Di Susun Oleh :
1. Fitria Ulan Dari (113418002)
2. Iis Susilawati (113418004)
3. Nur Izzati (113418008)
4. Rina Gusnani (113418010)
5. Siti Sifadatul H. (113418011)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan
T.A 2021/2022
Oleh Kelompok :
1. Fitria Ulan Dari (113418002)
2. Iis Susilawati (113418004)
3. Nur Izzati (113418008)
4. Rina Gusnani (113418010)
5. Siti Sifadatul H. (113418011)
Mengetahui
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alokasi anggaran dalam APBN untuk mendukung kesehatan menunjukkan
tren peningkatan, termasuk melalui dukungan anggaran Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD).Sementara itu, AKI dan AKB menunjukkan tren yang
menurun. Meskipun begitu, target penurunan AKI dan AKB belum pernah
tercapai, baik target dalam RPJMN maupun target MillenniumDevelopment Goals
(MDGs), serta masih belum mencapai target dalam target Sustainable
Development Goals (SDGs). Hal ini menjadi salah satu tantangan sektor
Kesehatan diIndonesia (Profil Kesehatan RI 2019).
AKI merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan upaya
kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau
terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menunjukkan
banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun yang dinyatakan dengan per 1000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan RI 2019).
Data menunjukkan tren menurun pada indikator AKI (per 100.000 kelahiran
hidup)dari 390 pada tahun 1991 menjadi 230 pada tahun 2020 atau turun -1,80
persen pertahun. Meski mengalami penurunan, AKI masih belum mencapai target
MDGS tahun2015, yaitu 102 dan SDGs tahun 2030, yaitu kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup Pada indikator AKB, data menunjukkan tren menurun
dari 68 pada tahun 1991 menjadi 24 pada tahun 2017 atau turun -3,93 persen per
tahun. Sama halnya dengan AKI, angka penurunan AKB belum mencapai target
MDGs tahun 2015 yaitu 23 dan target SDGs Tahun 2030 yaitu 12.
Di tengah situasi pandemi COVID-19, angka kematian ibu dan bayi
melonjak.Angka kematian ibu meningkat sebanyak 300 kasus dari 2019 menjadi
sekitar 4.400 kematian pada 2020 sedangkan kematian bayi pada 2019 sekitar
26.000 kasus meningkat hampir 40 persen menjadi 44.000 kasus pada 2020
(Kompas, 2021).Penyebab kematian ibu langsung di negara-negara berkembang
seperti Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan
komplikasi abortus. Penyebab kematian langsung tersebut merupakan 35
penyebab kematian ibu terbanyak, penyakit kematian ibu tidak langsung adalah
anemia (Depkes RI dan FKM UI 2018).
Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.Anemia pada ibu hamil
disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan
anak).Oleh karena itulah, anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 2017).
Data World Health Organization (WHO) 2018, 40% kematian ibu di negara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan
jarak keduanya saling berinteraksi.Anemia dalam kehamilan merupakan masalah
kesehatan yang utama di negara berkembang dengantingkat morbiditas tinggi
pada ibu hamil. Rata-rata kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia
diperkirakan sebesar 72,6%. Tingginya prevalensinya anemia pada ibu hamil
merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani,
2013 dalam Razfi, 2014).
Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita
hamil menderita anemia.Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu hamil 40%.
Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009 adalah 9,39%.
Tercatat bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang mengalami
anemia kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010 dalam Razfi, 2019).
Mengingat dampak anemia terhadap angka kematian ibu, maka Kementrian
Kesehatan sejak tahun 1975 telah melakukan upaya penanggulangan dengan
pemberian tablet besi yang dapat dilakukan melalui pelayanan antenatal di sarana
kesehatan seperti Puskesmas, dengan rincian 30 tablet pada trimester kedua dan
60 tablet pada trimester ketiga. Menurut Depkes RI tahun 2008, cakupan
pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet dari tahun 2003-2008 mengalami
penurunan dari 66% menjadi 48%. Selanjutnya hasil Riskesdas tahun 2010
menunjukkan bahwa cakupan konsumsi 90 tablet Fe pada ibu hamil trimester
ketiga hanya sebesar 18%. (Putri, 2018).
