Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE RISIKO RENDAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I


Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :
SABRINA MAHARANI ARTAMEVIA
P17310214055

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARA RISIKO RENDAH
Malang, April 2023
Mahasiswa

Sabrina Maharani Artamevia


P17310214055
Mengetahui,

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Didien
NIP. NIP.
A. PELAYANAN ANTENATAL CARE
1. Pengertian Antenatal Care
Asuhan antenatal atau antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh
tenaga Kesehatan (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan) kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2. Tujuan Pelayanan Antenatal


a. Tujuan Umum
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan
berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan
pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan
berkualitas. Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang
menyenangkan dan memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil
dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, istri dan ibu. (Pedoman
Pelayanan Antenatal Terpadu Kemenkes Republik Indonesia, 2020)
b. Tujuan Khusus
Menurut Kementrian Kesehatan Republik IndonesiaTahun 2013, tujuan
khusus antenatal terpadu meliputi:
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI.
2) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelaianan/penyakit/gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada.

3. Standar Pelayanan Antenatal


Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu
hamil memenuhi kriteria 10 T (Kementrian Republik Indonesia, 2016). Pelayanan
yang diberikan yaitu :
a. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan bila < 145 cm, maka factor risiko panggul sempit kemungkinan
sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali
periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit 1kg/bulan.
b. Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg, ada factor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)
dalam kehamilan.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Hasil LiLA bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
d. Pengukuran tinggi Rahim
Pengukuran tinggi Rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah
sesuai dengan usia kehamilan.
e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum
masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila
denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160x/menit
menunjukkan ada tanda gawat janin, segera rujuk.
f. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Perlu mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas Kesehatan
untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi. Jadwal pemberian imunisasi TT yaitu
TT1 diberikan saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan), TT2 4
minggu setelah TT1 (pada kehamilan), TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan,
jika selang waktu minimal terpenuhi), TT4 1 tahun setelah TT3 dan TT5 1 tahun
setelah TT4.
g. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual.
h. Tes laboratorium
1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
2. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia).
3. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan Sifilis,
sementara pemeriksan malaria dilakukan di daerah endemis.
i. Konseling dan penjelasan
Tenaga Kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), nifas,
perawatan bayi baru lahir, ASI Ekslusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada
bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.
j. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Sedangkan kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
4. Jadwal Kunjungan Antenatal
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu dua
kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan tiga kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes Republik Indonesia, 2018).

B. KEHAMILAN RISIKO RENDAH

1. Pengertian

Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,


kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015). Kehamilan merupakan
masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamilnormal adalah
280) hari (40 minggu atau 9 bulan 7 han). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu;
kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai
14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu.

Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak
tersebut lahir (Sukarni dan Wahyu, 2013). Kehamilan merupakan masa yang cukup berat
bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,
terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman
dan nyaman.

Kehamilan Resiko Rendah merupakan kehamilan yang tidak disertai oleh faktor
risiko atau penyulit sehingga kemungkinan besar ibu akan melahirkan secara normal
dengan ibu dan janinnya dalam keadaan hidup sehat (dengan jumlah skor 2).

2. Etiologi atau Patofisiologi

a. Etiologi

Kehamilan adalah sebagai fertilasi atau penyatuhan antara lain dari


spermatozoa dan ovum lalu dilanjutkan dengan midasi atau implantasi. Bila
dihitung dari fase vertilitas hinggah lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender Internasional. Kehamilan berlangsung dalam 3 trimester, Trimester 1
berlangsung dalam 13 minggu, trimester 2 14 minggu (minggu ke 14 hinggah ke
27), dan trimester 3 13 minggu (minggu ke 28 hinggah ke 40), (evayanti,2015)

Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan berisiko rendah atau
berisiko tinggi, antara lain:

a. Tinggi badan Ibu kurang dari 140 cm

b. Hamil pada usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun

c. Berat badan kurang dari 45 kg atau kelebihan berat badan

d. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol berlebih

e. Semakin tinggi usia kehamilan, risiko kelainan genetik pada si Kecil akan
meningkat, serta risiko kesulitan saat melahirkan juga akan meningkat.

f. Berkaitan dengan kehamilan di usia muda, kemungkinan seorang ibu untuk


memperoleh bantuan tenaga kesehatan lebih rendah dan berkaitan dengan
belum matangnya sistem reproduksi, sehingga kehamilan menjadi berisiko.

g. Tinggi badan yang kurang dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan
kemungkinan gangguan saat persalinan.

h. Berat badan Ibu yang kurang akan berkaitan dengan bayi lahir rendah serta
peningkatan risiko si Kecil mengalami gagal nafas dan komplikasi.

i. Berat badan berlebih berkaitan dengan risiko menderita preeklampsia, diabetes


selama masa kehamilan, berat badan bayi berlebih sehingga memungkinkan
kesulitan persalinan.

a. Patofisiologis Kehamilan Normal

1. Ovulasi

Ovulasi adalah proses dimana terjadinya pelepasan ovum yang dipengaruhi


oleh system hormonal yang kompleks. Selama masa subur pada wanita yang
berlangsung terjadi 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti
proses kematangan atau terjadinya ovulasi (Manuaba, 2012).

