cm, letakkan
15. Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala
bayi dan lakukan tekana yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih
20. Memeriksa lilitan talu pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem di tempat dan
memotongnya
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan outaran paksi luar secara spontan.
Lahir Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hungga
bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut
menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangam tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangannyang ada di atas dari
25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi di
atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila
tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan) Bila
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkna ibu untuk memeluk
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntukan oksitosin 10
unit i.m di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang
pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilakn uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke atas dan belakang
uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 -40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi,
meminta ibu atau seotang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk menetan sambil menarik tali
pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir
a. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva.
b. Jika Plasenta tidak lepas setelah melakukan penengangan tali pusat selama
15 menit :
4. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
Penilaian Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap
dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan sgera menjahit
laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Jika uterus tidak berkontraksi setelah
0,5 % membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air
desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkannklem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%.
c. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perwatan yang sesuai
selamam satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan.
a. Memeriksa Temperatur tubuh ibu setiap jam selama dua jam pertama pasca
persalinan
dekontaminasi.
sesuai
diinginkan.
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
1. Subyekif (S)
Melakukan pengakajian dan menilai keluhan ibu saat itu yang berkaitan dengan
2. Obyektif (O)
3. Assesment (A)
kebutuhan klien.
4. Planing/Perencanaan (P)
Tabel 3.1
Kategori Kegiatan
1. Anjurkan klien menjaga kebersihan seluruh tubuh
2. Ajarkan cara membersihkan dan menjaga kebersihan
genetalia:
a. Bersihkan dengan sabun dan air, mulai dari daerah
vulva, kemudian ke daerah sekitar anus, setiap
Menjaga
kali selesai buang air besar atau kecil. Pembalut
kebersihan diri
diganti minimal 2 kali sehari, pembalut harus
bersih dan kering
b. Hindari menyentuh daerah luka
c. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah genetalia
3. Anjurkan klien untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan dan melakukan kegiatan yang bertahap
Istirahat sesuai dengan kekuatan fisik
4. Ibu tidur ketika bayi sedang tidur. Ambil posisi baik
dan senyaman mungkin
5. Ajarkan latihan yang membantu memperkuat tonus
otot jalan lahir dan dasar panggul
6. Diskusikan pentingnya pemulihan fungsi normal otot
Latihan otot perut dan panggul:
fisik/senam a. Latihan/senam nifas beberapa menit setiap hari
akan sangat membantu pernafasan dan
memperkuat otot perut. Caranya adalah dengan
tidur telentang, lengan diletakkan di samping.
Tarik otot perut ketika mengambil nafas, tarik
nafas dalam dan angkat dagu dari dada, tahan
dalam hitungan 1 5 relaksa dan ulangi sebanyak
10 kali
b. Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan
Kegel) dilakukan dengan mengerutkan otot vagina
dan anus seperti menahan kencing dan buang air
besar. Tahan sampai hitungan 5, lalu kendurkan
dan ulangi sebanyak 5 kali. Mulai lakukan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggunya,
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak dari
minggu sebelumnya. Pada minggu keenam setelah
persalinan, ibu dapat mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
7. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan men
seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitsmin yang cukup dan memperoleh tambahan 500
Nutrisi kalori setiap hari
8. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
9. Tablet zat besi diminum setiap hari, minimal hingga
4 hari pascapersalinan
10. Bantu dan bombing ibu agar dapat menyusui bayinya
Menyusui
agar bayi mendapat ASI yang cukup
11. Ajarkan posisi menyusui yang benar (karena posisi
yang salah dapat menyebabkan lecet dan melelahkan
bag ibu mapun bayi)