Di Puskesmas kerongkong masih banyak ibu hamil yangmengalami anemia
karena dari 6 orang ibu hamil yang melakukanpemeriksaan kadar hemoglobin
pada tanggal 12 maret 2022, 4 ibu hamilmengalami anemia. Di mana, 2 ibu
mengalami anemia ringan, 1 ibu hamilanemia sedang, dan 1 ibu hamil lagi
mengalami anemia berat.Untuk itu,penulis tertarik untuk melakukan “Studi Kasus
Asuhan Kebidanan pada Ny. R dengan Anemia Zat Besi pada Kehamilan di
Puskesmas Kerongkong”
B. Rumusan Masalah
Berkaitan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. R dengan Anemia dalam Kehamilan di
Puskesmas Kerongkong?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa memperoleh pengalaman nyata dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan anemia dalam kehamilan
di Puskesmas Kerongkong.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya mengenai pengertian anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
b. Diketahuinya penyebab terjadinya anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
c. Diketahuinya tanda dan gejala anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
d. Diketahuinya diagnosis anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
e. Diketahuinya dampak anemia terhadap ibu dan janin pada Ny. R.
f. Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia dalam
kehamilan pada Ny. R.
g. Diketahuinya cara pencegahan anemia dalam kehamilan pada Ny. R.
h. Diketahuinya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia pada Ny. R
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil dengan anemia.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dengan
anemia zat besi.
b. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan meningkatkan kemampuan dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil khususnya ibu hamil
dengan anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Defenisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional hamil
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo,
2019).Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester
ke satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke
13 hingga 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga 40)
(Saifuddin, 2019).
2. Perubahan Pada Kehamilan
a. Perubahan Fisiologis
Perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat dilihat dan
perubahan yang tidak dapat dilihat (Saminem, 2019).Perubahan yang
dapat dilihat meliputi:
1) Perubahan pada kulit
2) Perubahan kelenjar
3) Perubahan payudar
4) Perubahan perut
5) Perubahan alat kelamin luar
6) Perubahan pada tungkai dan
7) Perubahan pada sikap tubuh.
3. Perubahan Psikologis
Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi pada trimester I
meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir.Pada trimester II, perubahan
meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan
dan pertumbuhan janin meningkat.Kadang tampak egosentris dan berpusat
pada diri sendiri.Pada trimester III, perubahan yang terjadi meliputi memiliki
perasaan aneh, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu.
(Saminem, 2018).
B. Anemia Dalam Kehamilan
1. Pengertian Anemia dalam Kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi
kekurangan sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11
gr/dl. Pada trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada
trimester II kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia
yang sering terjadi yaitu anemia defisiensi besi.(Prawirohardjo, 2010 dalam
Astarina, 2017).
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin
(Hb) yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya
disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah
Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan
yang paling sering terjadi selama kehamilan.Ibu hamil umumnya mengalami
deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan
menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
gr/dl selama trimester III (Waryana, 2019).
2. Patofisiologi Anemia
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalahkarena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta.Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester keduakehamilan, dan maksimum
terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkatsekitar 1000 ml, menurun
sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3bulan setelah partus. Stimulasi
yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang
menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel merah ini dapat
disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan peningkatan
eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).
Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia
kehamilan atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan
hematokrit (20-30%), sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah
secara nyata dari pada keadaan tidak hamil.Hemoglobin dari hematokrit
mulai menurun pada bulan ke 3-5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah
pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita hamil mengandung 2 gram,
sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan 10-
30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam hati, empedu,
dan sumsum tulang.
Dalam Manuaba (2017), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil
dapat diperhitungkan sebagai berikut.
a. Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr
b. Pembentukan plasenta 300 mgr
c. Pertumbuhan darah janin 100 mgr
Jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr. saat
persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta, ibu
akan kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus mendapatkan
kompensasi dari makanan untuk kelangsungan laktasi.
3. Tanda Dan Gejala Anemia
Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala:
a. Letih, sering mengantuk, malaise
b. Pusing, lemah, nyeri kepala,
c. Luka pada lidah
d. Kulit pucat
e. Membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);
f. Bantalan kuku pucat
g. Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah.
4. Diagnosis Anemia Pada Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan
dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
hamil muda. (Manuaba, 2018).
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan
sebagai berikut (Manuaba, 2010).
Hb 11 g% tidak anemia
Hb 9 – 10 g% anemia ringan
Hb <7 g% anemia berat
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan,
yaitu pada trimester I dan trimester III.Dengan pertimbangan bahwa sebagian
besar ibu hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe
sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas.(Manuaba, 2010).
5. Macam-Macam Anemia
Menurut Prawirohardjo (2017), macam-macam anemia adalah sebagai
berikut (Astarina, 2018).
a. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan
absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari badan, misalnya pada
perdarahan (Prawirohardjo,2017).
Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :
1) Penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk
defisiensi nutrisi dan gangguan pencernaan, seperti diare
atau hyperemesis.
2) Peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering,
banyak atau kembar;
3) Infeksi kronis, terutama pada saluran kemih.
4) Perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia,
hemoroid berdarah, atau hemoragi antepartum atau
postpartum.
(Fraser, 2018).
b. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran
sel lebih besar dari sel darah merah normal.Anemia ini biasanya
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering ditemukan pada wanita yang
jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan protein
tinggi (Proverawati, 2018).
c. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena
sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang
baru (Prawirohardjo, 2017). Pada sepertiga kasus anemia dipisu oleh
obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
imunologis (Fraser, 2019).
6. Dampak Anemia
Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian
ini harus selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil,
berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun
pengaruh anemia terhdap kehamilan, persalinan dan nifas daoat
mengakibatkan sebagai berikut (Astarina, 2017).
a. Dampak Anemia Terhadap Ibu
Bahaya Selama Kehamilanberikut adalah bahaya anemia selama
kehamilan.
1) Abortus.
2) Persalinan prematur.
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim.
4) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).
5) Perdarahan antepartum.
6) Ketuban pecah dini (KPD).
b. Bahaya saat Persalinan
Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut:
1) Gangguan his.
2) Kala I memanjang.
3) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepatlelah.
4) Retensio plasenta.
5) Atonia uteri.
c. Pada Masa Nifas
Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.
1) Subinvolusi.
2) Perlukaan sukar sembuh.
3) Infeksi puerperium.
4) Pengeluaran ASI berkurang.
5) Anemia masa nifas.
6) Infeksi mamae.
d. Dampak Anemia Terhadap Janin
Berikut adalah dampak anemia terhdap janin
1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.
2) IUFD.
3) BBLR.
4) Kelahiran dengan anemia.
5) Cacat bawaan.
6) Mudah terkena infeksi.
7) IQ rendah dan bahkan bias mengakibatkan kematian. (Manuaba,
2018).
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil
a. Sosial ekonomi
Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis
akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula.
Status gizipun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas. Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil
(Sulistyawati, 2019 dalam Nurhidayati, 2017).
b. Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi
pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk
mencegah terjadinya anemia.
c. Pendidikan
Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi
pengetahuan tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu
hamil dapat menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani
masalah gizi dan kesehatan keluarga.
8. Pencegahan Anemia
a. Pemberian Fe
Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia.
Pemerintah saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai
target. Mereka diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1
tablet tiap hari selama haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif
dalam meningkatkan kadar hemoglobin (Asrtarina, 2019).
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak
1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia
(Susiloningtyas, 2017).
Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan mebentuk sel darah
merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis (Manuaba, 2018 dalam Astarina, 2019).
Tabel 2.1 Kebutuhan Zat Besi pada Setiap Kehamilan
Meningkatkan sel darah merah ibu 500 mg Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe
A. PENGKAJIAN DATA
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas pasien b. Identitas Suami
e. Personal hygiene
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ; Baik
b. Kesadaran : Composmentris
c. Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg, N : 80x/m S : 36,5° c , R :
20x/m
d. BB : 55 kg
TB : 160 Cm
LILA : 29 cm
2. Pemeriksaan fisik/status present
a. Kepala
Inspeksi : Bersih,tidak ada ketombe,
Palpasi : tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan
b. Muka
Inspeksi :tidak pucat,tidak ada closmagravidaraum
Palpasi :tidak ada odema
c. Mata
Inspeksi :konjungtiva tidak pucat, sclera tidak Ikterus
d. Hidung
Inspeksi :infeksi,bersih,cumping hidung normal, tidak ada secret,tidak
ada pembengkakan,tidak ada polip.