2. Spermatozoa

Pada setiap melakukan hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma


yang dapat mengandung 40 sampai 60 juta Spermatozoa setiap cc, dan hanya
beberapa ratus saja yang dapat mencapai ke Tuba fallopii. Spermatozoa yang
dapat masuk kedalam alat genetalia wanita ini dapat hidup selama tuga hari,
sehinggah cukup dapat waktu untuk mengadakan Konsepsi (Manuaba, 2012).

3. Konsepsi

Pembuahan adalah terjadinya penyatuhan Ovum dan spermatozoa yang


biasanya langsung di ampila tiba fallopii. untuk mencapainya oum,
spermatozoa yang mampu mengalami proses kapitasi mampu melakukan
penetrasi ke membram sel ovum. (Manuaba, 2013).

4. Proses nidadi dan implantasi

Nidasi atau implantasi zigot yang terjadi pada dinding saluran reproduksi.
didalam waktu beberapa jam telah dapat membelah inti, Hasil pembelahan sel
memenuhi seluruh ruangan dalam ovum dan pembelahan berjalan terus
didalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut
dnegan bostula. pada saat tertanamnya blastula dedalam endometrium,
mungkin terjadi pendarahan yang disebut dengan tanda Hartman (Manuaba,
2013).

5. Pembentukan plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
dan belakang, yang terjadi pada minggu kedua sampai minggu ke tigas,
terbentuknya jantung janin dengan pembuluh draahnya yang menuju ke bakal
tali pusar. Jantung bayi dpaat mulai dideteksi pada minggu ke enam sampai
dengan minggu ke delapan dengan menggunakan ultrasonografis atau dengan
disebut system Doppler (Manuaba, 2013).

6. Pertumbuhan dan perkembangan janin

Pertumbuhan dan perkembangan janin mulai dpaat dilohat dengan adanya


perkembanganpada usia tiga minggu hasil konsepsi. Secara klinik usia empat
minggu dengan USG akan tampak sebagai kantung getasi yang berdiameter 1
cm, tetapi embrio belum bisa terlihat. pada akhir minggu ke delapan embrio
sudah berukuran 22-24 mm, diamana terlihat kepala yang relative besar dan
adanya tonjolan jari-jari janin yang sudah mulai terlihat.

3. Tanda Gejala

Tanda-tanda kehamilan adalah terjadinya adanya keterlambatan datang bulan yang


disebabkan karena adanya peningkatan atau penuruan berat badan secara drastic,
payudara membengkak karena adanya hormon, pil kontrasepsi dan tanda bahwa anda
akan segera mengalami menstruasi, Nyeri punggung adanya rasa nyeri yang berlebih di
bagian punggung yang terjadi pada kehamilan pertama atau disebut dengan trimester
pertama, gerakan yang terjadi pada perut yang dapat terjadi pada kehamilan usia ke – 16
hinggah ke – 22 minggu terjadinya pergerakan janin pada perut atau abdomen, terjadinya
gagguan pada pencernaan yang biasanya terjadi pada kehamilan trimester pertama. Dan
dapat juga terjadi gejala frekuensi berkemih yang berlebih karena adanya pembesaran
pada uterus pada kandungan kemih menstimulasi sarat\f dan mentriger untuk berkemih
selama kehamilan, keputihan yang disebabkan karena stimulasi hormone pada kelenjar
dan peningkatan suplai darah ke palvik terjadi amat dini pada kehamilan setiap keluar
yang berlebihan.

4. Asuhan/Penatalaksanaan

Setiap wanita hamil memiliki risiko komplikasi yang dpaat mengancam jiwanya, oleh
karena itu setiap wanita hamil ia memerlukan empat kali kunjungan selama
periode :
1. Satu kali kunjungan pada usia kehamilan trimester pertama yaitu (sebelum usia 14
minggu)
2. Satu kali kunjungan pada usia kehamilan trimester kedua yaitu (antara 14-28
minggu)
3. Dua kali kunjungan pada usia kehamilan trimester ketiga yaitu (antara minggu ke
28-36 dan sesudah minggu ke 36)
4. Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk dalam “10T” yaitu:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, M. T. P., Rahmawati, E., Qoiriyah, S., Dhamayanti, R., Anggraini, A., Andera, N.
A., ... & Triguno, Y. (2022). Komplikasi Kehamilan dan Penatalaksanaannya. Get
Press.

Nabillah, M. N. F., Sulistyowati, A., Diana, M., & Putra, K. W. R. (2021). ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEHAMILAN
NORMAL PADA TRIMESTER III DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
DEFISIT PENGETAHUAN PERAWATAN PAYUDARA DI DESA SARIROGO
SIDOARJO (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia).

Norma, E., Febriani, I., Zahro, F., & Utari, R. (2012). Cakupan Kunjungan Pertama Ibu
Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2(1), 38-41.

Tutik Ekasari, S. S. T., & Natalia, M. S. (2019). Deteksi dini preeklamsi dengan antenatal
care. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai