Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWAT DARURATAN PADA KEHAMILAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. W USIA 31 TAHUN

G4P2002Ab100 UK 10-11 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDANIUM

DI RS WAFA HUSADA, KEPANJEN

DISUSUN OLEH :

SABRINA MAHARANI ARTAMEVIA (P17310214055)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN MALANG

2023
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN KEGAWAT DARURATAN
PADA NY. “W” USIA 31 TAHUN G4P2002Ab100 DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDANIUM
DI RS WAFA HUSADA

Mengetahui,

MAHASISWA

Sabrina Maharani Artamevia


NIM. P17310214055

PEMBIMBING INTSTITUSI PEMBIMBING KLINIK

(Desy Dwi Cahyani, SST., M.Keb) (Endah Retnowati, A.Md., Keb.)


NIP.919891231201803201 NIP.
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
Latar Belakang.............................................................................................................................4
Tujuan..........................................................................................................................................5
Metode Penulisan.........................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................7
Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan.....................................................................7
Konsep Dasar Teori pengertian Kehamilan Trimester II...........................................................13
Tinjauan Teori Tentang Anemia Pada Kehamilan.....................................................................16
Standar Asuhan Kebidanan dan Model Dokumentasi...............................................................18
BAB III..........................................................................................................................................22
STUDI KASUS.............................................................................................................................22
Pengkajian Data.........................................................................................................................22
Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual...............................................................................25
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial............................................................................25
Identifikasi Tindakan Segera.....................................................................................................26
Intervensi....................................................................................................................................26
Implementasi..............................................................................................................................27
Evaluasi......................................................................................................................................27
BAB IV..........................................................................................................................................28
PEMBAHASAN............................................................................................................................28
BAB V...........................................................................................................................................31
PENUTUP.....................................................................................................................................31
Kesimpulan................................................................................................................................31
Saran...........................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................32

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia pada ibu hamil sepertinya masih merupakan masalah klasik yang tidak
pernah bisa ditangani dan memiliki dampak yang serius pada ibu dan bayi. Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11g/dl pada
trimester I dan III, sedangkan pada trimester II kadar Hb < 10,5g/dl (Kemenkes RI,
2013). Sebagian besar penyebab anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah kekurangan
zat besi. Kebutuhan yang meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan zat besi
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi besi. Volume darah
pada saat hamil meningkat 50%, karena kebutuhan meningkat untuk mensuplai oksigen
dan makanan bagi pertumbuhan janin. Anemia khususnya pada ibu hamil sepertinya
masih merupakan masalah klasik yang tidak pernah bisa ditangani dan memiliki dampak
yang serius pada ibu dan bayi. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil
dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11g/dl pada trimester I dan III, sedangkan pada
trimester II kadar Hb < 10,5g/dl (Kemenkes RI, 2013). Sebagian besar penyebab anemia
pada ibu hamil di Indonesia adalah kekurangan zat besi. Kebutuhan yang meningkat
pada masa kehamilan, rendahnya asupan zat besi merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya anemia defisiensi besi. Volume darah pada saat hamil meningkat 50%, karena
kebutuhan meningkat untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin.

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organizatin/WHO) melaporkan bahwa


prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami anemia sekitar 35-75% serta semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Kemenkes RI (2020),
melaporkan bahwa menurut laporan Riskesdas 2018 sebanyak 48,9% ibu hamil di
Indonesia mengalami anemia dan persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan
dengan data Riskesdas tahun 2013 yaitu 37,1%. Angka kejadian anemia di Provinsi Bali
tahun 2019 adalah 5,07% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020) meningkat menjadi
5,78% pada tahun 2020.

Dampak yang mungkin timbul pada ibu hamil dengan anemia adalah abortus.
Penelitian (Rosadi et al., 2019) menyatakan bahwa ada hubungan antara ibu hamil
anemia dengan kejadian abortus, sebesar 65,2% ibu hamil dengan anemia mengalami
abortus. Ibu hamil dengan anemia dapat mengalami perpanjangan kala I atau terjadi
partus lama. Hasil penelitian (Latifa et al., 2014) menunjukkan bahwa ibu bersalin yang
anemia dan terjadi kala I lama sebanyak 68,4%. Anemia juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya perdarahan post partum. Penelitian (Satriyandari & Hariyati, 2017)
menyatakan sebagian besar ibu hamil dengan anemia mengalami perdarahan postpartum
yaitu sebanyak 77,8%. Ibu dengan anemia memiliki peluang 4,8 kali mengalami
perdarahan postpartum dibanding ibu yang tidak anemia. Anemia pada wanita hamil juga
berdampak pada beratnya infeksi selama kehamilan (Ani, 2013).

Dampak awal yang terjadi pada janin adalah gangguan pertumbuhan janin dan
partus prematurus yaitu bayi lahir sebelum waktunya yang dapat menimbulkan masalah
pada bayi seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang berujung pada kematian bayi.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 Angka Kematian Neonatal (AKN)
adalah 4,44 per 1000 kelahiran hidup dengan penyebab utama BBLR sebanyak 14,9%
kelahiran hidup.

Beberapa penelitian seperti (Bagu et al., 2019) dan (Widyarni, 2019) mengatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang gizi, asupan
makanan dan kepatuhan minum tablet Fe dengan angka kejadian anemia. Penelitian
(Akmila et al., 2020) menyatakaan bahwa adanya hubungan antara faktor antenatal care
dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Penerapan standar pelayanan antenatal yang sesuai standar diharapkan dapat


menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil. Standar pelayanan khususnya dalam upaya
pencegahan anemia pada ibu hamil diantaranya adalah pemeriksaan hemoglobin,
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan kegiatan temu wicara yang membahas
materi tentang anemia. Konsumsi TTD secara teratur pada ibu hamil dengan anemia
yang disebabkan oleh defisiensi besi akan meningkatkan kadar Hb dalam sebulan setelah
konsumsi TTD (Kementerian Kesehatan, 2020). Catatan ketiga indikator diatas tertulis di
dalam buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) sehingga kepemilikan buku KIA menjadi
sangat penting bagi semua ibu hamil.
1.2 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu memahami dan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil dengan anemia yang sesuai dengan manajemen
asuhan kebidanan.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengumpulan data dasar pada ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum
2. Mampu melakukan identifikasi diagnosis atau masalah aktual
3. Mampu melakukan identifikasi diagnosis dan masalah potensial.
4. Mampu melakukan identifikasi tindakan segera/ kolaborasi.
5. Mampu melakukan rencana intervensi secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional.
6. Mampu melakukan implementasi atau pelaksanaan asuhan yang telah
direncanakan pada langkah sebelumnya.
7. Mampu melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.
1.3 Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data daribuku-buku yang terkait
kehamilan dengan permasalahan
2. Pemeriksaan Fisik
Data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi
3. Wawancara dan Observasi
Cara untuk mengumpulkan data dengan cara Tanya jawab langsung tentang masalah
yang dihadapi juga dengan melakukan observasi terhadap klien
4. Dokumentasi
Cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien,
catatan medik, dan data penunjang lainnya

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan asuhan kebidanan kehamilan komprehensif ini disusun


sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. TujuanUmum dan Khusus
c. Metode Pengumpulan
d. Sistematika Penulisan
2. BAB II TINJAUAN TEORI
a. Pengertian Kehamilan
b. Perubahan Fisiologis Kehamilan
c. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
d. Kebutuhan Dasar IbuHamil
e. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
f. Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan
g. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
3. BAB III TINJAUAN KASUS
a. Pengumpulan Data Dasar
b. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Aktual
c. Identifikasi Diagnosis dan Masalah Potensial
d. Identifikasi Tindakan Segera / Kolaborasi
e. Rencana Intervensi
f. Implementasi
g. Evaluasi
4. BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan dari kesamaan atau kesenjangan antara bab II dan bab III
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan

2.1.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses


pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Pengertian tersebut terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 4
Tahun 2019 tentang Kebidanan.

2.1.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan

I. Pengkajian Data Dasar


A. Data Subyektif
1) Identitas
a) Nama
Nama digunakan untuk dapat mengenal atau memanggil dan
untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama (Diana
Sulis, 2017).
b) Umur
Dikaji untuk mengetahui usia calon akseptor
c) Agama
Pada data agama dugunakan untuk mengetahui keyakinan ibu
sehingga dapat mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan
keyakinannya (Handayani&Triwik, 2017).
d) Suku/bangsa
Data suku/bangsa digunakan untuk mengetahui kondisi sosial
budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Diana Sulis,
2017).

e) Pendidikan
Data pendidikan untuk mengetahui tingkat intelektual ibu,
sehingga tenaga kesehatan dapat melakukan komunikasi
termasuk konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya
(Handayani&Triwik, 2017).
f) Pekerjaan
Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status
gizinya, karena hal tersebut berakitan dengan asupan gizi ibu
serta pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada dalam
kandungan (Handayani&Triwik, 2017).
g) Alamat
Data dikaji bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan
dalam melakukan follow up (Handayani&Triwik, 2017).
2) Alasan datang
Dikaji untuk mengetahui alasan ibu datang ke pelayanan kesehatan.
Biasanya ibu mengatakan mau kunjungan ulang atau ingin ber KB.
3) Keluhan utama
Dikaji untuk mengetahui apakah selama menggunakan alat kontrasepsi
terdapat keluhan atau tidak.
4) Riwayat menstruasi
Dikaji untuk mengetahui menarche, banyaknya menstruasi, teratur atau
tidak, siklus menstruasi teratur atau tidak, lama menstruasi ibu, dan
pada akseptot KB pil harus mengetahui lama menstruasi ibu (Diana
Sulis, 2017).
5) Riwayat Kontrasepsi
Data ini dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menjadi akseptor
KB sebelumnya, apabila pernah kontrasepsi apa saja yang pernah
digunakan, berapa lama, keluhan yang di alami saat ikut KB (Diana
Sulis, 2017).
6) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
NO Penyulit
Tgl/ Tempat Jenis Keadaan
Penolong kehamilan Riwayat
Tahun persalin persalina BB anak
persalian ,persalina kontra sepsi
lahir an n sekarang
ndan nifas
1
2
7) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan Dahulu
Riwayat kesehetan yang ditanyakan untuk mengidentifikasi
kondisi kesehatan dan untuk mengetahui penyakit yang diderita
dahulu seperti hipertensi, diabetes, HIV/AIDS (Diana Sulis,
2017).
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji mengenai penyakit menular atau menurun yang dapat
mempengaruhi aksptor KB, sehingga dapat diketahi penyakit
keturunannya misalnya hipertensi, jantung, asma (Diana Sulis,
2017).
8) Pola kebiasaan
a) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada
pasien, dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau
tidak pada pasien selama menggunakan kontrasepsi (Diana Sulis,
2017).
b) Pola Eliminasi
Untuk mengetahui BAK dan BAB berapa kali sehari serta warna
dan konsistensinya.
c) Pola Istirahat
Dikaji Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa
lama ibu tidur malam, dan untuk melihat apakah selama memakai
kontrasepsi pola istirahat terganggu atau tidak (Diana Sulis,
2017).
d) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui pola kebersihan sehari hari seperti
frekuensi mandi, gosok gigi, perawatan tubuh terutama pada
genetalia (Diana Sulis, 2017).
9) Data Psikologis
Data ini dikaji untuk mengetahui pengetahuan dan respon ibu terhadap
alatk ontrasepsi yang digunakan saat ini, bagaimana keluhannya,
respon suami dengan pemakaian alat kontrasepsi yang digunakan saat
ini, dukungan dari keluarga, serta tempat pemilihan dalam pelayanan
keluarga berencana (Diana Sulis, 2017).
B. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) KeadaanUmum
Data ini dikaji untuk mengetahui keadaan umum ibu. Beberapa
data pemeriksaan umum yang dikaji menurut Diana Sulis, (2017).
a) Keadaan Baik
Apabila pasien memperlihatkan respon baik terhadap
lingkungan dan orang lain disekitar dan secara fisik pasien
tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.
b) Keadaan Lemah
Apabila pasien memperlihatkan respon yang tidak baik
terhadap lingkungan dan orang lain disekitar dan secara
fisik pasien masih ketergantungan dalam berjalan.
2) Kesadaran
Bertujuan untuk menilai kesadaran ibu. Composmentis adalah
sadar sepenuhnya sedangkan apatis dimana keadaan seseorang
segan dan acuh tak acuh (Diana Sulis, 2017).
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dikaji untuk mengetahui apakah
tekanan darah pada ibu normal atau tidak. Nilai normal
rata-rata tekanan darah sistol pada orang dewasa adalah 100
—140 mmHg, sedangkan rata-rata diastole dewasa adalah
60—90 mmHg (Diana Sulis, 2017).
b) Nadi
Data ini dikaji untuk mengetahui gambaran kardiovaksuler
ibu. Denyut nadi normal 60x/menit sampai 100x/menit
(Diana Sulis, 2017).
c) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan bekisar antara 36,5—
37,5°C.
d) Pernapasan
Data dugunakan untuk mengetahui fungsi sistem
pernapasan. Normalnya pernapasan adalah 16—24
kali/menit.
4) Pemeriksaan Antopometri
a) Tinggi Badan
Dikaji untuk mengetahui tinggi badan ibu
b) Berat Badan
Di kaji untuk mengetahui berat badan ibu. Dan mengetauhi
sebelum atau setelah mengggunakan kontrasepsi apakah
terjadi penurunan atau kenaikan berat badan.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
a) Muka
Pada ibu pengguna KB yang lama biasanya menimbulkan
flek-flek jerawat atau flek pada dahi atau pipi.
b) Mata
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu menderita anemia atau
tidak, konjungtiva normal adalah berwana merah mudan dan
sklera normal adalah berwarna putih (Diana Sulis, 2017).
c) Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat pemebesaran
kelenjar limfe, kelenjar tiroid dan vena jugularis.
d) Payudara
Dikaji untuk mengetahui apakah pada payudara terdapat
benjolan abnormal atau tidak. Dan dikaji untuk menanyakan
apakah ibu sedang dalam menyusui, jika sedang dalam
menyusui anjurkan menggunakan kontrasepsi yang tidak
mengganggu pemberian ASI.
e) Genetalia
Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda
infeksi, pembesaran kelenjar bartholini. Pemeriksaan
genetalia ini berhubungan dengan akseptor Kb seperti IUD.
f) Ektremitas
Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat varices atau tidak
pada ektremitas atas dan bawah.
C. Intrepretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah dan
kebutuhan klien sesuai dengan interpretasi yang benar dari data-data yang telah
dikumpulkan (Handayani&Triwik, 2017).
D. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi dari diagnose dan masalah
aktual. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan jika memumgkikan dilakukan
pencegahan. Seorang bidan harus observasi/ melakukan pemantauan terhadap
klien dan bersiap-siapap abila diagnose/ masalah potensial benar-benar terjadi
(Yuliani dkk, 2017).
E. Identifikasi Tindakan Segera
Pada langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim
kesehatan sesuai dengan keadaan klien, karena tidak semua tindakan dilakukan
mandiri oleh bidan, seorang bidan juga dapat berkolaborasi/konsultasi kepada
SPOG untuk tindakan segera (Yuliani dkk, 2017).
F. Intervensi
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan
oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien atau
klien serta rencana evaluasi (Handayani&Triwik, 2017).
G. Implementasi
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, efektof, efesien,
dan aman berdasarkan evidence based kepada pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehaibilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan (Handayani&Triwik, 2017).
H. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara yang sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang telah diberikan sesuai dengan perubahan
dan perkembangan klien.
2.2 Konsep Dasar Teori
2.2.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pertemuan anatara sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk bertemu sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedetik itu,
hanya 1 sperma saja yang dapat membuahi sel telur.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila sihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu (9-10 bulan) menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester
kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu.
2.2.2 Kehamilan Trimester II
a. Pengertian
Trimester II adalah keadaan dimana usia gestasi janin mencapai usia 13
minggu sampai 27 minggu. Di periode ini, ibu hamil biasanya sudah lebih
bertenaga. Berbagai keluhan, seperti mual dan muntah, umumnya juga sudah
berkurang atau bahkan hilang.
b. Perubahan Fisiologis Pada Trimester II
Trimester II ini sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan
karena pada saat ini ibu merasa lebih sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai
beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi
dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama
dan merasakan meningkatnya libido. Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan
mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu
mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar
sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan
mengerti tentang kehamilannya.
Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama
kehamilannya, ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja
berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
Pada kehamilan minggu ke 15-22 ibu hamil akan mulai merasakan gerakan bayi
yang awalnya akan terasa seperti kibasan tetapi di akhir trimester II akan benar-
benar merasakan pergerakan bayi. Pada ibu yang baru pertama kali sering tidak
dapat mengenali gerakan bayinya sampai minggu ke 19-22. Pada saat ibu sudah
merasakan gerakan bayinya, ibu menyadari bahwa didalam dirinya ada individu
lain sehingga ibu lebih memperhatikan kesehatan bayinya. Pada saat ini jenis
kelamin bayi belum menjadi perhatian. Suami lebih giat mencari uang karena
menyadari bahwa tanggung jawabnya semakin bertambah untuk menyiapkan
kebutuhan biaya melahirkan dan perlengkapan untuk istri dan bayinya. Pada
trimester ini perut ibu sudah semakin kelihatan membesar karena uterus sudah
keluar dari panggul, membuat suami semakin bersemangat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh karena suami merasakan gerakan bayinya ketika meraba perut
istrinya.
Pada kehamilan ini juga biasanya ada perubahan sistem ginjal. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang
puncaknya terjadi pada kehamilan 16-26 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan. Selain itu terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air
makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah. Faktor penekanan
kandung kemih dan meningkatnya beberapa hormon yang dihasilkan yaitu
hormokuensi berkemih, hormon yang berpengaruh karena sering berkemih pada
kehamilan ini adalah hormon progesteron. Hormon ini mengakibatkan
ketidaknyamanan berupa inkontinensia stress selama kehamilan yang
disebabkan oleh perubahan fungsi sfingter uretra dan efek relaksasi dan
menyebabkan ibu hamil menjadi sering berkemih atau yang disebut dengan
nokturia.
c. Perubahan Psikologis Pada Trimester II
Trimester II dikenal sebagai perode kesehatan yang baik, yakni periode
wanita merasa nyaman dan bebas ari segala ketidaknyamanan yang normal
dialami saat hamil. Trimester II terbagi manjadi 2 fase, yaitu: Pra Quickening
(sebelum ada gerakan janin yang ibu rasakan). Quickening menunjukan
kenyataan adanya kehidupan yang terpisah yang menjadi dorongan wanita
dalam melaksanakan tugas psikologi pertama, yaitu: mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya. Menjelang akhir
trimester pertama dan selama fase pra Quickening berlangsung, wanita tersebut
akan mengalami sekaligus sekalian mengevaluasi semua aspek hubungan yang
di jalani dengan ibunya sendiri. Semua masalah interpersonal yang dahulu
pernah dialami hingga kini dianalisis.
Hal lain yang terdapat dalam proes ini adalah evolusi, wanita tersebut
mulai dari menjadi penerima kasih sayang dan perhatian kemudia menjadi
pemberi kasih sayang dan perhatian (persiapan menajdi ibu). Ibu akan
mengalami konfik berupa kompetisi dengan ibunya agar terlihat sebagai ibu
yang baik. Penyelesaian aktual dalam konflik ini tidak berlarut-larut sampai
lama setelah bayi dilahirkan, tetapi perhatian wanita terhadap ibunya dan
proses-proses yang berkaitan dengan hall tersebut akan berakhir setelah terjadi
perubahan identitas dirinya sendiri menjadi pemberi kasih sayang, pada saat
yang sama ia akan menjadi penerima kasih sayang, menuntut perhatian dan
cinta kasih.
Timbulnya Quickening muncul sejumlah perubahan karena kehamilan
telah menjadi jelas dalam pikirannya. Kontak sosial berubah, ia lebih banyak
bersosialisasi dengan wanita hamil dan ibu baru lainnya yang minat serta
aktivitasnya berfokus pada kehamilan, cara membesarkan anak dan persiapan
untuk menerima peran baru. Quickening memudahkan wanita untuk
mengonseptualisasi bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya.
Kesadaran baru ini memulai perubahan dalam fokusnya dari dirinya sendiri
kepada bayinya yang dikandung. Pada saat ini jelas kelamin bayi bukan bagian
yang penting, perhatian ibu pada kesejahteraan bayi dan menyambut sebagai
anggota keluarga. Sebagian besar wanita lebih erotis selama kehamilan trimester
II. Kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan
seksual mereka dibanding pada trimester 1 dan sebelum hamil.
Trimester II relatif terbatas dari ketidaknyamanan fisik dan ukuran perut
belum menajdi masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak, kecemasan
kekhawatiran dan masalah masalah yang sebelumnya membuat ambivalenci
mulai mereda dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih
sayang dari ibunya menjadi seoang yang mencari kasih sayang dari
pasangannya dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan
kepuasan seksual.
d. Ketidaknyamanan Trimester II dan Cara Mengatasinya
1) Edema.
Kadang-kadang di temui edema pada ibu hamil trimester II. Edema ini
biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III. Faktor Penyebab :
a) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan pada vena
pelvik sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama
pada waktu ibu hamil duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
b) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
c) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
d) Kadar sodium (Natrium) meningkat karena pengaruh dari hormonal.
Natrium bersifat retensi cairan.
e) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa cara antara
lain:
a) Hindari pakaian ketat
b) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
c) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
d) Makan makanan tinggi protein
e) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang-ulang.
f) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
g) Hindari berbaring terlentang
h) Hindari kaos kaki yang ketat.
2) Gatal dan kaku pada jari.
Gatal-gatal dapat terjadi pada ibu hamil sepanjang kehamilan artinya
bisa terjadi pada kehamilan trimester I, trimester II maupun trimester III. Hal
ini menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil sehingga bisa
mengganggu istirahat dan aktifitas ibu sehari-hari. Beberapa faktor
penyebabnya adalah :
a) Penyebab gatal-gatal ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan
penyebabnya adalah hipersensitif terhadap antigen plasenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran rahim
membuat berubahnya postur tubuh wanita dimana posisi bahu dan kepala
lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan lengkungan punggung
dan berat tubuh dan cenderung condong ke depan. Hal ini dapat menekan
syaraf di lengan sehingga mengakibatkan gatal dan kaku pada jari. Cara
meringankan/mencegah :
a) Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b) Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk tetapi tulang belakang
tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c) Sering berbaring apabila merasa lelah.
3) Gusi Berdarah.
Pada ibu hamil sering terjadi gusi bengkak yang disebut epulis
kehamilan. Gusi yang hiperemik dan lunak cenderung menimbulkan gusi
menjadi mudah berdarah terutama pada saat menuikat gigi. Gusi berdarah ini
paling parah terjadi pada kehamilan trimester II. Beberapa faktor penyebab
gusi berdarah adalah :
a) Estrogen berpengaruh terhadap peningkatan aliran darah ke rongga mulut.
b) Pergantian sel – sel pelapis ephitel gusi lebih cepat.
c) Terjadi hipervaskularisasi pada gusi dan penyebaran pembuluh darah halus
sangat tinggi.
d) Ketebalan permukaan epithelial berkurang sehingga mengakibatkan
jaringan gusi menjadi rapuh dan mudah berdarah.
Cara mengurangi atau mencegah :
a) Minum suplemen vit C dapat mengurangi insident gusi berdarah.
b) Berkumur dengan air hangat, air garam
c) Jaga kebersihan gigi.
d) Periksa ke doketr gigi secara teratur.
4) Haemoroid
Haemorroid biasa disebut wasir biasa terjadi pada ibu hamil trimester
II dan trimester III. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah :
a) Konstipasi.
b) Progesteron menyebabkan pristaltik usus lambat.
c) Vena haemorroid tertekan karena pembesaran uterus.
Cara meringankan atau mencegah dengan:
a) Hindari hal yang menyebabkan konstipasi.
b) Hindari mengejan pada saat defikasi
c) Buat kebiasaab defikasi yang baik
d) Jangan duduk terlalu lama di toilet
e) Lakukan senam Kegel secara teratur.
f) Duduk pada bak yang diisi air hanyat selama 15 - 20 menit sebanyak 3
sampai 4 x sehari.
5) Sering Berkemih
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah
yang volumenya meningkat sampai 30 - 50% atau lebih, serta pembesaran
uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan ibu hamil menjadi lebih
sering berkemih. Selain itu terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme
air makin lancar sehingga pembentukan air seni bertambah. Faktor
penekanan dan pembetukan air seni inilah yang menyebabkan meningkatnya
beberapa hormon yang dihasilkan yaitu hormoekuensi berkemih. Gejala ini
akan menghilang pada trimester III kehamilan dan diakhir kehamilan
gangguan ini akan muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga
panggul yang menekan kandung kemih. Sering berkemih pada kehamilan
trimester II menuju ke trimester III ini juga dapat disebabkan oleh ibu hamil
yang mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi dan minuman bersoda. Cara
meringankan atau mencegah:
a) Mengosongkan kandung kemih saat ingin berkemih
b) Bila tidur khususnya malam hari, posisi miring dengan kedua kaki
ditinggikan
c) Tetap minum sesuai anjurannya yaitu 9-10 gelas perhari namun lebih
banyak disiang hari dan tidak dianjurkan minum 2 jam sebelum tidur
d) Tidak mengkonsumsi minuman yang bersifat diuretik seperti teh, kopi dan
soda.
6) Insomnia (Sulit Tidur).
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita yang tidak
hamil.Insomnia ini biasanya dapat terjadi mulai pada pertengahan masa
kehamilan. Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu karena
perubahan psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
akan menghadapi persalinan. Dapat juga disebabkan oleh pembesaran uterus
dan janin yang menyebabkan ibu akan lebih sering buang air kecil terutama
dimalam hari. Pada kehamilan trimseter dua menuju trimester tiga sering
buang air kecil dapat juga disebabkan oleh ibu hamil yang sering
mengkonsumsi minuman seperti teh, kafein dan minuman bersoda, karena
kandungna dalam minuman tersebut bersifat mengiritasi kandung kemih dan
membuat seseorang lebih sering ingin buang air kecil sehingga akan lebih
baik jika ibu hamil menghindari minuman tersebut dan lebih banyak untuk
mengkonsumsi air putih. Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi air hangat sebelum tidur
b) Minum minuman hangat (susu hangat, the hangat) sebelum tidur.
c) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat susah
tidur.
d) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.
7) Keputihan / Leukorhea.
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih
banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam
menjadi basah sehingga harus lebih sering mengganti celana dalam. Kejadian
keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua maupun
ketiga. Faktor penyebab :
a) Meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil trimester II dapat
menimbulkan produksi lendir serviks meningkat.
b) Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa vagina. Cara meringankan
dan mencegah :
a) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
b) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB atau BAK
c) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke belakang.
d) Ganti celana dalam apabila basah.
e) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga menyerap keringat
dan mebuat sirkulasi udara yang baik.
f) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch
8) Keringat Bertambah.
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan keringat yang
banyak. Keringat yang banyak menyebabkan rasa tidak nyaman, kadang-
kadang mengganggu tidur sehingga ibu hamil merasa lelah karena kurang
istirahat. Faktor penyebab yang umum ditemukan pada ibu hamil antara lain :
a) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga meningkatkan
aktifitas kelenjar keringat.
b) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel rambut
meningkat.
c) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolism pada ibu hamil
Cara meringankan atau mencegah :
a) Mandi / berendam secara teratur.
b) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya
menyerap keringat.
c) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
9) Mati Rasa (Baal), Rasa Perih Pada Jari Tangan Atau Kaki.
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan trimester III.
Mati rasa (baal) dapat disebabkan oleh karena terjadinya pembesaran uterus
membuat sikap/postur ibu hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya
berat sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna. Di samping
itu hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari, namun hal
ini jarang terjadi. Untuk meringankan atau mencegah, ibu hamil dapat
dianjurkan untuk tidur berbaring miring kekiri, postur tubuh yang benar saat
duduk atau berdiri.
10) Nafas Sesak.
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II sampai
pada akhir kehamilan. Ibu hamil dapat terserang nafas sesak oleh
karenapembesaran uterus dan pergeseran organ – organ abdomen.
Pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Ada
kalanya terjadi peningkatan hormon progesterone membuat hyperventilasi.
Untuk meringankan atau mencegah bidan dapat menjelaskan penyebab
fisiologisnya. Bidan juga dapat melatih ibu hamil untuk membiasakan
dengan pernapasan normal. Ibu hamil juga harus tetap mengatur sikap
tubuh yang baik, saat berdiri tegak engan kedua tangan direntangkan diatas
kepala kemudian menarik nafas panjang.
11) Nyeri Ligamentum Rotundum.
Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester kedua dan
ketiga. Faktor penyebab :
a) Selama kehamilan terjadi hypertropi dan peregangan pada ligamentum.
b) Pada kehamilan terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus yang
membesar.
Cara meringankan atau mencegah :
a) Menekuk lutut kearah abdomen.
b) Memiringkan panggul.
c) Mandi dengan air hangat.
d) Menggunakan korset.
e) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah perut dan
lutut.
12) Nyeri Ulu Hati ( Heart Burn).
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan trimester II dan
semakin bertambah umur kehamilan biasanya semakin bertambah pula
nyeri ulu hati. Hal ini dapat terjadi karena produksi progesterone yang
meningkat, pergeseran lambung karena pembesaran uterus, dan apendiks
bergeser kearah lateral dan keatas sehingga menimbulkan refluks lambung
yang dapat mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati. Cara meringankan atau
mencegah :
a) Hindari makanan berminyak/digoreng.
b) Hindari makanan yang berbumbu merangsang.
c) Sering makan makanan ringan.
d) Hindari kopi dan rokok.
e) Minum air 6-8 gelas sehari.
f) Kunyah permen karet.
e. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II
1) Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu
karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring,
minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu. Demam dapat
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya
tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan
gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan
dan masa nifas.
2) Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai
merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak
seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak
adanya tandatanda kehidupan janin didalam kandungan. 22 Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu
berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
3) Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah < 10,5 gr pada trimester II.
Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah.
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi.
4) Sakit kepala Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang
hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
5) Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem syaraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang) dan gangguan
penglihatan.perubahan pengelihatan dan pandangan kabur, dapat menjadi tanda
preeklamsia.
6) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan (Oedema)
Oedema dalah penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan
tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang
muncul mendadak dan cenderung meluas. oedema biasa menjadi menunjukkan
adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka
dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan
keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan kabur dan lain
lain.
2.2.3 Anemia Dalam Kehamilan
a. Definisi anemia pada kehamilan
Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah. Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl pada
trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl
(Bobak dalam Yanti, dkk, 2015). Menurut American Society of Hematology,
anemia merupakan penurunan jumlah hempglobin dari batas normal sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer (Putri dan Hastina, 2020).
b. Klasifikasi anemia pada kehamilan
Ada beberapa klasifikasi anemia dalam kehamilan, diantaranya :
a. Menurut WHO Klasifikasi anemia berdasarkan derajat keparahan yaitu :
1) Anemia ringan : 10,0 – 10,9 gr/dl 2)
Anemia sedang : 7,0 – 9,9 gr/dl 3)
Anemia berat :
1) Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia akibat kekurangan zat
besi. Kekurangan ini disebabkan kurangnya pasokan unsur besi dalam
makanan, gangguan reabsorpsi, terlampau banyak zat besi yang keluar
dari badan (misalnya perdarahan).
2) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folat.
Gejala yang tampak adalah malnutrisi, glositis berat, diare, dan
kehilanan nafsu makan.
3) Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi akibat sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
4) Anemia hemolotik
Anemia hemolotik disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah yang berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Ibu
dengan anemia hemolotik biasanya sulit hamil. Jika ia hamil, biasanya
akan terjadi anemia berat.
5) Anemia lainnya
Seorang wanita yang menderita suatu jenis anemia, baik anemia
turunan, anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal
menahun, penyakit hati, dan sebagainya. Jika hamil, dapat dapat
berpotensi menimbulkan anemia yang berat. Dalam hal ini, anemia
berat akan berpengaruh negatif terhadap ibu dan janinnya (Arantika,
dkk, 2019).
c. Etiologi anemia pada kehamilan
a. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil, masa
tumbuh kembang pada remaja
c. Meningkatnya volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan
volume sel darah merah. Ketidaksesuaian antara kenaikan volume plasma
dan eritrosit paling sering terjadi pada kehamilan trimester kedua.
d. Penyakit kronis, seperti tuberculosis dan infeksi lainnya.
e. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria, haid yang
berlebihan dan melahirkan.
f. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan, karena saat hamil kebutuhan
zat-zat makanan bertambah untuk memproduksi sel darah merah yang lebih
banyak untuk ibu dan janin yang dikandungnya, dan pada saat hamil terjadi
perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang (Simbolon, dkk,
2018).
d. Patofisiologis
Peningkatan plasma mengakibatkan meningkatnya volume darah ibu
dalam kehamilan. Peningkatan plasma tersebut tidak mengalami keseimbangan
dengan jumlah sel darah merah sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan
kadar hemoglobin. Pada ibu yang sebelumnya telah menderita anemia,
hemodilusi mengakibatkan kadar Hb dalam tubuh ibu semakin encer. Akibatnya
transport O2 dan nutrisi pada sel akan terganggu dan menyebabkan terjadinya
gejala lemah, letih, lesu dan mengantuk (Husin, 2015). Selama kehamilan
kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat sekitar 800-1000 mg untuk
mencukupi kebutuhan, seperti terjadi peningkatan sel darah merah
membutuhkan 300-400 mg zat besi dan mencapai puncak pada usia kehamilan
32 minggu-34 minggu, janin membutuhkan zat besi sekitar 100- 200 mg dan
sekitar 190 mg terbuang selama melahirkan. Jika cadangan zat besi sebelum
kehamilan berkurang maka pada saat hamil ibu dengan mudah mengalami
kekurangan zat besi (Riswan, 2003).
e. Tanda dan Gejala
Gejala anemia kehamilan antara lain cepat lelah, sering pusing, mata
berkunagkunang, malaise, lidah luka, nafsu makan berkurang, hilang
konsentrasi, napas pendek, dan mual muntah berlebihan. Tanda-tanda anemia
yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi
oksigen lebih banyak ke jaringan
b. Peningkatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak
oksigen dalam darah
c. Pusing karena berkurangnya darah ke otak
d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot
tulang dan rangka
e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi
f. Mual akibat penurunan aliran darah saluran pencernaan dan susunan saraf
pusat
g. Penurunan kualitas rambut dan kulit (Soebroto, 2020).
f. Faktor resiko dalam kehamilan
Faktor resiko kejadian anemia paling utama adalah umur. Umur ibu
hamil berhubungan erat dengan alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi
yang ideal adalah 20-35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 35 tahun dapat beresiko mengalami anemia. Paritas, adanya
kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran maka akan semakin
tinggi angka kejadian anemia. Kurang Energi Kronis (KEK), ibu hamil yang
menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia. Infeksi dan Penyakit, pada
kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh
serta zat gizi lainnya. Jarak kehamilan, ibu hamil dengan jarak kehamilan terlalu
dekat beresiko terjadi anemia, karena cadangan zat besi ibu hamil pulih
akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya (Simbolon, dkk,
2018).
Menurut Priyanti, dkk (2020) anemia pada kehamilan dipengaruhi oleh
umur ibu, paritas, kekurangan energi kronik (KEK), jarak kehamilan,
pendidikan, sosial ekonomi, pendapatan, pengetahuan, kunjungan ANC, riwayat
kesehatan, pola konsumsi tablet Fe, dan penyakit infeksi.
g. Diagnosa anemia
a. Data Subyektif
Hasil anamnesa terdapat keluhan lelah, pusing seperti melayang,
lemah, dan terkadang disertai sulit bernafas.
b. Data Obyektif
Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah cenderung rendah,
pemeriksaan nadi palpitasi dan tachikardi, konjungtiva terlihat pucat tanda
hipoksia sel, hasil pemeriksaan lab penunjang kadar hemoglobin
h. Dampak anemia
Dampak anemia pada ibu hamil adalah abortus, persalinan prematur,
hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, rentan terkena infeksi,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan His, kala pertama dalam persalinan dapat berlangsung
lama dan terjadi pertus terlantar, pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri yang
menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium, serta
berkurangnya produksi ASI (Aryanti, dkk, dalam Astriana, 2017)
Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan saat persalinan bahkan menyebabkan
kematian pada ibu dan bayinya jika ibu mengalami anemia berat. Komplikasi
ringan antara lain kelainan kuku, atrofi papil lidah, stomatitis dan penurunan
daya tahan tubuh terhadap penyakit, gangguan pada pertumbuhan sel tubuh dan
sel otak, penurunan kognitif, rendahnya kemampuan fisik gangguan motorik
dan koordinasi, pengaruh psikologis dan perilaku penurunan prestasi belajar
(Nurbadriyah, 2019)
Bahaya anemia bagi janin diantaranya abortus, terjadi kematian intra
uteri, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan
nemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai
kematian perinatal, inteligensia rendah (Simbolon, dkk, 2018).

i. Penanganan anemia
Ibu hamil dengan anemia dapat diberikan suplemen Fe dosis rendah 30
mg pada trimester III, sedangkan pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
dapat diberikan suplemen sulfat 325mg sebanyak 1-2 kali dalam sehari. Anemia
yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, dapat diberikan asam folat 1mg/hari
atau vitamin B12 dengan dosis 100-200 mcg/hari.
Penanganan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
mengandung asam folat seperti ayam, hati, ikan, daging, telur, sayuran hijau
(brokoli, bayam, daun ubi jalar), asparagus, air jeruk dan kacang-kacangan.
Pemberian suplemen folat pada TM I sebanyak 280mg/hari, TM II sebanyak
660mg/hari, dan TM III sebanyak 470mg/hari atau sedikitnya ibu hamil
mendapatkan suplemen asam folat sebanyak 400 mikrogram/hari (Simbolon,
dkk, 2018).
2.4 Standar AsuhanKebidanan dan Model Dokumentasi
Dalam memberikan pelayanan bidan harus menerapkan standar asuhan kebidanan yang
telah diatur dalam KEPMENKES No. 938/MENKES/SK/VII/2007. Standar tersebut
adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
bidan sesuai wewenang dan ruang lingkupnya. Standar asuhan kebidanan yaitu:
a. Standar I (pengkajian)
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Standar II (perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan)
Bidan menganalisis data yang diperoleh dari pengkajian, menginterpretasikannya
secara akurat dan logis untuk menegakkan suatu diagnosa dan masalah kebidanan
yang tepat.
c. Standar III (perencanaan)
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah yang
telah ditegakkan.
d. Standar IV (implementasi)
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada pasien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.

e. Standar V (evaluasi)
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.
f. Standar VI (pencatatan asuhan kebidanan)
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai
keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan
kebidanan. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir
yang disediakan (rekam medis/ KMS/ status pasien/ buku KIA).
Manajemen kebidanan adalah metode yang dipakai atau digunakan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah-langkah kebidanan
merupakan alur pikir bidan dalam memecahkan masalah atau dalam pengambilan
keputusan klinis. Asuhan kebidanan yang diberikan harus dicatat secara benar,
sederhana, jelas dan logis sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan adalah dengan
SOAP.
Metode dokumentasi merupakan pendekatan SOAP disarikan sebagai proses
pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan
kemajuan. SOAP meruapakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas,
dan logis. Metode SOAP juga dikenal dengan metode 4 langkah yang terdiridari:
a. S: Data Subjektif
Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Mimik pasien
mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
b. O: Data Objektif
Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X,USG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini. Telah
dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa
yang akan ditegakkan.

c. A: Analisa/Assessment
Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah manajemen
kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah potensial,
dan menetapkan kebutuhan tindakan/penanganan segera.
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru baik objektif dan subjektif,
dan sering diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses
yang dinamik.
Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan
dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
Pada tahap ini identifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Pilihan ini di butuh
antisipasi, mungkin perlunya dilakukan tindakan pencegahan oleh bidan, sambil
mengamati pasien/ klien tersebut, bidan/ petugas kesehatan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnose masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah 3 ini petugas kesehatan/ bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi jika masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial
yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnose potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah
yang bersifat antisipasi yang rasional/logis. Mengidentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
d. P: Plan/Planning = perencanaan
Tindakan atau usaha waktu itu atau yang akan datang, untuk mengusahakan
tercapainya keadaan klien yang sebaik mungkin atau mempertahankan/menjaga
kesejahteraannya. Langkah ini termasuk dalam kriteria tujuan tertentu dari
kebutuhan klien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang
diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus
mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi.
Strategi asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi yang sudah
teridentifikasi dari kondisi pasien/ klien atau dari setiap kendala atau permasalahan
yang terkait akan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut sepertiapa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya. Manajemen
Kebidanan Menurut Helen Varney (1997).
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian Data
Tanggal : 28 Agustus 2023
Pukul : 08.00 WIB
Oleh : Sabrina Maharani Artamevia
Tempat : RS Wafa Husada, Kepanjen
A. Data Subyektif
a. Identitas
Nama Ibu : Ny. W Nama Suami : Tn. K
Umur : 31 tahun Umur : 39 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan :Swasta
Alamat : Perum Jalibar Kepanjen
b. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan bahwa ibu mengatakan bahwa merasakan mual muntah,
pusing terus-menerus selama 5 hari, nyeri uluh hati, dan nyeri bawah perut
c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa untuk saat ini ibu masih mersakan mual muntah,
pusing, nyeri ulu hati, dan nyeri bawah perut
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Keluhan : Dismenore

e. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
f. Riwayat Kehamilan
Usia Menikah : 21 Tahun
Pernikahan Ke :2
Lama Pernikahan : 10 Tahun dengan suami pertama dan 1 tahun dengan
suami kedua (sekarang)
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 13 Juli 2023
HPL : 20 April 2024
Usia Kehamilan : 10-11 Minggu
Keluhan TM 1 : Mual muntah, pusing, nyeri uluh hati, nyeri bawah
perut

h. Riwayat Kehamilan, persalinan Dan Nifas yang lalu


NO Tgl/ Temp Jenis Penolong Penyulit JK/ Usia Keadaan Riwaya
Tahun at persalina persalian kehamilan BB Anak anak t
lahir persal n ,persalinan Sekaran sekarang kontras
inan dan nifas g epsi
1. 2011 RS SC Dokter Tidak ada L/ 11 th Sehat -
2500
2. 2012 Abort
us
3. 2018 PMB Normal Bidan Tidak ada P/ 4,5 th Sehat -
2900
5.
i. RiwayatKesehatan
1) Riwayat Kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit baik penyakit menular
maupun menurun seperti asma, jantung, diabetes, hepatitis, HIV/AIDS.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma, jantung,
hepatitis, dan ibu juga tidak perah menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan pada keluarga baik dari istri atau suami tidak pernah
menderita penyakit seperti asma, jantung, hepatitis, dan ibu juga tidak
perah menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS.
j. Pola Kebiasaan
1) Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 1 kali sehari dan minum 2-3 botol air mineral 600
liter dalam sehari dengan keluhan apabila Ibu makan selalu muntah .
2) Pola istirahat
Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dikarenakan Ibu bekerja dan tidur
malam + 6—7 jam dengan keluhan sering terbangun dikarenakan
pusing,mual muntah.
3) Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali sehrai dan BAB 1 kali sehrai
4) Pola Aktivitas
Ibu mengatakan bekerja dari Pagi sampai Sore dan melakukan pekerjaan
rumah tangga ketika libur kerja seperti biasanya seperti
mencuci,menyapu,mengepel.
5) Pola Seksual
Ibu mengatakan bahwa selama hamil ini masih melakukan hubungan
seksual 1 minggu sekali.
6) Personal Hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2 kali sehari, ganti
pakaian 2 kali sehari dan mencuci rambut 2 kali dalam satu minggu.
k. Data Psikososial
1. Respon ibu dengan kehamilannya saat ini
Ibu merasa senang dengan kehamilannya yang keempat ini, dan ibu
berharap kehamilannya yang keempat ini tidak seperti kehamilannya yang
kedua.
2. Respon keluarga dengan kehamilannya saat ini
Ibu mengatakan bahwa keluarga merasa senang dengan kehamilannya yang
ketiga ini dan bisa menerima dengan baik
3. Pantangan selama kehamilan
Ibu mengatakan bahwa tidak ada pantangan selama kehamilannya yang
keempat ini
4. Keyakinan keluarga terhadap kehamilannya saat ini
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keyakinan dalam keluarganya yang
diterapkan selama kehamilannya yang keempat ini.
B. Data Obyektif
1) PemeriksaanUmum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20 x/menit
Berat Badan : Sebelum Hamil : 60 Kg
Setelah Hamil : 59 Kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT : 60/1,55×1,55 = 24,9

2) PemeriksaanFisik
a) Inpeksi
Kepala : Tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Pucat, tidak ada edema
Mata : Konjungtiva putih, sklera tidak icterus
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
kelnejar tiroid dan vena jugularis.
Dada : Putting susu menonjol, sometris, tidak ada
benjolan abnormal
Genetal : Tidak keluar keputihan
b) Palpasi
Abdomen : Leopold 1 : Belum teraba
Leopold 2 : Belum teraba
Leopold 3 : Belum teraba
Leopold 4 : Belum teraba
DJJ : Belum terdengar

3) Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 28 Agustus 2023
Hb : 12,3 gr/dL
Protein Urine : NR
Glukosa : NR
Golda :O

II. Identifikasi Diagnosa atau Masalah Aktual


Hari,tanggal : Senin 28 Agustus 2023
Pukul : 08.00 WIB
Dx : G4 P2002 Ab100 usia 31 Tahun dengan Hiperemesis Gravidarum
Ds : Ibu mengatakan bahwa sudah 5 hari mengeluh mual muntah, pusing, nyeri ulu hati,
dan nyeri bawah perut
Do : Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Conposmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
: Nadi : 98x/menit
: Suhu : 36,5 C
: RR : 20x/menit
Antopometri
Berat Badan Sebelum Hamil : 60 kg
Berat Badan Sekarang : 59 kg
IMT : 55/1,55×1,55 = 24,9
Tinggi Badan : 155 cm
PemeriksaanFisik
Inspeksi
Kepala Tidak ada benjolan abnormal
Wajah : Pucat, tidak ada edema
Mata : Konjungtiva putih, sklera tidak ikterus
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
kelnejar tiroid dan vena jugularis.
Payudara : Putting susu menonjol, tidak ada benjolan
abnormal
Genetalia : Tidak keluar keputihan
Palpasi
Abdomen : Leopol 1 : Belum teraba
Leopold 2 : Belum teraba
Leopold 3 : Belum teraba
Leopold 4 : Belum teraba
DJJ : Belum terdengar
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 28 Agustus 2023
Hb : 12,3 gr/dL
Protein Urine : NR
Glukosa : NR
Golda :O

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Ny. W G4P2002Ab100 Usia 31 Tahun UK 10-11 Minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum

IV. Identifikasi Tindakan Segera


1. Kolaborasi dengan dokter Sp.Og
2. Pemberian infus RL+ Neurobion
3. Pemberian injeksi Ranitidine
4. Pemberian injeksi Ondansetron
V. Intervensi
Hari, tanggal : Senin, 28 Agustus 2023
Pukul : 08.00 WIB
1) Tanyakan keluhan yang dialami oleh ibu
R: agar ibu diberikan penjelasan terkait keluhannya dan diberikan tindakan yang
sesuai.
2) Lakukan observasi TTV (tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan)
R : agar ibu mengetahui keadaannya normal atau tidak
3) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
R : ibu dapat mengerti keadaan aslinya
4) Berikan infus RL+Neurobion
R : agar kebutuhan ibu terpenuhi
5) Berikan tranfusi darah 2 kolf
R : agar Hb ibu bisa naik
6) Berikan obat Premed Dexametasone 1 ampul secara IV (kolf)
R : agar imun ibu naik
7) Berikan drip foremic pada infuse ibu 28 TPM
R : agar zat besi yang ada dalam tubuh ibu bertambah
8) Berikan KIE pada ibu tentang pengkonsumsian tablet Fe
R : agar ibu paham bahwa Fe sangat penting bagi ibu hamil untuk meningkatkan
kadar Hb
VI. Implementasi
Hari, tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2023
Pukul : 18.00 WIB
1) Menyanakan keluhan yang dialami oleh ibu
2) Melakukan observasi tanda tanda vital ibu yaitu, TD, nadi, suhu, pernafasan dan DJJ
3) Menyampaikan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaannya normal, yaitu TD : 103/65
mmHg, Nadi : 92x/menit, suhu : 36,5 c, pernafasan : 20x/menit, dan DJJ : 148x/menit
4) Memberikan infuse NS kepada ibu 28 TPM
5) Memberikan tranfusi darah kepada ibu sebanayak 2 kolf untuk menambah kadar Hb
yang ada didalam tubuh ibu
6) Memberikan obat Premed Dexametashone kepada ibu sebanyak 1 ampul secara IV
pada infuse ibu agar imun ibu bertambah
7) Memberikan drip obar feromic pada infus ibu untuk menambah kadar zat besi yang
ada dalam tubuh ibu, tetesan infus 28 TPM
8) Memberikan KIE kepada ibu pentingnya mengkonsumsi secara rutin tablet Fe pada
ibu hamil untuk menambah kadar Hb dan agar ibu tidak mengalami anemia

VII. Evaluasi
Hari, tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2023
Pukul : 18.00 WIB
1) Ibu mengatakan bahwa nyeri pada bagian tangan yang diinfus
2) Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap ibu dan juga janinnya
3) Ibu mengerti bahwa keadaan ibu dan janinnya normal
4) Ibu bersedia diberikan infus dan ibu sudah diberikan infus NS 28 TPM
5) Ibu bersedia diberikan tranfusi darah dan ibu sudah diberikan tranfusi darah sebanyak
2 kolf
6) Ibu bersedia dimasukkan obat Premed Dexametashone secara IV melalu infus dan ibu
sudah diberikan obat Premed Dexametashone secara IV melalui infus
7) Ibu bersedia diberikan drip obat Feromic pada infus ibu dan pada infus ibu sudah
diberikan drip obat Feromic, infus duberikan 28 TPM
8) Ibu memahami pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil dan ibu bersedia mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas mengenai kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus Ny.
“S” G3P1001Ab100 usia 39 tahun UK 22-24 minggu dengan anemia yang berada di RSUD
Lawang pada tanggal 26 Agustus 2023. Dalam pembahasan ini penulis akan menerapkan
asuhan sesuai dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan komprehensif yang terdiri
dari 7 langkah, yaitu: pengkajian data, interpretasi data, identifikasi diagnosa dan masalah
potensial, identifikasi tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi. Berikut ini akan
diuraikan mengenai pembahasan asuhan komprehensif keluarga berencana.
1. Pengkajian Data
Pada pengkajian asuhan kebidanan pada Ny.“S” dilakukan mulai dari pengkajian
data Subyektif dan Obyektif. Data Subyektif meliputi identitas ibu dan suami, keluhan
utama, riwayat menstruasi, riwayat obstetrik, riwayat pernikahan, riwayat KB, riwayat
kesehatan, pola kebiasaan sehari-hari seperti nutrisi, eliminasi, seksual, istirahat,
aktivitas, personal higyene, dan data psikososial. Sedangkan data obyektif meliputi
pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik. Adapun data subyektif didapatkan Ny.”S”
usia 39 tahun dengan pendidikan tekahir SMA, alamat ibu berada di Ronggo Pakis,
Pakis, Malang. Alasan ibu untuk berkunjung ke RSUD Lawang adalah ingin
memeriksakana keadaannya karena ibu mengeluh pusing dalam jangka waktu yang
panjang dan pernah tidak sadarkan diri 1 minngu yang lalu. Pada riwayat menstruasi
ibu pernah mengalami keluhan seperti disminore dan selama pemakaian kontrasepsi ibu
tidak mengalami keluhan dan tidak merasa terganggu dengan aktivitas sehari-harinya.
Ibu mengatakan baik dari ibu, keluarga ibu mapupun sumai tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit seperti hieprtensi, jantung, diabetes miletus, HIV/AIDS. Pada data
obyektif ditemukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, berat badan sebelum hamil 49 kg, berat badan sekarang 53 kg, tekanan
darah 103/65 mmHg, nadi 92x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu 36,5 c. Selain itu
pada pemeriksaan fisik ditemukan hasil bagian kepala tidak ada benjolan abnormal,
wajah pucat dan tidak edema, konjungtiva putih dan sclera tidak ikterus, pada leher
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan vena jugularis. Hasil pemeriksaan
abdomen didapatkan hasil Letktp, Tunggal, Hidup, Puka, kepala belum masuk PAP dan
DJJ 148x/menit
Dapat disimpulkan sesuai dari pengkajian data yang telah dilakukan bahwa
Ny.”S” ingin melakukan pemeriksaan karena ibu mengalami pusing dan pernah tidak
sadarkan diri. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa uraian yang telah dijelaskan secara
garis besar tidak ada kesenjangan.
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Aktual
Pada interpretasi data ditemukan data Subyektif bahwa ibu mengatakan
bernama Ny.S Usia 39 Tahun, ibu pernah melahirkan satu kali, satu kali keguguran dan
ibu mengatakan selama ini menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan selama 7 tahun.
Pada langkah ini maka diagnose yang muncul adalah Ny.”S” G3P1001Ab100 Usia 39
Tahun UK 22-24 Minggu dengan anemia. Dari teori masalah yang berkaitan dengan
kesempatan hasil pengkajian, maka ditarik kesimpulan dalam langkah ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Identifkasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Ny. S G3P1001Ab100 Usia 39 Tahun UK 22-24 Minggu dengan anemia sedang
4. Identifikasi Tindakan Segera
Tindakan segera yang diperlukan oleh Ny. S adalah kolaborasi dengan dokter
Sp.Og, dan diberikan tranfusi darah sebanyak 2 kolf
5. Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada Ny.”S” G3P1001Ab100 usia 39 tahun UK 22-
24 minggu dengan anemia yakni tanyakan kepada ibu keluhan yang dirasakan agar ibu
mendapatkan penanganan sesuai keluhan yang dirasakan, lakukan observas TTV dan
keadaan ibu serta janin agar ibu tau keadaan ibu dan janinnya baik atau tidak, jelaskan
pada ibu tentang hasil pemeriksaan agar ibu tau keadaannya dan janinnya yang
sesungguhnya, berikan infus NS 28 TPM agar kebutuhan ibu terpenuhi, berikan tranfusi
darah sebanyak 2 kolf agar kadar Hb dalam tubuh ibu bertambah, berikan drip obat
Feromic pada infus ibu sebanyak 2 ampul/hari selama 2 hari agar kadar zat besi dalam
tubuh ibu bertambah, berikan KIE kepada ibu tentang pentingnya obat Fe bagi ibu
hamil agar ibu paham pentingnya mengkonsumsi obat Fe secara rutin selama hamil.
Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
6. Implementasi
Implementasi yang dilakukan pada Ny.”S” G3P1001Ab100 usia 39 tahun UK
22-24 minggu dengan anemia yakni menanyakan kkeluhan yang dirasakan ibu,
melakukan obseravasi TTV dan keadaan ibu serta janinnya, menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada ibu yaitu dengan memebritahukan hasil pmeriksaannya
mencangkup data subyektif dan obyektif serta diagnose kebidanan yang sudah
ditentukan yang bertujuan agar pasien dapat memahami dan mengerti hasil
pemeriksaannya.
Memberikan tranfusi darah kepada ibu 2 kolf agar kadar Hb yang ada dalam
tubuh ibu bertambah, memberikan infus kepada ibu dengan drip obat fermic 28 TPM
agar zat besi yang ada dalam tubuh ibu bertambah, memberikan obat Premed
Dexametashone pada infus ibu agar imun ibu bertambah, memberikan KIE kepada ibu
tentang pentingnya mengkonsumsi obat Fe selama hamil yaitu agar ibu hamil tidak
mengalami anemia.
7. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada Ny.”S” G3P1001Ab100 usia 39 tahun dengan
anemia yaitu ibu mengerti bahwa keadaan ibu dan janinnya baik, ibu bersedia diberikan
tranfusi darah sebanyak 2 kolf, ibu bersedia diberikan infus dengan drip fermoic 28
TPM, ibu bersedia diberikan obat Premed Dexametashone melalui infus ibu, dan ibu
memahami penjelasan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu hamil dan ibu bersedia
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Pengumpulan data dasar dilakuan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada ibu
serta melihat pada data data ibu
b. Diagnose Ny.”S” G3P1001Ab100 Usia 39 Tahun Uk 22-24 Minggu dengan Anemia
Sedang
c. Pada kasus Ny.”S” terdapat data yang menunjukkan adanya diagnose potensial yaitu
Ny. S G3P1001Ab100 Usia 39 tahun UK 22-24 Minggu dengan Anemia
d. Pada kasus Ny.”S” perlu dilakaukan tidakan segera yaitu kolaborasi dengan dokter
Sp.Og dan diberikan tranfusi darah sebanyak 2 kolf
e. Pada intervensi telah disusun rencana asuhan sesuai dengan kondisi ibu.
f. Pada implementasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana asuhan sesuai dengan
intervensi
g. Pada evaluasi didapatkan keadaan ibu baik, dan ibu mampu memahami penjelasan
yang telah disampaikan oleh petugas.
5.2 Saran
a. Bagi Pasien
Mengingatkkan kepada ibu agar ibu rutin mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif sesuai
dengan manajemen asuhan kebidanan komprehensif serta dapat menemukan
masalah dan diagnose klien.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dari tenaga kesehatan juga dapat melakukan asuhan kebidanan
komprehensif sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan komprehensif serta dapat
menemukan masalah dan diagnose klien.
DAFTAR PUSTAKA

Handari, Ws. 2021. Anemia pada Kehamilan. Poltekkes Denpasar.


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7838/2/BAB%20I.pdf
Ningtias, Ra 2021. Anemia pada Kehamilan. Poltekkes Tjk.
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/511/6/6.%20BAB%20II.pdf
Poltekkes Bandung. 2021. Kehamilan Trimester II.
http://repo.poltekkesbandung.ac.id/3413/7/BAB%202-dikonversi.pdf

Anda mungkin juga menyukai