e. Telinga
Inspeksi :infeksi bersih, tidak keluar cairan,tidak ada pembengkakan
f. Mulut
Inspeksi:bersih, gusi tidak pucat,tidak ada karies,gigi tidak berlubang
g. Leher
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran pembulu
darah.
h. Dada
Inspeksi :simetris, putting susu menojol,
Palpasi :payudara tidak ada benjolan
i. Ketiak
Palpasi :tidak odema,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
j. abdomen
Inspeksi :tidak ada bekas luka oprasi
Palpasi : Leopold 1 :TFU 28 cm
Leopold 2 :Puka
Leopold 3 : Teraba Kepala
Leopold 4 : Belum masuk panggul
k. Genetalia
Inspeksi :tidak ada benjolan
Palpasi :tidak ada benjolan dan tidak ada bekas jahitan
l. Ekstermitas atas
Inspeksi :simetris jari lengkap
Palpasi :tidak ada odema
m. Ekstermitas bawah
Inspeksi :simetris jari lengkap
Palpasi :tidak ada oedema, reflex patella +
n. Anus :tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan khusus/status obstetrik
a. Inspeksi
Muka : tidak pucat,tidak ada closmagravidaraum
Payudara : simetris, putting susu menojol,
Abdomen : tidak ada bekas luka oprasi
Genetalia : tidak ada benjolan
b. Palpasi
Payudara : payudara tidak ada benjolan
Abdomen : : Leopold 1 :TFU 28 cm
Leopold 2 :Puka
Leopold 3 : Teraba Kepala
Leopold 4 : Belum masuk panggul
TBBJ : 2.400
c. Auskultasi
DJJ :140
d. Perkusi :VT, Tidak di lakukan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Lab. TM 1
Hb : 11,5 gr/dl
Gd :O
HIV/AIDS :NR
HbsAg :NR
Sifilis :NR
b. Pemeriksaan Lab TM 2
Hb : 9,8 gr/dl
c. Pemeriksaan Lab TM 3
Hb : 9,0 gr/dl
B. INTERPRETASI DATA
Diagnosa Kebidanan ibu G1 P0 A0 H0,umur 24 tahun, hamil 36 minggu dengan
Anemia Sedang , janin hidup, letak persentasi kepala, puka, belum masuk PAP.
Data Dasar
Kesadaran : Composmentris
Tanda-tanda vital : TD :110/80 mmHg, N : 80x/m S : 36,5° c , R : 20x/m
BB : 55 kg, TB : 160 Cm, LILA : 29 cm, Hb 9,0 gr/dl
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa Potensialnya yaitu Anemia Berat , Abortus, Persalinan Prematur,
BBLR, PJT, KPD dan Pendarahan Antrepartum
D. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Konsul Dokter dan Melakukan Rujukan
E. PLANNING
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Beritahu pada ibu keadan yang di alaminya yaitu anemia
3. Beritahu ibu KIE tentang pemenuhan nutrisi,personal heygine,istirahat
4. Beritahu ibu tanda bahaya pada persalinan
5. Beritahu pada ibu petugas akan melakukan konsul dengan dokter
6. Beritahu ibu bahwa ibu akan di rujuk ke poli kandungan di RS namira dan
petugas menyiapakan surat rujukan
7. Beritahu ibu menyiapkan adimistrasi dan perlengkapan persiapan persalinan
8. Beritahu ibu untuk kujungan ulang.
F. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan Tanda-tanda vital: TD :110/80
mmHg, N : 80x/m S : 36,5° c , R : 20x/m BB : 55 kg TB : 160 Cm LILA :
29 cm.
2. Memberitahu ibu sedang mengalami anemia ringan dan menjelaskan
penyebab dari anemia dan cara mengatasi anemia dengan cara tetap
mengkomsumsi table Fe
3. Memberitahu ibu tentang :
a. Pemenuhan nutrisi dan ibu bisa dapatkan pada makanan seperti
karbohidrat (nasi, kentang, ubi), protein (daging, tahu, tempe, ikan )
dan sayur hijau dan buah sangan penting untuk mencegah komplikasi
pada kehamilan.
b. Memeberitahu ibu tentang personal hygine atau kebersihan diri agar
ibu merasa nyaman dan bakteri tidak mudah menjakit tubuhnya agar
tidk mudah sakit
c. Memeberitahu ibu untuk beristirahat yang cukup pada siang hari
sekitar 1-2 jam sedangkan pada malam hari 7-8 jam
4. Memberitahu ibu tanda bahaya persalinan seperti perdarahan, amemia,
sakit kepala, demam tinggi, jika ibu mengalami salah stunya segera ke
fasilitas terdekat agar segera di tangani.
5. Memberitahu ibu bahwa ibu mengalami anemia harus konsul dengan
dokter
6. Memberitahu ibu bahwa akan di rujuk ke poli kandungan dan akan segera
menyaiapkan surat rujukan
7. Menjelaskan kepada ibu untuk menyiapkan administasi seperti KK, KIS,
dll dan menyiapkan peralatan ibu.
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang sewaktu waktu ada keluhan
G. EVALUASI
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mengetahui sedang mengalami anemia ringan
3. Ibu mengetahui pemenuhan nutrisi, personal hygine, istirahat pada ibu
hamil sangat penting
4. Ibu menegtahui taanda bahaya persalinan
5. Ibu mengerti bahwa akan di konsulkan dengan dokter
6. Ibu mengereti bahwa akan di rujuk ke RS
7. Ibu mengerti akan segera menyiapkan admistrsi seperti KK, KIS dll
8. Ibu bersedia untuk kujungan ulang atau sewaktu waktu ada keluhan.
BAB VI
PEMBAHASAN
6. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia tidak berbeda dengan
ibu hamil yang tidak mengalami anemia yaitu sesuai dengan standar
pelayanan 14 T. Pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4
yaitu pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6
yaitu pemeriksaan Hb. T6 tersebut merupakan program pemerintah untuk
mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil sedangkan untuk T6 berfungsi
untuk mengetahui kadar Hb dalam darah seorang ibu hamil sehingga dapat
diketahui tingkat anemia yang dialami oleh seorang ibu hamil.
B. Saran
Pada akhir pembuatan Laporan Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan
semua tenaga kesehatan terutama bidan dapat terus meningkatkan kemampuan
dan pengetahuan mengenai anemia dalam kehamilan sehingga dapat
memberiksan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Selain itu,
kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh seorang bidan harus dapat terus
ditingkatkan agar dapat memberikan dukungan kepada setiap ibu hamil untuk
terhindar dari anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Astarina, Dita. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada
IbuHamil di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara Tahun 2014.
Jakarta:Poltekkes Jakarta III.
Benoist, B.D., McLean, E., Egli, I., and Cogswell, M., 2008.Worldwide
Prevalence of Anaemia 1993–2005 : WHO global database on
anaemia.Switzerland: WHO Press, World Health Organization.
Tersedia:http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_
eng.pdfDiakses pada Maret 2018
Dhamayani, Sri. 2017. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil
Trimester IIIyang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong
Persalinan Di WilayahKerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun
2013. Tersedia :http://repository.usu.ac.id/.Diakses pada Februari
2016.
Fraser, M. Cooper, A. 2018. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta : EGC.
Gibney, Michael J., dkk. 2018. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Ibrahim dan Proverawati.2018. Nutrisi Janin & Ibu Hamil.Yogyakarta :
NuhaMedika.
Kemenkes RI. Jadilah Kartini Indonesia yang Tidak Mati Muda (Pencanangan
Kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014).Tersedia
http://www.depkes.go.id/.Diakses pada Juni 2019.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2018. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Promosi Kesehatan & Perilaku
Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.Cipta.
Nurhidayati, Rohmah Dyah. 2018. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya
AnemiaPada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari
KabupatenSukoharjo. Tersedia :http://eprints.ums.ac.id/. Diakses pada
Mei 2016.