12. Ajarkan cara menjaga kebersihan payudara, terutama
puting susu, menggunakan BH yang menyokong
Perawatan 13. Bila puting susu leet ketika menyusui, oleskan
payudara kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting
susu. Tetap susui, dimulai dari puting susu yang tidak
lecet
14. Bila lecet cukup berat, istirahatkan selama 24 jam.
Keluarkan/peras ASI dan berikan kepada bayi
dengan menggunakan sendok
15. Bila nyeri, ibu dapat diberikan paracetamol 1 tablet
setiap 4 6 jam
16. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI,
lakukan:
a. Pengompresan payudara dengan air hangat
b. Urut dari arah pangkl menuju puting susu
c. Keluarkan ASI sebagian agar payudara menjadi
lunak
d. Letakkan kain dingin pada payudara setelah
selesai menyusui
17. Beritahukan bahwa hubungan suami istri secara fisik
aman dilakukan jika pengeluaran darah telah berhenti
dan ibu telah siap dan tidak nyeri lagi. Ini dapat dicek
dengan cara memasukkan satu atau dua jari ke dalam
vagina
Senggama
18. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
pascapersalinan. Keputusan bergantung pada
pasangan yang bersangkutan
19. Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali
Setiap pasangan harus menentukan sendiri
bagaimana merencanakan keluarganya. Bidan
membantu merencanakan keluarga dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. Meskipun beberapa
Keluarga
metode KB mengandung resiko, penggunaan
berencana
kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu
sudah tidak haid lagi. Sebelum menggunakan metode
KB, jelaskan terlebih dahulu hal hal berikut:
a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan
dan bagaimana tingkat keefektifannya
b. Kelebihan/keuntungannya
c. Kekurangan
d. Efek samping
e. Cara menggunakannya
Pada ibu yang dapat menyusui secara tuntas, jelaskan
tentang prinsip KB dengan amenore laktasi. Ini dapat
merupakan metode KB pilihan yang aman selama 6
bulan
Sumber: Hj. Saminem, 2009. Dokumentasi asyhan kebidanan, Konsep dan praktik, Jakarta,
halaman 77
1. Subyekif (S)
Keluahan pasien pada saat itu atau keluhan dari keluarga pasien (ibu bayi atau
2. Obyektif (O)
Pemeriksaan fisik segera. Pada menit pertama lakukan penilaian terhadap usaha
bernafas, denyut jantung, warna kulit. Pada lima menit kedua lakukan dengan
sistematis (dari kepala sampai ujung kaki) untuk menilai adanya kelaianan atau
cacat bawaan. Selama pemeriksaan, upayakan agar bayi tidak kedinginan. Hal
hal yang perlu diperiksa pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
b. Tingkat keaktifan
c. Kesimetrisan tubuh
d. Panjang badan dan berat badan bayi
lingkar kepala)
m. Perut (ukuran lingkar perut, bentuk, tonojolan di sekitar tali pusat saat bayi
n. Kelamin (laki laki: testis berada dalam skrotum, lubang penis dan
4. Planing/Perencanaan (P)
Tabel 3.3
Rencana Asuhan Kebidanan
Kategori Gambaran
Bayi baru lahir normal Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
1. Bebaskan jalan nafas segera
2. Gunakan sarung tangan steril/DTT
3. Upayakan agar bayi tetap hangat:
a. Segera keringkan dan bungkus tubuh bayi
b. Bila bayi bernafas spontan, letakkan bayi di
atas perut ibu, jika ibu bersedia dan
memungkinkan untuk dilakukan
c. Tidak memandikan bayi pada 6 jam
pertama atau tunggu sampai suhu tubuh
bayi stabil
4. Lakukan penilaian APGAR pada menit
pertama dan kelima
5. Berikan obat tetes mata (dalam 1 jam pertama
setelah persalinan)
6. Perlihatkan bayi pada ibu dan anggota
keluarga lain
7. Lakukan kontak kulit dengan ibu
8. Perhatikan eliminasi urin dan mekonium
dalam 24 jam pertama. Jika tidak ada, lakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis anak
9. Upayakan agar bayi mendapatkan
kolostrum/ASI sesegera mungkin, bila tidak
ada kontraindikasi
10. Pantau kondisi bayi, termasuk kemampuan
menghisap, tanda tanda vital dan tanda
tanda bahaya
11. Lakukan perawatan tali pusat:
a. Pastikan tali pusat dipotong dengan gunting
steril yang disterilkan dengan DTT
b. Pastikan tali pusat telah diikat dengan baik
dan tidak ada perdarahan. Jika ada
perdarahan, tali pusat diikat kembali
c. Olesi ujung tali pusat dengan povidon
iodine 10%, kemudian bungkus dengan
kasa steril yang sudah dibasahi alkohol 70%
d. Setiap kali basah atau kotor terkena urin
atau feses bayi, kasa harus diganti
Hasil penelitian terkini menyebutkan bahwa
perawatan tali pusat tidak memerlukan
iodine maupun alkohol
12. Pantau kondisi bayi:
a. Pada 2 jam pertama, kaji upaya menghisap,
tanda tanda vital, aktivitas, warna kulit
b. Pada jam berikutnya, kaji suhu tubuh,
pernafasan (retraksi, inspirasi dan ekspirasi,
frekuensi), denyut nadi. Timbang berat
badan setiap hari
13. Setiap bayi yang akan dipulangkan harus
disertai dengan keterangan berikut:
a. Identitas: nama ibu dan nama bayi bila
sudah ada
b. Tanggal, hari, bulan, tahun dan jam
kelahiran
c. Jenis kelamin, jika diragukan, perlu dibuat
catatan dan orang tua harus diberitahu
d. Jenis persalinan dan nama penolong
e. Nilai APGAR, berat badan, serta
keistimewaan lainnya
f. Masa gestasi (lama bayi dalam kandungan
dalam hitungan minggu)
g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan
tindakan yang telah diberikan (bila ada)
h. Surat pengantar atau kartu untuk
kepentingan pengawasan tumbuh kembang
14. Jelaskan kepada ibu atau orang tua tentang
jenis jenis vaksinasi yang perlu diberikan
kepada bayi
15. Ingatkan orang tua untuk mendaftarkan
kelahiran ke pamong praja setempat untuk
dibut catatan kelahiran dan akte kelahiran
1. Lakukan langkah langkah sebagai berikut:
2. Bila bayi terpaksa dirawat terpisah, ini harus
atas persetujuan ibunya
3. Bayi dirawat sesuai dengan masalahnya:
Bayi dengan Bila bayi bernafas tidak spontan, bersihkan
masalah/kelaianan/sakit jalan nafas bayi dengan jari telunjuk yang
dibalut dengan kasa/kain lembut dan bersih,
lalu berikan rangsangan taktil, misalnya
menggosok punggung bayi atau menepuk kaki
bayi
Sumber: Hj. Saminem, 2009. Dokumentasi asyhan kebidanan, Konsep dan praktik, Jakarta,
halaman 71
1. Subyekif (S)
f) Riwayat obstetric
g) Keadaan psikologis
2. Obyektif (O)
Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan umum (TTV: TD, Suhu, Nd, RR)
Pemeriksaan khusus.
3. Assesment (A)
Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah berasal dari beberapa data
yang ditemukan pada saat pengkajian ibu atau akseptor KB. Beberapa hal dari
masalah potensial ibu atau akseptor KB seperti ibu ingin menjadi akseptor KB
berat badan, potensial fluor albus meningkat, obesitas, mual dan pusing. Langkah
ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi dan kolaborasi
4. Planing/Perencanaan (P)
memantau keadaan ibu dan bayinya agar maslah AKI dan AKB dapat di tekan
neonatus dan sampai ibu memutuskan ataupun tidak untuk mengikuti program
KB, dengan demikian komplikasi dapat di ketahui sejak dini dan dapat segera di
atasi.
Continuity Of Care (COC) mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.
Hal ini mengacu pada KepMenkes RI no.369 tahun 2007, tentang Kompetensi
Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu adalah
seluruh puskesmas di wilayah kota dan kabupaten Mojokerto yang telah memiliki
MOu dengan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto, atau tempat lain yang
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengkajian dan data yang didapat
SOAP.
Data primer merupakan data yang didapat dari pasien sendiri berdasarkan
sebagai alat komunikasi antar tenaga medis untuk mengetahui keadaan pasien
1) Buku KIA
2) Rekam Medik
3) Kohort
4) KMS
5) Lembar Observasi
6) Partograf
7) Kartu KB
8) Kartu Ibu
3.5 Analisis
IBU HAMIL
FISIOLOGIS PATOLOGIS
FISIOLOGIS PATOLOGIS
FISIOLOGIS PATOLOGIS
FISIOLOGIS RUJUK
1. Konseling KB KB
2. Evaluasi konseling pelayanan KB
3.7 Jadwal Asuhan