Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N DENGAN KEKURANGAN ENERGI


KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS ALUE BILIE

NAMA :Rahmi Putri


NIM :1590120051

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKes) MUHAMMADIYAH

ACEH TAHUN 2021


LEMBARAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N DENGAN KEKURANGAN ENERGI


KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS ALUE BILIE

Rahmi Putri
1590120051

Banda Aceh, 14 Agustus 2021


Menyetujui

Perseptor Pembimbing

(Riska Murlia) (Siti Hasanah, SST, M. Kes)

Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

(Rahma Dalila Fitri,SST,M.Keb )


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Maslah........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN

A. Kehamilan ................................................................................. 5
B. Kekurang Energi Kronis ........................................................... 17
BAB III ASUHAN KEBIDANAN

A. Asuhan kebidanan...................................................................... 21
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Kesimpulan............................................................................... 34
B. Saran......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi

(Helena,2013).

Kekurangan Energi Kronik yang terjadi pada ibu hamil dapat

mengakibatkan ibu hamil lemah dan kurang nafsu makan, perdarahan

dalam masa kehamilan, kemungkinan terjadi infeksi tinggi, anemia atau

kurang darah, pengaruh waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama,

persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah persalinan.

pengaruh pada janin yaitu keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan,

anemia pada bayi, berat badan lahir rendah. (Marmi,2014).

Kekurangan Energi Kronik yang terjadi saat hamil disebabkan

oleh 2 faktor, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Faktor

penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang tidak cukup

dan penyakit. Sedangkan Faktor penyebab tidak langsung adalah

persediaan makanan tidak cukup, pola asuh, yang tidak memadai dan

kesehatan lingkungan serta serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai.

Semua faktor langsung dan tidak langsung di pengaruhi oleh kurangnya

pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah

1
2

utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.

(Simbolon D,2018).

Tercapainya kualitas hidup yang baik bagi keluarga dan

masayarakat sangat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil

adalah salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK

(Kekurangan Energi Kronik) pada kehamilan secara global 35-75%

dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan

trimester pratama dan kedua kehamilan. WHO juga mencatat 40 %

kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan kekurangan energi

kronis. Ibu hamil yang menderita gizi kurang seperti kurang energi kronik

mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar oleh karena itu kurang gizi

pada ibu hamil harus dihindari sehingga ibu hamil merupakan kelompok

sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Kejadian kekurangan

energi kronis di negara- negara berkembang seperti Bangladesh, India,

Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka dan Thailand adalah 15-47%.

Adapun negara yang mengalami kejadian KEK pada ibu hamil tertinggi

adalah Bangladesh yaitu 47%, sedangkan Indonesia merupakan urutan ke

empat terbesar setelah India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling

rendah adalah Thailand dengan prevalensi 15 – 25% (WHO, 2015).

Hasil laporan kinerja Ditjen Kesehatan masyarakat tahun 2016

melaporkan bahwa persentase ibu hamil KEK di Indonesia sebesar 16,2%

(Kemenkes, 2017). Hasil pemantaun gizi (PSG) tahun 2016 melaporkan


3

bahwa Provinsi Banten adalah salah satu provinsi dengan angka resiko ibu

hamil KEK (jumlah ibu hamil dengan lingkar lengan atas < 23,5 cm)

sebesar 18%, angka 2 tersebut diatas rata-rata persentasi nasional yaitu

sebesar 16,2%. Persentasi tertinggi adalah Provinsi Papua sebesar 23,8%

dan terendah Provinsi Sumatera Utara sebesar 7,6% (Kemenkes, 2017).

Berdasarkan data jumlah ibu hamil yang mendapatkan PMT tahun

2018 yaitu 25,2% dari jumlah ibu hamil dan bisa disimpulkan terdapat

25,2% ibu hamil memiliki LILA kurang dari 23,5cm atau disebut dengan

ibu hamil KEK, dan dari 25,2% ibu hamil yang KEK dan harus

mendapatkan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) baru 89,7% yang

mendapat program PMT dari 25,2% jumlah ibu hamil KEK dan 10,3% ibu

hamil KEK yang belum mendapatkan PMT. (Profil Kesehatan Kementrian

Republik Indonesia 2018).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana penerapan

asuhan kebidanan pada Ny. N dengan kekurang energy kronis (KEK) di

puskesmas Alue Bilie.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. N dengan

kekurang energy kronis (KEK) di Pukesmas Alue Bilie


4

2. Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian terhadap Ny. N dengan kekurang energy

kronis (KEK) di puskesmas Alue Bilie

b) Menyusun diagnosa kebidanan sesuai Ny. N dengan KEK di

puskesmas Alue Bilie

c) Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. N dengan kekurang

energy kronis (KEK) di puskesmas Alue Bilie

d) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan

pada Ny. N dengan dengan kekurang energy kronis (KEK) di

puskesmas Alue Bilie

e) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan

pada Ny.D dengan kekurang energy kronis (KEK) di

puskesmas Alue Bilie


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Kehamilan

1. Kehamilan

Kehamilan merupakan peristiwa yang bermula dari adanya

konsepsi (pembuahan) antra sperma dan ovum, kemudian berakhir dengan

permulaan persalinan. Sel telur (ovum) yang dibuahi akan berkembang

menjadi bakal embrio (janin), kemudian akan menjalani pembelahan

sampai menjadi embrio. Bakal janin akan menempel di selaput lendir

rahim (endometrium) yang terletak di rongga rahim. Berhentinya

menstruasi adalah gejala awal timbulnya kehamilan. Masa kehamilan di

hitung mulai hari pertama siklus menstruasi dan berlangsung selama kira-

kira 28 hari. Pada sekitar hari ke lima dalam siklus, sebuah ovum yang ada

dalam folikel (kantong berisi cairan) di salah satu indung telur (ovarium)

mengalami pematangan. Seiring dengan hal ini, lapisan rahim menjadi

tebal sebagai persiapan penanaman (implantasi) sel telur jika sel tersebut

dibuahi (Hartati, 2011)

2. Tahap-tahap kehamilan

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (4 minggu atau 9 bulan

7 hari). Dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi

menjadi 3 trimester yaitu trimester I konsepsi sampai 12 minggu, trimester

5
6

II 12 minggu sampai 28 minggu dan trimester III 28 minggu sampai 40

minggu (Rukiah, 2014)

Menurut Basfiansyah (2019), tahap-Tahap Kehamilan berlangsung

antara 12-14 minggu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ibu hamil

akan merasakan gejala dan perubahan fisik yang mungkin berbeda di tiap

trimesternya.

1. Trimester pertama

Trimester pertama kehamilan dihitung mulai dari hari pertama

siklus menstruasi terakhir Anda sampai minggu ke-13 kehamilan.

Pada trimester ini, perubahan secara fisik belum terlalu terlihat,

namun ada beberapa gejala yang mungkin dialami akibat hormon

kehamilan tersebut seperti:

a. Payudara terasa nyeri dan terlihat membengkak.

b. Tubuh terasa mudah lelah.

c. Mual di pagi hari (morning sickness), namun mual ini bisa saja

muncul di siang, sore, atau malam hari.

d. Emosi cenderung berubah-ubah, misalnya dari senang menjadi

cemas, atau tiba-tiba sedih.

2. Trimester kedua

Trimester kedua kehamilan berlangsung dari minggu ke-13

hingga ke-27.. Selama trimester kedua, rasa mual biasanya mulai

mereda, emosi lebih terkendali, gairah seksual kembali normal, tubuh

tidak lagi terasa mudah lelah, dan tidur lebih nyenyak. Anda pun akan
7

mulai merasakan gerakan pertama janin. Pada tahap kehamilan ini,

perubahan fisik mulai terlihat dan bentuk tubuh akan banyak berubah.

Perut dan payudara Anda bertambah besar, serta muncul garis hitam

pada perut. Stretch mark pun mulai muncul di beberapa bagian tubuh,

seperti payudara, bokong, paha, dan perut.

Gejala lain juga bisa timbul, di antaranya pusing, nyeri

punggung, paha, atau panggul, kram kaki, dan keputihan. Pada kasus

tertentu, infeksi saluran kemih atau kontraksi palsu juga dapat Anda

alami. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda merasakan gejala

tersebut.

3. Trimester ketiga

Trimester ketiga merupakan tahap kehamilan terakhir yang

berlangsung pada minggu ke-28 hingga persalinan. Pada tahap ini,

perubahan bentuk tubuh semakin terlihat, karena perut bertambah

besar. Berat badan pun akan meningkat sekitar 9-13 kilogram.

Akibat pertambahan berat badan ini, sakit punggung yang sudah

Anda rasakan sejak trimester sebelumnya bisa menjadi lebih parah.

Anda bahkan dapat mengalami pembengkakan pada kaki. Semakin

mendekati waktu persalinan, janin akan tumbuh semakin besar. Hal

ini akan membuat rahim semakin besar dan mungkin menekan

rongga dada.
8

Gejala lain yang dapat muncul selama trimester ketiga ini, di antaranya:

a. Tubuh terasa cepat lelah.

b. Susah tidur.

c. Kram kaki terjadi lebih sering dari sebelumnya.

d. Payudara mengeluarkan cairan.

e. Kulit kering dan gatal, terutama di bagian perut.

f. Varises.

g. Wasir.

h. Hasrat seks kembali menurun.

i. Heartburn atau muncul sensasi perih di dada dan perut bagian atas (ulu

hati).

j. Perubahan suara.

k. Mengalami kontraksi palsu lebih sering

Maka dapat disimpulkan bahwa selama kehamilan banyak terjadi

perubahan baik pada trimester I, trimester II, Trimester III. Peubahan-

perubahan yang terjadi sesuai dengan tahapan kehamilan.

3. Tanda dan gejala kehamilan

Secara klinis tanda-tanda kehamilan menurut Kusmiyati (2009)

dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu:

a. Tanda yang tidak pasti atau tanda mungkin kehamilan

1) Amenorhea

Bila wanita tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat

haid), maka bisa jadi wanita tersebut dalam keadaan hamil.


9

2) Mual muntah

Mual muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa tidak enak

sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran dikenal

dengan morning sickness karena munculnya sering kali pagi hari.

Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk

dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya

penderita perlu diberi makanan-makanan yang ringan, mudah

dicerna dan masih dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan

dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.

3) Mastodinia

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan

karena payudara membesar.

4) Quickening

Quickkeening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya

disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

5) Keluhan kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, hal ini

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh

uterus ke kranial.

6) Konstipasi

Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat juga karena

perubahan pola makan.


10

7) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan,

karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan

selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang persalinan.

8) Perubahan temperatul basal

Kenaikan temperatul basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan

tanda telah terjadinya kehamilan.

9) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitam-

hitaman pada dahi, punggung hitam dan kulit daerah tulang pipi,

terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul

setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting

payudara warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini

disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone).

Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami

perubahan yang disebut striae gravidarum yaitu perubahan warna

seperti jaringan parut.

10) Perubahan payudara

Akibat stimulasi proklatin payudara mengeluarkan kolostrum setelah

kehamilan 16 minggu.
11

11) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi.

Uterus berubah menjadi lunak.

12) Tanda piskaceks

Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang

dekat dengan implantasi plasenta.

13) Perubahan-perubahan pada serviks

Terdapat perubahan-perubahan seperti tanda hegar, tanda goodells,

tanda chekwick, tanda Mc Donald, terjadi pembesaran abdomen dan

kontraksi uterus.

b. Tanda pasti kehamilan

1) Denyut jantung janin (DJJ)

Dapat didengar dengan stetoscop laenenc pada minggu 17-18. Pada

wanita gemuk lebih lambat, dengan stetoscop doppler DJJ dapat

didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan

Auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang

lain seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.

2) Palpasi

Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas

setelah minggu ke 22, gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas

setelah minggu ke 24.

Menurut Astuti (2010: 25) tanda dan gejala kehamilan dibagi

dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:


12

1) Tanda Tidak Pasti Hamil

a) Tidak terjadi mesntruasi/haid (amenorea) Tidak dapat

menstruasi dapat menandakan kehamilan, tetapi dapat

juga merupakan tanda gangguan fisik. Untuk lebih

memastikan dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

b) Mengidam Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan

pertama akan tetapi akan hilang seiring semakin tuanya

usia kehamilan. Tujuh puluh persen perempuan hamil

mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal ini

disebabkan oleh estrogen atau HCG (Nirmala, 2011: 78).

c) Pingsan Pada wanita hamil, terjadi pengenceran darah

akibat proses kehamilan. Jika salah satu organ tubuh,

misalnya otak mengalami kekurangan oksigen, hal

tersebut dapat menyebabkan terjadi pingsan

(Sulistyawati, 2012: 85).

d) Sering berkemih Desakan rahim ke depan menyebabkan

kandung kemih cepat terasa penuh dan sering berkemih.

Frekuensi terjadi pada triwulan pertama akibat desakan

uterus. Pada triwulan kedua desakan ini berkurang karena

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada

trimester 3 gejala ini timbul kembali karena kepala janin

mulai masuk rongga panggul dan menekan kembali

kandung kemih (Yulifah, 2011).


13

e) Sembelit/ konstipasi Sembelit pada ibu hamil disebabkan

oleh hormon steroid yang meningkat sehingga

menyebabkan kerja usus menjadi lambat (Saifudin,

2004).

f) Pigmentasi kulit Pigmentasi kulit pada wajah, payudara,

perut, paha, dan ketiak biasanya bertambah. Hal ini

disebabkan karena pengaruh hormon dalam kehamilan. g)

Epulsi Gusi dan mukosa menjadi mudah berdarah, sering

terjadi pada triwulan pertama (Kusmiyati, 2008).

g) Varises Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron

terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi

yang mempunyai bakat. Sering terjadi pada trimester

pertama dan hilang setelah persalinan ( Nirmala, 2011).

2) Tanda Mungkin Hamil Tanda mungkin hamil merupakan

tanda untuk menetapkan kehamilan. Tanda-tanda yang

memungkinkan seorang wanita hamil menurut Astuti (2010)

sebagai berikut:

a) Perut membesar Perut membesar sangat identik

dengan ibu hamil. Namun, tidak semua perut

membesar merupakan akibat kehamilan, mungkin saja

akibat faktor kegemukan atau terdapat penyakit

abdomen, misalnya tumor atau adanya cairan di

rongga perut (Saifudin, 2014).


14

b) Uterus membesar Dengan kehamilan yang sehat,

uterus pun akan membesar sedikit demi sedikit sesuai

dengan usia kehamilan. Namun, pembesaran uterus

dapat juga terjadi akibat suatu penyakit, misalnya

miom, kista atau kanker (Yulifah, 2011).

c) Tanda hegar Melunaknya segmen bawah rahim yang

mempunyai kesan lebih tipis dapat diketahui dengan

pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada

minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8

(Sujiyatini, 2008).

d) Tanda chadwik Terjadi perubahan warna pada porsio,

pada awalnya berwarna merah muda, menjadi kebiru-

biruan. Selaput lendir dan vagina pun berwana

keungu-unguan.

e) Tanda piscasek Uterus membesar ke salah satu

jurusan sehingga menonjol jelas ke jurusan

pembesaran tersebut (Prawirohardjo, 2007).

f) Braxton-hicks Ibu hamil dapat merasakan kontraksi

yang timbul sesekali, tepatnya berada di bagian perut

bawah.

g) Teraba ballotement Ballotement adalah pantulan saat

rahim digoyangkan. Memeriksa kontraksi ini


15

dilakukan dengan cara memegang bagian rahim yang

mengeras sambil sedikit digoyangkan (Yulifah, 2011:).

3) Tanda Pasti Hamil Indikator pasti hamil adalah penemuan-

penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak

dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain. Menurut

Kusmiyati (2008) tanda pasti hamil yaitu:

a) Gerakan janin yang dilihat dan dirasakan. Gerakan

janin bisa dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.

b) Denyut jantung janin terlihat dan terdengar dengan

bantuan alat. Djj dapat didengarkan pada umur

kehamilan 17-18 minggu dengan steteskop laenec,

pada orang gemuk lebih lambat. Sementara

menggunakan doppler sekitar minggu ke-12.

c) USG untuk melihat kondisi janin di dalam

kandungan. Diagnosis Banding Kehamilan Suatu

kehamilan perlu dibedakan dalam keadaan/ penyakit

yang dalam pemeriksaan meragukan. Pembesaran

prempuan tidak selamanya menunjukkan adanya

kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis

banding. Diagnosis banding kehamilan menurut

Sulistyawati (2012) meliputi:


16

(1) Kehamilan palsu. Dijumpai tanda dugaan

hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat dan tes

bilogis tidak menunjukkan kehamilan.

(2) Kistoma ovari. Pembesaran perut, tetapi tidak

disertai tanda hamil, datang bulan terus

berlangsung, lamanya pembesaran perut dapat

melampaui usia kehamilan, pemeriksaan tes

biologis kehamilan dengan hasil negatif.

(3) Mioma uteri. Terdapat pembesaran rahim,

tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk

pembesaran tidak merata, perdarahan banyak

saat menstruasi.

(4) Retensi urine ( bendungan kantong kemih).

Pembesaran perut bisa disebabkan karena

kandung kemih penuh, hal ini bisa diatasi

dengan katerisasi.

(5) Hematometra Hematometra ditandai dengan

terlambat datang bulan yang dapat melampaui

usia kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan,

terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda

pemeriksaan hamil negatif (Nirmala, 2010).

Maka dapat disimpulkan bahwa tanda dan gejala kehamilan adalah

tidak mengalami mestruasi, mual muntah, adanya perubanhan berat badan


17

dan lain-lain. Namun untuk memastikan seseorang hamil tau tidak maka

dapat melakukan pemeriksaan kehamilan misalnya saja USG.

B. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Kehamilan

1. Definisi KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan

pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Abraham.,

2015).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang

memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan

perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan

Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

2. Tanda dan Gejala KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala

yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar

Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Alza, 2015).

3. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)

a. Pengertian LILA Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran

antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu

hamil dan untuk mengetahui risiko KEK 8 atau gizi kurang.

Kategori KEK adalah LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian

merah pita LILA (Azizah, 2017).


18

b. Tujuan pengukuran LILA

1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu

hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang

mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan

tujuan meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK

5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang

menderita KEK (Azizah,2017).

c. Ambang batas Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS

dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran

LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya

wanita tersebut mempunyai risiko KEK (Ardiyanti,2018).

d. Cara mengukur LILA Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-

urutan yang telah ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita

LILA dan ditandai dengan sentimeter. Terdapat 7 urutan

pengukuran LILA yaitu:

1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah

pertengahan lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam

keadaan tidak tertutup kain/pakaian.


19

2) Letakkan pita antara bahu dan siku.

3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.

5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.

6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.

7) Catat hasil pengukuran LILA (Azizah, 2017).

4. Pengaruh KEK terhadap Kehamilan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan

dapat berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.

a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara

lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara

normal dan terkena penyakit infeksi.

b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.

c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Syukur,2016

5. Faktor-faktor penyebab KEK

a. Umur ibu Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil

adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil

yang berusia kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko

KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda,

tidak 10 hanya meningkatkan risiko KEK namun juga


20

berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya

(Syukur,2016).

b. Pendidikan Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat

mempengaruhi terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan

karena faktor pendidikan dapat menentukan mudah tidaknya

seseorang untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi

yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah suatu

faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status

kesehatan dan gizi (Abraham,2015).

c. Status ekonomi Faktor yang berperan dalam menentukan

status kesehatan seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi,

dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga yang

memiliki pendapatan kurang, berpengaruh terhadap daya beli

keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk membeli

bahan makanan antara 11 lain tergantung pada besar kecilnya

pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta

tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan

(Abrahan,2015).
BAB III

TINJAUAN KASUSU

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N DENGAN KEKURANGAN ENERGI


KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS ALUE BILIE

1. Pengkajian data awal

Hari/ tanggal : 11 Agustus 2021

Tempat : Pukesmas Alue Bilie

Pukul : 10.00 wib

IDENTITAS / BOIDATA

Nama ibu :Ny. Nanda Nama Suami : Tn.Imam Hafiz

Umur : 34 tahun Umur : 36 tahun

Suku bangsa : Aceh Suku bangsa : Aceh

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Alue Bilie Alamat : Alue Bilie

DATA SUBJEKTIF

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil kurang lebih 7 bulan, mengeluh kurang nafsu

makan karna mencium aroma yang membuatnya tidak nafsu sejak 1 bulan

terakhir HTHP 28 Febuari2020.

2. Riwayat keluhan utama

Ibu merasakan kurang nafsu makan

21
22

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit apapun, dan ibu tidak pernah

minum alkohol ataupu merokok

4. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 12 Tahun

b. Siklus : 28 Hari

c. Banyaknya : 2 Kali ganti pembalut

d. Dismenorhea : Nyeri Abdomen

e. Teratur/ Tidak : Teratur

f. Lamanya : 7 Hari

g. Konsistensi darah : cair disertai gumpalan

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu G3 P2 A0

a. Riwayat hamil lalu

1) Anak pertamam lahir 2014 (JK perempuan, BBL 2700gr,

persalinan normal di tolong bidan, ASI ekslusif)

2) Anak kedua kahir 2017 (JK perempuan, BBL 2600gr, persalinan

normal, ditolong bidan

3) Hamil sekarang

b. Pernah keguguran :-

c. Pernah dikuret :-

d. Jarak antara kehamilan : 4 tahun

e. Persalinan yang lalu dibantu oleh : -

f. Tempat persalinan : Bidan


23

g. Jenis Persalinan :-

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Hamil ke             :  3

b. Usia kehamilan  :  ± 7 bulan

c. Gerak janin         :  10 x/hari

d. Periksa hamil di :  Pukesmas dan BPS

e. TM I       :  Berapa kali        :  1 kali

Keluhan        : Pusing dan Mual

Terapi          :  Konseling dan asam folat

f. TM II     :  Berapa kali        :  2

Keluhan        :  pusing dan lemas

Terapi          :  Fe

g. TM III    :  Berapa kali        :  1

h. Imunisasi TT  : Lengkap

i. Obat/jamu/rokok :  Tidak pernah

KIE yang pernah didapat selama hamil, yaitu :

Makan makanan yang bergizi, banyak makan sayur dan buah,

istirahatyang cukup. Serta menjaga personal hygiene.

7. Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah meggunakan KB pil sebelumnya.

8. Keluhan yang dirasakan

a. Rasa lelah : Ada

b. Mual muntah : tidak


24

c. Tidak napsu makan : Ada

d. Nyeri perut : Ada

e. Panas menggigil : Tidak ada

f. Sakit kepala berat : Tidak ada

g. Penglihatan kabur : Tidak ada

h. Rasa nyeri / panas waktu BAK : Tidak ada

i. Rasa gatal pada vulva vagina : Tidak ada

j. Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada

k. Nyeri kemerahan tegang pada tungkai :Tidak ada

l. Oedema : Tidak ada

9. Riwayat Penyakit yang pernah atau sedang diderita

a. Jantung : Tidak ada

b. Hipertensi : Tidak ada

c. Hepar : Tidak ada

d. Anemia : Tidak ada

e. DM : Tidak ada

f. HIV / AIDS : Tidak ada

g. Campak : Tidak ada

h. Malaria : Tidak ada

i. TBC : Tidak ada

j. Gangguan mental : Tidak ada

k. Operasi : Tidak ada


25

10. Riwayat kesehatan keluarga.

a. DM : Tidak ada

b. Jantung : Tidak ada

c. Hipertensi : Tidak ada

11. Riwayat Menikah

Ibu mengatakan menikah 1 kali, pertama kali menikah usia 24 tahun lama

perkawinan 8 tahun.

12. Pola kebiasaan sehari-hari :

a. Pola Nutrisi :

Sebelum hamil : Makan 2-3x / hari (nasi, lauk, sayur-sayuran) porsi

sedang , minum air putih 6-8 gelas/hari.

Selama hamil : Makan 1-2x / hari porsi sedang, (nasi, lauk-pauk,

sayur sayuran,) minum air putih  + 8 – 9 gelas/hari,

b. Pola Eliminasi :

Sebelum hamil : BAB :  1x / hari, tidak ada keluhan

BAK   :  +3 – 4x / hari, tidak ada keluhan

Selama hamil : BAB    :  + 1 x / hari, tidak ada keluhan

BAK   :  +5 – 6 x/hari atau lebih sering dari

biasanya

c. Pola Aktifitas

Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti

menyapu, mencuci, mengepel, dll


26

Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh suami

dan orang tuanya seperti menyapu, mencuci,

mengepel, dll

d. Pola Istirahat

Sebelum hamil : ibu jarang tidur siang

Malam : + 8-9 jam /hari dan biasanya dari jam 21.00 WIB –

05.30 WIB

Selama hamil : ibu tidur siang ± 1-2 jam/hari

Malam : + 8-9 jam / hari dan biasanya dari jam 21.30 WIB –

05.30 WIB

e. Pola personal hygine

Sebelum hamil  : mandi 2x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian

luar dan dalam 2x/hari

Selama hamil : mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/ hari, keramas

3x/minggu, ganti pakaian luar dan dalam 3x/hari

f. Pola seksual

Sebelum hamil :+ 2 x / minggu dan kadang-kadang tidak tentu

Selama hamil  : + 1 x / mingggu dan kadang-kadang tidak tentu

g. Prilaku kesehatan

Positif : Ibu mengatakan, ibu dan keluarga selalu berobat

ketenaga medis apabila sakit

Negatif      : Ibu mengatakan tidak pernah merokok, meminum

alkohol dan tidak mengkonsumsi jamu


27

h. Keadaan psikososial

Ibu dan keluarga mengatakan merasa senang dengan kehamilan ini dan

ibu akan menerima / bersyukur apapun jenis kelamin anak nantinya,

Ibu mengatakan hubungan dengan suami, keluarga dan masyarakat

serta tenaga kesehatan baik.

DATA OBJEKTIF

K / U ibu : Baik

Tekanan Darah : 100/ 70 MmHg

Nadi : 80 x/ m

Pernafasan : 20 x/m

Temperatur : 37 ℃

BB sebelum hamil : 55 kg

BB saat hamil : 58 kg

TB : 155 CM

LILA : 22 cm

TTP : 5 Oktober 2021

1. Pemeriksaan fisik

a. Rambut : Bersih, tidak berketombe

b. Telinga : Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tympani

c. Mata : Simetris

Konjungtiva : pucat

Sclera : Tidak ikterik

d. Wajah : Tidak ada oedema, namun Nampak pucat


28

e. Hidung : Bersih, tidak ada polip

f. Mulut : Bersih, gusi tidak bengkak, caries tidak ada

g. Leher

Kelenjar tyroid : Tidak bengkak

Vena jugularis : Tidak membesar

h. Dada

Payudara : Simetris

Papilla : Menonjol

Areola : Menghitam

i. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi

Palpasi

Leopold I : setinggi pusat (23 cm)

Leopold II : Teraba punggung bagian kanan (Puka)

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba keras, bulat melenting

(Kepala)

Leopold IV : Tidak dilakukan

j. Auskultasi

DJJ : 142x/m

TBJ : 1.705 gram

k. Genetalia : Tidak ada keputihan

l. Perkusi

Reflek patella kanan : Positif

Reflek patella kiri : Positif


29

m. Ekstremitas bawah : Kaki tidak ada oedema

Analisa Masalah

1. Diagnosa Kebidanan : Ny. N G3P2A0 UK 25 minggu Janin Tunggal

Hidup Intra Uteri dengan Kekurangan Energi Kronis.

2. Masalah :Kurang Nafsu Makan

3. Kebutuhan : KIE

PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang kurang

nafsu makan ini biasa disebabkan perubahan hormone dan mood selama

kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu maka dianjurkan

untuk makan sedikit tapi sering.

“Ibu mengerti penjelasan dan akan mengikuti sesuai anjuran”

2. Memberikan KIE kepada ibu tentang risiko tinggi kehamilan dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat

kekurangan zat gizi, nafsu makan berkurang,lingkar lengan atas pada usia

subur kurang dari 23,5cm Lila ibu yaitu 22 cm, Akibat bila ibu hamil

kekurangan energi kronik yaitu terjadi perdarahan, anemia, pengaruh

waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu

keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir

rendah.

“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan”.


30

3. Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan pola makanan dari

sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari.

Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan

daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan

sayursayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah

sedikit menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu untuk

tetap mengkonsumsi pemberian bantuan dari petugas Kesehatan berupa

biskuit ibu hamil, dan tetap meminum susu ibu hamil 2 kali sehari. “Ibu

bersedia untuk memakan makanan bergizi yang dianjurkan petugas

kesehatan”.

4. Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari mengangkat

beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat di siang hari

1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.Posisi tidur yang dianjurkan

untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat

mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu

memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan

janin. Dan ketika bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru bangun

biar ibu tidak merasa pusing.

“ Ibu bersedia mengikuti saran yang di berikan”

5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah

genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau

basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.


31

“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan ”

6. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi yang mengandung

karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung protein

seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buahbuahan dan juga

susu ibu hamil untuk menambah keutuhan nutrisi ibu dan janin.

“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan “

7. Beritahu ibu tanda bahaya pada kehamilan sesuai usia kehamilan seperti:

a. Keluar darah pervaginam (Beberapa wanita menemukan bercak darah

pada celana dalamnya selama kehamilan mereka, dan kondisi ini selalu

menjadi perhatian serius. Pada trimester kedua dan ketiga, perdarahan

berhubungan dengan persalinan prematur dan komplikasi plasenta,

seperti plasenta previa atau abrupsio plasenta)

b. Sakit kepala yang hebat (Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini

Akibat kontraksi otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta

keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap perubahan

okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah)

c. Penglihatan kabur (Penglihatan kabur umum terjadi pada mereka yang

mengalami tekanan darah rendah terutama selama 6 bulan pertama

kehamilan. Penglihatan kabur juga bisa merupakan tanda preeklamsia.

Kondisi yang berbahaya untuk janin, mengingat preeklampsia berat

dapat membatasi aliran darah ke plasenta sehingga nutrisi bagi janin

tidak akan tercukupi meski ibu telah makan-makanan yang bergizi)


32

d. Bengkak di wajah, tangan, kaki(Penekanan pembesaran uterus pada

pembuluh vena mengakibatkan darah balik dari bagian bawah tubuh

terhambat, sehingga menyebabkan kaki, tungkai bawah, tangan dan

wajah menjadi edema. Dianjurkan untuk banyak minum,

mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan meninggikan kaki

pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengakakan terjadi dengan

disertai pusing kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati, mata

berkunangkunang mungkin merupakan tanda pre-eklampsia dan

eklampsia bila kejang, ibu segera ke tenaga kesehatan terdekat)

e. Keluar cairan pevaginam (Jika celana ibu terus-menerus basah atau

jika ibu merasa ada cairan yang keluar deras dari kemaluan, itu bisa

berarti ketuban janin pecah sebelum waktunya. Selain sebagai tanda 80

semakin dekatnya proses persalinan, hal ini juga bisa menjadi salah

satu tanda bahaya kehamilan terutama jika usia kehamilan ibu masih

dalam trimester pertama atau kedua)

f. Gerakan janin tidak terasa/ gerakan janin berkurang (Jika ibu merasa

bahwa janin tidak lagi bergerak atau gerakannya tak lagi seperti

biasanya, berhentilah melakukan aktivitas dan luangkan waktu

sebentar untuk memperhatikan apa yang terjadi pada janin. Ada besar

kemungkinan janin terhenti pertumbuhannya karena kurangnya asupan

nutrisi akibat peredaran darah ke plasenta terhambat)

g. Nyeri perut yang hebat (Jika ibu mengalami nyeri berulang pada

sekitar area perut dan dada dengan rasa yang sangat menyakitkan, bisa
33

jadi ibu mengalami placental abruption. Kondisi ini dapat

menyebabkan terhentinya pertumbuhan janin. Nyeri berulang di perut

dan dada sebagai tanda placental abruption mirip dengan rasa yang

terjadi ketika Anda mengalami menstruasi. Kram, rasa sakit yang

tajam, serta dada yang sesak adalah masalah serius yang perlu

mendapat penanganan ekstra dari dokter kehamilan) apabila terjadi

salah satu tanda tersebut diatas segera ke puskesmas, rumah sakit,

dokter dan bidan. “ibu mengerti dan akan melaksanakan sesuai

anjuran”

8. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu : - perut mulas secara

teratur - mulasnya sering dan lama - keluar lender bercampur darah dari

jalan lahir 81 Apabila ibu mengalami tanda-tanda diatas, segera datang

ketempat tenaga kesehatan terdekat dengan di damping suamidankeluarga.

“ Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan ”

9. Merencanakan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi), serta melakukan kunjungan rumah 3 hari lagi.


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bidan berperan sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk

memberikan asuhan kepaa ibu. Selain iu bidan juga bertugas melakukan

diteksi dini pada ibu baik padamasa kehamilan, persalinan dan lain-lain,

sehingga dapat memberikaan penanganan sengera jika didapatkan komplikasi

yang terjadi pada ibu. Hal ini dilakukan untuk keselamatan ibu dan bayi.

B. SARAN

Permasalahan kesehatan ibu dan anak yang ditangani oleh bidan

menggunakan metode dan pendekatan manajemen kebidanan. Sesuai dengan

lingkup dan tanggung jawab bidan, maka sasaran manajemen kebidanan

ditujukan baik kepada individu ibu dan anak, keluarga maupun kelompok

masyarakat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, S., Gebremeskel, M., & Ashenafi, S., 2015. Magnitude of chronic
energy deficiency and its associated factors among women of
reproductive age in the kunama population, Tigray, Ethiopia, in 2014.
BMC
Alza,Y., 2015. Hubungan asupan energi dan paritas terhadap risiko kek pada ibu
hamil di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Jurnal Proteksi
Kesehatan, 4(1), hlm 59-68.
Ardianti, NP., Suantara, IM., Mataram, IK., 2018. Pola konsumsi zat gizi dan
penyakit infeksi kaitannya dengan kejadian kek pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Selat Kabupaten Karangasem. Jurnal of
Nutritional Science, 7(3).
Azizah, A., & Adriani, M. 2017. Tingkat kecukupan energi protein pada ibu hamil
trimester pertama dan kejadian kekurangan energi kronis. Media Gizi
Indonesia, 12(1), hlm.21-26.

Helena, 2013. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil trimester Pertama dan Pola
Makan dalam pemenuhan Gizi. www. Repository.usu.ac.id. diakes
Tanggal 12 Agustus 2021 Jam 15.00.
Hartati, Diah. 2011. Buku Serba Tahu Kehamilan Persalinan Dan Perawatan
Bayi. Yogyakarta. Citra Media

Kemenkes RI 2018. Kejadian KEK pada ibu hamil : ANGKA KEK . Jakarta:
Kementrian Kesehatan.

Simbolon,D.,dkk.2018. Modul Edukasi Gizi Pencegahan dan Penanggulangan


Kurang Energi Kronik (KEK) dan Anemia Pada ibu Hamil.
Yogyakarta : Deepublish
Sulistyoningsih, Hariyani. 2012. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Yogyakarta. Graha Ilmu
Syukur, NA. 2016. Faktor-faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil di
Puskesmas Sidomulyo kota samarinda. Mahakam Midwifery Journal,
1(1), hlm. 38-45.

WHO. 2015. Angka KEK pada ibu hamil. Diakses tanggal 11 Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai